Anda di halaman 1dari 58

MISSIO KKI No.

60/XXV/April 2021 1
SAPAAN DIRNAS

Sahabat misioner terkasih, memandang dan meneladan Santo Yosep dalam


peziarahan panggilan kita.
Kita berjumpa lagi di
MISSIO edisi Hari Doa Santo Yosep: impian panggilan. Itulah
Panggilan Sedunia ke-58. judul Pesan Paus untuk Hari Doa Panggilan
Sedunia ke-58. Bercermin pada Santo Yosep, Paus
Beberapa waktu
Fransiskus menunjukkan tiga kata kunci bagi
yang lalu, tepatnya pada
penghayatan hidup panggilan. Ketiganya adalah
26 Maret 2021, para Imam
mimpi, melayani, dan setia. Dengan mimpi, ingin
Diosesan yang tergabung
disampaikan bahwa Allah menyatakan kehendak-
dalam Unio Indonesia
Nya dengan kelembutan. Ia tidak membanjiri kita
menyelenggarakan ongoing formation secara
dengan berbagai penglihatan yang memesona,
virtual dengan topik “Kewarasan Mental dalam
melainkan dengan berbisik dalam lubuk hati, dan
Reksa Pastoral”. Fokusnya adalah penyadaran
berbicara melalui akal budi dan rasa. Oleh karena
diri dan optimalisasi pelayanan pastoral di masa
itu, bagi setiap panggilan dibutuhkan “telinga
pandemi. Perjalanan hidup imam dan religius
batin” yang peka mengenali suara Tuhan. Melalui
adalah perjalanan panggilan Allah. Kehadiran
“mimpi” pula, panggilan Tuhan selalu mendesak
dan karya imam dan pelaku hidup bakti terkait
kita untuk berani mengambil langkah pertama,
erat dengan peziarahan bersama umat untuk
untuk memberikan diri, dan terus melangkah
memaknai hidup sehari-hari. Di satu sisi, sebagai
maju. Keberanian ini ditemukan saat kita
orang terpanggil, seorang imam dan pelaku
menyandarkan diri pada rahmat Allah seperti
hidup bakti yakin akan penyertaan Allah. Di sisi
Santo Yosep.
lain, sebagai manusia biasa, ia mengalami suka-
duka dan pergulatan hidup manusiawi yang Kata kunci kedua adalah melayani.
rapuh. Ada kalanya ia segar bugar dan cerah Melayani menjadi ungkapan nyata pemberian diri.
bersemangat. Namun, di saat tertentu Bagi setiap panggilan, melayani merupakan
menghadapi situasi-situasi sulit yang pedoman hidup harian. Melayani menjadi sikap
membuatnya terseok dan terpuruk. Termasuk dasar yang menunjukkan kesiapsiagaan
saat pandemi Covid-19 ini. Pandemi membawa menyambut hidup yang sering tidak terduga,
semua orang terjepit. Oleh karena itu, menerima perutusan yang kadang tidak sejalan
dibutuhkan doa bagi para imam dan pelaku dengan rencana dan keinginan kita.
hidup bakti dalam pelayanan pastoral.
Kata kunci yang ketiga adalah setia.
Hari Doa Panggilan Sedunia ke-58 yang Kesetiaan ditunjukkan dengan ketulusan hati,
sedang kita rayakan ini menjadi saat tepat untuk tidak grusa-grusu dalam bertindak, tidak gegabah.
secara khusus berdoa bagi para imam dan Keberhasilan pelayanan pastoral terbangun di
pelaku hidup bakti. Semoga Tuhan atas kesetiaan dan kerendahan hati. Setiap
menganugerahkan rahmat kesetiaan, kesehatan, panggilan menjadi matang hanya melalui
kegembiraan, dan ketekunan dalam pelayanan kesetiaan dan kegembiraan hidup sehari-hari.
pastoral khususnya di saat pandemi ini. Kita
Sahabat misioner terkasih,
berdoa pula mohon tumbuh berkembangnya
panggilan dalam diri orang muda. Semoga Pada hari Minggu Doa Panggilan Sedunia ke-58 ini,
semakin banyak orang muda berani marilah kita mohon rahmat Allah, seperti Santo
mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan Yosep. Kita berdoa bagi para imam, biarawan-
dengan menjadi imam dan/atau pelaku hidup biarawati, kaum religius agar tetap setia
bakti. mengasihi Tuhan dalam pelayanan pastoral. Kita
berdoa pula bagi keluarga-keluarga Kristiani agar
Kita merayakan Hari Doa Panggilan ini
terbuka dan rela memberikan putra-putrinya
dalam peziarahan iman di Tahun Santo Yosep.
menanggapi panggilan Tuhan dalam hidup
Kita diajak bersyukur dan berdoa bagi panggilan
imamat dan hidup bakti dengan gembira.
imam dan hidup bakti secara khusus dengan
menempatkan Santo Yosep sebagai figur sentral. Selamat merayakan Hari Doa Panggilan
Bapa Suci Paus Fransiskus mengundang kita Sedunia ke-58. Selamat menikmati sajian majalah

2 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


MISSIO. Semoga majalah MISSIO ini boleh Semoga Santo Yosep, pelindung panggilan,
menjadi sarana bagi kita untuk mengembangkan senantiasa mendoakan dan menyertai kita dengan
inspirasi panggilan dalam diri semakin banyak kelembutan hati kebapaannya. Tuhan
orang. Akhirnya, kami ucapkan SELAMAT memberkati. Alleluia, alleluia, alleluia !!!
PASKAH dan SELAMAT HARI DOA PANGGILAN
SEDUNIA 2021.

Salam misioner,

Rm. M. Nur Widi, Pr


Dirnas KKI

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 3


Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus
Untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke-58
25 April 2021

Santo Yosep: Impian Panggilan

Saudari-saudara terkasih, datang menjumpai kita dengan caranya yang


lembut, sebagai salah seorang kudus di antara
“para kudus dari pintu sebelah”. Pada saat yang
pada 8 Desember yang lalu, peringatan seratus sama, kesaksiannya yang kuat dapat
lima puluh tahun pemakluman Santo Yosep membimbing perjalanan hidup kita.
sebagai Pelindung Gereja Universal, menandai Santo Yosep memberikan tiga kata kunci
permulaan Tahun St. Yosep (bdk. Dekrit Lembaga bagi setiap panggilan. Yang pertama adalah
Penitensiaria Apostolik, 8 Desember 2020). Dari mimpi. Setiap orang bermimpi menemukan
pihak saya, saya menulis Surat Apostolik “Patris kepenuhan hidup. Kita sudah sepantasnya
Corde”, yang bertujuan untuk “meningkatkan memupuk harapan-harapan besar, cita-cita luhur
cinta kita kepada santo agung ini.” Santo Yosep yang tidak dapat dipenuhi oleh tujuan-tujuan
adalah figur luar biasa, sekaligus merupakan sementara seperti kesuksesan, uang dan hiburan.
tokoh yang “sangat dekat dengan pengalaman Jika kita meminta orang menyebutkan dalam satu
manusiawi kita.” Dia tidak melakukan hal-hal kata impian hidup mereka, tidaklah sulit
yang mencengangkan, dia tidak memiliki karisma membayangkan jawabannya: “untuk dicintai”.
khusus, atau juga dia tidak tampak istimewa di Cinta itulah yang memberi makna pada hidup,
mata orang-orang yang berjumpa dengannya. Dia karena cinta menyingkapkan misteri hidup.
tidak terkenal atau tidak banyak tercatat: bahkan Memang, kita hanya memiliki hidup jika kita
Injil tidak menyampaikan satu pun kata yang memberikannya; kita sungguh-sungguh
keluar dari Santo Yosep. Meski demikian, melalui memilikinya hanya jika kita dengan murah hati
hidup kesehariannya, Santo Yosep mencapai membagikannya. Santo Yosep memiliki banyak
sesuatu yang luar biasa di mata Tuhan. hal untuk mengatakan pada kita dalam hal ini,
Allah melihat hati (bdk. 1 Sam. 16:7), dan karena, melalui mimpi yang Tuhan bisikkan
dalam diri Santo Yosep, Ia mengenali hati seorang padanya, dia menjadikan hidupnya sebagai
bapa, mampu memberi dan membuahkan sebuah anugerah.
kehidupan di tengah-tengah rutinitas hidup Injil menyampaikan empat mimpi (bdk.
sehari-hari. Panggilan memiliki tujuan yang sama: Mat. 1:20; 2:13.19.22). Mimpi-mimpi itu adalah
melahirkan dan membarui hidup setiap hari. panggilan dari Allah, tetapi tidak mudah untuk
Tuhan ingin membentuk hati bapa dan ibu: hati menerimanya. Setiap sesudah mimpi, Yosep
yang terbuka, mampu melakukan inisiatif- mengubah rencana-rencananya dan berani
inisiatif yang besar, murah hati dalam mengambil risiko, dengan mengorbankan
memberikan diri, berbela rasa dalam rencana-rencananya sendiri untuk mengikuti
menenteramkan kecemasan, dan teguh dalam rencana misteri Allah, yang kepada-Nya dia
memperkuat harapan. Imamat dan hidup bakti percaya sepenuhnya. Kita bisa bertanya pada diri
sangat membutuhkan kualitas-kualitas ini kita sendiri, “Mengapa begitu mempercayai
sekarang, di zaman yang ditandai dengan mimpi?” Meskipun mimpi dianggap sangat
kerapuhan tetapi juga dengan penderitaan penting pada zaman dahulu, mimpi masih
karena pandemi, yang telah melahirkan merupakan suatu hal kecil dalam menghadapi
ketidakpastian dan ketakutan akan masa depan realitas hidup nyata. Namun, Santo Yosep
dan makna hidup yang sebenarnya. Santo Yosep

4 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


membiarkan dirinya dibimbing oleh mimpinya Kata kedua menandai perjalanan dan
tanpa ragu. Mengapa? Karena hatinya tertuju panggilan Santo Yosep: melayani. Injil
kepada Allah; sudah condong terarah pada-Nya. memperlihatkan bagaimana Yosep memberikan
Sebuah indikasi kecil cukup bagi “telinga hidup sepenuhnya bagi orang lain dan tidak
batinnya” yang peka mengenali suara Tuhan. Hal pernah bagi dirinya sendiri. Umat Allah yang
ini berlaku juga bagi panggilan kita: Allah tidak kudus memanggilnya sebagai pasangan yang
ingin menyatakan diri-Nya dalam cara-cara yang paling suci, yang didasarkan pada
spektakuler, yang membelenggu kebebasan kita. kemampuannya untuk mencintai tanpa syarat.
Ia menyampaikan rencana kehendak-Nya kepada Dengan membebaskan cinta dari semua sikap
kita dengan kelembutan. Ia tidak membanjiri kita posesif, ia menjadi terbuka untuk pelayanan yang
dengan berbagai penglihatan yang memesona, lebih berbuah. Perhatian penuh kasihnya telah
namun berbisik di lubuk hati, mendekati kita dan membentang di sepanjang generasi;
berbicara melalui akal budi dan rasa. Dalam cara penjagaannya yang penuh kewaspadaan telah
ini, seperti yang Ia lakukan pada Santo Yosep, Ia menjadikannya pelindung Gereja. Sebagai
menunjukkan kepada kita cakrawala yang seorang yang tahu bagaimana mewujudkan
mendalam dan tak terduga. makna pemberian diri dalam hidup, Yosep adalah
Memang, mimpi Yosep membawanya ke juga pelindung kematian yang bahagia. Namun,
pengalaman-pengalaman yang tidak pernah ia pelayanan dan pengorbanannya hanya mungkin
bayangkan sebelumnya. Yang pertama karena ditopang oleh cinta yang luar biasa:
menjungkirbalikkan pertunangannya, tetapi “Setiap panggilan sejati lahir dari pemberian diri,
kemudian membuatnya menjadi bapa Mesias; yang merupakan buah kematangan dari
yang kedua menyebabkannya mengungsi ke pengorbanan sederhana. Imamat dan hidup bakti
Mesir, namun menyelamatkan hidup keluarganya. membutuhkan kematangan seperti itu. Di mana
Setelah mimpi ketiga, yang meramalkan suatu panggilan, apakah perkawinan, selibat atau
kepulangan ke tanah kelahirannya, mimpi keperawanan, tidak mencapai kematangan
keempat membuatnya mengubah rencananya pemberian diri, itu berhenti hanya pada logika
sekali lagi, membawanya ke Nazaret, tempat di pengorbanan. Kemudian, alih-alih menjadi tanda
mana Yesus akan memulai pewartaan-Nya keindahan dan sukacita kasih, itu justru berisiko
tentang Kerajaan Allah. Di tengah semua mengungkapkan ketidakbahagiaan, kesedihan,
pergolakan ini, dia menemukan keberanian dan frustrasi (ibid., 7).
untuk mengikuti kehendak Tuhan. Begitu pula Bagi Santo Yosep, melayani – sebagai
dalam panggilan: panggilan Tuhan selalu ungkapan nyata pemberian diri – tidak sekedar
mendesak kita untuk mengambil langkah keteladanan sempurna, tetapi menjadi aturan
pertama, untuk memberikan diri kita sendiri, hidup sehari-hari. Dia berusaha keras
terus melangkah maju. Tidak ada iman tanpa menemukan dan menyiapkan tempat bagi
risiko. Hanya dengan menyandarkan diri kita kelahiran Yesus; dia melakukan yang terbaik
sendiri pada rahmat, mengesampingkan untuk melindungi-Nya dari angkara murka
program hidup dan kenyamanan kita, kita benar- Herodes dengan segera mengungsi ke Mesir; dia
benar dapat mengatakan “ya” kepada Tuhan. Dan, cepat-cepat kembali ke Yerusalem ketika Yesus
setiap “ya” melahirkan buah karena menjadi hilang; dia menopang hidup keluarganya dengan
bagian dari rencana yang lebih besar, darinya kita bekerja, bahkan ketika berada di negeri asing.
hanya memandang detailnya, tetapi yang Singkatnya, dia menyesuaikan diri pada setiap
diketahui dan dijalankan Sang Seniman Ilahi, keadaan yang berbeda dengan sikap tanpa putus
menjadikan setiap kehidupan sebagai sebuah asa ketika hidup tidak berjalan sesuai yang
mahakarya. Dalam hal ini, Santo Yosep adalah diharapkan; dia memperlihatkan kesiapsediaan
teladan unggul penerimaan rencana Allah. yang khas bagi mereka yang hidupnya untuk
Namun, ia menerimanya dengan aktif: tidak melayani. Dengan cara inilah, Yosep menyambut
pernah enggan atau pasrah. Yosep “bukan orang perjalanan hidup yang sering terjadi tak terduga:
yang mundur dengan pasif, tetapi pelaku yang dari Nazareth ke Bethlehem untuk sensus,
berani dan kuat” (Patris Corde, 4). Semoga ia kemudian ke Mesir dan kembali ke Nazareth, dan
membantu setiap orang, khususnya orang-orang setiap tahun ke Yerusalem. Setiap saat ia siap
muda yang sedang mencari, untuk mewujudkan sedia menghadapi keadaan-keadaan baru tanpa
kehendak Tuhan bagi mereka. Semoga ia mengeluh, selalu siap mengulurkan tangannya
menginspirasi dalam diri mereka keberanian untuk membantu menyelesaikan situasi. Kita
berkata “ya” kepada Tuhan yang selalu dapat mengatakan bahwa ini adalah uluran
mengejutkan dan tidak pernah mengecewakan. tangan Bapa surgawi yang menjangkau Putra-

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 5


Nya di bumi. Yosep tidak dapat gagal menjadi Karena sebuah panggilan – seperti hidup itu
model semua panggilan, yang dipanggil menjadi sendiri – menjadi matang hanya melalui
tangan-tangan Bapa yang selalu aktif, merengkuh kesetiaan sehari-hari.
anak-anak-Nya. Bagaimana kesetiaan itu dipupuk? Dalam
Saya kemudian suka memikirkan Santo terang kesetiaan Tuhan sendiri. Kata-kata
Yosep, pelindung Yesus dan Gereja, sebagai pertama yang Santo Yosep dengarkan dalam
pelindung panggilan. Pada kenyataannya, dari mimpi adalah undangan untuk tidak takut,
kesiapsiagaan untuk melayani timbullah karena Allah selalu setia pada janji-janji-Nya:
perhatiannya untuk melindungi. Injil “Yosep, anak Daud, jangan takut” (Mat. 1:20).
menceritakan bahwa “Yosep bangun, mengambil Jangan takut: kata-kata ini Tuhan tujukan juga
anak itu dan ibunya malam itu juga” (Mat. 2:14), kepada Anda, saudariku terkasih, dan Anda,
dengan demikian mengungkapkan saudaraku terkasih, kapan pun Anda merasa
kepeduliannya yang sigap untuk kebaikan bahwa, bahkan di tengah-tengah ketidakpastian
keluarganya. Ia tidak menghabiskan waktu untuk dan keraguan, Anda tidak dapat lagi menunda
mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat ia hasrat Anda untuk memberikan hidup kepada-
kendalikan, untuk memberi perhatian penuh Nya. Ia mengulangi kata-kata ini ketika, mungkin
pada mereka yang dipercayakan pada di tengah-tengah pencobaan dan
pemeliharaannya. Perhatian yang bijaksana kesalahpahaman, Anda berusaha mengikuti
adalah tanda panggilan yang sejati, kesaksian kehendak-Nya setiap hari, di mana pun Anda
hidup yang dijamah cinta Tuhan. Kita menemukan diri Anda sendiri. Kata-kata itu
memberikan teladan hidup Kristen yang begitu adalah kata-kata yang akan Anda dengarkan
indah ketika kita menolak mengejar ambisi kembali, pada setiap langkah panggilan Anda,
pribadi atau memanjakan diri dalam berbagai saat Anda kembali kepada cinta pertama Anda.
ilusi, tetapi sebaliknya peduli pada apa yang telah Kata-kata itu merupakan refrein yang menyertai
dipercayakan Tuhan kepada kita melalui Gereja! mereka semua yang – seperti Santo Yosep –
Tuhan mencurahkan Roh-Nya dan kreativitas- mengatakan “YA” kepada Tuhan dengan hidup
Nya ke atas kita; Ia mengerjakan keajaiban dalam mereka, melalui kesetiaan setiap hari.
diri kita, seperti Ia kerjakan pada Yosep. Kesetiaan ini adalah rahasia kegembiraan.
Bersama dengan panggilan Tuhan, yang Sebuah kidung pujian dalam liturgi berbicara
membuat impian terbesar kita menjadi tentang “sukacita yang nyata” yang hadir di
kenyataan, dan tanggapan kita, yang terwujud rumah Nazareth. Itulah sukacita kesederhanaan,
dalam pelayanan murah hati dan penuh sukacita sehari-hari yang dialami oleh mereka
perhatian, ada karakteristik ketiga dari hidup yang memelihara apa yang sungguh penting:
Santo Yosep dan panggilan kita yaitu kesetiaan. intimasi dengan Tuhan dan sesama. Alangkah
Yosep adalah “orang tulus hati” (Mat. 1:19) yang baiknya jika suasana yang sama ini, sederhana
setiap hari dengan setia dalam kesunyian dan berseri-seri, tenang dan penuh harapan,
melayani Tuhan dan rencana kehendak-Nya. meresapi seminari-seminari kita, rumah-rumah
Pada saat yang sulit dalam hidupnya, ia dengan religius, biara dan pastoran! Saya berdoa supaya
penuh kehati-hatian mempertimbangkan apa Anda mengalami sukacita ini, saudari-saudara
yang sebaiknya harus dilakukan (bdk. Ayat 20). Ia terkasih yang dengan murah hati telah membuat
tidak membiarkan dirinya grusa grusu. Ia tidak Allah impian hidup Anda, melayani-Nya dalam
menyerah pada godaan untuk bertindak gegabah, diri saudari-saudara Anda melalui kesetiaan yang
yang hanya mengikuti naluri atau tindakan sesaat. menjadi kesaksian kuat pada zaman yang
Sebaliknya, ia merenungkan banyak hal dengan menawarkan pilihan-pilihan dan cita rasa fana
sabar. Ia tahu bahwa kesuksesan hidup dibangun yang membawa ketiadaan sukacita abadi.
atas kesetiaan yang teguh pada keputusan- Semoga Santo Yosep, pelindung panggilan,
keputusan penting. Hal ini tercermin dalam menyertai Anda dengan hati kebapaannya!
ketekunannya dalam menjalani pekerjaannya
sebagai tukang kayu yang rendah hati (lih. Mat.
Roma, dari Basilika St. Yohanes Lateran,
13:55), ketekunannya yang tersembunyi yang
membuatnya tidak tersiar pada masa hidupnya, Pesta Santo Yosep, 19 Maret 2021
tetapi telah menginspirasi hidup keseharian para
bapak, pekerja buruh, dan orang-orang Kristen Fransiskus
yang tak terhitung jumlahnya sejak saat itu.

6 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Paus Fransiskus Mencanangkan
Tahun Santo Yosep

Dengan Surat Apostolik “Patris corde” (“Dengan Hati Seorang Bapa”), Paus
Fransiskus memperingati 150 tahun deklarasi Santo Yosep sebagai Pelindung
Gereja Semesta oleh Beato Paus Pius IX. Untuk memperingati peristiwa tersebut,
Bapa Suci telah mencanangkan “Tahun Santo Yosep” yang dimulai pada 8
Desember 2020 hingga 8 Desember 2021.

Dalam surat Dan karena


perannya di
apostoliknya tersebut,
“persimpangan antara
Paus Fransiskus meng-
Perjanjian Lama dan
gambarkan Santo Yosep
Perjanjian Baru”, Santo
sebagai bapa yang
Yosep “selalu
pengasih, bapa yang
dihormati sebagai
lembut dan penuh kasih,
seorang bapa oleh
bapa yang patuh, bapa
umat Kristiani”. Di
yang menerima; bapa
dalam dia, “Yesus
yang secara kreatif
melihat kasih Allah
pemberani, bapa yang
yang lembut”, yang
sedang bekerja, bapa
membantu kita me-
yang menaungi dan
nerima kelemahan kita,
melindungi.
karena “melalui” dan
Bapa Suci me- terlepas dari “ketakut-
nulis “Patris corde” an kita, kerapuhan kita,
dengan latar belakang dan kelemahan kita,”
pandemi Covid-19, yang, sebagian besar
dikatakannya, telah rencana ilahi terwujud.
membantu kita melihat “Hanya kasih yang
lebih jelas pentingnya lembut yang akan
orang-orang “biasa” menyelamatkan kita
yang, meski jauh dari dari jerat sang
pusat perhatian, tetap penuduh”, tegas Paus
sabar dan menawarkan Fransiskus, dan
harapan setiap hari. Dalam hal ini, mereka dengan menjumpai belas kasih Allah khususnya
menyerupai Santo Yosep, “orang yang dalam Sakramen Rekonsiliasi kita “mengalami
kehadirannya sehari-hari tidak diperhatikan, ke- benaran dan kelembutan-Nya,” – karena
bijaksana dan tersembunyi”, yang meskipun “kita tahu bahwa kebenaran Allah tidak meng -
demikian memainkan “peran yang tak hukum kita, melainkan menyambut, merangkul,
tertandingi dalam sejarah keselamatan”. menopang dan mengampuni kita” (2).
Santo Yosep, pada kenyataannya, “secara Santo Yosep juga seorang bapa dalam
nyata mengungkapkan kebapaannya” dengan ketaatan kepada Allah : dengan ‘ya’-nya ia
mempersembahkan dirinya dalam kasih, “kasih melindungi Maria dan Yesus serta mengajarkan
yang ditempatkan untuk melayani Mesias yang Putra-Nya untuk “melakukan kehendak Bapa”.
tumbuh hingga dewasa di rumahnya”, tulis Paus Dipanggil oleh Tuhan untuk melayani perutusan
Fransiskus, mengutip pendahulunya, Santo Yesus, ia “bekerjasama… dalam misteri agung
Paulus VI. Penebusan”, seperti yang dikatakan Santo

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 7


Yohanes Paulus II, “dan benar-benar seorang orang yang miskin, membutuhkan, menderita
pelayan keselamatan” (3). atau menghadapi ajal, setiap orang asing, setiap
narapidana, setiap orang yang lemah adalah
Pada saat yang sama, Santo Yosep adalah
‘anak’ yang terus dilindungi oleh Santo Yosep”.
“Bapa yang menerima”, karena ia “menerima
Dari Santo Yosep, tulis Paus Fransiskus, “kita
Maria tanpa syarat” – sebuah isyarat penting
harus belajar … mengasihi Gereja dan orang
bahkan hingga hari ini, kata Paus Fransiskus, “di
miskin” (5).
dunia kita di mana kekerasan psikologis, verbal
dan fisik terhadap perempuan begitu nyata”. “Seorang tukang kayu yang mencari
Tetapi sang mempelai Maria tersebut juga nafkah dengan jujur untuk menafkahi
adalah orang yang, dengan percaya kepada keluarganya”, Santo Yosep juga mengajari kita
Tuhan, menerima dalam hidupnya bahkan “nilai, martabat dan kegembiraan dari apa
peristiwa-peristiwa yang tidak ia pahami, artinya makan roti yang merupakan buah dari
“mengesampingkan gagasan-gagasannya” dan kerja kerasnya sendiri”. Segi karakter Santo
mendamaikan dirinya dengan sejarahnya sendiri. Yosep ini memberi Paus Fransiskus kesempatan
untuk mengajukan permohonan yang
Jalan spiritual Santo Yosep “bukan jalan
mendukung pekerjaan, yang telah menjadi
yang menjelaskan, tetapi jalan menerima” – yang
“masalah sosial yang membara” bahkan di
tidak berarti bahwa ia “pasrah”. Sebaliknya, ia
negara-negara dengan tingkat kesejahteraan
“dengan berani dan tegas proaktif”, karena
tertentu. “Ada kebutuhan baru untuk
dengan “karunia ketabahan Roh Kudus”, dan
menghargai pentingnya pekerjaan yang
penuh harapan, ia mampu “menerima hidup apa
bermartabat, di mana Santo Yosep adalah santo
adanya, dengan segenap pertentangan, frustrasi
pelindung yang perlu diteladani”, tulis Paus
dan kekecewaan”. Dalam prakteknya, melalui
Fransiskus.
Santo Yosep, seolah-olah Allah menegaskan
kepada kita : “Jangan takut!” karena “iman Bapa Suci mengatakan, “Bekerja adalah
memberi makna pada setiap peristiwa, entah sarana untuk ambil bagian dalam karya
gembira maupun sedih”, dan membuat kita keselamatan, kesempatan untuk mempercepat
sadar bahwa “Allah dapat membuat bunga kedatangan Kerajaan Allah, mengembangkan
bermunculan dari tanah berbatu”. Santo Yosep talenta dan kemampuan kita, dan
“tidak mencari jalan pintas tetapi menghadapi menempatkannya dalam pelayanan masyarakat
kenyataan dengan mata terbuka dan secara dan persekutuan persaudaraan”. Orang-orang
pribadi bertanggung jawab terhadap kenyataan yang bekerja, beliau menjelaskan, “bekerjasama
tersebut”. Karena alasan inilah, “ia mendorong dengan Allah sendiri, dan dalam beberapa hal
kita untuk menerima dan menyambut orang lain menjadi pencipta dunia di sekitar kita”. Paus
apa adanya, tanpa kecuali, dan menunjukkan Fransiskus mendorong setiap orang “untuk
perhatian khusus kepada orang-orang yang menemukan kembali nilai, pentingnya, dan
lemah” (4). perlunya pekerjaan untuk mewujudkan
‘kenormalan’ baru di mana tak seorang pun
Patris corde memusatkan kepada
dikecualikan”. Terutama mengingat
“keberanian kreatif” Santo Yosep, yang “muncul
meningkatnya pengangguran karena pandemi
terutama dalam cara kita menghadapi kesulitan.”
Covid-19, Paus Fransiskus meminta semua
“Sang tukang kayu dari Nazareth”, jelas Paus
orang untuk “meninjau prioritas kita” dan
Fransiskus, mampu mengubah masalah menjadi
mengungkapkan keyakinan teguh kita bahwa
kemungkinan dengan percaya akan
tidak ada orang muda, tidak ada orang, tidak ada
pemeliharaan ilahi. Ia harus menghadapi
keluarga tanpa pekerjaan!” (6).
“masalah nyata” yang dihadapi keluarganya,
masalah yang dihadapi oleh keluarga lain di Mengacu pada The Shadow of the Father
dunia, dan terutama para migran. – sebuah buku karya penulis Polandia Jan
Dobraczyński – Paus Fransiskus
Dalam pengertian ini, Santo Yosep adalah
menggambarkan kebapaan Santo Yosep
“santo pelindung khusus dari semua orang yang
terhadap Yesus sebagai “bayang-bayang duniawi
terpaksa meninggalkan tanah air mereka karena
dari Bapa surgawi”.
perang, kebencian, penganiayaan, dan
kemiskinan”. Sebagai penjaga Yesus dan Maria, “Bapa tidak dilahirkan, tetapi dijadikan”,
Santo Yosep tidak dapat “menjadi yang lain kata Paus Fransiskus. “Seorang laki-laki tidak
selain penjaga Gereja”, penjaga keibuan Gereja, menjadi seorang bapa hanya dengan membawa
dan penjaga tubuh Kristus. “Akibatnya, setiap seorang anak ke dunia, tetapi dengan

8 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


bertanggung jawab untuk merawat anak itu”. Bapa sejati, sebaliknya, “menampik
Sayangnya, dalam masyarakat umumnya saat ini, menjalani kehidupan anak-anaknya demi
anak-anak “sering kali tampak seperti yatim mereka”, dan sebaliknya menghormati
piatu, tidak memiliki bapa” yang mampu kebebasan mereka. Dalam pengertian ini, kata
memperkenalkan mereka “pada kehidupan dan Paus Fransiskus, seorang bapa menyadari bahwa
kenyataan”. Anak-anak, kata Paus Fransiskus, “ia sungguh bapa dan pendidik pada saat ia
membutuhkan bapa yang tidak akan mencoba menjadi ‘tidak berguna’, ketika ia melihat bahwa
menguasai mereka, tetapi membesarkan mereka anaknya telah mandiri dan dapat menjalani
agar “mampu memutuskan sendiri, menikmati kehidupan tanpa pendamping”. Menjadi seorang
kebebasan, dan menjelajahi kesempatan- bapa, Paus Fransiskus menekankan, “tidak ada
kesempatan baru”. hubungannya dengan kepemilikan, tetapi lebih
merupakan ‘tanda’ yang menunjuk pada
Ini adalah pengertian di mana Santo
kebapaan yang lebih besar”: tanda “Bapa
Yosep digambarkan sebagai bapa yang “paling
surgawi” (7).
tulus”, yang berlawanan dengan sifat posesif
yang menguasai. Santo Yosep, kata Paus Dalam suratnya, Paus Fransiskus
Fransiskus, “tahu bagaimana mengasihi dengan mencatat bagaimana, “Setiap hari, selama lebih
kebebasan yang luar biasa. Ia tidak pernah dari empat puluh tahun, setelah Laudes [Doa
menjadikan dirinya pusat dari segala hal. Ia tidak Pagi]” beliau telah “mendaraskan doa kepada
memikirkan dirinya sendiri, tetapi berfokus Santo Yosep yang diambil dari buku doa Prancis
pada kehidupan Maria dan Yesus”. abad ke-19 dari Kongregasi Suster-suster Yesus
dan Maria”. Doa ini, beliau mengatakan,
Bagi Santo Yosep, kebahagiaan
mengungkapkan pengabdian dan kepercayaan,
melibatkan pemberian diri yang sejati : “Di
serta bahkan menimbulkan tantangan tertentu
dalam dirinya, kita tidak pernah melihat
bagi Santo Yosep”, karena, sebagai kata
frustrasi, tetapi kepercayaan semata”, tulis Paus
penutupnya, “bapaku yang terkasih, segenap
Fransiskus. Keheningannya yang sabar adalah
kepercayaanku ada padamu. Jangan biarkan aku
awal dari ungkapan kepercayaan yang nyata.
memanggil engkau dengan sia-sia, dan karena
Oleh karena itu, Santo Yosep menonjol sebagai
engkau dapat melakukan segalanya bersama
sosok teladan untuk zaman kita, di dunia yang
Yesus dan Maria, tunjukkan kepadaku bahwa
“membutuhkan bapa”, dan bukan “penguasa
kebaikanmu sebesar kekuatanmu”.
lalim”; sebuah masyarakat yang “menolak orang-
orang yang mengacaukan otoritas dengan Di akhir suratnya, beliau kembali
otoritarianisme, pelayanan dengan menambahkan doa kepada Santo Yosep. Dengan
penghambaan, diskusi dengan penindasan, amal doa tersebut beliau mendorong kita semua
dengan mentalitas kesejahteraan, kekuasaan untuk berdoa bersama :
dengan kehancuran”.

Salam, Penjaga Sang Penebus,


Mempelai Santa Perawan Maria.
Kepadamu Allah mempercayakan Putra-Nya yang tunggal;
di dalam dirimu Maria menaruh kepercayaannya;
bersamamu Kristus menjadi manusia.
Santo Yosep, kepada kami juga,
perlihatkanlah dirimu sebagai seorang bapa
dan bimbinglah kami di jalan kehidupan.
Berikanlah kami rahmat, belas kasih, dan keberanian,
serta lindungilah kami dari setiap kejahatan. Amin.

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 9


Foto: komisi karya misioner.org

Menumbuhkan Rasa Cinta


Panggilan Hidup Bakti
pada Anak-Anak
dunia ini. Dari bapa dan ibunyalah anak-anak
Yesus amat sayang pada anak-anak, ingin dekat, dapat mengenal Yesus. Dari keluarga yang
memberkati, dan membela kehidupan mereka. merupakan pendidik pertama dan utamalah
Bahkan disabdakan-Nya, bila kita tidak bertobat mereka mencintai Yesus. Sekolah lebih pada soal
dan menjadi seperti anak kecil, kita tidak dapat intelektual, masyarakat pengembangan sisi
masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Mereka, insan sosial, Gereja pada spiritual, namun dalam
pembelajar, mengetahui dari apa yang keluarga hendaknya mendapatkan semuanya itu.
dialaminya. Mereka dekat dengan siapa, maka
mereka akan menjadi siapa. Dekat dengan Yesus Menumbuhkan Panggilan Hidup Bakti
akan menjadi seperti Yesus. Namun, berkaitan dengan panggilan
Yesus lahir di tengah keluarga, Yosep dan Hidup Bakti, panggilan menjadi biarawan-
Maria. Ia menjadi Immanuel, Allah beserta kita. biarawati, bagaimana mereka dapat
Allah juga hadir di tengah keluarga kita masing- mengenalnya? Tak kenal maka tak sayang. Maka
masing. Asalkan keluarga kita juga merupakan baik apabila anak-anak juga diperkenalkan
suatu persekutuan umat beriman. Karena Yesus dengan mereka, yaitu dengan cara mengunjungi
bersabda, “Di mana dua atau tiga orang biara-biara, tempat-tempat pendidikan para
berkumpul dalam nama-Ku, Aku berada di bruder-frater, suster, seperti di novisiat-novisiat
tengah-tengah mereka” (Mat 18:20). Bahkan atau di seminari-seminari. Agar mereka melihat
penyertaan-Nya dalam kesetiaan, “Aku akan dari dekat kehidupan orang-orang yang
menyertai kamu senantiasa sampai akhir mendedikasikan, membaktikan, mendevosikan,
zaman” (Mat 28:20b). Lalu, apakah keluarga kita mengarahkan, memfokuskan hidupnya kepada
sudah mampu mewujudkan persekutuan yang Yesus dan Kerajaan-Nya, lewat penghayatan
demikian? kaul-kaul (kemiskinan, ketaatan, kemurnian).
Sehingga para penghayat Hidup Bakti dan
Yesus secara fisik tidak kita lihat kehidupannya tidak menjadi asing dari anak-
sekarang. Namun anak-anak ingin melihat anak.
orang-orang yang menampilkan wajah Yesus di

10 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Menurut penyelidikan, manusia belajar menjadi ringan dan mudah. Wilayah paroki kian
melalui indra perasa (1%), peraba (1,5 %), menyempit, jalan kian mulus, sarana komunikasi
penciuman (3,5 %), pendengaran (11,5 %), dan makin lancar, dan sebagainya.
penglihatan (83 %). Tampak sekali yang sangat
Saya katakan kepada anak-anak, siapa
dominan informasi yang paling mudah dan
yang mau menjadi imam atau suster, tidak perlu
efektif diserap adalah penglihatan. Penglihatan
beli tanah, rumah, dan semua isinya, telah
ini akan lebih mujarab lagi bila dikuatkan
tersedia. “Siapa yang akan menempati pastoran
dengan cara mengalami. Maka, bila tidak
ini? Mengurus rumah sakit itu? Sekolahan sana?
memungkinkan anak-anak kunjungan ke
Siapa yang akan bekerja melayani? Siapa yang
tempat-tempat (pendidikan) biarawan-
akan khotbah di mimbar ini? Semua milik
biarawati, para biarawan-biarawatilah yang
Gereja? Siapa yang akan menjadi pelayan Gereja?
berkunjung ke tempat-tempat umat (mengumat,
Nantinya adalah anak-anak ini?” Demikian
live in), sehingga bukan hanya pastor yang
pernah saya katakan. Anak-anak adalah harapan
melayani Misa ke stasinya saja yang dilihat dan
Gereja masa depan, entah lima, sepuluh, dua
itu pun hanya sekejap numpang lewat.
puluh, atau tiga puluh tahun ke depan? Anak-
Harapan Bapa Paus Fransiskus agar anak seperti mereka ini nantinya yang ada di sini
gembala (pastor) berbau domba (umat) memang dan di sana? Tetapi apa yang akan terjadi nanti,
masih harus banyak diperjuangkan, sehingga si sudah kita pikirkan dan lakukan hari ini juga.
pastor tidak tinggal diam dalam zona aman di
Sebagai orang tua, tugasnya bukan
pastoran. Pelayanan yang murah hati harus
mencegah anak-anak datang kepada Yesus,
tumbuh terus bersemi subur berkembang dan
namun malah memberikan dorongan baik
berbuah.
dengan doa, dana, dan kesaksian hidup beriman
Sebagai seorang imam, saya masih yang baik. Mulai mengajari mereka membuat
memiliki banyak kelemahan dalam hal ini. Tanda Salib, mengajaknya berdoa, ke gereja,
Senyatanya pastor-pastor zaman ini perlu kegiatan sekolah minggu, dan terlibat aktivitas
menimba semangat dari para pendahulu dari misdinar, serta lainnya. Kita harus memberikan
negeri sebrang (asing) yang militan. Bisa saja ruang yang seluas-luasnya bagi mereka untuk
berdalih bahwa zaman sudah berubah dan umat berkreasi. Mereka bisa bermain drama, menari,
bertambah banyak urusan juga berkembang. menyanyi, berpuisi, melukis, dan apa saja. Dan
Tetapi zaman pastor Belanda dulu masih betapa lucunya ketika mereka melakukan hal-hal
terbayang dalam ingatan betapa luas medan itu, meskipun mereka itu sungguh serius.
layanan dan alangkah buruknya kondisi jalan,
Hendaknya setiap acara tidak dimonopoli
mereka masih mengunjungi keluarga-keluarga
oleh para orang muda saja atau bahkan para
dan mengenal para umatnya.
orang tua. Lalu anak-anak menjadi
Berfokus pada Anak-Anak terpinggirkan. Kita ingat, ketika para rasul Yesus
melarang anak datang mendekati Yesus, Yesus
Sebagai anak, saya dulu sering mengenal
malah menempatkan mereka di tengah-tengah
lebih dekat dengan pastor dan suster dari
mereka. Mengabaikan dan meremehkan anak-
seringnya kunjungan mereka ke rumah. Begitu
anak sama saja melalaikan dan merendahkan
seringnya mereka bertamu dan bertemu dengan
masa depan, baik Gereja maupun bangsa.
keluarga kami, maka mereka dan kami saling
mengenal. Sejauh pengamatan saya sebatas Maka adalah tugas orang tua, tugas
anak, wajah mereka senantiasa memancarkan sekolah, tugas Gereja, dan tugas masyarakat
sukacita. Padahal kehidupan saat itu terbatas, untuk menyayangi mereka. Semua bertugas
tidak jarang pastor harus menuntun motornya untuk mengasih, mengasah, dan mengasuh
karena ban kempes atau mogok, terlambat Misa mereka agar terhindar dari pengaruh dan
sebab kepleset di jalan berlumpur, dan sebab- perlakuan buruk dan mendapatkan bimbingan
sebab lain. yang baik. Semoga di Tahun Lembaga Hidup
Bakti ini, anak-anak mejadi subyek atau fokus
Bangunan pastoran tak semegah dan
perhatian dari setiap kegiatan yang akan
semewah sekarang. Fasilitasnya pun serba
diadakan oleh berbagai ordo dan kongregasi di
terbatas. Tetapi para misionaris dulu sungguh
seluruh penjuru Nusantara.
dengan totalitas hidupnya, mencintai Tuhan
Yesus lebih dari siapa pun. Mencintai Allah Tuhan memberkati.
dengan segenap hati, jiwa, budi, dan kekuatan RD. Andreas Basuki W.
(bdk. Mrk 12:30-31). Kini segalanya telah

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 11


Foto: www.vatican.va

Pemeliharaan Rumah Bersama dan


Dimensi Kontemplatif
Di bawah ini adalah ajaran sosial dari Paus Fransiskus yang disampaikan dari
Halaman San Damaso Vatikan, pada tanggal 16 September 2020.
Saudara-saudari terkasih, selamat pagi! Kita mesti memperluas cakupan
kepedulian ini pada rumah bersama kita: bumi
Untuk keluar dari pandemi, kita perlu dan setiap ciptaan. Semua bentuk kehidupan
menjaga dan memerhatikan satu sama lain. Dan saling terkait satu sama lain (ibid 137- 138), dan
kita mesti mendukung mereka yang kesehatan kita tergantung pada ekosistem yang
memedulikan mereka yang paling lemah, sakit telah Allah ciptakan dan percayakan kepada kita
dan lansia. Ada kecenderungan untuk untuk dipelihara (lih. Kej. 2:15). Menodainya, di
menyingkirkan mereka yang lansia, menolaknya. lain pihak, merupakan dosa yang berat yang
Hal ini buruk. Orang-orang ini yang – dengan merusak dan melukai kita serta membuat kita
tepat digambarkan dalam istilah Spanyol sakit (lih. LS 8; 66). Penangkal terbaik
“cuidadores” (pengasuh), mereka yang menghadapi penyalahgunaan rumah bersama
memerhatikan mereka yang sakit – memainkan kita ini adalah kontemplasi (ibid 85, 214).
peran penting dalam masyarakat dewasa ini, pun Namun bagaimana bisa? Adakah vaksin untuk
bila mereka sering kali tidak mendapatkan ini, untuk merawat rumah bersama, sehingga
pengakuan atau imbalan jasa yang pantas bagi tidak menyingkirkannya? Apakah obat
mereka. Melindungi adalah hukum emas kodrat penangkal menghadapi penyakit tidak peduli
kita sebagai umat manusia, dan membawa di akan rumah bersama kita? Itu adalah
dalamnya kesehatan serta harapan (lih. LS 70). kontemplasi. “Jika seseorang tidak belajar untuk
Merawat mereka yang sakit, mereka yang berhenti dan mengagumi sesuatu yang indah,
berkebutuhan, mereka yang disingkirkan: adalah kita tidak akan terkejut kalau dia
kekayaan insani, dan juga Kristiani. memperlakukan segalanya sebagai objek untuk
digunakan dan disalahgunakan dan tanpa

12 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


merasa bersalah (ibid 215). Demikian dalam Dengan mengkontemplasikan keindahan tidak
menggunakan barang-barang dan berarti memanfaatkannya: berkontemplasi itu
membuangnya. Akan tetapi, rumah bersama kita, bebas. Kita menemukan nilai terdalam akan
ciptaan, bukan sekadar “sumber daya”. Ciptaan barang-barang yang dikaruniakan kepadanya
memiliki nilai dari dirinya sendiri dan masing- oleh Allah. Sebagaimana para guru-guru rohani
masing “memantulkan dengan caranya sendiri telah mengajarkan kepada kita: surga, bumi dan
pancaran kebijaksanaan dan kebaikan Allah setiap ciptaan memiliki daya ikonik, atau daya
yang tanpa batas” (KGK 339). Nilai dan pancaran mistik yang membawa kita kembali kepada
terang ilahi ini harus ditemukan, dan untuk Pencipta dan pada kesatuan dengan ciptaan.
menemukannya, kita perlu hening, kita perlu Sebagai contoh, St Ignasius Loyola, di akhir
mendengarkan, dan kita perlu Latihan Rohani, mengajak kita untuk menapaki
mengkontemplasikannya. Kontemplasi juga “kontemplasi untuk mendapatkan cinta”, yaitu
menyembuhkan jiwa. menyadari bagaimana Allah memandang
ciptaan-Nya dan bersukacita bersama mereka;
Tanpa kontemplasi, akan sangat mudah
menemukan kehadiran Allah dalam ciptaan-Nya
kita jatuh ke dalam jebakan antroposentrisme
dan, dengan kebebasan dan rahmat, mencintai
yang tidak seimbang dan arogan, di mana “aku”
dan merawatnya.
menjadi pusat dari segalanya, memandang
terlalu penting peran sebagai umat manusia, Kontemplasi, yang membawa kita
menempatkannya seakan sebagai penguasa kepada sikap peduli, bukanlah memandang alam
mutlak akan semua ciptaan. Penafsiran yang dari luar, seolah-olah kita tidak merasuk ke
tidak tepat akan teks Kitab Suci tentang dalamnya. Akan tetapi berada di dalam alam,
penciptaan telah menyebarluaskan kita bagian dari alam. Maka, kontemplasi
kesalahpahaman tersebut, yang berimbas pada tersebut dilakukan dari dalam, menyadari diri
penghisapan bumi sampai pada titik menguras kita sebagai bagian dari alam, menjadikan kita
habis. Menghisap ciptaan: ini dosa. Kita meyakini sebagai pelaku dan bukan sekadar sebagai
bahwa kita berada di pusat, mengaku penonton akan realitas yang tak berbentuk yang
menduduki tempat Allah dan dengan demikian hanya akan dihisap. Mereka yang
kemudian menghancurkan keselarasan ciptaan, berkontemplasi dengan cara ini mengalami
keselarasan rencana Allah. Kita menjadi kekaguman bukan saja akan apa yang dilihatnya,
pemangsa, melupakan panggilan kita sebagai namun pula menyadari bahwa mereka adalah
penjaga kehidupan. Tentu saja, kita dapat dan bagian dari keindahan tersebut; dan mereka
mesti mengolah bumi supaya kita hidup dan merasa mendapatkan panggilan untuk menjaga
berkembang. Namun mengolah tidak sama arti dan melindunginya. Dan ada satu hal lagi yang
dengan menghisap, sebab mengolah itu jangan kita lupakan: mereka yang tidak bisa
senantiasa disertai dengan memelihara: mengkontemplasikan alam dan ciptaan, tidak
membajak dan menjaga, mengolah dan dapat mengkontemplasikan orang-orang dalam
memelihara. Inilah tugas kita (lih. Kej. 2:15). Kita segala kekayaannya yang sejati. Dan mereka
tidak mengharapkan dapat terus bertumbuh yang hidupnya menghisap alam mengarah pada
dalam tingkatan material, tanpa peduli pada menghisap sesamanya seperti budak. Ini
rumah bersama yang menerima kita. Saudara- merupakan hukum alam universal. Kalau kamu
saudari kita yang paling miskin dan ibu bumi tidak dapat mengkontemplasikan alam, akan
kita meratapi kerusakan dan ketidakadilan yang sangat sulit bagimu untuk mengkontemplasikan
kita buat, dan menuntut kita untuk mengambil sesamamu, keindahan orang-orang, saudara-
arah berbeda. Hal tersebut menuntut saudarimu. Kita semua.
pertobatan, perubahan tapak jalan, peduli akan
Mereka yang tahu bagaimana
bumi kita, akan ciptaan.
berkontemplasi akan semakin mudah
Oleh karena itu, pentinglah untuk menetapkan upaya untuk mengubah segala apa
menghidupkan dimensi kontemplatif, yaitu yang menghasilkan kerusakan dan kehancuran
memelihara bumi, ciptaan sebagai anugerah, pada sesuatu yang lebih sehat. Mereka akan
bukan sebagai sesuatu untuk dimanfaatkan demi berusaha untuk mendidik serta
keuntungan: tidak! Kalau kita berkontemplasi, memperjuangkan kebiasaan-kebiasaan baru
kita menemukan dalam sesama dan alam produksi dan konsumsi, menyumbangkan bagi
sesuatu yang lebih besar daripada kegunaan suatu model baru akan pertumbuhan ekonomi
mereka. Di sini inti dari persoalan: yang menjamin penghargaan akan rumah
berkontemplasi melampaui kegunaan sesuatu. bersama kita dan penghargaan akan orang.

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 13


Kontemplasi dalam tindakan: ini bagus! Salah dikatakan oleh seorang teolog Protestan Jerman,
satu dari kita hendaknya menjadi penjaga orang yang sangat baik: Bonhoeffer – persoalan
lingkungan, kemurnian lingkungan, bukan bagaimana kamu mengelolanya saat ini;
mengupayakan mempertemukan pengetahuan persoalannya adalah: apa yang akan kita
nenek moyang dari budaya yang sudah berjalan wariskan, kehidupan bagi generasi-generasi
ribuan tahun dengan pengetahuan teknis baru, berikutnya? Mari kita pikirkan anak-anak kita,
sehingga gaya hidup kita dapat senantiasa para cucu kita: apa yang akan diwariskan kalau
berkelanjutan. Akhirnya, berkontemplasi dan kita menghisap ciptaan? Marilah kita lindungi
sikap peduli itu adalah dua sikap yang langkah sehingga kita bisa menjadi “penjaga”
memperlihatkan cara untuk memperbaiki serta akan rumah bersama, menjadi penjaga
menyeimbangkan lagi relasi kita dengan umat kehidupan dan penjaga harapan. Mereka itu
manusia, dengan ciptaan. Seringkali, relasi kita melindungi warisan yang Allah percayakan
dengan ciptaan terlihat seperti relasi antar kepada kita sehingga generasi mendatang dapat
musuh: merusak ciptaan demi kepentingan kita. menikmatinya. Saya memikirkan secara khusus
Menghisap ciptaan untuk keuntungan kita. para penduduk asli, yang kepadanya kita semua
Janganlah lupa bahwa hal ini akan dibayar berhutang budi – demikian pula penyesalan,
dengan kerusakan; jangan kita lupa akan apa untuk memperbaiki kerusakan yang kita perbuat
yang dikatakan orang Spanyol, “Allah senantiasa terhadap mereka. Namun saya juga memikirkan
memaafkan, kita kadang-kadang saja berbagai gerakan, perkumpulan, kelompok-
memaafkan, alam tidak pernah memaafkan”. kelompok populer, yang berkomitmen untuk
Hari ini saya membaca di surat kabar melindungi wilayah mereka dengan nilai-nilai
tentang dua gunung es di Antartika, dekat laut alam dan kulturalnya. Realitas sosial tersebut
Amundsen: keduanya mencair. Ini akan tidak senantiasa dihargai, dan suatu ketika
menakutkan, sebab permukaan laut akan naik mereka itu dihambat, sebab mereka tidak
dan hal ini akan menyebabkan banyak, banyak menghasilkan uang; namun dalam kenyataannya
kesulitan dan mendatangkan banyak mereka menyumbangkan suatu revolusi yang
penderitaan. Namun mengapa? Sebab ada damai, yang bisa kita sebut sebagai "revolusi
pemanasan global, tiada kepedulian akan alam, kepedulian”. Dengan berkontemplasi sedemikian
tiada pemeliharaan akan rumah bersama kita. Di rupa sehingga peduli, berkontemplasi untuk
sisi lain, kalau kita memiliki relasi tersebut – melindungi, untuk melindungi diri sendiri,
baik kita menyebutkan kata “persaudaraan”: ini ciptaan, anak-anak kita dan cucu-cucu kita, dan
ungkapan kiasan, relasi “persaudaraan” dengan melindungi masa depan. Berkontemplasi untuk
ciptaan, kita akan menjadi penjaga rumah memelihara dan melindungi, serta untuk
bersama, penjaga kehidupan, penjaga harapan. meninggalkan warisan bagi generasi-generasi
Kita akan menjaga warisan yang Allah mendatang.
percayakan kepada kita sehingga generasi
Dan hal ini bukanlah sesuatu yang bisa
mendatang dapat menikmatinya. Dan beberapa
diserahkan kepada orang lain: ini adalah tugas
orang mungkin akan mengatakan, “Tapi,
setiap orang. Setiap dari kita dapat dan mesti
bagaimana saya dapat melakukan seperti itu?”.
menjadi “penjaga rumah bersama”, sanggup
Akan tetapi persoalan bukan bagaimana memuji Allah akan ciptaan-ciptaan-Nya dan
kamu mengelolanya untuk saat ini – itu melindunginya. Terima kasih.

14 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Belajar dari Kebajikan
St. Yosep selama Tahun Santo Yosep

Pada tanggal 8 Desember 2020 (bertepatan melindungi Maria dan Yesus demi keselamatan
umat manusia. Tanpa banyak tampil, ia turut
dengan Hari Raya Maria Dikandung Tanpa
dalam karya keselamatan Allah. Krisis karena
Noda), Paus Fransiskus mengeluarkan Surat
pademi korona menantang kita berbela rasa
Apostolik berjudul Patris Corde (Dengan Hati
seperti Yosep yang saleh.
Seorang Bapa). Surat Apostolik ini sekaligus
menandai mulainya Tahun Santo Yosep yang Keutamaan-Keutamaan St. Yosep. Paus
ber-langsung hingga 8 Desember 2021. merefleksikan tujuh kualitas yang dimiliki oleh
St. Yosep. Yosep adalah seorang 1] bapa penuh
Penetapan tersebut menandai ulang
kasih. Ia suami Maria, ayah Yesus. Ia
tahun ke-150 penetapan Santo Yosep sebagai
mendedikasikan status dan hidupnya demi
Pelindung Gereja Universal oleh Beato Pius IX
Keluarga Kudus. Seluruh hidupnya adalah
pada 8 Desember 1870. Figur Sentral Patris
pelayanan bagi Tuhan. Yosep juga adalah 2]
Corde ialah Santo Yosep, suami Bunda Maria,
seorang bapa yang lembut dan penuh cinta. Ia
ayah Yesus. Paus Pius XII telah menggelari St
menyaksikan Yesus yang tumbuh penuh
Yosep sebagai pelindung para pekerja, dan
kebijaksanaan. Sebagai ayah ia melindungi
Paus Yohanes Paulus II menghormatinya
anaknya dengan penuh kasih dan kehangatan.
sebagai Penjaga Sang Penebus.
Paus mengajak kita merefleksikan
Mengapa St. Yosep? Bagi Paus
bahwa selain viat Maria, ada pula ‘viat Yosep’.
Fransiskus, Santo Yosep adalah figur yang
Ia taat pada kehendak Tuhan. Maria telah
cocok bagi Gereja dan Dunia, yaitu sebagai
mengatakan janji kesetiaanya pada Tuhan:
model orang yang bekerja di belakang layar
terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.
demi kepentingan dan keselamatan umat
Demikian pula Yosep memperlihatkan viatnya
manusia. Di masa pandemi korona ini, orang-
sebagai ayah Yesus. Dan Yesus sendiri pada
orang biasa seperti dokter, perawat, guru,
saatnya di taman Getsemani, menyatakan viat-
pekerja publik, dan para relawan,
Nya kepada Allah Bapa: ‘bukan kehendak-Ku
mendedikasikan hidupnya bagi keselamatan
melainkan kehedak-Mu lah yang terjadi. Yosep
umat manusia.
mendidik Yesus dengan contoh sikap taat.
Mereka itu tidak menjadi headline
Yosep adalah 4] seorang bapa yang siap
berita di media, namun tulus mengabdi dan
menerima. Ia menerima Maria dengan tulus
melayani. Itulah contoh aktual figur St. Yosep:
hati. Ia percaya pada kata-kata Malaikat Tuhan.
Ia seorang ayah dan pekerja yang tulus. Ia

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 15


Ia figur seorang pria yang menghormati pelindung para pekerja. Paus Leo XIII dalam
perempuan. Ia tak mau mempermalukan Maria. Ensiklik Rerum Novarum merefleksikan peran
Ia pria yang bukan hanya berpikir logis, tetapi Yosep sebagai pekerja. Yesus belajar bekerja
terutama bertindak sensitif. Yosep memberi dan melayani dari sang ayah, Yosep. Di Tahun
teladan bagi kita untuk melawan kekerasan Santo Yosep ini kita patut berdoa dan
bagi perempuan. menghormati para pekerja yang
mendedikasikan hidupnya bagi umat manusia.
Yosep digambarkan pula sebagai 5]
bapa yang berani dan kreatif. Yosep tidak lari Akhirnya Paus Fransiskus meng-
dari kesulitan. Dalam situasi sulit, ia berani gambarkan figur Yosep sebagai 7] bapa
memilih tindakan yang bukan menurut tersembunyi (a father in the shadows). Figur
pilihannya sendiri. Dalam situasi dilematis ia Yosep sebenarnya menampilkan sifat Allah
menjadi ‘mukjizat’ bagi keselamatan Maria dan Bapa sendiri yang selalu mengasihi Anak-Nya.
anak Yesus. Ketika tidak ada tempat bagi Maria Relasi Yesus dan Yosep adalah bayangan dari
di Betlehem, Yosep menyediakan palungan relasi Yesus dengan Bapa-Nya di surga. Yosep
yang nyaman. Ketika harus mengungsi dari adalah figur penyertaan Bapa dalam seluruh
ancaman Herodes, ia tegar melindungi dan hidup Yesus Putra-Nya di dunia.
menyelematkan keluarga. Ia percaya tangan
Tuhan.
P. Andreas B. Atawolo, OFM
Paus juga menghormati Santo Ysusf
Sumber: https://christusmedium.com
sebagai figur 6] seorang bapa pekerja. Yosep
adalah seorang tukang kayu. Ia bekerja keras
menghidupi Keluarga Kudus. Ia adalah
Bagi Paus Fransiskus, orang menjadi ayah
bukan hanya karena status menikah dan
memiliki anak. Semua orang menjadi ayah
ketika memberikan hidupnya demi hidup
orang lain. Dari Yosep, kita belajar mengasihi
dan melindungi anak-anak dengan hati seorang
ayah. Dengan cara itu kita menjadi tanda
kehadiran Bapa di sorga ‘yang menerbitkan
matahari bagi orang yang jahat dan orang yang
baik dan menurunkan hujan bagi orang yang
benar dan orang yang tidak benar’ (Mat 5: 45).
Kualitas lain pada Yosep ialah sebagai 3]
bapa yang taat. Penginjil Matius melukiskan
empat mimpi Yosep yang ditandai sikap
taatnya pada kehendak Allah. Pertama, ketika
ia mengetahui bahwa Maria tunangannya telah
mengandung dari Roh Kudus, Yosep ‘tidak mau
mencemarkan nama Maria di muka umum’
(Mat 1: 19). Ia taat menjalankan kata-kata
Malaikat dalam mimpinya: ‘janganlah engkau
takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab
anak yang dikandungnya adalah dari Roh
Kudus’ (1: 20). Yosep bangun dan melakukan
apa yang dikatakan Malaikat itu (1: 24).
Mimpi kedua, Yosep taat pada perintah
Tuhan untuk mengungsikan anaknya ke Mesir
karena ancaman Herodes (Mat 2: 13-15);
ketiga, kembali dari Mesir ke tanah Israel (Mat
2: 19-20); dan keempat, mengungsi ke Galilea
untuk menetap di kota Nazaret (Mat 2: 22-23)

16 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Kualitas Hidup Santo Yosep

Seturut Surat Apostolik


“Patris Corde”
Bapa Suci Paus Fransiskus

Tujuh Kualitas Hidup Santo Yosep Dikasihi, 2). Seorang Bapa Yang Lembut dan
Surat Apostolik “Patris corde” (“Dengan Penuh Kasih, 3). Seorang Bapa Yang Taat, 4).
Hati Seorang Bapa”) Paus Fransiskus menjadi Seorang Bapa Yang Menerima, 5). Seorang Bapa
penanda pencanangan “Tahun Santo Yosep” Yang Berani Secara Kreatif, 6). Seorang Bapa
yang dimulai di Hari Raya Santa Perawan Maria Yang Bekerja, 7). Seorang Bapak Dalam Bayang-
Dikandung Tanpa Noda, 8 Desember 2020 Bayang.
hingga 8 Desember 2021. Hal ini dibuat untuk Seorang Bapa Yang Dikasihi
memperingati 150 tahun deklarasi Santo Yosep
Sebagai suami Maria dan bapak Yesus,
se -bagai Pelindung Gereja Semesta oleh Beato
keagungan Santo Yosep ditegaskan oleh Santo
Paus Pius IX.
Yohanes Chrisostomus, “ia menempatkan
Dalam Surat Apostolik “Patris corde”, dirinya untuk melayani seluruh rencana
Paus Fransiskus menegaskan dan menuliskan keselamatan,”. Lebih jauh, Santo Paulus VI
tujuh ‘kualitas hidup’ Santo Yosep yang melihat bahwa peran kebapaan Santo Yosep
mengungkapkan dan mewujudkan hati seorang diungkapkan secara nyata “dengan menjadikan
bapa yang ‘kebapaan’. Kualitas hidup yang hidupnya sebagai suatu pelayanan, sebuah
dimaksdukan yaitu : 1). Seorang Bapa Yang pengorbanan kepada misteri Inkarnasi dan misi

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 17


penebusan yang disatukan di dalamnya; dengan anak, dan dengan selalu terbuka akan ‘maaf’ atas
menggunakan kuasa hukum yang dimilikinya kesalahan anak menjadikannya seorang bapak
atas Keluarga Kudus untuk menjadikan hal itu yang dikasihi.
sebagai persembahan total dirinya, hidupnya,
Di sisi lain, dalam realitas hidup
dan pekerjaannya; dengan mengubah panggilan
keseharian juga tidak sedikit ada ‘bapa’ (ibu)
manusiawinya untuk kasih rumah tangga
yang ‘tidak dikasihi’ ; tidak dihargai, tidak
menjadi persembahan istimewa dari dirinya,
dihormati, tidak ‘dipandang’, bahkan tidak
hatinya dan semua kemampuannya, suatu kasih
‘diakui’ karena dalam dirinya tidak ada rasa
yang ditempatkan pada pelayanan bagi Mesias
seorang bapa (ibu) yang ‘kebapaan’ ;
yang bertumbuh kembang di rumahnya.”.
ketidaksantunan dengan pasangan dengan tidak
Berkat perannya dalam sejarah menaruh rasa hormat, tidak menaruhkan hati
keselamatan, Santo Yosep menjadi seorang bapa tapi selalu mau menangnya sendiri, merongrong
yang selalu dikasihi oleh umat kristiani ; banyak merasa diri sebagai kepala keluarga tanpa
Gereja yang telah dipersembahkan kepada Santo bertanggungjawab memberi nafkah lahir dan
Yosep di seluruh dunia, banyak lembaga religius, batin, memaksakan diri merasa yang ‘paling’,
persaudaraan religius (Confraternity) dan tanpa pernah memberi arah dan sapaan yang
kelompok-kelompok gerejawi yang diilhami oleh mendidik dan memandirikan anak-anak, dan
spiritualitas Santo Yosep dan memakai nama selalu berkata “sibuk” ketika diharuskan ada
Santo Yosep. bagi keluarga, serta berlaku kasar baik verbal
maupun tindakan. Pastilah ‘bapa’ (ibu) semacam
Banyak santo dan santa berdevosi
ini bukan menjadi bapa yang dikasihi.
kepada Santo Yosep dengan penuh semangat,
termasuk Teresa dari Avila, yang menjadikannya Gambaran ‘hitam – putih’ seorang bapak
sebagai pendorong dan perantaranya, dengan (ibu) dalam realitas hidup bisa mengungkapkan
sangat mempercayakan dirinya kepadanya dan dan menunjukan ‘sejauh dan sedalam apa ia
menerima semua rahmat yang dimintanya berelasi dan menempatkan Roh Allah dan
darinya; terdorong oleh pengalamannya sendiri, kehendak-Nya dalam seluruh hidup dan
Santa Teresa menganjurkan orang lain untuk panggilannya sebagai pribadi yang dikasihi oleh
berdevosi kepadan Santo Yosep. Allah.
Setiap buku doa memuat doa-doa kepada
Santo Yosep. Permohonan-permohonan khusus
Menjadi Seorang ‘Bapa’ Yang Dikasihi Seturut
ditujukan kepada Santo Yosep setiap Rabu, dan
Kitab Suci
terutama selama bulan Maret yang secara
tradisional dipersembahkan kepada Santo Yosep. Dalam Surat 1 Yohanes 4, 7 – 10
dinyatakan bahwa ‘Allah adalah kasih’ ; “… Inilah
Membaca Realitas ‘Bapa’ Saat Ini
kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
Dalam realitas hidup keseharian yang tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang
‘sederhana’ ; banyak para bapak (ibu) yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian
dalam senyap tanpa banyak kata, yang terlihat bagi dosa-dosa kita”.
hanya “bahasa” sikap dan tindakan yang penuh
Kasih merupakan suatu aspek dari buah
tanggung jawab melakukan dan menjalan peran-
Roh (Gal 5,22-23) dan bukti kelahiran baru (1
peran ‘hati seorang bapa’. Mereka inilah yang
Yoh 2:29; 3:9-10; 5:1), dan kasih itu harus
menjadi seorang ‘bapa’ yang dikasihi oleh
dikembangkan. Yohanes menasihati untuk saling
istrinya, oleh suaminya, oleh anak-anaknya, oleh
mengasihi, memperhatikan sesama dan
keluarganya, dan juga oleh orang yang
berusaha memajukan kesejahteraan hidup
mengenalnya.
bersama.
Seorang ‘bapa’ yang menaruh hatinya
Yohanes mendorong untuk
untuk keluarga ; tanggung jawab dilakukannya
memperlihatkan kasih kepada sesama. Karena
dengan kesadaran penuh atas dasar rasa peduli
kasih adalah sifat Allah sendiri (ayat 1Yoh 4:7-9),
dan kasih, ‘banting tulang’ demi dan untuk
yang dinyatakan dengan mengaruniakan Anak-
kesejahteraan lahir dan batin, untuk memenuhi
Nya kepada kita (1 Yoh 4,7). Oleh sebab Allah
‘kecukupan’ kebutuhan hidup keseharian tanpa
mengasihi kita, maka kita yang sudah mengalami
melupakan waktu untuk memberikan
kasih, pengampunan, dan pertolongan-Nya wajib
kehangatan, dan dengan sikap santun dan tegas
menolong orang lain, meskipun untuk itu harus
mendidik dan mengarahkan pada kemandirian
berkorban secara pribadi. Jika kita saling

18 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih- Mari Kita Batinkan dan Kita Yakini
Nya disempurnakan di dalam kita (ayat 1Yoh
Konstitusi Dogmatis tentang Gereja
4:12).
(Lumen Gentium) art 11 menamakan keluarga
Allah adalah sumber kasih. Dialah kasih menurut sebuah ungkapan tua “Ecclesia
itu sendiri, tiada kasih di luar Diri-Nya. Berarti domestica” (Gereja Rumah Tangga). Dalam
tidak ada yang memiliki kasih kecuali ia ada di pangkuan keluarga “hendaknya orang-tua
dalam Dia dan sebaliknya seorang yang ada di dengan perkataan maupun teladan menjadi
dalam Dia pasti memiliki kasih. Ia dapat pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka;
mengasihi karena ia telah hidup dalam sumber orang-tua wajib memelihara panggilan mereka
kasih, yang tidak akan pernah berhenti mengalir. masing-masing, secara istimewa panggilan
Demikianlah kasihnya akan terus mengalir rohani”. Seturut gambaran keluarga sebagai
menjadi berkat bagi orang lain, karena kasihnya “ Ecclesia domestica”, dan dalam teladan hidup
tidak bergantung kepada dirinya sendiri yang Santo Yosep sebagai ‘bapa yang dikasihi’ kita
terbatas, namun kepada Allah yang tidak bisa membatinkan dan menyakini bersama :
terbatas.
Peran-peran dan teladan apa yang sudah
Tidak ada tanda lain selain kasih ; dibuat dengan baik dan benar sebagai keluarga
Kebaikan, kemurahan, kesabaran, kesediaan (bapa – ibu) yang ‘dikasihi dan mengasihi’, yang
menolong, kepedulian, dan kejujuran; semuanya mengungkapkan dan mewujudkan keluarga
ini tak akan berarti tanpa kasih. Seorang yang sebagai “Ecclesia domestica” ?.
melakukannya karena kasih, apa pun respons Apa yang membuat saya sebagai pribadi
objek kasihnya tidak akan mengubah kasihnya. bisa menjadi “SEORANG BAPA YANG DIKASIHI” ?
Dan inilah mestinya yang harus dibuat oleh
orang yang sudah mengalami ‘dikasihi’, sehingga
dengannya akan mengasihi. Rm. F. Asisi Teguh S, Pr - St. Petrus Pekalongan

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 19


Hari Doa Panggilan Sedunia
Setiap tahun, Gereja Katolik secara rutin merayakan Hari Doa Panggilan Sedunia, yang jatuh pada
setiap Minggu Paskah IV. Mengapa demikian? Paskah IV, juga disebut Minggu Gembala Baik karena
bacaan Injil berbicara tentang Yesus Gembala Baik.

berdoa mohon kepada Bapa-Nya agar diberikan


Pada Hari Doa untuk Panggilan ini, yang
orang-orang yang berkenan mengikuti-Nya. Paus
menjadi kekhasan bahwa seluruh umat berdoa Fransiskus mengatakan, “Panggilan pelayanan
mohon panggilan, baik untuk para imam, imamat dan hidup bakti pertama-tama dan
biarawan-biarawati. Di sini, Yesus selalu terutama adalah buah dari kontak yang terus-
mengundang mereka untuk mengikuti Yesus menerus dengan Allah yang hidup dan doa yang
secara lebih spesifik. Bagi mereka yang terus-menerus diangkat kepada “Tuhan si
terpanggil dan membuka hati, Tuhan Yesus empunya panenan” (bdk. Minggu Panggilan,
memberikan tawaran istimewa untuk 2017).
mengikuti-Nya. Yesus berkata, “Mari, ikutilah
Aku”. Pada awal penampilan-Nya di depan
umum, Tuhan memanggil beberapa nelayan di
“.... kamu akan Kujadikan penjala manusia” tepi pantai danau Galilea: “Mari, ikutilah Aku, dan
Kisah Yesus memanggil para murid-Nya kamu akan Kujadikan penjala manusia”
untuk mengikuti Dia, selalu menjadi inspirasi (Mat.4:19). Dan sejak itu, para murid tinggal dan
bagi panggilan pengikut Yesus. Hal pertama yang belajar dari Yesus. Yesus dengan banyak ‘tanda’
dilakukan Yesus sebelum memanggil para kasih-Nya menjadi guru yang baik bagi para
murid-Nya adalah berdoa bagi mereka. Yesus murid-Nya. Melalui Sabda dan cara hidup-Nya, Ia

20 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


mempersiapkan mereka untuk melaksanakan demi memajukan panggilan. Sangatlah penting
karya keselamatan-Nya. Sampai akhirnya, Yesus untuk mendorong dan mendukung mereka yang
mengutus mereka keluar ke seluruh dunia telah menunjukkan tanda-tanda yang jelas atas
dengan perintah: “Karena itu pergilah, jadikanlah panggilan imamat dan hidup bakti, dan
semua bangsa murid-Ku” (Mat.28:19). membantu mereka merasakan kehangatan
seluruh jemaat sehingga mereka mampu
Kita sebagai umat beriman, mendapat
menjawab “ya” kepada Allah dan kepada Gereja
undangan Yesus ini juga. Yesus berkata, “Ikutilah
(Benediktus XVI, Minggu Panggilan, tahun 2011).
Aku”. Yesus mengundang kita untuk menjadi
sahabat-sahabat-Nya, mendengarkan firman- Dalam Hari Doa Mohon Panggilan ini, ada
Nya dengan penuh perhatian dan tinggal seorang tokoh yang penting sebagai pendiri
bersama-Nya. Yesus telah menganugerahkan Serikat Kepausan St. Petrus Rasul, yaitu Jeanne
kepada mereka suatu pengalaman persaudaraan, Bigard. Ia adalah seorang gadis yang sangat
yang dilahirkan dari keterbukaan secara total peduli akan panggilan lokal, yaitu imam-imam
kepada Allah (bdk. Mat.12:49-50). Yang menjadi pribumi. Pengalaman hidupnya kehilangan
ciri khas jemaat Yesus: “Dengan demikian setiap ayahnya tanpa sakramen pengurapan orang
orang akan mengetahui bahwa kamu adalah sakit, membawanya pada sebuah permenungan
murid-Ku jikalau kamu mengasihi satu sama lain” akan panggilan imam. Jeanne Bigard sangat
(Yoh.13:35). menyadari bahwa imam sangatlah dibutuhkan
untuk melayani umat-Nya.
Seperti yang dilakukan para murid Yesus,
kita pun belajar dari mereka. Pertama kita harus Hal yang serupa juga dituliskan oleh
belajar setia mengarahkan diri kita kepada Yesus, Paus Benediktus XVI, kepada para misionaris,
tumbuh semakin dekat dengan-Nya, “Anda telah melakukan suatu hal yang baik.
mendengarkan firman-Nya dan menjumpai-Nya Karena orang akan selalu membutuhkan Allah,
dalam sakramen-sakramen. Ini berarti kita bahkan pada era dunia yang dikuasai oleh
menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak- teknologi dan globalisasi: mereka akan selalu
Nya. Untuk itu dibutuhkan suatu membutuhkan Allah yang telah menyatakan diri-
tempat pembinaan yang tepat bagi semua orang, Nya dalam Yesus Kristus, Allah yang
yang ingin mempersiapkan diri untuk pelayanan mengumpulkan kita semua dalam Gereja
imamat dan hidup bakti (Paus Fransiskus, universal supaya belajar bersama Dia dan melalui
Minggu Panggilan, 2015). Dia makna hidup yang sejati agar dapat
menegakkan dan melaksanakan standar
Bertanggung jawab dan menjaga Panggilan
kemanusiaan yang sejati” (Surat kepada Para
Gereja dipanggil untuk “menjaga Seminaris, 18 Oktober 2010).
anugerah ini, menghargai dan mencintainya.
Dengan yakin dan setia, kita berdoa
Gereja harus bertanggung-jawab terhadap
mohon bantuan kepada Perawan Maria, semakin
kelahiran dan perkembangan panggilan
banyak orang-orang yang menanggapi panggilan
imamat” (Yohanes Paulus II, Anjuran
Tuhan untuk menjadi imam, biarawan-biarawati.
Apostolik Pastores Dabo Vobis, 41). Khususnya
Dan kita pun berdoa bagi mereka yang telah
pada masa kini, ketika suara Tuhan nampak
dipanggil hidup secara khusus, semoga diberi
dilenyapkan oleh “suara-suara lain” dan
rahmat kesetiaan, sebagaimana yang
undangan-Nya untuk mengikuti Dia melalui
memanggilnya ‘setia’.
pengorbanan hidup nampak terlalu sulit, maka
setiap jemaat Kristiani, setiap anggota Gereja,
secara sadar harus merasa bertanggung jawab Sr. Yohana, SRM

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 21


Pentingnya Menyadari
Panggilan Misioner

Setiap orang yang telah dibaptis, mendapatkan mandat misioner. Namun, tidak semua orang menyadari
mandat misioner ini. Siapakah yang mempunyai tugas untuk memberikan penyadaran akan panggilan
misioner ini?

Serikat Pengembangan Iman, mempunyai


memberikan keberanian serta kekuatan untuk
menjawab panggilan tersebut.
peranan penting dalam pembinaan dan
penyadaran panggilan misioner ini. Salah satu Seperti yang dilakukan oleh pendiri
tujuan dari serikat ini adalah membangkitkan Serikat Pengembangan Iman, Marie Pauline
kesadaran dan tanggung jawab seluruh umat Jaricot. Sejak kecil, ia tumbuh dalam bimbingan
Katolik akan tugas pengembangan iman bagi Tuhan melalui orang tua, imam yang
Gereja semesta. Selain itu, tujuannya adalah membimbingnya. Dengan penuh cinta dan
mempromosikan panggilan misioner untuk ikut pengorbanan, ia belajar untuk menjadi pribadi
ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja yang misioner. Hidup dalam pelayanan, penuh
sebagai imam, biarawan-biarawati, dan rasul kasih dan cinta kepada Tuhan dan sesama.
awam. Pauline menempatkan Tuhan di atas segalanya,
dan dengan penuh kasih ia melayani sesamanya
Panggilan misioner ini, adalah bagian yang menderita.
dari panggilan kita sebagai pengikut Kristus.
Mengapa demikian? Karena pada hakikatnya Tips untuk menjawab panggilan misioner?
Gereja peziarah bersifat misioner, sebab berasal
dari perutusan Putera dan perutusan Roh Kudus Setiap orang Kristiani terpanggil dalam
menurut rencana Allah Bapa (bdk. AG.2). selain perutusan misioner. Ada beberapa tips bagi kita,
itu, bahwa ”Tuhan sendiri yang menumbuhkan untuk menjawab panggilan misioner.
panggilan misioner di hati masing-masing Pertama; Berdoa mohon bimbingan Roh
pribadi, dan juga membangkitkan lembaga- Kudus. Roh Kudus yang akan menuntun hidup
lembaga dalam Gereja, yang menerima tugas dan karya kita. Roh Kudus sebagai sumber
mewartakan Injil, yang menjadi tanggung jawab utama dalam perutusan misioner. Roh Kudus
seluruh Gereja, sebagai tugas mereka sendiri” yang memberikan semangat, kekuatan, untuk
(AG, 23). Itulah alasannya bahwa kita ikut ambil berani menjawab panggilan Tuhan. Doa menjadi
bagian dari tugas perutusan misioner ini. Allah kekuatan dan penghiburan dalam segala suka
sendiri yang menghendakinya, Allah sendiri dan duka seperti teladan Yesus sendiri. Dan
yang memilih kita. secara khusus mengikuti Yesus, Sang Guru,
dalam hidup, pikiran, dan perbuatan-Nya.
Menumbuhkan Semangat Misioner
Kedua; Tidak takut kepada salib. Bagi kita
Mungkin kita akan bertanya, bagaimana yang terpanggil dalam perutusan misioner
caranya agar kita mempunyai semangat seharusnya tidak takut terhadap salib, namun
misioner dalam hati kita, sebagai pengikut sebaliknya salib harus menjadi kekuatan,
Kristus? Semangat misioner, tentu harus kita dorongan dan semangat dalam tugas dan
tumbuhkan dalam hati kita, dengan menghidupi karyanya. Berani memanggul salib setiap hari,
cara dan semangat Tuhan Yesus sendiri. Kita dan menyangkal diri sendiri. Yesus mengatakan
perlu menumbuhkan kesadaran akan panggilan barang siapa mau mengikuti Aku harus
dan pilihan Allah dalam diri kita. Tuhan menyangkal diri sendiri, memikul salib setiap
memanggil dan manusia menjawab. Untuk hari dan mengikuti Aku. Sabar, murah hati,
menjawab panggilan Tuhan ini, sangatlah penuh kasih, cinta yang tulus (bdk. II Kor 6:4).
mustahil tanpa inspirasi Roh Kudus. Roh
Kuduslah yang akan membimbing dan Ketiga; Bersikap dan bertindak sederhana,
rendah hati. Kita adalah hamba, yang harus

22 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


belajar dari Yesus yang rendah hati dan murah utusan Tuhan Yesus. Sebagaimana Yesus yang
hati. Dari Yesus kita belajar untuk menjadi taat kepada Bapa-Nya dalam tugas perutusan-
pribadi yang rendah hati, dan sederhana. Nya.
Kesaksian hidup-Nya mengungkapkan cinta
Bagaimana dengan kita, bersediakah kita
kasih Allah yang sejati. Allah adalah kasih, yang
membuka hati kita, bersediakah kita berkerja
senantiasa mencintai umat-Nya.
sama dengan Allah, untuk menjadi misionaris-
Keempat; Percaya dan taat pada Kristus. Nya? Kita semua dipanggil, mari kita buka hati
Percaya dengan sepenuh iman kepada Tuhan dan dengan berani kita menjawab, “Ini aku
Yesus yang mengutus kita, adalah modal utama. Tuhan, utuslah aku!”
Ini merupakan syarat sebagai seorang
misionaris. Ketaatan dan kesetiaan menjadi
sadar dan pegangan bagi setiap misionaris
Sr. Yohana Halimah, SRM

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 23


Gereja Bergerak Keluar

Gereja bergerak keluar, itulah misi yang diharapkan oleh Paus Fransiskus. Melalui
surat terbuka yang ditujukan kepada Mgr. Joseph Marino, Presiden Akademi
Kepausan, Paus Fransiskus menetapkan program misi selama satu tahun, sebagai
bentuk pembinaan/formasi bagi para calon imam diplomatik. Hal ini dirasa perlu,
dan menjadi bagian dari kurikulum 2020/2021.
Pentingnya Pembinaan Misioner Keluar dari Diri Sendiri, dan Merangkul
Gereja Lain
Beato Paolo Manna, sebagai seorang
misionaris menyadari pentingnya pengalaman Menurut Mgr. Joseph Marino, Presiden
bermisi. Baginya, pengalaman menjadi Akademi Kepausan menjelaskan terkait Surat
misionaris adalah bentuk pembinaan secara Paus Fransiskus mengatakan: “Tentunya kita
langsung yang dialami dalam masyarakat. Ia sebagai perwakilan harus memiliki semangat
menyatakan bahwa pembinaan misioner bagi dan visi yang sama. Visi ini sebenarnya
para calon imam sangatlah penting. Pembinaan menghasilkan efek transformasi pada kita semua
ini menjadi dasar peletakan pertama bagi karena meminta kita untuk pertobatan sejati,
mereka yang dipersiapkan untuk melayani umat yang berarti bahwa kita harus keluar dari diri
Allah. Selain ilmu pengetahuan, Beato Paolo kita sendiri atau kepentingan pribadi kita dan
Manna juga menekankan pengetahuan sosial, mendorong kita untuk merangkul Gereja-Gereja
yang menyangkut budaya setempat dan itu, bahkan negara-negara itu, yang paling
spiritualitas. Diharapkan para calon imam, membutuhkan kehadiran Bapa Suci. Untuk
mendapatkan pembinaan yang intensif sehingga alasan ini, pengalaman misionaris – dan saya
sungguh-sungguh menjadi pribadi yang telah banyak merenungkan hal ini dalam
seimbang, baik dalam ilmu pengetahuan dan beberapa jam terakhir, sejak saya menerima
penghayatan spiritual. surat – dapat dianggap sebagai semacam latihan
spiritual untuk pertobatan kita, untuk dapat
Pengetahuan yang diperoleh pada masa
melaksanakan pelayanan untuk Gereja.”
pendidikan akan menjadi bekal dalam
pelayanannya. Dengan pengetahuan yang cukup, Mgr. Marino mempunyai satu keyakinan,
akan memudahkan untuk membantu bahwa pengalaman misionaris sangatlah
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi penting, seperti yang dikatakan oleh Beato Paolo
dalam kehidupan sosial masyarakat. Karena Manna. Mgr. Marino mengatakan: “Dengan
seorang misionaris diharapkan mampu untuk memiliki pengalaman misionaris di berbagai
menjalankan perutusannya dalam berbagai negara kita akan dapat menyaksikan secara
bidang. Seminari menjadi tempat yang strategis langsung karya misionaris yang penuh sukacita
dalam pembinaan, untuk dapat menghasilkan dan berdedikasi, membawa Injil dalam segala
pribadi-pribadi yang utuh, matang baik secara aspeknya. Dan saya pikir ini akan membuat kami
intelektual dan spiritual. semakin antusias dalam pekerjaan kami sebagai
diplomat untuk Takhta Suci.”
Sr. Yohana, SRM

24 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Berdoa dan Berbagi
Berdoa dan berbagi tidak asing bagi anak dan remaja
misioner. Doa menjadi bagian penting dalam kehidupan
mereka dan menjadi sumber kekuatan dalam kehidupannya,
sementara berbagi sebagai tanda solidaritas bersama.

Mgr. Charles de Forbin Janson mengatakan,


anak dan remaja misioner ikut berempati
terhadap orang lain, yang menyatukan. Melalui
anak-anak mampu menjadi “Misionaris doa mereka telah menolong orang lain.
Keselamatan”. Dengan kepercayaannya ini, Mgr.
Charles de Forbin Janson membentuk Serikat Semangat Berbagi
Kerasulan Anak dan Remaja Misioner. Berbagi itu indah dan membahagiakan.
Perutusan Misioner Salah satu semangat dasar anak dan remaja
misioner adalah ‘berbagi’ – solidaritas.
Anak dan remaja misioner, mempunyai Semangat berbagi ini yang telah dilakukan sejak
peranan penting dalam karya misi Gereja. awal dimulai oleh pendirinya, Mgr. Charles de
Kendati pun mereka kecil dan lemah, namun Forbin Janson. Bantuan yang diberikan anak dan
mereka telah melakukan perkara besar dalam remaja misioner selalu membawa sukacita dan
perutusan misioner. Dalam sejarah, mereka kebahagiaan bagi yang menerima. Melalui
menghayati dan mengembangkan semangat solidaritas ini ada banyak yang terbantu,
dasar: Doa, Derma, Kurban, Kesaksian (2D2K) terutama mereka yang berada di daerah
yang ditanamkan oleh pendiri mereka. terpencil, dan kurang diperhitungkan. Yesus
Mgr. Forbin Janson, sebagai pendiri mengatakan, “apa yang kau lakukan bagi
Serikat sangat yakin bahwa anak dan remaja saudara-Ku yang paling hina ini, kau lakukan
dapat berdoa untuk teman-temannya dan yang untuk Aku.”
membutuhkan. Doa mereka akan didengar Dengan berdoa dan berbagi, anak dan
Tuhan, karena kepolosan dan kejujurannya. Mgr. remaja telah ikut ambil bagian dalam pewartaan
Charles menanamkan semangat misioner sejak kabar sukacita Tuhan. Mgr. Charles de Forbin
usia dini. Beliau menekankan pentingnya Janson, menanamkan kepada anak misioner agar
peranan doa dalam proses pertumbuhan rohani senantiasa menjadi pembawa kabar sukacita, di
anak-anak menuju kematangannya. Dengan mana pun kita berada. Dan itulah yang menjadi
mengajak anak berdoa, berarti mendidik dan tugas kita semua, sebagai pengikut Kristus
menghantar mereka bertemu dan bersahabat mewartakan Injil ke seluruh dunia.
dengan Yesus, pencinta anak-anak.
Pesan Santo Paus Yohanes Paulus II
Semangat Doa
Anak-anak merupakan sarana kasih Tuhan
Sejak usia dini anak-anak dilatih berdoa. Yesus dan lebih lagi kepada mereka Dia
Doa menjadi bagian terpenting dalam kehidupan menjanjikan Kerajaan Surga (bdk. Mat 19:13-15).
mereka. Melalui doa, anak dan remaja misioner Secara khusus Yesus memuji peranan aktif yang
belajar menjalin relasi dengan Yesus sahabat dimainkan anak-anak kecil di dalam Kerajaan
mereka. Mereka belajar dari Yesus, yang telah Allah. Mereka merupakan lambang yang
menjalin relasi akrab dengan Bapa yang telah gemilang serta gambaran terpuji keadaan-
mengutus-Nya. Anak dan remaja adalah keadaan moral dan spiritual yang merupakan
misionaris cilik Tuhan Yesus. Maka, mereka hak hakiki untuk memasuki Kerajaan Allah.
harus meneladani Yesus yang telah mengutus Yesus berkata: “sesungguhnya jika kamu tidak
mereka. Untuk itu, para anak dan remaja, berdoa bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
bukan hanya untuk dirinya sendiri atau kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
keluarganya, namun mereka berdoa untuk Surga. Barang siapa merendahkan diri dan
semua orang, khususnya teman-teman mereka menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang
yang membutuhkan, yang menderita, sakit dan terbesar dalam Kerajaan Surga” (bdk. Mat 18: 3-
mengalami berbagai masalah diberbagai tempat, 15; Luk 9:48).
di seluruh dunia. Doa menjadi sebuah sarana
Sr. Yohana, SRM

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 25


Seminari Menengah Wacana Bhakti Jakarta (Foto: Ignatius Dwiana)

Denyut Seminari Wacana Bhakti


Saat Pandemi
Pandemi mengubah cara hidup setiap orang, komunitas dan keluarga. Hal ini digambarkan dalam
Seminari Menengah Wacana Bhakti, Jakarta. Di sini, dikisahkan bagaimana denyut hidup para
seminaris di masa pandemi ini.

Rektor Seminari Menengah Wacana Bhakti,


Situasi menjadi berubah ketika Covid-19 Romo Adrianus Andy Gunardi Pr, sebagai “ada
melanda Indonesia. Pandemi Covid-19 mengubah yang ideal tetapi situasi saat ini tidak bisa ideal”.
pola perilaku manusia. Demikian halnya dengan
Perubahan Kegiatan Belajar Mengajar
Seminari Menengah Wacana Bhakti Jakarta ini.
Denyut kehidupan di tempat pembibitan atau Brilian, salah satu seminaris, siswa kelas
tempat persemaian benih-benih calon pastor satu menguraikan bagaimana aktivitas belajar di
Katolik mengalami perubahan. Jantung kegiatan masa pandemi menjadi lebih susah. “Susah
belajar mengajar yang tadinya terpusat di komunikasi. Kalau di sekolah langsung,
seminari menjadi bergeser. Tidak lagi harus pembelajarannya lebih lancar dibandingkan
berada di `seminarium', tempat persemaian dengan pembelajaran jarak jauh ini.” Koneksi
khusus mereka. Mereka pun ada yang tidak internet adalah hal yang paling ia
tinggal di dalam asrama. keluhkan dalam mengikuti pembelajaran jarak
jauh (PJJ) atau kelas daring. Persoalan koneksi
Pihak seminari kemudian meminta
internet bisa timbul dari mana saja saat kegiatan
bantuan para orang tua seminaris untuk terlibat
belajar mengajar. Baik dari pihak guru maupun
melakukan pendampingan selama seminaris
siswa. “Kadang-kadang juga dari pihak guru atau
berada di rumah. Kondisi ini digambarkan
yang lain. Misalnya ada kawan yang sedang

26 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


presentasi, tiba-tiba jaringan terputus. Itu sangat Wacana Bhakti, Romo Adrianus Andy Gunardi,
menghambat.” Pr.
Menurut Brilian, kegiatan belajar Para seminaris masuk kompleks dalam
mengajar lebih efektif saat tatap muka langsung dua gelombang. Gelombang pertama untuk kelas
di seminari daripada harus tinggal di rumah. Dia nol pada bulan Juli. Gelombang kedua untuk
mengatakan, “Kalau mau pilih yang terbaik kelas tiga pada bulan Agustus. Para seminaris
sudah pasti di seminari. Karena so pasti, di yang masuk kompleks seminari menjalani
seminari akan mendapatkan pendampingan karantina selama dua minggu. Satu kamar untuk
yang lebih maksimal”. satu orang. Mereka tidak boleh keluar kamar dan
makanannya diantar ke kamar mereka.
Di Seminari Wacana Bhakti, ada 96 siswa saat ini.
Hampir 98 persen berasal dari Jakarta. Di Mereka juga menjalani screening
samping seminaris belajar jarak jauh, ada juga kesehatan. Salah satunya rapid test. Rapid
seminaris yang belajar di seminari. Mereka test dilakukan dua kali. Pertama, saat masih
berjumlah 52 siswa. Terdiri dari siswa kelas nol berada di rumah. Kedua, saat tiba di seminari.
dan kelas tiga. Sementara kelas satu dan kelas Jika hasil rapid test non-reaktif para seminaris
dua mengikuti kegiatan belajar mengajar dari harus tetap menjalani karantina. “Kalau ada yang
rumah. Mengapa kelas nol dan kelas tiga yang reaktif berarti tidak boleh masuk seminari.
harus berada di seminari? Ada alasannya, Tetapi kemarin sudah kita lakukan dan semua
mereka harus berada di seminari. Kelas nol non-reaktif,” katanya.
harus tinggal di seminari agar mereka
Semua karyawan dan staf di seminari
mendapatkan irama hidup seminari dan
juga sudah menjalani rapid test. Tenaga
sementara kelas tiga harus memutuskan apakah
kesehatan seperti dokter dan suster selalu
ingin menjadi pastor tarekat atau diosesan.
bersiaga jika ada siswa yang sakit atau
Untuk itu mereka perlu dibina secara intensif.
mengalami gejala terkait Covid-19. Pihak
Selain itu, menurut Rektor Seminari seminari juga bekerja sama dengan Rumah Sakit
Menengah Wacana Bhakti Romo Adrianus Andy Carolus.
Gunaradi, Pr bahwa “Seminari juga mengajarkan
Adaptasi Kebiasaan Baru di Seminari
pembelajaran mengenai hidup. Perilaku hidup.
Latihan doa. Itu yang tidak bisa secara online. Para siswa kini sehari-hari harus
Bukan hanya pembelajaran secara akademis. beradaptasi dengan kebiasaan baru. Yaitu
Tetapi juga ada pembelajaran akhlak, menggunakan masker, mencuci tangan, dan
kepribadian.” menjaga jarak fisik. Mereka akan ditegur jika
tidak menjalankan kebiasaan ini. Jenis olahraga
Persiapan ‘Menyambut’ Seminaris Baru
pun hanya boleh yang bersifat mandiri, seperti
Pandemi Covid-19 mendorong Seminari berlari. Selain itu ada plakat edukasi tertempel
Menengah Wacana Bhakti disiplin menjalankan tentang cuci tangan menggunakan standar WHO.
protokol kesehatan. Terutama untuk pendidikan Tempat-tempat cuci tangan juga disediakan
di seminari. Untuk itu, mereka membentuk beserta sabunnya. Seminari didisinfektan setiap
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan 10 hari sebagai langkah pencegahan. Lalu
memberlakukan sejumlah protokol. Kapasitas pemeriksaan suhu badan dengan thermo gun.
seminari dikurangi. Hanya terisi 50 persen demi
Para seminaris juga dilarang keluar
menjaga jarak fisik. Pendidikan di dalam
kompleks dengan alasan apa pun. Kegiatan jalan-
seminari juga diprioritaskan khusus bagi kelas
jalan untuk sementara ditiadakan saat pandemi
nol dan kelas tiga. Seluruh kompleks seminari
Covid-19 ini. “Kalau seminaris memiliki
didisinfektan sebelum para seminaris masuk.
kebutuhan akan suatu barang maka mereka
Ada penjelasan sebelumnya lewat Zoom memberitahukan dan akan dicatat. Nantinya
antara pihak seminari dengan orang tua. Orang yang membelikan para frater,” kata staf seminari
tua hanya boleh mengantar sampai depan pintu Romo Joseph Biondi Mattovano, Pr.
gerbang. Hanya para siswa yang diperbolehkan
memasuki kompleks. “Kami komunikasikan
dengan orang tua apa yang akan terjadi nanti Komunikasi antara pihak seminari dengan para
kalau para seminaris masuk. Kami sudah orang tua seminaris berlangsung intens.
sosialisasi dan orang tua memahami situasi Biasanya lewat Zoom. Para orang tua juga dapat
Covid-19 ini,” terang Rektor Seminari Menengah mengikuti ibadah daring. Sekaligus memantau

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 27


kondisi puteranya. Lalu kalau ada seminaris “Karena seminaris zaman sekarang lebih banyak
yang sakit maka orang tuanya akan membaca berita. Sekolahnya juga lebih banyak
diinformasikan segera. online sehingga update berita itu juga.” Namun,
menurutnya kecemasan ini dapat terlupakan
Di Bawah Bayangan Pandemi
dengan segala kegiatan dan rutinitas di seminari.
Protokol kesehatan dijalankan sebagai Penerapan protokol kesehatan juga membantu
upaya pengendalian penyebaran Covid-19. seseorang tetap merasa nyaman dan aman.
Adaptasi kebiasaan baru dilakukan. Tetapi di sisi Tetapi kalau merasa cemas, seminaris
lain, informasi peningkatan kasus Covid-19 bisa sharing dengan para frater dan para pastor
menorehkan rasa cemas pada diri seminaris dan di seminari. “Sampai saat ini yang cemas sekali
orang tuanya. Saat cemas, Brilian sampai sakit, puji Tuhan belum ada.”
memilih menenangkan diri dengan bermain alat
Romo Joseph Biondi Mattovano Pr juga
musik atau chatting dengan kawannya. “Kadang
senantiasa mengajak para seminaris melihat
kalau cemas sekali, saya doa.” Orang tua Brilian,
situasi pandemi Covid-19 sebagai peristiwa yang
Dolly Silviana, juga bercerita bahwa orang-orang
harus dimaknai secara berbeda. Yaitu dengan
terdekatnya sudah tiada karena Covid-19.
menjadikannya sebagai pengalaman
Ia berupaya menjalankan protokol permenungan untuk menjadi seorang
kesehatan. Namun tetap merasa cemas. Untuk pembimbing umat Katolik. “Suatu saat nanti bisa
mengatasi kecemasannya, Dolly membawa berkhotbah banyak tentang pengalaman
semuanya dalam doa. “Mau apa lagi? Saya menghadapi pandemi. Bagaimana perjuangan
katakan umur di tangan Tuhan. Tetapi saya menjadi seminaris di rumah itu seperti apa?
dikasih hikmat. Ya, saya menjalankan sesuai Seminari juga bukan hanya terbatas dengan
hikmat yang diberikan. Saya menjaga kesehatan bangunan, dengan jadwal. Tetapi bagaimana
saya. Mengikuti protokol kesehatan. Semua di identitas sebagai seminaris itu terinternalisasi
tangan-Nya,” kata Dolly. dalam diri,” renungnya.
Romo Joseph Biondi Mattovano Pr selaku
pendamping atau pamong Seminari Menengah Editor: Sabar Subekti
Wacana Bhakti tidak menampik adanya rasa
www.satuharapan.com
cemas yang menghinggapi diri seminaris.

28 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Pastoral Kreatif
oleh OMI Provinsi Indonesia

Komunitas Seminari Tinggi OMI dan seluruh Oblat Provinsi Indonesia mencoba menanggapi masa
pandemi ini dengan beragam kreatifitas, sebagai bentuk layanan pastoral kreatif. Di bawah ini adalah
tulisan seorang frater skolastik OMI tahun pertama yang tinggal di Seminari Tinggi OMI. Dan berita ini
telah muat dalam www.omiindonesia.org

Misionaris Oblat Maria Imakulata Provinsi Rm. Domi Pareta, OMI di Paroki Malinau
Kalimantan Utara melakukan pelayanan dengan
Indonesia yang merupakan bagian Gereja
membawa komuni kudus untuk umat di stasi-
Universal tentu tidak diam saja disemangati oleh
stasi yang tidak dapat mengikuti Misa live
semangat St. Eugenius de Mazenod ‘Evangelizare
streaming. Demikian juga Paroki Santo Stefanus
Pauperibus Misit Me’. Tindakan pertama yang
Cilacap melaksanakan Misa live streaming
dilakukan oleh para Oblat di setiap karya
paroki, sehingga umat Cilacap tetap dapat
mengikuti anjuran Keuskupan di mana karya itu
merasakan sapaan Romo Paroki. Usaha-usaha
berada. Lalu bagaimana cara memaknai social
yang dilakukan ini sebagai bentuk sapaan
dan physical distancing?
kepada umat dan meneguhkan iman mereka.
Komunitas Seminari Tinggi OMI Wisma
Selanjutnya bantuan-bantuan di luar
de Mazenod (WdM), Yogyakarta menggunakan
sakramen juga diberikan. Bantuan bahan-bahan
saat ini sebagai kesempatan berharga untuk
pokok harian dan kebutuhan untuk mencegah
‘masuk ke dalam’ hati guna berjumpa dengan
corona juga diusahakan oleh para Oblat.
Tuhan, mengenali kehendak-Nya dengan lebih
Pembagian sembako kepada mereka yang
baik, dan mengalami pembaruan diri.
membutuhkan (mahasiswa/i dari luar Jawa,
Kesempatan itu juga digunakan Komunitas WdM
masyarakat miskin, mereka yang kehilangan
untuk menemukan terobosan-terobosan
pekerjaan, UBK) serta membagikan
pastoral yang dapat dilakukan dalam masa ini.
perlengkapan medis seperti masker, APD, dan
Rm. Radjabana, cairan untuk mencuci tangan di rumah sakit,
OMI sebagai Pastor puskesmas, lembaga pemasyarakatan, klinik
Kepala Paroki Santa serta di beberapa panti jompo dan panti asuhan.
Maria Imakulata Bantuan tersebut masing-masing dilakukan oleh
Kalideres, Jakarta para Oblat di Paroki
menyapa serta Banyumas, Paroki
menguatkan umatnya Trinitas Cengkareng,
dengan membuat video dan Paroki Malinau.
harian. Video-video itu disebarkan ke grup-grup
Pastoral kreatif
media sosial sekolah dan perguruan serta para
juga hadir dalam masa
karyawan pabrik. Produksi tampilan-tampilan
pandemi ini. Rm.
inspiratif dan sapaan juga dilakukan Komunitas
Damianus, OMI bersama Rm. Eko Saktio, OMI
WdM. Seluruh anggota komunitas dibantu oleh
dan Br. Jojo, OMI yang berada di Kaliori melalui
tim Design Komunikasi Visual (DKV) WdM
proyek peternakan. Setiap harinya bisa
memproduksi lagu, kata-kata inspiratif, dan hasil
memberikan makan dan pekerjaan kepada lebih
permenungan dibagikan kepada umat melalui
dari lima puluh keluarga miskin serta tetap aktif
media sosial.
berkatekese di jalur digital melalui fanpage Gua
Maria Kaliori.

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 29


Rm. Yoyon, OMI saat krisis seperti ini. Diperlukan cara-cara
membantu umat Sebakung berpastoral yang lebih kreatif supaya ajakan
untuk menjual beras ‘dari altar turun ke pasar’ menjadi riil. Setiap
panenan. Komunitas WdM komunitas karya mempunyai cara masing-
pun memilih melakukan masing dalam mewartakan kabar sukacita.
pastoral donor darah Saling membagikan pengalaman adalah
ketika mengetahui bahwa kesempatan yang sangat baik sehingga dapat
persediaan darah di PMI saling meneguhkan dan memperkaya satu sama
sangat kurang karena lain. Semoga semangat pelayanan para Oblat
pandemi corona dan kami tetap berkobar pada keadaan yang cenderung
juga melakukan pastoral normal atau pada keadaan khusus seperti
‘penyambung lidah’. Kami berusaha menghadapi corona saat ini. Tuhan Yesus
menyuarakan kebutuhan bantuan untuk yang memberkati, Bunda Maria Imakulata
terdampak Covid-19 kepada umat yang bersedia melindungi.
menjadi donatur dan menyalurkannya kepada
yang membutuhkan.
Melayani yang tak terlayani’ adalah
semangat yang dibawa oleh setiap Oblat dalam Fr. Bryan Evan Pabubung, OMI

menjalankan perutusan mereka. ‘Mereka yang https://omiindonesia.org


tak terlayani’ menjadi lebih tampak pada saat-

Foto: omiindonesia.org

30 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Tahbisan 9 Imam di Keuskupan Ruteng:
Dipanggil untuk Melayani

Para imam dipanggil untuk mencari dan


menyelamatkan umat Allah. Karena itu
hendaknya para imam memiliki komitmen
pribadi yang tangguh, bekerja sama dengan
siapapun yang berkehendak baik, dan tidak
jemu membaca maksud Allah dalam zaman
yang senantiasa bergerak dan berubah. Hal
ini disampaikan oleh Uskup Ruteng Mgr.
Siprianus Hormat dalam perayaan tahbisan 9
diakon di Paroki Katedral Santa Maria
Assumpta-Santo Yosef Ruteng, Jumat
Mgr. Siprianus Hormat (Uskup Ruteng), Mgr. Michael Angkur, (30/10/2020) pukul 08.30 WITA.
OFM (Uskup Emeritus Keuskupan Bogor), dan Para Imam Baru.

Selain Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, turut hadir Uskup Emeritus Keuskupan
Bogor Mgr. Cosmas Michael Angkur, OFM, para imam konselebran, biarawan-biarawati, dan
umat yang menghadiri perayaan suci ini dengan penuh iman. Adapun 9 diakon yang ditahbiskan
menjadi imam yaitu: Diakon Agustinus Hadun, Diakon Stefanus Jimi Wintoyo Mala, Diakon
Siprianus Tangur, Diakon Pankrasius Wahu Nudan, Diakon Valerian Karitas, Diakon
Ferdinandus Sando, Diakon Alexander Jas, Diakon Sirilus San, dan Diakon Febriano Kiswanto
Rikardus Tagung.
Para diakon menyelesaikan pendidikan di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret,
Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Mereka akan melayani umat di Keuskupan Ruteng.
Keuskupan Ruteng ini merupakan Keuskupan Sufragan pada Provinsi Gerejawi
Keuskupan Agung Ende. Wilayah Keuskupan Ruteng berada di tiga kabupaten di pulau Flores-
Nusa Tenggara Timur, yakni Kabupaten Manggarai (Kevikepan Ruteng), Kabupaten Manggarai
Timur (Kevikepan Borong), dan Kabupaten Manggarai Barat (Kevikepan Labuan Bajo).

Omnia in Caritate
Tema perayaan tahbisan ini
diambil dari 2Tim. 2:1: “Jadilah kuat oleh
kasih karunia dalam Yesus Kristus.” Dalam
kotbahnya, Mgr. Siprianus Hormat
menasihati imam barunya bahwa para
imam dipanggil untuk melayani dan
senantiasa memiliki spirit tidak menyerah
dan menjadi abdi Tuhan dalam Kristus.
“Entah jauh atau dekat, gampang atau
sulit, gembira atau kecewa, entah jauh dari
kota atau selalu di kota, hendaklah
melakukan semuanya dalam kasih. Omnia
in caritate. Lakukan segala pekerjaanmu
dalam kasih,” pesan Uskup Siprianus.
Prosesi Tahbisan Imam Keuskupan Ruteng

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 31


Uskup Ruteng menegaskan bahwa
dalam rasa persaudaraan yang diikat oleh
satu iman dan persaudaraan kasih, perayaan
tahbisan ini adalah tanda bahwa Allah tetap
mencintai dan setia pada Gereja-Nya dengan
memanggil, memilih, mengurapi serta
mengutus pelayan-Nya, hamba-hamba-Nya ke
tengah kita, ke tengah Gereja dan ke tengah
dunia.
Uskup Ruteng (Mgr. Siprianus Hormat) dan Uskup Emeritus
Bertolak dari Injil Matius, Uskup
(Mgr. Michael Angkur, OFM) memberkati imam baru Ruteng mengingatkan siapapun yang telah
mengenal Yesus diutus untuk menjadi saksi
Spirit Pelayanan dan mengajar bahwa Yesuslah Juru Selamat
Dunia. Tuhan mengingatkan: “Barang siapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi
pelayan.” Uskup Ruteng menambahkan bahwa spirit pelayanan selalu berakar dari kerendahan
hati, pada kesetiaan dan pengorbanan. Melalui permenungan firman Tuhan ini, Uskup Ruteng
mengajak para imam baru untuk menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Yesus Kristus.

Selibat tapi Tetap Terlibat


Imam baru RD. Gusti Hadun dalam sambutannya mengaku memilih menjadi imam
karena para Imam memilih jalan yang sunyi dan bergerak dalam dunia untuk memperbaharui
dunia. “Kami memilih jalan selibat tapi tetap terlibat. Kami memilih jalan hidup sendiri tapi
hadir untuk selamatkan dunia,” ujar Romo Gusti. Di akhir sambutan Romo Gusti Hadun
memohon dukungan Uskup, para imam, biarawan-biarawati, dan umat untuk membantu para
imam untuk berjalan di jalan yang lurus di tengah dunia yang bengkok (penuh tantangan).
Pastor Rekan Paroki Katedral Ruteng, RD. Kristo Selamat mengatakan perayaan Ekaristi
berjalan kondusif, lancar, dan mengikuti protokol kesehatan. Umat dan keluarga para imam
mengikuti perayaan ini secara langsung maupun melalui live streaming Youtube Paroki Katedral
Ruteng Flores NTT.

Kontributor: Edi Woda, Umat dari Flores NTT


www.katolikana.com

32 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


"Menabur" di Masa Pandemi
Meski di masa pandemi Covid-19, para seminaris dan para suster tetap giat menaburkan benih
panggilan kepada remaja-remaja masa kini. Selain diikuti oleh siswa-siswi SMP Santo Yosef,
kegiatan ini juga diikuti oleh SD-SD Tarakanita Surabaya, anak-anak BIAK, dan remaja-remaja
Katolik (REKAT).

mengajak teman-teman peserta untuk


mendalami cita- citanya, "Cita-cita teman-teman
yang ingin menjadi dokter, psikolog, guru, dan
lain-lain itu adalah mimpi umum. Mimpi umum
adalah profesi yang kita jumpai dalam hidup
sehari-hari. Ada yang dinamakan panggilan
khusus, yaitu panggilan untuk masuk seminari
dan menjadi romo." "Berani tidak teman-teman
untuk memiliki panggilan khusus ini?," tantang

Para Suster CB mensharingkan panggilan sebagai biarawati

Sabtu, 12 Desember 2020, siswa/i SMP Santo


Yosef Tarakanita Surabaya belajar menerima
dan memaknai panggilan Tuhan bersama Romo
Gunawan dan para seminaris Seminari Garum
serta para Suster Kongregasi Cinta Kasih CB
dalam Aksi Panggilan secara virtual.
para seminaris kepada para siswa yang hadir.
Dalam pengantarnya, Margaretha Ilin Ubayanti
menghaturkan terima kasih kepada para sahabat Sementara di ruang meeting putri, para
CB (sebutan untuk fans suster CB) dan Garum suster banyak membagikan pengalaman
Lovers (sebutan untuk fans seminaris Garum) bagaimana perjalanan hidup masing-masing
dan kemudian menggaungkan Salam Tarakanita hingga bisa setia menjadi suster, seperti
untuk menyemangati anak-anak. ditunjukkan oleh Suster Franberthis, CB dan
Suster Theofila, CB yang bersahabat sejak kelas
"Tak kenal maka tak sayang, tak sayang III SD. Keduanya berbeda sekolah, namun
maka tak berjuang." Itulah semboyan yang bersahabat karena perjumpaan di gereja sebagai
digemakan panitia dalam kegiatan Aksi misdinar. Keduanya kini sama-sama setia
Panggilan yang berlangsung via Zoom dan membaktikan diri sebagai mempelai Kristus
disiarkan di kanal Youtube Humas Tarakanita dalam Kongregasi Cinta Kasih CB.
Surabaya dan Hidup TV.
Banyak kegiatan menarik yang
Dengan dimoderatori oleh Ibu Yulia dan dibawakan oleh para seminaris dan para suster
Bapak Albertus Febrianto (Guru SMP Santo dalam Aksi Panggilan ini. Ada penampilan musik
Yosef), kegiatan Aksi Panggilan ini dibagi dalam yang dibawakan para seminaris, penampilan tik
dua ruang meeting. Murid putra mengikuti tok dari suster, hingga karaoke bersama
kegiatan bersama para seminaris Seminari kolaborasi antara peserta laki-laki dan
Garum. Sementara murid putri mengikuti perempuan.
kegiatan bersama suster-suster CB. Tujuan
Aksi Panggilan ini adalah memperkenalkan Di akhir kegiatan, Wenceslaus Aryanto
kepada siswa/i SMP Santo Yosef cara hidup (Guru SMP Santo Yosef) menyampaikan
bakti kepada Allah dan memperkenalkan kepada sambutan dan ucapan-ucapan terima kasih.
siswa/i SMP Santo Yosef karya suster-suster
Sumber: https://www.kompasiana.com
CB.Di ruang meeting putra, para seminaris

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 33


Tahbisan Imam CSE
di Masa Pandemi

Pada tanggal 18 November 2020, di Lembah


Karmel Cikanyere ditahbiskan tiga Imam CSE,
oleh Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis
Bruno Syukur, OFM.
Para imam yang ditahbiskan pertama, RP
Henri Lausia, CSE. Romo Henri berasal dari
Paroki St. Yohanes Penginjil – Bengkulu –
Keuskupan Agung Palembang. Romo akan
menjalankan tugas perutusan di Seminari
Menengah Stella Maris, Parung – Bogor.
Kedua, RP Marcellino Corsini, CSE. Romo
Marcel berasal dari Paroki St. Matias, Cinere –
Jakarta – Keuskupan Bogor. Romo akan
menjalankan tugas studi lanjut kitab suci di
Roma. Berhubung masa pandemi, ia akan
menjalani masa persiapan di STIKAS St. Yohanes
Salib, Bandol – Kalimantan Barat.
Ketiga, RP Methodius, CSE. Romo
Methodius berasal dari Paroki St. Theresia, orang, membebaskan pembebasan kepada orang
Salam – Magelang – Keuskupan Agung Semarang. yang tertawan oleh karena harta dan keegoisan,
Romo akan menjalankan tugas perutusan di menghibur orang yang berduka.”
Lembah Cikanyere. “Imam diberi tugas menggembalakan
Dalam homilinya, Mgr. Paskalis umat bukan dengan paksa namun sukarela.
mengatakan bahwa imam harus bersatu dan Menggembalakan berarti menjadi pempimpin
bersekutu dengan Tuhan. Ketika bersatu dengan yang mengarahkan umat ke jalan yang baik,
Tuhan maka kita mampu bersatu dan berani hadir di tengah umat pada berbagai
membangun persekutuan kasih dengan sesama. kondisi yang meneguhkan umat dalam
Imam telah mendapat karunia Roh dari Tuhan. menghadapi kerasnya kehidupan,” kata Mgr.
Bruno.
Selanjutnya beliau mengatakan, “Imam
telah menerima tugas perutusan Tuhan, yakni
untuk memberikan kabar baik kepada banyak Sumber: http://katolikkeren.online/tahbisan-imam-cse-2020-
keuskupan-bogor/

34 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Satu Imam Keuskupan
Denpasar Ditahbiskan
di Tengah Pandemi

Keuskupan Denpasar yang membawahi penting dalam Gereja Katolik. Seorang imam
wilayah Bali dan NTB akhirnya berhasil yang ditahbiskan sebagaimana ada dalam
menahbiskan imam baru. Pentahbisan digelar Kitab Suci menjalankan tugas mengajar dan
di Gereja Paroki St. Fransiskus Xaverius Kuta, menguduskan. Imam mengajarkan Firman
Jumat (27/11). Upacara pentahbisan Allah sebagaimana dilakukan oleh Yesus
dipimpin langsung oleh Uskup Denpasar, Mgr. sendiri. Imam juga melaksanakan tugas
DR. Silvester San, Pr. Adapun imam baru yang menguduskan melalui pelayanan Sakramen
ditahbiskan yakni RD. Antonius Gede kepada seluruh umatnya. Sementara tugas
Ekadana Putra. menggembalakan dengan cara melayani dan
Romo Toni, begitu imam baru itu berada di tengah umatnya. Hanya dengan
biasa dipanggil, adalah warga Paroki Kulibul cara-cara seperti ini seorang imam
Tuka yang dilahirkan di Gumrih. Upacara mengambil bagian dalam tugas Kristus dan
pentabisan dihadiri sekitar 500 umat Katolik beroleh kebahagiaan di akhirat.
dan undangan yang hadir dari kapasitas dua Selain itu Uskup Denpasar juga
ribu tempat tempat duduk. Jumlah umat yang menekankan jika tahbisan imam kali ini
hadir sudah termasuk para imam Keuskupan merupakan peristiwa sejarah di wilayah
Denpasar. Pantauan media ini di lokasi, setiap keuskupan. Tahbisan bersejarah, baik
umat yang datang mengikuti upacara, dicek tahbisan diakon maupun tahbisan imam.
suhu tubuh, dibagikan masker dan mencuci "Mengapa disebut tahbisan bersejarah,
tangan di kran air yang sudah disiapkan di karena ini tahbisan dengan mengikuti
beberapa sudut gereja. Setelah melewati protokol kesehatan yang ditetapkan oleh
protokol kesehatan di pintu masuk umat Satgas Covid-19, baik tahbisan diakon
dibolehkan masuk ke dalam ruang gereja. Di maupun tahbisan imam. Tahbisan sangat
dalam ruang gereja umat diatur duduk saling meriah dan dikenang oleh seluruh umat
jaga jarak fisik. Satu bangku yang biasanya dengan mengikuti seluruh protokol
ditempati lima orang, hanya diisi tiga atau kesehatan.
dua orang. Media yang meliput acara “Dia berasal dari Paroki Kulibul
pentahbisan dibatasi. Panitia menayangkan kelahiran Gumrih. Ia telah berjuang keras
langsung suasana pentahbisan melalui live untuk mencapai tujuan panggilan sebagai
streaming untuk umat yang tak mengikuti imam. Tidak mudah mengambil keputusan
pentahbisan Imam baru. Menariknya, karena sebagai imam yang akan dijalani seumur
protokol kesehatan hanya uskup yang hidup. Percayalah, Tuhan tetap hadir dalam
memberi salam damai untuk imam baru. menjalani panggilan imamatnya," ujarnya.
Selain uskup, turut hadir dalam Kehadiran umat dibatasi. Upacara
peristiwa pentahbisan tersebut Vikjen pentahbisan juga menerapkan disiplin
Keuskupan Denpasar, Pater Yosef Wora, SVD, protokol kesehatan Covid-19 yang ketat
Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar, karena dispilin protokol kesehatan sebagai
RD Herman Yoseph Babey, Pr dan Pastor panglima dalam kegiatan adaptasi kehidupan
Paroki FX Kuta, RD Venus Daton, Pr. Dalam baru atau era new normal.
arahannya, Uskup Denpasar Mgr. DR Silvester
San mengatakan, imam merupakan satu pilar Sumber:
mediaindonesia.com

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 35


Mgr. Rolly Tahbiskan 10 Imam Baru
Karundeng, Pastor Yohanes I Made Pantyasa,
dan Pastor Bernardus Wayan Sugiarta.
Para imam baru ini ada yang ditugaskan
di Keuskupan Agung Makasar, Keuskupan
Amboina, Keuskupan Merauke (Papua) dan
Keuskupan Manado. Khusus Keuskupan Manado
ada yang bertugas di paroki, ada pula yang di
komisi yakni Komsos dan PSE.
Dalam sambutannya di refter seminari,
seusai Misa, Uskup Manado Mgr. Benedictus
Estephanus Rolly Untu MSC menyampaikan
terima kasih kepada sejumlah pihak, yang telah
berperan sehingga para frater diakon ini bisa
ditahbiskan. “Banyak orang terlibat dalam
(Foto : HIDUP/Lexie Kalesaran) pembinaan dan pendidikan calon imam ini,
sehingga bisa mencapai puncak yakni tahbisan
Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus imam,” ujar Mgr. Rolly, sapaan Uskup seraya
Rolly Untu MSC menahbiskan 10 imam baru di menyebutkan orang-orang/pihak yang
Kapel Seminari Hati Kudus Yesus (HKY) Pineleng, dimaksud seperti orang tua, staf pembina, orang
Minggu, 26/7/2020. tua asuh, pastores di Keuskupan Manado dan
Mendampingi Uskup saat Misa Tahbisan umat.
adalah Rektor Seminari HKY Pineleng Pastor Mgr. Rolly nengungkapkan, proses
Melky Malingkas, Ketua UNIO Keuskupan pembinaan dan pendidikan sebelum sampai
Manado Pastor Revi Tanod, Superior Skolastikat tahbisan imam dimulai dari keluarga. Keluarga,
MSC Pineleng Pastor Anselmus Jamlean MSC, menurut Mgr. Rolly, adalah seminari dasar
Pastor Samuel Maranresy MSC, Pastor Stenly kemudian berlanjut ke seminari menengah dan
Pondaag, sejumlah imam, dan Frater Diakon seminari atau sekolah tinggi. “Terima kasih
Micky Kojongian. kepada orang tua/keluarga imam baru yang
Tidak seperti biasanya, kali ini (saat telah merelakan putranya, bahkan ada yang
masa pandemi Covid-19), Misa Tahbisan sampai dua orang kakak-beradik untuk menjadi
dilakukan secara live streaming dan mengikuti calon imam,” sebut mantan Superior Provinsial
prosedur kesehatan, sebagaimana imbauan MSC Indonesia ini.
pemerintah. Keluarga calon imam hanya dibatasi
Sumber:
maksimal 2 orang saja. Imam yang mendampingi www.hidupkatolik.com
Uskup terbatas, hanya beberapa orang saja dari
biasanya puluhan imam. Umat yang biasa cukup
banyak (mencapai ratusan orang), kali ini
mereka hanya menyaksikan peristiwa penting
ini dari rumah.
Kesepuluh imam/pastor baru tersebut
empat orang dari Tarekat Misionaris Hati Kudus
Yesus dan enam orang dari Diosesan/Keuskupan
Manado. Mereka adalah Pastor Agustinus
Budiman MSC, Pastor Andreas Buarlele MSC,
Pastor Nouri Dien MSC, Pastor Wensislaus
Betbual MSC, Pastor Koresta Fansiskus Rian Lila,
Pastor Jerry Bambalu Torrebelaz, Pastor Jufri
Anthonius Dotulong, Pastor Malvinas Anthonius

36 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


“Jadilah Imam yang Taat”

Sore itu cuaca cerah dan berawan. Sekelompok Protokol kesehatan dijalankan dengan
sangat baik.
orang dengan pakaian batik terlihat sibuk
menata meja-meja, meletakkan kertas dan alat “Selamat datang, tolong QR codenya, cek
tulis di atas meja, sementara yang lain suhu tubuh, dan cuci tangan dulu ya,” begitu
membetulkan posisi 2 buah alat yang tampaknya kalimat yang terus diulang panitia saat
adalah pengukur suhu tubuh. Sesekali mereka menyambut setiap tamu undangan dengan
saling berbicara satu sama lain, sepertinya ramah. “Maaf, bisa tolong menggunakan masker
memastikan bahwa semua perlengkapan sudah ini saja” (sambil menunjukkan kotak penuh
ada. Tidak lama seorang pria datang dengan masker medis). Begitulah suasana penyambutan
memegang beberapa kotak, bertuliskan masker tamu undangan di pintu depan. Tidak lagi ada
medis 3 lapis. Saat itu jam menunjukkan pukul jabat tangan, apalagi pelukan hangat dan cium
16.00 WIB. Dalam situasi normal, apa yang pipi kanan dan kiri. Protokol kesehatan harus
diperbuat sekelompok orang tersebut akan ditaati dan dijalankan dengan taat. Walaupun
terasa janggal, tetapi di masa pandemi seperti agak terkesan protokoler, tetapi semangat
ini, yang mereka perbuat adalah sebuah kekeluargaan dan kehangatan masih sangat
keharusan. Sekelompok orang itu tidak lain terasa. Kiranya begitulah sepenggal cuplikan
adalah Panita Tahbisan Imam-Diakon SCJ. kesigapan tuan rumah dalam menyambut para
Mereka adalah umat Paroki Santo Petrus Kenten, tamu undangan tahbisan, memastikan bahwa
Palembang, tempat diadakannya Tahbisan keselamatan tamu undangan bisa terjaga dengan
Imam-Diakon SCJ, tepatnya 27 Januari 2021 mematuhi protokol kesehatan yang ada.
yang lalu.

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 37


Hiasan dan dekorasi yang ada di seputar
altar memperlihatkan peristiwa besar yang akan
berlangsung tidak lama lagi. Para kaum berjubah
(para imam, suster, frater, bruder) terlihat
menempati kursi yang sudah ditentukan. Begitu
juga dengan tamu undangan lain, semuanya
menempati kursi yang sudah ditentukan
sebelumnya. Jika dilihat dari belakang,
tampaklah barisan lurus dengan jarak kurang
lebih 1 meter antar tamu undangan. Kurang
lebih ada sekitar 200 orang yang akan menjadi
saksi langsung peristiwa penuh rahmat tersebut. Peristiwa penuh rahmat itu juga
disaksikan oleh umat beriman melalui channel
Mereka yang akan ditahbiskan menjadi Youtube Komisi Komunikasi Sosial, Keuskupan
imam adalah Diakon Alexander Pambudi SCJ, Agung Palembang. Tercatat yang turut
Diakon Marius Ari Saputra SCJ, Diakon menyaksikan melalui live streaming dalam
Benediktus Yogie Wandono SCJ, Diakon Pakalis rentang 800-1100 viewers. Tidak berlebihan jika
Aditya Wardana SCJ, Diakon Hubertus Aditya dikatakan, tahbisan imam-diakon SCJ ini
Prabowo SCJ. Sementara, Fr. Rafael Sudibyo SCJ, didukung oleh cukup banyak orang, yang dengan
sendiri tapi paling besar tubuhnya akan cara dan ungkapannya sendiri berperan dalam
ditahbiskan menjadi diakon. peristiwa yang penuh rahmat ini.
Perayaan Ekaristi tahbisan imam-diakon Dalam sambutan akhirnya, Superior
dipimpin oleh Yang Mulia Mgr. Aloysius Sudarso Provinsial SCJ, P. Titus Waris Widodo SCJ,
SCJ, Uskup Agung Keuskupan Agung Palembang, menyampaikan satu poin penting, bukan saja
didampingi oleh Superior Provinsial SCJ, P. Titus untuk para tertahbis tetapi juga untuk semua
Waris Widodo SCJ, dan Pastor Paroki Santo SCJ, bahkan juga untuk semua imam yang hadir:
Petrus, P. Yohanes Harry Subekti SCJ. Dalam “jadilah imam yang taat”. Ketaatan
homilinya, Mgr. Sudarso menampilkan beberapa menyelamatkan banyak orang, menghindarkan
tokoh Kitab Suci untuk menjelaskan tugas dari kejadian yang tidak diinginkan, dan tidak
perutusan sebagai seorang imam: Nabi Yeremia merugikan orang lain. Begitulah secara umum
dan Santo Petrus. Sepenggal kalimat dari pesan Superior Provinsial SCJ. Di akhir
homilinya yang baik untuk direnungkan adalah sambutannya, Superior Provinsial
“Kasih Allah itu seperti jala, memang menangkap menyampaikan tugas perutusan untuk kelima
manusia tetapi maksudnya untuk membebaskan imam baru, dan juga untuk diakon Rafael
manusia. Menebarkan jala artinya menunjuk Sudibyo.
pada kedalaman, kedalaman hidup.” Dengan
ringan dan lugas, Mgr. Sudarso juga
menyampaikan keprihatinannya tentang
‘kedewasaan’ yang dialami oleh umat beriman
dan juga untuk para tertahbis. Beliau
menggarisbawahi adanya kecenderungan untuk Penyunting:
terus menjadi ‘remaja’ atau ’remaja abadi’, Rm. Luis Antoni Wijaya, SCJ
seakan tidak mau maju untuk menjadi dewasa,
dan matang.

38 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Tahbisan Imam Baru
di San Juan Larantuka
pesan-pesan moral yang baik serta jangan saling
Tahbisan Imam Baru Rm. Petrus Suban Diaz, Pr memfitnah ataupun saling mengejek.
di Gereja San Juan Lebao di Larantuka pada Rabu
Pastor Paroki San Juan Lebao, Rm.
(11/11/2020). Turut hadir dalam acara tersebut,
Paskalis Mage Hokeng, Pr, dalam kesempatan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten
yang sama menyampaikan proficiat kepada imam
Flores Timur, Martinus Tupen Payon, S.Ag dan Plt.
baru Rm. Petrus Suban Diaz, Pr, yang telah
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Flores Timur,
ditahbiskan. Rm. Paskalis mengatasnamakan Tim
Anselmus Marianto, S.Sos.
pastor, DPP dan seluruh umat Paroki San Juan
Bupati Anton Hadjon dalam sambutannya menyampaikan limpah terima kasih kepada Yang
mengatakan saat ini banyak wilayah yang Mulia Bapak Uskup yang telah hadir dan
membutuhkan pelayanan Misa dengan baik. memimpin perayaan Ekaristi Pentahbisan Imam
Kehadiran Rm. Petrus Suban Diaz, Pr, tentunya Baru. Rm. Paskalis juga menyampaikan terima
akan mendapat berkat dari Tuhan untuk sama- kasih kepada Bupati Flores Timur dan segenap
sama membangun iman umat di Paroki, umat di unsur pemerintah yang telah hadir sehingga
Keuskupan Larantuka dan tentu pula kerohanian memberikan kekuatan bagi imam baru boleh
bagi masyarakat di Kabupaten Flores Timur. melangkah untuk berkarya demi umat dan
Bupati Anton Hadjon turut menyampaikan masyarakat di Lewotana, Flores Timur.
proficiat kepada Rm. Petrus Suban Diaz, Pr atas
Imam baru Rm. Petrus Suban Diaz, Pr,
penerimaan tahbisan imam.
dalam sambutannya menyampaikan
Uskup Larantuka, Fransiskus Kopong kegembiraan dan sukacitanya serta ungkapan
Kung,Pr, dalam sambutannya menyatakan rasa terima kasih kepada Yang Mulia Uskup Larantuka
syukur dan gembira serta menyampaikan karena telah diterima di Keuskupan Larantuka,
proficiat kepada imam baru, Rm. Petrus Suban juga kepada seluruh pihak yang telah
Diaz, Pr. Uskup Fransiskus turut menyatakan mendukungnya hingga moment pentahbisan ini
terima kasihnya kepada Pastor Paroki dan rekan digelar. Rm. Petrus juga menyampaikan rasa
imam Paroki San Juan Lebao, DPP, dan panitia cintanya yang besar kepada semua orang yang
yang telah mempersiapkan acara pentahbisan. berkesempatan hadir dan menyatakan bahwa
Menurut Uskup Fransiskus, pentahbisan imam di rasa cintanya kepada umat sama dengan rasa
tengah situasi pandemi yang dibatasi dengan cintanya kepada dirinya sendiri sehingga hatinya
berbagai larangan keramaian tidak akan akan selalu siap melayani. Rm. Petrus juga
mengurangi hakikat dari imamat itu sendiri. memohon banyak doa dan dukungan agar
Uskup Fransiskus juga berpesan agar para imam pelayanan yang dilakukannya akan berdampak
dan uskup melayani umat dengan baik serta baik bagi umat meskipun saat ini belum ada bukti
menjadi contoh dan memberi teladan kepada nyata yang dapat ditunjukkan.
umat. Terkait dengan teknologi, Uskup
Fransiskus meminta untuk menggunakan alat
Sumber:
komunikasi dengan baik untuk mendidik umat,
mendidik generasi muda, dan menyampaikan humassetda.florestimurkab.go.id

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 39


Menjadi Tanda Belas Kasih Allah

dan tidak melakukan apa pun untuk


menyelesaikan banyak masalah; menguasai
segalanya dan tidak efektif dalam segala hal,
membawa negara ini ke bencana yang tak
terbatas. Negara kita jatuh ke dalam godaan
keputusasaan dalam menghadapi situasi yang
menyakitkan ini, dan sempat berpikir bahwa
Tuhan jauh, diam, dan tersembunyi, tetapi…
Tidak, saudara dan saudari! Itu terus menjadi
Imanuel, Tuhan bersama kita, yang bertindak
dalam umat-Nya, dan kita melihat-Nya dalam
kebangkitan sikap solidaritas yang tak terhitung
Para Pemimpin Ordo, Kongregasi, Institut Hidup banyaknya".
Bakti dan Kerasulan Venezuela, bertemu pada Para religius dekat dengan mereka yang
tanggal 21 November 2020, pada Pesta menderita akibat pandemi Covid-19, mereka
Persembahan Perawan Maria. Para pemimpin berdoa untuk mereka yang meninggal akibat
bertemu untuk merefleksikan sebuah tema Covid-19, memberikan penghiburan pada
"Cinta Kasih di Masa Pandemi". Sebuah pesan keluarga yang berduka, sambil berterima kasih
iman, harapan, dan solidaritas disampaikan para kepada dokter dan tenaga kesehatan atas
pemimpin religius pria dan wanita Venezuela, dedikasinya. Jadi mereka menegaskan kembali
yang berkumpul dalam rangka Pertemuan Luar komitmen mereka untuk menjadikan setiap
Biasa tersebut. komunitas sebagai "rumah sakit lapangan";
"Kasih yang berbelas kasih telah untuk terus memproklamasikan Kerajaan Allah;
menuntun kami untuk memberikan hidup di untuk bertemu yang paling rentan; untuk
berbagai tempat di Tanah Kasih Karunia ini, di menunjukkan wajah penuh belas kasihan Kristus
pinggiran geografis dan eksistensial, melalui dalam persekutuan dengan semua layanan
kerasulan yang membawa kami lebih dekat ke gerejawi di bidang kesehatan, pendidikan dan
dunia kesakitan dan penderitaan, dalam dedikasi gizi; untuk mempromosikan kerjasama dengan
yang murah hati kepada semua, tanpa organisasi kemanusiaan; melakukan kerja sama
membedakan ras, keyakinan, kondisi sosial, atau dengan kaum awam dalam misi kemanusiaan,
pemikiran politik”, demikian yang disampaikan dalam realitas materialistik yang sulit dan
oleh Tarekat Religious Venezuela kepada Fides, kontradiktif, yang menimbulkan banyak
24 November 2020. tantangan; untuk memperkuat karya pastoral di
bidang pendidikan, mendampingi staf pengajar
Selanjutnya dikatakan, para religius
dalam menuntut hak kerja mereka.
adalah saksi solidaritas terhadap sebagian besar
rakyat Venezuela, yang “menderita akibat "Bahkan di tengah-tengah kesulitan,
manajemen kebijakan sosial yang buruk”, dan di Tuhan memberi kita alasan untuk bersukacita,
antaranya mereka menyebutkan: kelaparan, menunjukkan kepada kita bahwa kasih-Nya
malnutrisi, kesengsaraan dan kemiskinan; terus mengalir dengan limpah dengan
penindasan, penganiayaan terhadap mereka mendengarkan doa-doa kita," kata para religius,
yang tidak setuju, gaji yang sangat rendah, mengingat beatifikasi yang akan datang dari
kurangnya obat-obatan, inflasi yang tinggi, Dokter Kaum Miskin, Yang Mulia Dr. José
penyalahgunaan wewenang, korupsi, Gregorio Hernández, “Seorang saksi pengabdian
kekurangan bensin yang parah, gas, air, listrik, dan pelayanan untuk Venezuela dan, di atas
penganiayaan terhadap orang tua ... Ditambah segalanya, bagi kami orang-orang yang
dengan bencana ini, yang secara khusus dikuduskan. Venezuela masih merupakan tanah
memengaruhi saudara-saudara yang paling suci yang diberkati”.
miskin.
“Rezim politik yang berlaku – agama (SL) (Agenzia Fides 24/11/2020)
berlanjut – terus memusnahkan kebebasan
individu dan sosial, ingin melakukan segalanya

40 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Mencinta Sabda Allah boleh merusak misi mewartakan kasih Tuhan
yang tak bersyarat untuk semua. Dengan
di Masa Pandemi Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging,
kami yakin bahwa kami tidak akan pernah
menjadi sendirian bahkan di hari-hari
Evangelisasi tidak boleh berhenti. Di masa tergelap dalam hidup kita”.
pandemi ini, ada cara yang dibuat oleh umat Uskup Cubao, Mons. Honesto F.
Kristiani di Asia, yaitu dengan mencintai Ongtioco juga mendorong umat beriman
Sabda Allah dan mempromosikannya. untuk merenungkan Sabda Allah, cahaya
harapan di masa-masa yang tidak pasti ini,
Konferensi Kitab Suci di Filipina mengundang mereka untuk memperdalam
menyelenggarakan pertemuan secara online cinta untuk Kitab Suci yang merupakan
yang diikuti oleh para imam, biarawan- Firman Tuhan yang hidup.
biarawati, dan awam. Adapun tema yang “Tahun 2020 diwarnai dengan
diambil adalah “Kata dan Adorasi”. Pastor berbagai peristiwa tragis, seperti pandemi. Di
Julius Jose Coching, Direktur Eksekutif tengah peristiwa tersebut, Sabda Tuhan
Claretian Communications Foundation, menjadi titik rujukan yang kokoh,
sebagai promotor acara tersebut telah menawarkan perlindungan, perlindungan dan
melaporkan kepada Agenzia Fides, 4/12/20. penyelamatan,” tegas Fr. Elias L. Ayuban Jr,
Tujuan konferensi tersebut adalah Pemimpin Provinsi Claretians di Filipina.
untuk menawarkan jalan dukungan spiritual “Meskipun gereja-gereja tutup dan
dan misionaris kepada umat beriman, yang kami merindukan perayaan liturgi, kami
sedang mengalami krisis kesehatan. Uskup memuja dan memuji Tuhan dengan
Cabanatuan, Mgr Sofronio A. Bancud, Ketua mendekatkan diri pada Firman Tuhan dan
Komisi Kitab Suci – Konferensi Waligereja yang membutuhkan dalam kehidupan sehari-
Manila, mengundang umat beriman "untuk hari. Saat krisis ini adalah saat yang tepat
mencintai Sabda Tuhan, yang menjadi terang untuk memberi dan memberi diri sendiri,"
dan ilham dalam hidup khususnya di masa kata Angeline Ong, seorang peserta awam.
pandemi Covid-19 ini. Uskup mendorong para
peserta untuk mempromosikan Sabda Tuhan
www.agenziafides.org
di komunitas masing-masing: "Pandemi tidak 4/12/2020

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 41


Pesan Perdamaian Sampai ke Kamerun
Paus Fransiskus memberikan pesan perdamaian Negara. Perjalanannya ingin menjadi tanda
kepada umat di Kamerun, Afrika melalui konkret dari komitmen bersama, suportif dan
sekretarisnya Kardinal Pietro Parolin. Pada partisipatif, untuk melindungi dan
kesempatan yang berbahagia itu, Kardinal mempromosikan martabat dan kebaikan semua
Parolin memberikan pallium kepada Uskup dan tertarik pada kasih sayang, rekonsiliasi dan
Agung Bamenda Andrew Nkea Fuanya. penyembuhan, rasa hormat, penerimaan,
terutama dalam saat ini, keadaan darurat
kemanusiaan akibat virus corona yang sedang
"Paus Fransiskus sangat menyadari kesulitan melanda dunia.
yang Anda alami selama bertahun-tahun dan
Dalam persekutuan dengan Paus
sampai saat ini masih mengalaminya: beliau
memohon penghiburan dari Tuhan untuk Anda, Pallium - jelas Sekretaris Negara dalam
terutama bagi mereka yang telah menjadi Misa di Katedral Bamenda - adalah simbol dari
korban kekerasan atau yang dalam krisis ini, ikatan persekutuan tertentu dengan Paus:
telah kehilangan teman dan orang yang dikasihi". ditenun dengan wol domba yang diberkati
Demikian yang diungkapkan oleh Kardinal olehnya pada pesta Santa Agnes, 21 Januari. Itu
Sekretaris Negara, Pietro Parolin, mewakili Paus membangkitkan sosok Gembala yang Baik, yang
Fransiskus dalam homilinya. pergi mencari domba yang hilang dengan
meletakkannya di pundaknya. Itu
Pada hari yang istimewa itu juga,
melambangkan kekuatan yang dijalankan Uskup
menjadi kesempatan kehormatan bagi
Agung di Provinsi Gerejawi, dalam persekutuan
Monsinyur Andrew Nkea Fuanya, Uskup Agung
tertinggi dengan Paus. Itu adalah tanda yang
Bamenda yang menerima pallium dari Kardinal
kaya akan makna, yang dengan kuat meresmikan
Parolin. Hal itu diungkapkan sebagai rasa
mandat dari setiap Uskup Agung baru:
kedekatan Paus Fransiskus dengan seluruh umat
pelayanan barunya ditempatkan sejak awal di
di Kamerun, dan secara umum, benua Afrika.
bawah tanda persekutuan, dalam ketaatan dan
Yang menurut Paus Fransiskus, Afrika sebagai
persatuan dengan Bapa Suci dan dalam berbagi
tanah yang kaya akan kemanusiaan tetapi
dengan sesama Uskup ".
ditandai dengan begitu banyak penderitaan.
Paus Fransiskus melalui Kardinal Parolin, Dengan Injil di saku Anda
bersatu hati "menggabungkan keinginan untuk
“Sementara banyak suara bergema dan
perdamaian dan rekonsiliasi yang muncul dari
mengejar satu sama lain di sekitar kita;
tanah tercinta dan indah ini kepada Tuhan".
sementara banyak yang ingin menjadi guru
Rekonsiliasi, kasih sayang, penerimaan dalam hidup kita" - Kardinal menunjukkan -
perlu untuk memberikan" bobot unik pada
Kardinal Parolin tiba di Kamerun Kamis,
Sabda Kristus yang merupakan Firman Allah”.
28 Januari 2021 didampingi oleh Monsinyur
Untuk alasan ini, Paus, pada beberapa
Ivan Santus, pejabat Seksi Hubungan Sekretariat

42 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


kesempatan mengundang kami untuk membawa Benih harapan
sebuah kitab kecil Injil. Injil di saku Anda
Berbicara kepada umat beriman, dia
bukanlah slogan tetapi program spiritual ”.
kemudian mendesak mereka untuk melawan
Kemanjuran Firman kekerasan, perpecahan dan perjuangan
persaudaraan yang menimpa negeri ini:
"Yesus menginginkan kebaikan umat
"Siapapun yang melawan kejahatan yang
manusia, maka Ia membebaskan kita dari
berdiam di dalam hatinya, menjadi pembawa
kejahatan," kata Kardinal. “Yesus mampu
kebaikan dan perdamaian dalam keluarganya, di
mendatangkan pembebasan total dengan tepat
antara teman-temannya, di komunitasnya: dan
melalui Firman-Nya yang sederhana dan kuat:
dengan cara ini dia menjadi benih harapan bagi
Keluar dari padanya! (bdk. Mrk.1:25). Bukan
semua ”.
formula ajaib; bahkan tidak ada gerakan yang
aneh: adalah Firman-Nya yang sangat efektif". Hindari risiko kesombongan spiritual
Sekretaris Negara menggarisbawahi bahwa
Sekretaris Negara menutup homili
"Kejahatan ada dan Kristus mampu
dengan mengingat bahwa setelah dua ribu tahun,
mengalahkannya. Terserah kita untuk
keheranan dan pertanyaan, di hadapan Tuhan
mempraktikkan pertarungan ini setiap hari ”.
Yesus, adalah sikap berharga yang harus dijaga
Ketenangan dan kewaspadaan dengan hati-hati: "Kita tidak boleh berhenti
merenungkan Misteri ini untuk menghindari
Kardinal Parolin kemudian
risiko. Kebanggaan rohani, dari mereka yang
membangkitkan ajaran rasul Paulus,
yakin bahwa mereka telah mengetahui
menunjukkan dua istilah berharga yang harus
segalanya tentang Yesus, tanpa menyadari
menandai perjalanan spiritual masing-masing:
bahwa Dia selalu lebih besar dari yang dapat kita
ketenangan dan kewaspadaan: "Ketenangan
pahami secara manusiawi. Kita seharusnya tidak
pernah berhenti mengagumi misteri
fundamental dari iman Kristen kita: yaitu
tentang Anak Allah yang menjadi manusia untuk
pembebasan kita”.
Banyak umat beriman yang ingin
menghadiri Misa di Katedral Bamenda, tanda
kasih sayang kepada Uskup Agung Fuanya dan
persekutuan yang menyenangkan dengan Paus
yang diwakili oleh Sekretaris Negara.

www.agenziafides.org
karena dengan Kristus kita adalah pemenang,
dalam mengikuti Dia melalui doa dan hidup
sakramental; kewaspadaan untuk dapat
membedakan kejahatan di mana ia bersembunyi,
dimulai dengan hati kita ”.

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 43


Berani Mengatakan
“Ya”
pada Panggilan Tuhan
Ketika Hari Doa Panggilan Sedunia dilaksanakan, orang-orang didorong untuk mengatakan “ya” pada
panggilan Tuhan.

Minggu, 3 Mei 2020, ditandai sebagai Hari Doa dapat terhubung dengan Tuhan di tingkatan
yang lebih dalam.
Panggilan Sedunia ke-57. Ini adalah hari yang
dilaksanakan oleh Gereja untuk mendorong Keberanian untuk Mengatakan “Ya”
orang untuk merefleksikan dan memahami
Bergabung dengan seruan Paus untuk
panggilan Allah kepada mereka. Selama masa
promosi panggilan, Uskup Alphonsus Cullinan
Kepausannya, Paus Fransiskus telah berkali-kali
dari Keuskupan Waterford dan Lismore di
berbicara tentang panggilan untuk imamat dan
Irlandia, dan Ketua Dewan Panggilan Vokasional
kehidupan religius. Berbicara kepada para
Irlandia, mengatakan perlu keberanian untuk
seminaris dan novis pada tahun 2013, Paus
mengikuti panggilan Tuhan. “Dibutuhkan banyak
mengatakan bahwa “menjadi seorang imam atau
keberanian untuk mengatakan ‘ya’ pada
pria atau wanita yang beragama bukan semata-
panggilan khusus dalam budaya saat ini. Tetapi
mata keputusan kita sendiri… melainkan
dengan cara yang sama orang mencari
tanggapan terhadap panggilan dan panggilan
kebahagiaan. Dan kemana mereka pergi dan
cinta.”
mencarinya? Itulah pertanyaannya, dan Yesus
Dalam pesannya untuk Hari Pangilan berkata kepada kita, ‘datanglah kepadaku’“.
Sedunia tahun 2020, Paus Fransiskius menulis,
Orang-orang yang benar-benar
“Panggilan Tuhan bukanlah gangguan Tuhan
mengilhami kita dalam kehidupan ini, kata
dalam kebebasan kita; itu bukan ‘sangkar’ atau
Uskup, bukanlah orang-orang yang mengambil
beban yang harus ditanggung. Sebaliknya, itu
jalan keluar yang mudah: “Mereka adalah orang-
adalah inisiatif penuh kasih di mana Tuhan
orang yang terus mencintai terlepas dari
bertemu kita dan mengundang kita untuk
segalanya”. “Saya senang menjadi seorang imam,
menjadi bagian dari usaha besar.” Dengan
itu adalah bagian dari kisah panggilan saya
adanya lockdown di banyak bagian dunia akibat
sendiri,” katanya. Menawarkan saran untuk pria
virus corona, orang-orang memiliki lebih banyak
dan wanita yang mempertimbangkan panggilan,
waktu di rumah mereka untuk merenungkan
Uskup Cullinan mengundang semua orang untuk
jalan hidup mereka dan bagaimana mereka
“berdoa dan percaya; jangan takut. Kita semua

44 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


tidak layak; tidak ada seorang pun yang layak juga melihat pergumulan yang dialami para
menjadi imam kecuali Yesus sendiri.” imam, dan mereka juga melihat “iman
menggerakkan seorang pemuda untuk melawan
Terinspirasi untuk Melayani
kecenderungan sosial yang sangat sering dan
Di tengah pandemi global, banyak orang menjadi seorang imam, dan jauh di lubuk hati
telah melakukan hal-hal yang menginspirasi saya tidak ada keraguan sama sekali bahwa
untuk membantu dan mendukung orang lain. orang-orang begitu terilhami ketika mereka
Ada petugas kesehatan di garis depan bersama melihat seseorang yang siap untuk menjadi
dengan pendoa di rumah sakit yang ada untuk imam hari ini; itu adalah suar cahaya”.
menghibur orang sakit dan keluarga mereka.
Komunikasi Selama Covid-19
Ditanya apakah ini dapat mengilhami orang
untuk mengikuti panggilan seperti ini, Uskup Selama dua bulan terakhir para imam
Cullinan mengatakan itu bisa terjadi, karena, dan religius harus beradaptasi dengan cara
“Tuhan menggunakan situasi apa pun untuk mereka berinteraksi dengan komunitas mereka.
memediasi rahmat-Nya, dan pertolongan Tuhan Misa tahun ini untuk Hari Dunia untuk Panggilan
akan ada pada pria dan wanita muda yang akan dirayakan hampir secara
diilhami oleh contoh itu.” keseluruhan menggunakan platform media yang
berbeda. Uskup Cullinan mengatakan bahwa
Penolakan Panggilan
meskipun banyak bentuk komunikasi yang
Selama beberapa tahun terakhir telah digunakan saat ini, tidak ada yang dapat
ada penurunan dramatis dalam jumlah pria dan menggantikan berada di depan sebuah jemaat.
wanita yang mengambil panggilan untuk
Dia menekankan, bagaimanapun, bahwa
kehidupan beragama. Penurunan ini terutama
pandemi saat ini berarti bahwa para imam
terlihat di Amerika dan Eropa. Tampaknya hari-
menjadi lebih mahir dalam menggunakan media
hari berlalu ketika keluarga akan memiliki
sosial dan teknologi lain untuk mencapai
setidaknya satu putra atau putri memasuki biara
kawanan mereka.
atau seminari. Uskup Cullinan mencatat bahwa
kurangnya panggilan di dunia barat adalah tren Uskup Cullinan berkomentar bahwa,
yang mengkhawatirkan. untuk dirinya sendiri, itu telah membuatnya
lebih sadar akan orang-orang di negara-negara
“Jelas di Afrika dan sebagian Asia
lain yang tidak pernah dapat menghadiri Misa
segalanya jauh lebih baik sehubungan dengan
karena penganiayaan, ketakutan terhadap rezim,
jumlah yang masuk ke dalam kehidupan imamat
atau karena gereja-gereja mereka telah
dan religius, tetapi tentu saja itu adalah
dihancurkan.
kekhawatiran di sini [di Irlandia] tetapi kita
harus percaya bahwa Tuhan masih memanggil”. “Saya pikir pandemi ini telah membuat
kita menyadari betapa luar biasanya berkat
Mungkin ada sedikit keraguan bahwa
memiliki Gereja, memiliki imam, dan
skandal pelecehan yang mengguncang Gereja di
beragama … dan penguncian ini telah membuat
Irlandia dan di luarnya telah memengaruhi cara
kita lebih sadar akan berkat besar yang kita
sebagian orang memandang imamat. Namun,
miliki di negara ini, kebebasan beragama.”
Uskup Cullinan mengatakan bahwa orang-orang
Sumber: www.newsvatican.va

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 45


Caritas:
"Perhatian Gereja"
di Saat-Saat Sulit
Pendampingan spiritual dan dukungan psikososial adalah pekerjaan penting Caritas Venezuela selama
tahun 2020. Selain itu, diupayakan untuk penyediaan bahan makanan dan kebersihan untuk keluarga
yang paling kurang beruntung di negara tersebut.

Dalam penyusunan anggaran untuk tahun yang anak-anak dibarengi dalam pemulihannya,
dengan kerja sama relawan spesialis penyakit
baru saja berakhir, yang dikeluarkan oleh
anak. Di area pandemi Covid-19, Caritas telah
Konferensi Waligereja Venezuela dan dikirim ke
mempromosikan kampanye kesadaran
Agenzia Fides, Caritas Venezuela
permanen tentang tanggung jawab jarak sosial
menginformasikan kepada Fides bahwa
dan cara pencegahan, dan telah menyediakan
9.578.174 orang telah memperoleh manfaat,
distribusi alat untuk biosekuriti.
baik langsung maupun tidak langsung, dari
berbagai aksi bantuan sosial yang telah Dengan cara yang inovatif, ruang telah
diberikan oleh Caritas Venezuela. dikembangkan untuk pelatihan tentang Hak
Asasi Manusia, Doktrin Sosial Gereja,
Di antara tindakan yang dilakukan:
Magisterium Gereja, Proyek dan Manajemen di
pendistribusian perlengkapan makanan untuk
saat krisis dan pandemi Covid-19.
menyambung hidup keluarga dan perlengkapan
kebersihan dalam menanggapi keadaan darurat Saat ini Cáritas Venezuela memiliki
kesehatan di negara tersebut; proyek untuk jaringan 37 Caritas diosesan, 580 Caritas paroki,
memperkuat akses ke air bersih dan layanan 20.000 sukarelawan, dan 23 negara bagian yang
kesehatan, seperti yang dituliskan pada dilayani selama tahun 2020. "Setiap orang yang
spanduk-spanduk 2020 "Air Untuk Semua, bekerja sama dengan lembaga, serta organisasi
Kehidupan Untuk Semua", yang mendistribusikan kemanusiaan yang mendukungnya, menjadi
satu juta filter artisanal; berbagai bank farmasi senjata yang mereka biarkan Caritas Venezuela
dan pusat perawatan sosial dibuka di setiap kota. menjadi 'belaian Gereja' di saat-saat sulit yang
sedang dialami negara, ”simpul pernyataan itu.
Aksi pendampingan lain yang dilakukan
oleh Caritas adalah promosi keramahan bagi
keluarga, khususnya bagi para migran. Agenzia Fides 20/01/2021
Sedangkan untuk perawatan gizi buruk bagi

46 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Misi Fidei Donum Italia:
Komitmen Pastoral dan Sosial, di Masa Pandemi

Hingga menjelang Natal, situasi Covid-19 di


Thailand dinilai sangat baik dibandingkan
negara-negara lain di dunia.

"Sejak awal pandemi, tidak lebih dari 4.000


orang telah tertular virus, dengan total kurang
dari 60 kematian," tulis Pastor Ferdinando
Pistore, misionaris Fidei Donum di paroki
Lamphun, kepada Agenzia Fides. Sayangnya,
sebelum Natal, wabah ditemukan di pasar ikan
di Provinsi Samut Sakhon, selatan Bangkok, yang
hingga saat ini, 21 Januari, telah mencatat lebih Paroki itu baru berdiri 10 tahun lalu,
dari 12.000 kasus, sehingga tiga kali lipat jumlah tidak ada gereja atau kehadiran pastor Katolik di
yang terdeteksi sebelum Natal. Beberapa seluruh provinsi. Didirikan pada tahun 2011, ia
provinsi, sebagian besar sekolah dan beberapa menawarkan titik rujukan bagi beberapa umat
bisnis segera ditutup. Di sini sebagian besar Katolik, minoritas yang sangat sempit, di
penduduk bekerja dengan gaji yang tidak provinsi ini yang secara tradisional berakar pada
menentu, dan dalam periode ini tidak adanya kultus Buddha Theravada. Ditambah dengan
turis asing telah menyebabkan masalah ekonomi perawatan komunitas Katolik imigran Burma,
sehari-hari yang serius,” kata Don Ferdinando yang datang ke Lamphun karena alasan
dengan cemas. pekerjaan, banyak dari mereka juga berjuang
untuk berkomunikasi, tidak tahu bahasa Thai.
Pastor itu memberi tahu Fides, bahwa dia Titik tertinggi provinsi (1.200 m.) adalah Desa
pindah ke Bangkok sebelum Natal setelah dua Papae, Suku Karen, sekitar 65 km dari Gereja
tahun sebagai tamu di sebuah paroki untuk Paroki St. Francis, di Lamphun. Di sini, di Papae,
dapat menghadiri kursus bahasa Thailand di komunitas kecil Katolik telah terbentuk. Kapel St.
Lamphun, salah satu dari dua paroki, bersama Clare dibangun dan upaya untuk bisa merayakan
dengan paroki Chaehom, dilayani oleh Misa Minggu di sana juga dengan bantuan
misionaris Fidei Donum dari Triveneto. Ini beberapa suster dari kelompok etnis yang sama
adalah satu-satunya pengalaman imam diosesan dan bekerja bersama kami di paroki ini. Untuk
Italia, yang bukan anggota ordo religius ini ditambahkan berbagai proyek sosial, bekerja
manapun, di Asia. sama dan dengan dukungan dari pekerja sosial
“Misi ini dimungkinkan oleh kerja sama dan sukarelawan, hampir seluruhnya beragama
Gereja-Gereja Triveneto dan ini juga merupakan Buddha, yang menemani kami di beberapa desa,
pengalaman menarik yang mengarah pada melaporkan situasi yang diperlukan dan
mengatasi batas-batas keuskupan individu bertindak sebagai perantara untuk kontak dan
dengan bergabung dalam proyek bersama” jelas bahasa suku. "
Don Pistore. “Saat ini kami ada dua di Lamphun, Namun, misionaris tersebut menekankan
saya dari Keuskupan Vicenza dan satu lagi dari bahwa karena pandemi "bahkan di negara yang
Keuskupan Belluno, sedangkan dua misionaris terkenal sebagai 'negeri senyuman',
lainnya, keduanya dari Keuskupan Padua, kekhawatiran tentang stres dan kepedulian
berada di Paroki Chaehom, Provinsi Lampang. terhadap situasi saat ini dan masa depan
Keuskupan yang kami layani adalah di semakin berlipat ganda".
Chiangmai, di utara, yang mencakup 4 provinsi.
Salah satunya adalah Lamphun, yang memiliki
luas wilayah 4.506 km persegi.
Agenzia Fides 21/01/2021

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 47


“Terima kasih atas pelayanan Anda”
tulis Paus Fransiskus kepada para imam
dalam rangka memperingati 160 tahun
wafatnya Curé of Ars, St Yohanes Vianney:
dukungan, kedekatan dan dorongan bagi
semua imam yang kerja keras,
merayakan sakramen setiap hari dan
menemani umat Allah.

Surat Bapa Paus untuk Para Imam


Paus Fransiskus telah menulis kepada para hidup mereka dalam pelayanan untuk orang lain.
Banyak imam menjadikan hidup mereka sebagai
imam, mengenang peringatan 160 tahun
karya belas kasih di daerah atau dalam situasi
wafatnya Curé Ars, santo pelindung para pastor
yang sering memusuhi, terisolasi atau diabaikan,
paroki di seluruh dunia. Ini adalah surat yang
bahkan dengan risiko hidup mereka.” Paus
mengungkapkan dorongan dan kedekatan
berterima kasih kepada mereka “atas
dengan “para saudara imam, yang dengan diam-
keberanian dan contoh konstan mereka” dan
diam” meninggalkan segalanya untuk kemudian
menulis bahwa “di masa-masa penuh gejolak,
terlibat dalam kehidupan sehari-hari
rasa malu dan kesakitan ini, Anda menunjukkan
masyarakat; mereka yang bekerja di “parit”;
bahwa Anda telah dengan gembira
mereka yang menghadapi berbagai situasi tanpa
mempertaruhkan hidup Anda demi Injil”. Paus
akhir dalam upaya “untuk merawat dan
mengundang para imam untuk tidak berkecil
menemani umat Allah”. “Saya ingin mengatakan
hati, karena “Tuhan menyucikan Mempelai
sepatah kata kepada Anda masing-masing, yang,
Wanita-Nya dan mempertobatkan kita semua
sering tanpa gembar-gembor dan dengan biaya
untuk diri-Nya sendiri. Dia membiarkan kita
pribadi, di tengah keletihan, kelemahan dan
diuji untuk membuat kita sadar bahwa tanpa Dia
kesedihan, melaksanakan misi pelayanan Anda
kita hanyalah debu.”
kepada Tuhan dan umat Anda. Terlepas dari
kesulitan dalam perjalanan, Anda sedang Rasa Syukur
menuliskan halaman-halaman terbaik dari
Kata kunci kedua adalah “rasa syukur”.
kehidupan imam.”
Paus Fransiskus mengenang bahwa “panggilan,
Rasa Sakit lebih dari sekadar pilihan kita, melainkan
merupakan respons terhadap panggilan bebas
Surat Kepausan dibuka dengan
dari Tuhan”. Paus mendesak para imam untuk
menyoroti skandal pelecehan: “Pada tahun-
“kembali ke saat-saat bercahaya” di mana kita
tahun ini, kita menjadi lebih memerhatikan
telah mengalami panggilan Tuhan untuk
tangisan, yang sering terbungkam dan ditekan,
menguduskan seluruh hidup kita untuk
dari saudara dan saudari kita yang menjadi
pelayanan-Nya, “pada kata “ya” itu yang lahir
korban penyalahgunaan kekuasaan,
dan berkembang di jantung komunitas Kristiani.”
penyalahgunaan nurani dan pelecehan seksual
Dalam momen-momen kesulitan, kerapuhan,
pada bagian hidup dari imam yang ditahbiskan.”
kelemahan, “pencobaan terburuk dari semua
Tetapi, Paus Fransiskus menjelaskan, bahkan
adalah terus memikirkan masalah kita.” Sangat
tanpa “menyangkal atau menolak bahaya yang
penting untuk menghargai ingatan akan
disebabkan oleh beberapa saudara kita tersebut,
kehadiran Tuhan dalam hidup kita dan tatapan-
tidak adil untuk tidak mengungkapkan rasa
Nya yang penuh belas kasih, yang mengilhami
terima kasih kita kepada semua imam yang
kita harus mempertaruhkan nyawa kita untuk-
dengan setia dan murah hati menghabiskan
Nya dan untuk bangsa-Nya. Rasa syukur “selalu

48 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


merupakan senjata yang ampuh. Hanya jika kita mengubah hal-hal tersebut dan menyesuaikan
dapat merenungkan dan merasakan syukur yang diri kita agar lebih dekat dengan diri-Nya
tulus, melalui semua cara itu kita telah sendiri.”
mengalami kasih, kemurahan hati, solidaritas
Sebuah ujian yang bagus untuk
dan kepercayaan Tuhan, serta pengampunan,
mengetahui bagaimana menemukan hati
kesabaran, pengendalian nafsu dan kasih sayang,
gembala, adalah bertanya pada diri sendiri
kita membiarkan Roh untuk memberikan
bagaimana kita menghadapi rasa sakit. Kadang-
kesegaran yang dapat membarui (dan tidak
kadang, pada kenyataannya, bisa terjadi bahwa
hanya memperbaiki) hidup dan misi kita.”
kita berperilaku seperti orang Lewi atau imam
Paus Fransiskus juga berterima kasih dari perumpamaan Orang Samaria yang Baik
kepada para saudara imamnya “atas kesetiaan Hati, yang mengabaikan orang yang terbaring di
mereka pada komitmen mereka”. “Sangat tanah, di lain waktu kita mendekati rasa sakit
penting bahwa dalam masyarakat dan budaya secara intelektual, dan berlindung pada alasan
“fana”, ada orang-orang yang menemukan klise (“kehidupan memang seperti itu, kita tidak
kegembiraan dalam memberi kehidupan.” Paus bisa melakukan apa-apa”), berakhir dengan
mengucapkan “terima kasih” untuk perayaan memberi ruang untuk fatalisme. “Atau juga kita
Ekaristi setiap hari dan untuk pelayanan bisa mendekat dengan semacam sikap acuh tak
sakramen rekonsiliasi, hidup “tanpa kekakuan acuh yang hanya membawa isolasi dan
atau kelalaian”, memimpin orang dan pengucilan.”
“menemani mereka di jalan pertobatan”. Paus
Paus juga memperingatkan terhadap apa
berterima kasih kepada mereka untuk
yang disebut Bernanos sebagai “ramuan setan
pernyataan Injil yang dibuat untuk semua orang,
yang paling berharga”, yaitu “kesedihan manis
dengan semangat: “Terima kasih untuk saat-saat
yang oleh para Bapa Timur disebut acedia.”
ketika, dengan penuh emosi, Anda memeluk orang
Kesedihan yang melumpuhkan keberanian
berdosa, menyembuhkan luka… Tidak ada yang
untuk melanjutkan pekerjaan, dalam doa”, yang
lebih penting dari ini: aksesibilitas, kedekatan,
“menghampakan semua upaya transformasi dan
kesiapan untuk mendekati tubuh saudara-saudari
pertobatan, menyebarkan kebencian dan
kita yang menderita.”
permusuhan”. Paus Fransiskus mengundang
Hati seorang imam – kata Paus – adalah mereka untuk meminta “Roh untuk datang dan
seseorang “yang telah mengembangkan rasa membangunkan kita”, untuk “mengguncangkan
spiritual untuk menjadi satu dengan umatnya, semangat kita”, untuk menantang kebiasaan dan
seorang imam yang tidak pernah lupa bahwa ia “mari kita memikirkan kembali cara-cara biasa
telah datang dari mereka… ini pada gilirannya kita dalam melakukan sesuatu; marilah kita
akan mengarah pada mengadopsi cara hidup membuka mata dan telinga kita, dan di atas
yang keras dan sederhana, “menolak hak semuanya hati kita, agar tidak berpuas diri
istimewa yang tidak ada hubungannya dengan tentang hal-hal sebagaimana adanya, tetapi
Injil”. gelisah dengan firman yang hidup dan efektif
dari Tuhan yang bangkit”.
Tetapi Paus juga berterima kasih dan
mengundang para imam untuk bersyukur “atas “Selama hidup kita, kita telah dapat
kekudusan umat Allah yang setia”, ditujukan merenungkan bagaimana sukacita selalu
“pada orang tua yang membesarkan anak-anak dilahirkan kembali bersama Yesus Kristus.
mereka dengan cinta yang luar biasa, pada pria Sukacita, tidak timbul dari upaya sukarela atau
dan wanita yang bekerja keras untuk intelektual tetapi dari keyakinan yang
menghidupi keluarga mereka, pada orang sakit, mengetahui bahwa perintah Yesus pada Petrus
pada kaum religius lanjut usia yang tidak pernah terus berlanjut”. Dalam doa – Paus menjelaskan
kehilangan senyum mereka”. – bahwa “kita mengalami kegentingan yang
diberkati yang mengingatkan keberadaan kita
Dorongan
sebagai murid membutuhkan bantuan Tuhan
Kata ketiga adalah “dorongan”. Paus dan membebaskan kita dari
ingin mendorong para imam: “Misi yang mana kecenderungan Promethean dari mereka yang
kita dipanggil tidak membebaskan kita dari pada akhirnya hanya mengandalkan kekuatan
penderitaan, rasa sakit, dan bahkan mereka sendiri”. Doa imam “dipelihara dan
kesalahpahaman. Sebaliknya, hal-hal tersebut menjelma di dalam hati umat Allah. Doa itu
menuntut kita untuk menghadapinya dengan menanggung tanda-tanda luka dan sukacita
jujur dan menerimanya, sehingga Tuhan dapat umat”.

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 49


Sebuah kepercayaan yang Pujian
“membebaskan kita dari mencari jawaban yang
Kata terakhir yang diusulkan dalam surat
cepat, mudah, siap pakai; hal tersebut
itu adalah “pujian”. Tidak mungkin berbicara
memungkinkan Tuhan untuk menjadi sosok –
tentang rasa terima kasih dan dorongan tanpa
bukan dengan resep dan tujuan kita sendiri –
merenungkan Maria yang “mengajarkan kita
yang menunjukkan jalan harapan. Jadi “kita
pujian yang mampu mengangkat pandangan kita
mengenali kelemahan kita, ya; tetapi kita
ke masa depan dan mengembalikan harapan ke
mengizinkan Yesus untuk mengubahnya dan
masa sekarang.” Karena “melihat Maria berarti
memproyeksikan kita secara terus-menerus
kembali percaya pada kekuatan revolusioner,
menuju misi”.
kelembutan, dan kasih sayang. Karena alasan ini
Paus mengamati bahwa agar hati jika kadang-kadang kita merasa tergoda untuk
seseorang terdorong, dua ikatan konstitutif tidak menarik diri ke dalam urusan kita sendiri, aman
boleh diabaikan. Yang pertama adalah hubungan dari jalan berdebu kehidupan sehari-hari. Atau
dengan Yesus: Ini adalah undangan untuk tidak penyesalan, keluhan, kritik, dan sarkasme lebih
mengabaikan “pendampingan rohani, memiliki diunggulkan dan membuat kita kehilangan
saudara yang dapat berbicara, berdiskusi, dan keinginan kita untuk terus berjuang, berharap
kearifan membedakan jalan masing-masing”. dan mencintai. Pada saat-saat itu, mari kita
Ikatan kedua adalah dengan orang-orang: melihat Maria sehingga dia dapat membebaskan
“Jangan menarik diri dari orang-orangmu, pandangan kita dari semua “kekacauan” yang
presbiteratmu, dan komunitasmu, apalagi mencegah kita dari perhatian dan kewaspadaan,
mencari perlindungan dalam kelompok- dan dengan demikian mampu melihat dan
kelompok tertutup dan elitis… seorang pelayan merayakan Kristus hidup di tengah-tengah
yang berani adalah seorang pelayan yang selalu umat-Nya.”
bergerak”.
“Saudara-saudara – ini adalah kata-kata
Paus meminta para imam untuk “dekat terakhir dari surat saya – sekali lagi, saya untuk
dengan mereka yang menderita, untuk menjadi, kesekian kalinya mengucapkan terima kasih
tanpa rasa malu, dekat dengan kesengsaraan pada Anda… Semoga kita membiarkan rasa
manusia dan, untuk benar-benar menjadikan syukur kita membangkitkan pujian dan
semua pengalaman ini sebagai milik kita, sebagai semangat baru untuk pelayanan kita mengurapi
ekaristi.” Untuk menjadi “pembangun hubungan saudara-saudari kita dengan harapan. Semoga
dan persekutuan, terbuka, percaya dan kita menjadi orang-orang yang hidup dengan
menunggu dengan harapan akan kebaruan yang memberikan kesaksian tentang belas kasih dan
Kerajaan Allah ingin wujudkan sampai hari ini.” kasih sayang, bahwa hanya Yesus yang dapat
mengurapi kita.”
Sergio Centofanti/Vatican News

50 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Doa Kardinal Nichols
untuk Para Korban di Inggris Raya

“Pandemi tidak berhenti dan menyebabkan kematian dan rasa sakit. Kita semua berduka, kita semua
harus berdoa”, demikian ungkap Uskup Agung Westminster.

Rekor menyedihkan bagi Inggris yang dua hari, mereka yang melayani orang sakit. Silakan
bergabung dengan saya dalam doa.”
2-3 Januari 2021 melewati angka 100 ribu
kematian akibat pandemi Covid-19. Data Belasungkawa yang sama diungkapkan
tersebut menjadikannya negara pertama di oleh Menteri Kesehatan, Matt Hancock, yang
Eropa untuk kematian dan kelima di dunia untuk mengatakan bahwa dia dekat dengan "semua
jumlah total kasus. Belasungkawa diungkapkan orang yang kehilangan orang yang dicintai".
oleh Konferensi Waligereja Inggris, melalui "Saya tahu betapa sulitnya tahun lalu –
catatan yang ditandatangani oleh presidennya, tambahnya – tapi saya juga tahu seberapa kuat
Kardinal Vincent Nichols, Uskup Agung tekad Inggris.” Hal ini digaungkan oleh Perdana
Westminster: "Ini adalah hari kesedihan yang Menteri Boris Johnson yang, pada konferensi
luar biasa di seluruh negeri – kata Kardinal – pers dari Downing Street, juga mengenang
Begitu banyak orang, keluarga, masyarakat yang penderitaan orang-orang yang tidak dapat
berduka cita orang yang mereka cintai yang mengucapkan selamat tinggal kepada orang
telah menghilang dalam bulan-bulan pandemi yang mereka cintai, karena tindakan anti-
yang mengerikan ini. Kami semua berduka, kami penularan yang ketat.
semua harus berdoa."
Akhirnya, dari perdana menteri, sebuah
Harapan di Masa-Masa Kelam janji: ketika Inggris telah keluar dari krisis
kesehatan, "kita akan bersatu sebagai bangsa
"Doa kami – tambah Kardinal Nichols –
untuk mengingat semua yang telah kita
berakar pada keyakinan bahwa, dengan
hilangkan dan untuk menghormati
kematian, hidup tidak berakhir, tetapi diubah,
kepahlawanan tanpa pamrih dari mereka yang,
karena janji kehidupan kekal membuka pintu
di garis depan, memberikan hidup mereka untuk
harapan bahkan di saat-saat tergelap." "Saya
menyelamatkan orang lain".
berdoa untuk satu dan semua – pungkas Uskup
Agung – bagi mereka yang telah meninggal, bagi
mereka yang berduka atas mereka dan bagi Isabella Piro - Kota Vatikan
www.newsvatican.it

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 51


Surat kepada Para Hidup Bakti;
Biarawan, Biarawati, Tarekat Sekular

Tanggal 2 Februari, secara liturgis Gereja merayakan Pesta Tuhan Yesus Dipersembahkan dalam Bait
Allah. Sekretaris Kongregasi Tarekat Hidup Bakti dan Perhimpunan Kehidupan Kerasulan Uskup Agung
Jose Rodriguez Carballo, O.F.M mengirimkan surat kepada seluruh anggota tarekat hidup bakti.

Dalam surat tersebut dikatakan bahwa: Pada


hari yang berbahagia, tepatnya peringatan Hari
Hidup Bakti ke-25, Paus Fransiskus mengundang
semua pria dan wanita yang bergabung dalam
hidup bakti, yaitu tarekat religius, biarawan-
biarawati untuk perayaan Ekaristi yang akan
diadakan di Basilika St. Petrus, 2 Februari 2021
pukul 17.30. Paus Fransiskus akan memimpin
perayaan Ekaristi, yang menjadi tanda rasa
syukur atas panggilan khusus yang Tuhan Yesus
berikan kepada meraka.
Dikatakan juga dalam surat tersebut
“Kami telah mengikuti selama berbulan-bulan
berdoa, mungkin tidak dengan banyak
berita yang datang dari komunitas dari berbagai
kesadaran, di dalam Bapa Kami, karena "Tanpa
negara: mereka berbicara tentang kehilangan,
keterbukaan kepada Bapa semua, tidak akan ada
infeksi, kematian, kesulitan manusia dan
alasan yang kuat dan stabil untuk daya tarik
ekonomi, lembaga yang semakin berkurang,
persaudaraan"(n. 272)
ketakutan ... tetapi mereka juga berbicara
Uskup Agung Jose Rodriguez Carballo
tentang kesetiaan diuji oleh penderitaan,
mengutip kembali dari ensiklik Fratelli tuti, yang
keberanian, kesaksian yang tenang bahkan
menjadi mimpi Paus Fransiskus: "Kami
dalam rasa sakit atau ketidakpastian, berbagi
bermimpi sebagai satu umat manusia, sebagai
setiap rasa sakit dan setiap luka, kepedulian dan
pengembara yang terbuat dari daging manusia
kedekatan kepada yang terkecil, dari amal dan
yang sama, sebagai anak-anak dari negeri yang
pelayanan dengan mengorbankan nyawa
sama ini yang menampung kita semua, masing-
seseorang” (lih. Fratelli tutti, chap . II).
masing dengan kekayaan iman atau
Selanjutnya beliau menulis: “Dalam
keyakinannya, masing-masing dengan suaranya
Ensiklik Fratelli tutti, Paus Fransiskus
sendiri, semua saudara!" (Ft no. 8).
mengundang kita semua untuk bertindak
Di akhir suratnya Uskup Agung
bersama, untuk menghidupkan kembali semua
mengingatkan: “Kami memercayakan Anda
"aspirasi sedunia untuk persaudaraan" (n. 8),
masing-masing kepada Maria, Bunda kami,
untuk bermimpi bersama (n. 9) sehingga "dalam
Bunda Gereja, seorang wanita yang setia, dan
menghadapi cara-cara yang berbeda saat ini.
kepada Santo Yusuf, pasangannya. Semoga iman
menghilangkan atau mengabaikan orang lain,
yang hidup dan penuh kasih diperkuat dalam
kita dapat bereaksi dengan mimpi baru
diri Anda, harapan yang pasti dan penuh
persaudaraan dan persahabatan sosial ... ”(n. 6).
sukacita, kasih yang rendah hati dan rajin. Dari
Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Tuhan kami
Paus Fransiskus juga berharap agar
yang penuh belas kasihan, kami memohon
Ensiklik Fratelli tutti menjadi pusat hidup Anda,
berkat atas masing-masing dan setiap dari Anda.
formasi dan misi. Mulai sekarang kita tidak bisa
mengabaikan kebenaran ini: kita semua adalah
saudara dan saudari, karena memang kita https://www.vaticannews.va/it/

52 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Aksi Solidaritas
Para Biarawati Melawan Covid-19
di Belu, Nusa Tenggara Timur

Pandemi Virus Corona (Covid-19) melanda hampir 200-an negara di dunia, termasuk Indonesia, telah
membawa dampak sangat besar bagi tatanan kehidupan di berbagai bidang kehidupan. Pandemi juga
berdampak pada kehidupan kaum biarawan dan biarawati di dalam biara.

Komunitas Santa Theresia Halilulik adalah Komunitas biara Santa Theresia Halilulik
terdiri dari 53 Suster Profes dan 22 Suster Novis.
komunitas Biara Induk SSpS Timor yang berada
Ini jumlah yang cukup besar maka untuk
di desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat,
sementara doa bersama dengan para Novis pada
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur pun
hari Sabtu dan Minggu, juga kami tiadakan.
terdampak Covid-19. Setelah kami mendapat
Duduk di kapela pun diatur dengan jarak 1-2
surat pemberitahuan resmi dari otoritas Gereja
meter. Bangku duduk yang biasanya ditempati
setempat, Uskup Keuskupan Atambua, Mgr.
dua atau tiga suster menjadi satu orang demi
Dominikus Saku agar semua umat wajib
menjaga jarak dan selalu mengenakan masker
mengikuti himbauan pemerintah mematuhi
dalam kegiatan peribadatan. Misa setiap hari
protap kesehatan, yaitu menjaga jarak, memakai
yang dilayani oleh pastor paroki dan pastor

Para suster komunitas St. Theresia Halilulik menjahit masker di biara rekan secara bergilir, terpaksa dihentikan
masker, rajin cuci tangan. Protap kesehatan itu karena mengikuti himbauan Uskup untuk
mesti dilakukan karena penyebaran wabah mengikuti Misa secara live streaming.
corona semakin meluas, praktis rutinitas dan Apa yang semestinya kami buat untuk
irama kehidupan dalam biara kami pun berubah menyikapi situasi dunia yang sangat
drastis. memprihatinkan dan berduka saat ini. Memang
Aturan harian yang biasa rutin kami kehidupan doa adalah rutinitas kami setiap hari
lakukan seperti pertemuan bersama, bacaan dari bangun pagi sampai malam, dan kami pun
rohani, latihan lagu bersama, rekoleksi bersama, bersepakat untuk meningkatkan intensitas doa
sharing Kitab Suci bersama dan segala acara kami lebih khusus pada situasi dunia yaitu
komunitas yang melibatkan banyak suster kami pandemi Covid-19.
tiadakan demi keselamatan dan penerapan Sejak 23 Maret 2020, kami mewajibkan
kebijakan penanganan Covid-19. diri untuk setia bersembah sujud satu jam di
depan Sakramen Mahakudus (Adorasi) mulai

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 53


pukul 18.00-19.00. Doa-doa kami dari pagi membagi masker kepada kami masyarakat kecil
hingga malam, baik bersama maupun pribadi, ini. Apalagi kami di kampung dilarang untuk
kami fokuskan untuk mendoakan situasi wabah keluar rumah, kami kesulitan mendapatkan
virus corona, untuk tim medis, pemerintah, dan masker sebagai pelindung diri kami,” ungkap
pihak keamanan dan siapa pun yang menjadi seorang bapak yang kami jumpai di rumahnya
garda terdepan memerangi wabah Covid-19. saat kami membagi masker dari rumah ke
rumah.
Sejak akhir Maret hingga April wabah
virus corona semakin merajalela dan menelan Aksi solidaritas tanggap Covid-19 ini
banyak korban di berbagai wilayah di Indonesia. muncul dari keprihatinan kami akan
Melihat perkembangan meluasnya wabah virus perkembangan wabah virus corona yang
corona juga dengan persediaan APD (masker) semakin meluas dan mematikan banyak orang di
yang terbatas bahkan sangat kurang di daerah seluruh dunia. Aksi ini juga sebagai wujud
kami, Kabupaten Belu. kepedulian dan sebagai upaya keterlibatan kami

Suster-suster menyiapkan paket sembako dalam aksi solidaritas

Kami pun bersama-sama bahu-membahu untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
menjahit ribuan masker untuk dibagikan secara Selain membagi masker-masker kami
gratis kepada masyarakat di wilayah Kabupaten juga membagi sembako kepada warga
Belu dan sekitarnya dengan sasaran utama pada masyarakat yang terdampak covid- 19 dengan
masyarakat yang selalu melakukan aktivitas di sasaran para lansia dan penderita cacat. Aksi
luar rumah. Aksi tanggap covid ini mendapat berbagi ini juga dari rasa kepedulian kami
respon yang sangat luar biasa dari aparat desa terhadap masyarakat yang terkena dampak virus
dan kecamatan. corona. Apalagi wilayah Belu khususnya dan
“Kami sangat berterima kasih kepada NTT pada umumnya mengalami gagal panen
para suster yang sudah bergerak lebih dahulu pada tahun ini. Banyak masyarakat kami yang
menjumpai kami dan membagikan masker- menderita kelaparan.
masker kepada masyarakat. Terus terang sampai
detik ini belum ada pihak pemerintah yang turun Editor: Basilius
Sumber: http://www.katolikana.com

54 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021


Kesabaran Allah
dan Belajar dari Kesabaran Simeon
Setiap tanggal 2 Februari, Gereja Katolik merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Dalam Bait Allah,
sekaligus menjadi Hari Hidup Bakti. Tahun ini, adalah Hari Hidup Bakti ke-25. Pada kesempatan yang
berbahagia ini, Paus Fransiskus mempersembahkan Ekaristi Kudus di Basilika St. Petrus, dihadiri oleh
biarawan-biarawati dari seluruh kongregasi atau ordo yang ada di Roma.

Dalam homilinya, Paus Fransiskus berbicara


tentang “Kesabaran Simeon” orang tua yang
dengan setia menunggu kedatangan Sang Mesias.
Paus mengajak kita semua untuk melihat
bagaimana kesabaran Simeon. “Sepanjang
hidupnya, dia menunggu dan melatih kesabaran
hati. Dalam doa, ia belajar bahwa Tuhan tidak
datang dalam peristiwa-peristiwa luar biasa. Dia
adalah seorang pria yang sudah berumur, namun
hatinya masih menyala-nyala; dalam umurnya
yang panjang, dia mungkin pernah terluka,
kadang-kadang kecewa, namun dia tidak
kehilangan harapan; dengan kesabaran, dia
menjaga janji-janji, sampai, akhirnya, “matanya
melihat keselamatan” (lih. Luk 2:30).
Menurut Paus Fransiskus, kesabaran
Simeon adalah cermin dari kesabaran Tuhan.
Simeon pun belajar dari kesabaran Tuhan.
Tuhan sabar menunggu kita tanpa pernah lelah.
Rasul Paulus menegaskan kepada kita bahwa,
kesabaran dan kemurahan hati Allah menuntun
kita kepada pertobatan (bdk. Rm. 2:4). Dan hal
inilah yang menjadi harapan bagi kita. Ketika
kita meninggalkan-Nya, Dia datang untuk masalah pribadi dan komunitas, membuat kita
mencari kita; ketika kita jatuh ke dalam dosa, Dia menyambut keberagaman satu sama lain,
mengangkat kita; ketika kita kembali kepada- membuat kita tekun dalam hal baik, bahkan
Nya setelah tersesat, Dia menunggu kita dengan ketika segala sesuatu tampak tidak berguna, itu
tangan terbuka. Cinta-Nya tidak diukur dari membuat kita terus berjalan, dan bahkan ketika
skala perhitungan manusiawi kita, tapi selalu kebosanan dan kemalasan menyerang kita.
memberi kita keberanian untuk memulai
Paus Fransiskus menunjukkan ada tiga
kembali. Itu mengajari kita bertahan, berani
tempat konkret yang bisa menjadi tempat kita
untuk memulai kembali.
belajar dari kesabaran dalam kehidupan sehari-
Selanjutnya Paus Fransiskus mengajak hari.
para biarawan-biarawati belajar dan
Pertama, kehidupan pribadi kita. Suatu
mengandalkan kesabaran Tuhan dan Simeon
hari kita menanggapi panggilan Tuhan, dan
dalam menjalankan hidup bakti. Beliau
dengan semangat dan kemurahan hati,
mengajak kita untuk bertanya pada diri kita
kita mempersembahkan diri kita kepada-Nya, di
sendiri: apakah kesabaran itu? Tentu saja, ini
sepanjang jalan, bersama dengan penghiburan,
bukanlah toleransi sederhana terhadap kesulitan
kita juga menerima kekecewaan dan frustrasi.
atau ketahanan fatalistik dari kesulitan.
Terkadang semangat kerja kita tidak sesuai
Kesabaran bukanlah pertanda kelemahan:
dengan hasil yang diinginkan. Menabur dan
kekuatan jiwa yang membuat kita mampu
sepertinya kita tidak membuahkan hasil yang
“memikul beban”, menanggung: memikul beban

MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021 55


memadai, semangat memudar dan mengalami nabi, bahkan jika itu lambat untuk menjadi
kekeringan rohani. Bisa terjadi, dalam hidup kita kenyataan dan perlahan-lahan tumbuh di dalam
sebagai orang yang menjalankan Hidup Bakti, perselingkuhan dan reruntuhan dunia. Mereka
harapan itu luntur karena pengharapan yang tidak menyanyikan ratapan untuk hal-hal yang
mengecewakan. Kita harus memiliki kesabaran salah, tetapi dengan sabar menunggu terang
dengan diri kita sendiri dan dengan percaya diri dalam kegelapan sejarah. Tunggulah terang
menunggu waktu dan cara Tuhan: Dia setia pada dalam kegelapan komunitas Anda.
janji-janji-Nya. Ini adalah batu fondasi: Dia Kita membutuhkan kesabaran ini, agar tidak
menepati janji-Nya. Mengingat hal ini tetap menjadi tawanan pengaduan.
memungkinkan kita untuk memikirkan kembali
Kesabaran membantu kita untuk melihat
jalan kita, untuk menghidupkan kembali impian
diri kita sendiri, komunitas kita dan dunia
kita, tanpa menyerah pada kesedihan dan
dengan belas kasihan. Kita dapat bertanya pada
ketidakpercayaan batin. Kesedihan batin dalam
diri sendiri: apakah kita menyambut kesabaran
diri kita adalah cacing, cacing yang memakan
Roh ke dalam hidup kita? Dalam komunitas kita,
kita dari dalam. Keluarlah dari kesedihan batin!
apakah kita menggendong satu sama lain dan
Kedua, kehidupan komunitas. menunjukkan kegembiraan hidup persaudaraan?
Hubungan antar manusia, terutama dalam Dan kepada dunia, apakah kita menjalankan
kehidupan bersama dalam komunitas tidak pelayanan kita dengan sabar atau kita menilai
selalu damai. Kadang-kadang konflik muncul dengan kasar? Ini adalah tantangan bagi Hidup
dan tidak segera teratasi. Kita tidak boleh Bakti kita: kita tidak bisa berdiam diri dalam
terburu-buru menilai orang atau situasi: nostalgia masa lalu atau membatasi diri kita
seseorang harus tahu bagaimana menjaga jarak, untuk mengulangi hal-hal yang selalu ada, atau
mencoba untuk tidak kehilangan kedamaian, dalam keluhan sehari-hari. Kita membutuhkan
menunggu waktu terbaik untuk mengklarifikasi kesabaran yang berani untuk berjalan, untuk
diri dalam amal dan kebenaran. Jangan bingung menjelajahi jalan baru, untuk mencari apa yang
dengan badai. Dalam komunitas, kesabaran Roh Kudus sarankan kepada kita. Dan ini
timbal balik ini diperlukan: yaitu memikul dilakukan dengan kerendahan hati, dengan
kehidupan saudara atau saudari di pundak kesederhanaan, tanpa propaganda yang hebat,
seseorang, bahkan dengan segala kelemahan dan tanpa publisitas yang besar.
kekurangannya. Marilah kita mengingat ini:
Paus Fransiskus mengajak kita semua
Tuhan tidak memanggil kita untuk menjadi solis
untuk merenungkan kesabaran Tuhan dan
– ada begitu banyak di Gereja, kita tahu itu, tidak,
mohon kesabaran Simeon dan juga Anna,
Dia tidak memanggil kita untuk menjadi solis,
sehingga mata kita juga bisa melihat cahaya
tetapi untuk menjadi bagian dari paduan suara,
keselamatan dan membawanya ke seluruh dunia,
yang terkadang bentrok, tapi harus selalu
seperti yang dipuji oleh kedua orang tua ini.
berusaha bernyanyi bersama.
Ketiga, Kesabaran terhadap dunia.
Simeon dan Anna memupuk di dalam hati Sumber: Homili Paus Fransiskus, 2 Februari 2021

mereka harapan yang diumumkan oleh para www.vatican.va

56 MISSIO KKI No. 60/XXV/April 2021

Anda mungkin juga menyukai