Anda di halaman 1dari 2

Persahabatan Kendil dan Gundul

I. IDENTITAS CERPEN
Judul Cerpen: Joko Kendil dan Si Gundul
Penulis: Yosep Rustandi
Penerbit: Mizan Media Utama
Tahun Terbit: 2009
Jumlah Halaman: 6 Halaman
II. RINGKASAN CERITA
Bermula dari seorang anak yang bernama Joko Kendil yang badannya berbentuk bulat
dan pendek seperti kendi. Joko Kendil hidup bersama ibunya yang sederhana dan berjualan di
pasar. Walaupun sering diejek oleh masyarakat sekitar Joko Kendil tidak pernah berkecil hati,
dia tetap ringan tangan membantu penduduk di pasar. Tubuh Joko Kendil yang bulat
menyebabkan tidak ada seorangpun yang mau berteman dengannya. sehari-hari Joko Kendil
hanya berdua saja dengan ibunya melakukan kegiatan sehari-hari.
Suatu hari dikampung tersebut kedatangan lagi sebuah warga baru yang tidak jauh
berbeda dengan keluarga Joko Kendil. Mereka adalah keluarga sederhana dan memiliki seorang
anak lelaki yang kurus tinggi serta kepalanya yang gundul dan mengkilap yang dapat
memantulkan sinar matahari. Karena kepalanya yang gundul maka dia diberi nama si Gundul.
Sama seperti Joko Kendil, si Gundul juga tidak memiliki seorang teman. Dia sering diejek oleh
masyarakat, hal ini menyebabkan si Gundul menjadi rendah diri dan tersisih. Joko Kendil dan si
Gundul bertemu, bukannya saling mengejek, mereka berdua sangat akrab dan menghargai satu
sama lain. Mereka tampak selalu bermain bersama setiap hari.
Si Gundul ternyata memiliki keahlian memanah yang sangat handal. Joko Kendil
diajarkan memanah dengan cara yang baik oleh si Gundul, dalam waktu singkat saja Joko Kendil
sudah semakin mahir memanah, sasarannya senantiasa tepat walaupun dalam jarak yang jauh.
Suatu hari, Joko Kendil mendengar berita bahwa seorang raja sedang mencari meenantu
untuk ketiga putrinya. Lalu, Joko Kendil berniat meminang salah satu putri raja tersebut. Namun,
ibunya ragu, takut dicemooh oleh Sang Raja dan putrinya. Warga sekitar juga mencemooh Joko
Kendil begitu mendengar berita tersebut. Untuk memantapkan keputusan, ia akan bertanya
kepada sahabatnya, Si Gundul.berkata “Aku yakin kau berhasil. Yang penting kebaikan dan
ketulusan hati, bukan bentuk tubuh. Nih, bawalah busur ini untuk berjaga-jaga,”
Beberapa jam kemudian, sampailah ia dan ibunya di keraton. Ia diterima dengan ramah
oleh Sang Raja. Sang Raja lalu memanggil ketiga putrinya. Begitu melihat Joko Kendil, putri
sulung dan kedua langsung menolak. Namun, putri bungsu malah menerima lamaran Joko
Kendil. Sebenarnya Sang Raja agak keberatan, akhirnya ia menerima pinangan tersebut.
Sang Putri menangis dan berlari ke kamar sebab kakak-kakaknya mencibirinya karena
telah menikahi Joko Kendil, ia membanting sebuah guci yang berada didekatnya. Tiba-tiba,
muncul dihadapannya pemuda tampan. “Sang Putri, sesungguhnya aku adalah Joko Kendil,
suamimu. Kini, guci itu telah kau pecahkan, sehingga aku tak dapat berubah kembali menjadi
wujudku sebagai Joko Kendil yang dulu, yang bulat dan pendek. Apakah kau tetap mau
menerimaku dengan wujud seperti ini?” Sang Putri sungguh bahagia. Ia tentu mau menerima
Joko Kendil dalam wujud tampan seperti itu. Lalu, ia memberitahukan kepada ayahnya bahwa
pemuda tampan ini adalah Joko Kendil.
Walaupun wujudnya telah menjadi tampan, ia tak melupakan sahabat lamanya. Ia
mencoba pulang ke kampungnya dulu, menemui Si Gundul. Ia menunjukkan busur kesayangan
sahabatnya yang diberikan kepadanya dulu sebagai bukti bahwa ia adalah Joko Kendil. Lalu, ia
mengajak Si Gundul untuk ikut tinggal di istana. “Sahabatku, apakah kau tidak malu memounyai
sahabat sepertiku? Kau bukanlah Joko Kendil yang dulu. Kau telah menjadi pemuda yang
tampan dan gagah. Sedangkan aku tetaplah Si Gundul yang gundul dan kurus,”
“Bukankah kau juga pernah menasihatiku, bahwa bentuk tubuh tidak bernilai. Yang
penting adalah kepribadianmu. Tentu saja aku tidak malu,” Akhirnya Si Gundul mau diajak
tinggal di istana. Ia dijadikan pelatih memanah bagi prajurit kerajaan. Mereka tetap hidup rukun
dan saling menyayangi satu sama lain.
III. KEPENGARANGAN
Yosep Rustandi merupakan penulis cerita. Tulisannya berupa cerpen, puisi, dan novel.
Salah satunya adalah cerita yang berjudul Payung – Payung Impian. Cerita ini mengisahkan
tentang Kinan yang ayahnya sudah meninggal dan ibunya yang berjualan payung. Kinan hobi
menggambar dan suatu saat ia punya ide untuk menggambar paying-payung ibunya dan ternyata
banyak disukai pelanggan dan karyanya banyak terjual. Cerita tersebut juga berkaitan dengan
cerita Si Kamus yang selalu mengamalkan ilmu pengetahuannya.
IV. PENILAIAN CERITA
Cerita ini sangat menarik dan sangat mudah untuk dimengerti oleh anak-anak. Pengarang
menitikberatkan gambaran dan bahasa sastra lama, kebahasaan yang sangat dijiwai pengarang
membuat para pembaca kagum. Dan membuat para pembaca lebih terinpirasi. Terutama pada
diakhir-akhir alinea, mulai terlihat ciri pengarang yang menggambarkan cerita dapat berakhir
dengan hal apapun, tak harus sedih atau pun senang. Tetapi sayang, Gambar yang disajikan
terlalu sedikit sehingga anak anak kian kurang menyukai dan menikmati saat membaca cerpen
ini..
V. REKOMENDASI
Seharusnya ilustrasi dan gambar-gambar yang diberikan diperbanyak lagi, cerpen ini
sangat bagus bagi orang tua yang mencari cerita penantar tidur untuk anaknya. Saya sangat
menyukai karya dari Yosep Rustandi ini. Karyanya berkualitas dan mendidik. Untuk
keseluruhan, kesan yang saya dapat sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai