Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum Mekanika Tanah I merupakan salah satu persyaratan dari
Kurikulum Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya
Gunung Jati. Praktikum ini menitik-beratkan pada penyelidikan mengenai
keadaan suatu tanah yang akan digunakan sebagai tempat berdirinya suatu
bangunan. Hasilnya berupa data-data yang selanjutnya dianalisa sampai dapat
ditentukan struktur bangunan, tipe fondasi dan lain-lain sesuai dengan sifat-
sifat yang dimiliki tanah tersebut. Hal-hal tersebut di atas sangat penting
untuk menunjang segi ekonomis, segi keselamatan baik bangunan, pemakai
maupun pekerja yang ada dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan dalam beberapa
masalah :
- Bagaimana cara mengambil sample tanah di lapangan?
- Bagaimana cara melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan mekanika
tanah di lapangan?
- Bagaimana cara melakukan penelitian yang berkaitan dengan mekanika
tanah di laboratorium?
1.3 Maksud danTujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan dalam
praktikum dan penulisan laporan ini, yaitu :
- Mengetahui cara mengambil sample tanah di lapangan.
- Mengetahui cara melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan mekanika
tanah di lapangan.

Kelompok 14 Page 1
- Mengetahui cara melakukan penelitian yang berkaitan dengan mekanika
tanah di laboratorium.
1.4 Jadwal Pelaksanaan
Dari tanggal 03 - 23 Februari 2017.
1.5 Tempat
Tempat lokasi praktek dilaksanakan di Gudang Kosong Mundu, dan
Laboratorium Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati.
1.6 Ruang Lingkup Praktikum
a. Pengambilan Sample
b. Penelitian di Lapangan
- Penyelidikan Sondir
- Kerucut Pasir (Sand Cone)
c. Penelitian di Laboratorium
 Indeks Propertis
a. Kadar Air (Water Content)
b. Berat Isi (Unit Weight)
c. Berat Jenis (Specific Gravity)
d. Analisa Saringan (Sieve Analisis)
e. Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)
f. Atterberg Limit :
- Batass Cair (Liquid Limit)
- Batas Plastis (plastic Limit)
1.7 Metode Praktikum Dan pengumpulan Data
1.7.1 Metode praktikum
Praktikum Mekanika Tanah 1 ini menggunakan metode pengujian dan
penelitian dimaksudkan untuk mengetahui melalui sebuah pengujian
sample di lapangan ataupun di laboratorium. Dan dari pengujian

Kelompok 14 Page 2
tersebut akan didapatkan hasil yang kemudian dibuat sebuah
kesimpulan.
1.7.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan saat praktikum berlangsung. Dan
hasil yang ditunjukan dari hasil pengujian kemudian dicatat.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
pengumpulan data, yaitu :
1. Mengikuti praktikum, dan mentaati peraturan yang berlaku selama
praktikum berlangsung.
2. Mengamati dengan seksama dari hasil pengujian.
3. Mencatat hasil pengujian.

Kelompok 14 Page 3
BAB II
PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN

2.1 Pengambilan Sample


2.1.1 Maksud dan Tujuan
1. Mendapatkan keterangan mengenai struktur (profil) secara visual
2. Memperoleh indikasi variasi kadar air tanah asli menurut kedalaman
3. Mendapatkan kedalaman permukaan tanah
4. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed) dan contoh tanah
tidak terganggu (undisturbed)
2.1.2 Teori

Tanah adalah material yang terdiri dari bahan organik/anorganik


dan endapan yang relative lepas. Struktur tanah terdiri dari butiran-butiran
dengan berbagai jenis bentuk dan ukuran. Partikel tanah terdiri dari
butiran kasar (kerikil dan pasir), dan butiran halus (tanah dan lempung)
yang masing-masing jenis memiliki karakteristik dan ukuran butiran yang
berbeda.

Untuk itu, maka dilakukan beberapa penyelidikan mengenai


karakteristik tanah, yaitu dengan cara mengambil sampel tanah pada suatu
daerah kemudian melakukan penelitian pada tanah tersebut. Hasil-hasil
pengamatan memlalui pengeboran divisualisasikan dalam bentuk gambar
profil tanah, yang menyajikan gambar struktur lapisan-lapisan tanah
terhadap kedalaman tanah dibawah titik bor. Profil tanah, menjelaskan
mengenai jenis tanah, warna, tekstur, kelembapan, atau sifat-sifat lain
yang dapat diamati langsung di lapangan.

Kelompok 14 Page 4
2.1.3 Ruang Lingkup

Melakukan pengambilan sampel di lapangan untuk memperoleh


profil tanah dan sampling tanah untuk pengujian di laboratorium.

2.1.4 Peralatan yang Digunakan


1. Mesin sondir
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam
3. Konus
4. Empat buah angker dengan perlengkapannya
5. Dua buah manometer dengan kapasitas 0-50 kg/cm3 dan 0-250 kg/cm3
6. Kunci-kunci pipa dan minyak kastroli.

2.1.5 Prosedur Pelaksanaan

1. Menentukan lokasi yang akan diambil sampel tanah serta


membersihkan permukaan tempat penggalian sumur uji dari
rerumputan dan sampah.

2. Menggali tanah dengan ukuran (100x100x100) cm atau dengan ukuran


lain sesuai arahan pembimbing praktikum.

3. Mengambil beberapa sample tanah untuk di uji di laboratorium dan


memasukannya ke dalam plastik.

4. Memberikan label sample tanah yang sudah di ambil dari sumur uji,
agar tidak tertukar dengan sample lainnya.

5. Menyimpan Sampe di tempat yang teduh.

Kelompok 14 Page 5
Dimensi galian sumur uji

Perspeksif Galian Sumur

Kelompok 14 Page 6
2.1.6 Hasil

Dari hasil penggalian atau pengambilan sample menggunakan test


pit, didapatkan sampel tanah pada kedalaman 1,0 meter yang akan di
uji di laboratorium, sebagai berikut:

Jenis Tanah Warna Deskripsi


Tanah lempung Coklat kehitaman Berwarna coklat pekat,
padat dan berair

Pada pengujian ini data dan pengolahan berbentuk deskripsi dan


klasifikasi, dapat dilihat pada lampiran di atas.

2.1.7 Kesimpulan

Dari hasil kesimpulan dilapangan yang didapat, maka bisa di ambil


kesimpulan sebagai berikut :

a. Pada kedalaman sampai dengan 0 – 40 cm terdapat tanah lempung


dengan warna kuning kehitaman.
b. Pada kedalaman sampai dengan 40 – 50 cm terdapat muka air
tanah.
c. Pada kedalaman sampai dengan 40 – 100 cm terdapat tanah
lempung dengan warna Coklat kehitaman.

Kelompok 14 Page 7
SUMUR UJI (TEST PIT)

(ASTM D)

Kelompok : 14 Tanggal : 4-02-2017

Kelas : II E Instruktur : Gino Wibowo

Jurusan : Teknik Sipil

Universitas : Swadaya Gunung Jati

Sisi Kedalaman Profil Deskripsi Keterangan


(m) Bor

I 0.00 Kuning kehitaman

0,50 Hitam kekuning-kuningan

1,0 Kuning Kehitaman

II 0.00 Kuning kemerah-merahan

0,50 Kuning kemerah-merahan

1,0 Hitam kekuning-kuningan

III 0.00 Kuning kemerah-merahan

0,50 Kuning Kehitam-hitaman

1,0 Hitam Kekuning-kuningan

IV 0.00 Kuning Kehitam-hitaman

0,50 Hitam Kekuning-kuningan

1,0 Hitam Kemerah-merahan

Kelompok 14 Page 8
Catatan:

Muka air tanah didapat 50 cm dibawah permukaan tanah.

2.1.8 Gambar Kerja

Kedalaman 50 cm Kedalaman 100 cm

Kelompok 14 Page 9
Pengambilan sample Pengukuran kedalaman

2.2 Uji Kerucut (Sand Cone)


2.2.1 Maksud dan tujuan
Pengujian bertujuan untuk menetukan kepadatan tanah dilapangan
dan kepadatan relative tanah (%) terhadap tanah dan hasil pengujian di
laboratorium (hasil pemadatan kompaksi)

2.2.2 Teori
Penentuan kepadatan tanah dilapangan dengan cara mengukur dry
density tanah tersebut. Metode ini biasanya digunakan untuk mengetahui
hasil pemadatan material urugan.

Kelompok 14 Page 10
2.2.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Isilah botol dengan pasir sampai penuh, lalu timbanglah botol yang
telah terisi pasir.
2. Persiapkan permukaan tanah yang akan diuji, sehingga ddiperoeh
bidang tanah yang rata dan datar.
3. Letakan plat dasar diatas tanah, buat tanda batas lubang plat tanah.
4. Gali lubang pada tanah yang telah dibuat tanda atas, dengan
kedalaman ± 10 cm berbentuk cekungan.kerjakan dengan hati-hati dan
hindarkan terganggunya tanah sekitar dinding dasar lubang.
5. Kumpulkan tanah hasil galian (jangan sampai ada yang kececer) dan
ayak dengan menggunakan ayakan no.4. timbang tanah yang lolos
ayakan no.4.
6. Ambil sedikit contoh tanah hasil galian lalu masukan ke dalam cawan,
lalu timbang dan masukan oven selama 24 jam. Ini untuk menghitung
kadar air.
7. Dengan plat dasar terletak diatas tanah, letakkan botol pasir dengan
menghadap kebawah di tengah-tengah plat dasar.
8. Buku keran dan tunggu pasir dan tunggu pasir berhenti mengalir,
mengisi lubang dan corong kemudian tutup keran.
9. Balikan kembali botol yang berisi pasir, dan ratakan pasir pada plat
dasar. Sisa pasir yang tercecer, kumpulkan lalu timbang.
10. Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih tersisa dalam
botol, kemudian timbang.

2.2.4 Perhitungan

1. Volume lubang
( ber . pasir+ corong+botol ) −( ber . pasir dlmlubang )−(ber . pasir dlm botol)
berat isi pasir (hasil kalibrasi)

Kelompok 14 Page 11
berat sampel lolos ayakan No .4
2. α =
berat sampel dalamlubang
( berat isi tanah) x α
3. β=
Gs
4. Koreksi

x=
[ ( berat pasir+ corong+botol ) −α ]
[ ( berat pasir+ corong+botol ) −β ]
5. Berat isi tanah yang dikoreksi
(berat isi tanah x koreksi)
6. Berat isi kering material
berat isi tanah yang dikoreksi
[ 1+kadar Air Asli ]

Contoh analisa perhitungan uji kerucut


Diketahui :
1. Berat pasir + corong + botol = 6850 gr (W1)
2. Berat pasir dalam corong = 525 gr (W2)
3. Berat sisa pasir dalam botol = 2910 gr (W3)
4. Berat sample dalam lubang = 2738 gr (W4)
5. Berat sample lolos ayakan no.4 = 1691 gr (W5)
6. Kadar air asli = 43,329% (Air)
7. Kadar air optimum = 43,329%
Maka :
o
berat pasir dalam corong 525
Kalibrasi= = = 0,21818 gr/cm 3
Vold pignometer 2406.25
o
( W1−W2−W3 )
Vol . lubang= ( kalibrasi )=( ( 6850-525-2910
0 .218
)
)= 15652,083 cm 3

Kelompok 14 Page 12
o Berat isi tanah = W4 / Vol. lubang = 2738 / 15652.083 = 0,175
3
gr/cm
o α = W5 / W4 = 1691 / 2738 = 0,618
o β = ( Wberat isi tanah x α ) / ( Gs ) = (0.175 x 0,618) / 2.677 =
0,04
( W1−α ) (6850−0,618)
= =1,000
o Koreksi = (W1−β ) (6850−0,051)
o Berat isi tanah yang dikoreksi= berat isi tanah x koreksi
= 0,175 x 1,000
= 0,175 gr/cm3
o Berat isi kering material
berat isi tanah yang dikoreksi 0,175
= =0 , 004
(1+kadar air asli ) 1+43 . 329 gr/cm3
o Berat isi kering
berat isi tanah yang dikoreksi 0 ,175
= =0 ,0039
(1+kadar air optimum) 1+43 ,329 gr/cm3

Kelompok 14 Page 13
2.2.5 Hasil

  LABORATORIUM GEOTEKNIK
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL
  UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742
  Cirebon 45312
   
Pekerjaan : Sand Cone Tanggal : Febuary 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14
Lokasi : Gudang Kosong,
Mundu Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : 10 cm Diperiksa : Gino Wibowo
   
  PENGUJIAN SAND CONE  
  ASTM 1556  
No Keterangan Satuan Nilai
6850,000 6774,000 6961,000
1 Berat pasir + corong + botol gr
0,218 0,306 0.273
2 Berat isi pasir (hasil kalibrasi) gr/cm3
525,000 736,000 667,000
3 Berat pasir dalam corong gr
2910,000 2714,000 3670,000
4 Berat sisa pasir dalam botol gr
15652,08 10867,375 9646,975
3
5 Volume lubang Cm3
2738,000 3324,000 2634,000
6 Berat sampel dalam lubang gr
0,175 0,306 0,273
7 Berat isi tanah gr/cm3
1691,000 1691,000 1691,000
8 Berat sampel lolos ayakan no 4 gr
0,618 0,509 0,642
9 α -
0,051 0,074 0,083
10 β -
1,000 1,000 1,000
11 Koreksi -
12 Berat isi tanah yang terkoreksi gr/cm3 1,175 0,306 0,273

Kelompok 14 Page 14
43,329 43,329 43,329
13 Kadar air asli %
0,004 0,007 0,006
14 Berat isi kering material gr/cm3
Kadar air optimum 43,329 43,329 43,329
15 (laboratorium) %
0,004 0,007 0,006
16 Berat isi kering gr/cm3

2.2.6 Kesimpulan

Dari percobaan sand cone dapat di simpulkan bahwa:

Volume lubang yang didapat adalah 1.2055,47 cm3, dan berat isi tanah gd
= 0,251 gram/cm3.. Tanah ini dalam kondisi baik untuk pendirian
bangunan konstruksi.

2.2.7 Gambar kerja

Kelompok 14 Page 15
Pengambilan sampel tanah sand cone

Memasukkan pasir Otawa ke dalam lubang

2.3 Penyelidikan Sondir

Kelompok 14 Page 16
2.3.1 Teori
Yang dimaksud dengan qc adalah perlawanan penetrasi kunos atau
perlawanan tanah terhadap ujung kunos yang dinyatakan dalam gaya per
satuan luas (kg/cm2). JHL adalah jumlah hambatan lekat perlawanan geser
tanah terhadap selubung bikonus yang dinyatakan dalam gaya persatuan
panjang (kg/cm).
2.3.2 Peralatan yang Digunakan
1. Mesin Sondir
2. Seperangkat stang sondir yang dilengkapi stang didalamnya
3. Bikonus
4. Manometer kapasitas 60 kg/cm2 dan 250 kg/cm2
5. Angker
6. Kunci – kunci
2.3.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Membersihkan lokasi yang akan dilakukan uji sondir dari kerikil,
aspal maupun rumput.
2. Memasang 4 buah angker diatas lahan yang telah dibersihkan, angker
ini berfungsi sebagai penahan mesin sondir.
3. Menempatkan mesin sondir di antara 4 buah angker yang telah
terpasang pada posisi tegak lurus vertikal, kemudian letakkan besi
pengunci dan memastikan mesin sondir tidak bergerak.
4. Memeriksa tabung pengisian minyak hidrolik, isi penuh tabung
tersebut sampai bebas dari gelombang-gelombang udara.
5. Memasang 2 buah manometer pada posisinya.
6. Menyambungkan pipa sondir pertama dengan binocus, kemudian
pasang rangkaian pipa sondir dan binocus tersebut pada mesin
sondirm.
7. Tekan pipa sondir kedalam tanah sampai kedalaman tertentu,
umumnya setiap 20 cm.

Kelompok 14 Page 17
8. Tahan pipa sondir dengan kunci inggris, lakukan penekanan batang
sondir sedalam 4 cm kemudian baca manometer yang merupakana
pembacaan perlawanan penetrasi konus (qc).
9. Lanjutkan penekanan sampai kedalaman 8 cm, kemudian baca
manometer yang merupakan pembacaan perlawanan penetrasi konus
(qc).
10. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berkutnya yang
diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20
cm
11. Pekerjaan uji sondir dihentikan apabila pada pembacaan manometer
terjadi 3 kali berturut-turut menunjukan nilai qc > 150 kg/cm3.

2.3.4 Data Perhitungan

A piston = 10 cm²

A sleeve = 150 cm²

A konus = 10 cm²

PK = Bacaan pertama manometer (kg/cm2)

JP = Bacaan kedua manometer (kg/cm2)

qc = Perlawanan konus (kg/cm2)

fs = Perlawanan geser (kg/cm2)

HL = Hambatan pelekat (kg/cm2)

JHL = Jumlah Hambatan pelekat (kg/cm2)

FR = Friction rasio (%)

Kelompok 14 Page 18
 Rumus Perhitungan
a) Perlawanan Konus atau qC adalah
PK x A piston
qC=
A konus

b) Perlawanan Geser (fs) adalah


( JP−PK ) x A piston
fs=
A Sleeve

c) Hambatan Pelekat (HL)


HL = fs x 20 =
d) Jumlah Hambatan Pelekat (JHL)
JHL = 𝛴HL =
e) Friction Ratio (FR) % :
fs
FR= x 100 %
qC
Contoh Perhitungan
Dikedalaman : 600 cm

A piston = 10 cm²

A sleeve = 150 cm²

A konus = 10 cm²

1. Perlawanan Konus atau qC adalah

PK x A piston
qC=
A konus

5 x 10 kg
qC= =5 2
10 cm

Kelompok 14 Page 19
Keterangan :

PK : Tahanan Konus (Bacaan pertama pada manometer)


qc : Perlawanan penetrasi konus.

2. Perlawanan Geser (fs) adalah

( JP−PK ) x A piston
fs=
A Sleeve

(10−5) x 10
fs= =0,333 kg/cm ²
150

3. Hambatan Pelekat (HL)


LF = fs x 20 = 0,333 x 20 = 6.66 kg/cm²
4. Jumlah Hambatan Pelekat (JHL)
JHL = 𝛴HL = 17.32 kg/cm²
5. Friction Ratio (FR) % :
fs
FR= x 100 %
qC
0.333
FR= x 100 %=6.66 %
5

Kelompok 14 Page 20
2.3.5 Hasil

LABORATURIUM FAKULTAS TEKNIK


UNSWAGATI – CIREBON

 
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Februari 2017

Lokasi : Mundu Dikerjakan : Kelompok 14


No. Sampel : Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : 12 Meter Diperiksa : Gino Bowo
   
PENGUJIAN SONDIR (DUTCH CONE PENETRATION TEST)
                 
Depth qt JP Qc Fs LF JHL FR
m kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 %
0.00 0 0 0 0 0 0 0
0.20 3 4 3 0.06667 1.33333 1.333333 2.22222
0.40 3 4 3 0.06667 1.33333 2.666667 2.22222
0.60 3 4 3 0.06667 1.33333 4 2.22222
0.80 3 4 3 0.06667 1.33333 5.333333 2.22222
1.00 3 4 3 0.06667 1.33333 6.666667 2.22222
1.20 3 4 3 0.06667 1.33333 8 2.22222
1.40 3 4 3 0.06667 1.33333 9.333333 2.22222
1.60 3 4 3 0.06667 1.33333 10.66667 2.22222
1.80 3 4 3 0.06667 1.33333 12 2.22222
2.00 3 4 3 0.06667 1.33333 13.33333 2.22222
2.20 4 8 4 0.26667 5.33333 18.66667 6.66667
2.40 4 8 4 0.26667 5.33333 24 6.66667
2.60 4 8 4 0.26667 5.33333 29.33333 6.66667
2.80 4 8 4 0.26667 5.33333 34.66667 6.66667
3.00 4 8 4 0.26667 5.33333 40 6.66667
3.20 4 5 4 0.06667 1.33333 41.33333 1.66667
3.40 3 7 3 0.26667 5.33333 46.66667 8.88889
3.60 4 9 4 0.33333 6.66667 53.33333 8.33333
3.80 4 9 4 0.33333 6.66667 60 8.33333

Kelompok 14 Page 21
4.00 4 9 4 0.33333 6.66667 66.66667 8.33333
4.20 4 6 4 0.13333 2.66667 69.33333 3.33333
4.40 4 5 4 0.06667 1.33333 70.66667 1.66667
4.60 4 5 4 0.06667 1.33333 72 1.66667
4.80 4 5 4 0.06667 1.33333 73.33333 1.66667
5.00 4 5 4 0.06667 1.33333 74.66667 1.66667
5.20 4 6 4 0.13333 2.66667 77.33333 3.33333
5.40 4 7 4 0.2 4 81.33333 5
5.60 4 7 4 0.2 4 85.33333 5
5.80 4 7 4 0.2 4 89.33333 5
6.00 4 7 4 0.2 4 93.33333 5
6.20 4 6 4 0.13333 2.66667 96 3.33333
6.40 4 7 4 0.2 4 100 5
6.60 4 7 4 0.2 4 104 5
6.80 5 7 5 0.13333 2.66667 106.6667 2.66667
7.00 5 7 5 0.13333 2.66667 109.3333 2.66667
7.20 4 6 4 0.13333 2.66667 112 3.33333
7.40 4 7 4 0.2 4 116 5
7.60 4 7 4 0.2 4 120 5
7.80 4 6 4 0.13333 2.66667 122.6667 3.33333
8.00 4 7 4 0.2 4 126.6667 5
8.20 4 9 4 0.33333 6.66667 133.3333 8.33333
8.40 4 9 4 0.33333 6.66667 140 8.33333
8.60 4 8 4 0.26667 5.33333 145.3333 6.66667
8.80 4 10 4 0.4 8 153.3333 10
9.00 4 10 4 0.4 8 161.3333 10
9.20 4 10 4 0.4 8 169.3333 10
9.40 4 10 4 0.4 8 177.3333 10
9.60 4 8 4 0.26667 5.33333 182.6667 6.66667
9.80 4 10 4 0.4 8 190.6667 10
10.00 4 10 4 0.4 8 198.6667 10
10.20 4 10 4 0.4 8 206.6667 10
10.40 4 10 4 0.4 8 214.6667 10
10.60 4 10 4 0.4 8 222.6667 10
10.80 4 8 4 0.26667 5.33333 228 6.66667
11.00 5 11 5 0.4 8 236 8
11.20 5 11 5 0.4 8 244 8
11.40 5 11 5 0.4 8 252 8

Kelompok 14 Page 22
Tabel 2.2 Hasil pengujian sondir

qc
11.000
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000 qc
man(m
)

4.000
e
Kdla
a

3.000
2.000
1.000
0.000
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000
Qc (Kg/cm2)

Grafik 2.1 Hubungan Kedalaman dengan qc

Kelompok 14 Page 23
Kelompok 14 Page 24
JHL
0.000
-1.000
-2.000
-3.000
-4.000
-5.000
-6.000 JHL
-7.000
m
laanm
( )

-8.000
e
Kda

-9.000
-10.000
-11.000
-12.000
0.000 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
JHL (Kg/cm2)

Grafik 2.3 Hubungan Kedalaman dengan JHL

Kelompok 14 Page 25
FR
0.000
-1.000
-2.000
-3.000
-4.000
-5.000
-6.000 FR
(m

-7.000
m
la n
a )

-8.000
e
Kda

-9.000
-10.000
-11.000
-12.000
0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
FR (%)

Grafik 2.3 Hubungan Kedalaman dengan FR

Kelompok 14 Page 26
Grafik 2.4 Hubungan Kedalaman dengan qc, JHL, dan FR

Kelompok 14 Page 27
2.3.6 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan dan pengolahan data
adalah sebagai berikut:

a. Grafik qc
Pada Interval kedalaman 0,2–11,4 meter dengan nilai qc
sangat kecil berkisar antara 3-5 kg/cm2, ini berarti tanah pada
interval tersebut termasuk tanah teguh

a. Grafik JHL
Pada grafik JHL memperlihatkan penambahan hambatan
lekat yang tidak terlalu drastis, ini menunjukkan bahwa hambatan
lekat pada tanah tersebut relatif kecil.

Percobaan Uji Sondir yang dilakukan mencapai kedalaman


untuk memberikan gambaran mengenai keadaan tanah dan
menghasilkan data-data daya dukung tanah maksimum dan
hambatan lekat tanah maksimum yaitu :
 Kedalaman max (>150 kg/cm2) : Tidak ketemu
 Bacaan Pertama (PK) : 200 kg/cm²
 Bacaan Kedua (JP) : 210 kg/cm²
 Hambatan Lekat Tanah (HL) : 13.40 kg/cm²
 Jumlah Hambatan Lekat (JHL) : 432.78 kg/cm2
 Friction Ratio : 0.335 %

Kelompok 14 Page 28
2.3.7 Gambar alat

2.3.8 Gambar Kerja

Memasukkan angker ke dalam tanah

Kelompok 14 Page 29
Pembacaan Manometer

Kelompok 14 Page 30
BAB III
INDEKS PROPERTIS

3.1 Kadar Air (Water Content)


3.1.1 Maksud dan Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar air dari suatu
tanah asli melalui perbandingan antara berat dengan berat kering tanah
yang dinyatakan dalam persen.
3.1.2 Teori
Kadar air tanah disebut juga water conent adalah kandungan air
pada tanah yang ditentukan dari prbandingan berat air yang terkandung
didalam tanah dengan berat bagian padat dari tanah. Kadar air tanah dapat
digunakan untuk penentuan sifat mekanika tanah seperti pemadatan tanah.
Oleh karena itu, penting mengetahui kadar ai suatu sampel tanah untuk
seorang engineer dalam pengerjaan suatu proyek.
3.1.3 Prosedur Pengujian
1. Timbang cawan dalam keadaan bersih dan kering dan catat beratnya
(W3) ;
2. Masukkan contoh tanah kdalam cawan tersebut ;
3. Cawan + tanah kemudian ditimbang dan beratnya dicatat (W1) ;
4. Masukkan cawan + tanah kedalam oven selama 24 jam ;
5. Keluarkan cawan + tanah dari oven dan dinginkan pada desicator ;
6. Setelah dingin, cawan + tanah ditimbang dan beratnya dicatat (W2).
3.1.4 Peralatan yang Digunakan
1. Cawan alumunium 4 buah ;
2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

Kelompok 14 Page 31
4. desicator

3.1.5 Data Perhitungan


A. Berat cawan + tanah basah = W1 gram
B. Berat cawan + tanah kering = W2 gram
C. Berat cawan kosong = W3 gram
D. Berat air = (W1 – W2)
E. Berat tanah kering = (W2 – W3)
berat air
F. Kadar air = ×100 %
berat tanah kering

Kadar air disturb (%)

1 2

20.62 24.41

Kadar air undisturb (%)

3 4

17.89 17.47

Contoh perhitungan
Diketahui :
Berat cawan + tanah basah (W1) = 28.75 gr
Berat cawan + tanah kering (W2) = 25.50 gr
Berat cawan kosong (w3) = 9.74 gr
Maka :
Berat air = (W1-W2)
= 28.75-25.50

Kelompok 14 Page 32
= 3.25 gr
Berat tanah kering = (W2-W3)
= 25.50-9.74
= 15.76 gr
( berat air )
Kadar air = ×100 %
( berat tanah kering )
( 3.25 )
= ×100 %
( 15.76 )
= 20.622 %

Kelompok 14 Page 33
3.1.6 Hasil Kadar Air (Disturb)

LABORATORIUM GEOTEKNIK        
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL  
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG
  JATI  
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon
  45312
   
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Febuari 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14
Lokasi : Mundu Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo
   
  PENGUJIAN KADAR AIR TANAH  
  ASTM 2216  
Nomor contoh dan kedalaman   Disturb
Nomor cawan   1 2
Berat tanah basah + cawan (gr)   28.75 28.44
Berat tanah kering + cawan (gr)   25.50 25.10
Berat air (gr)   3.25 3.74
Berat cawan (gr)   9.74 9.78
Berat tanah kering (gr)   15.76 15.32
Kadar air (w) (%)   20.62 24.41
kadar air rata-rata (w) (%)   22.515 %

3.1.6.1 Kesimpulan

Kelompok 14 Page 34
Disturb adalah tanah terganggu saat pengambilan sampel nya. Dalam
hasil kadar air sample nomer 2 data yg didapatkan kacau atau tidak beda
tipis dari sample 1. Jadi didapatkan hasil rata-rata 22.515 %. Maka dapat
ditarik kesimpulan keadaan tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah.
3.1.6.2 Gambar Kerja

Proses pengambilan sample tanah Disturb

Kelompok 14 Page 35
3.1.7 Hasil Kadar Air (Undisturb)

` LABORATORIUM GEOTEKNIK        
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL  
  UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI  
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon
  45312
   
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Febuary 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14
Lokasi : Sawah, Indramayu Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo
   
  PENGUJIAN KADAR AIR TANAH  
  ASTM 2216  
   
Nomor contoh dan kedalaman   Undisturb
Nomor cawan   1 2
Berat tanah basah + cawan (gr)   27.94 29.36
Berat tanah kering + cawan (gr)   25.18 26.43
Berat air (gr)   2.76 2.93
Berat cawan (gr)   9.76 9.66
Berat tanah kering (gr)   15.42 16.77
Kadar air (w) (%)   17.89 17.47
kadar air rata-rata (w) (%)   17.48 %

3.1.7.1 Kesimpulan
Undisturb adalah tidak tanah terganggu saat pengambilan sampel
nya karena memakai alat yaitu dengan tabung. Jadi didapatkan hasil rata-
rata 17.48 %. Maka dapat ditarik kesimpulan keadaan tanah masih kering.

3.1.7.2 Gambar kerja

Kelompok 14 Page 36
Proses pengambilan sample tanah Undisturb

3.2 Berat isi (Unit weight)


3.2.1 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan praktikum berat isi kali ini adalah untuk mencari berat
isi dari contoh tanah asli dari contoh tanah asli yang diambil di lapangan.
Berat isi dapat dihitung melalui perbandingan antar berat tanah termasuk
air yang terkandung didalamnya dengan volume total.

Kelompok 14 Page 37
3.2.2 Teori
Berat volume tanah adalah perbanadingan antara berat tanah total dengan
volume tanah. Berat volume adalah merupakan berat volume tanah asli
merupakan fisik tanah, jika diketahui kadar air tanah akan dapat
meneneetukan nilai volume kering tanah tersebut.

3.2.3 Prosedur Pengujian


1. Ring konsolidasi dalam keadaaan bersih ditimbang (W1)
2. Ambil sample dari tabung dengan cara menekan ring tersebut pada
tabung sampai ring terisi penuh dengan menggunakan extruder.
3. Ratakan tanah sehingga kedua permukaan tanah memiliki elevasi yang
sama dengan permukaan ring dan dibersihkan bagian luar ring.
4. Timbang ring+tanah (W2)
5. Hitung volume tanah (W) = W2 – W1

3.2.4 Peralatan yang Digunakan


1. Ring konsolidasi
2. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
3. Extruder
4. Spatula
5. Cawan
6. Timbangan
7. Oven
3.2.5 Data Perhitungan
W 2−W 1
Berat isi(γ )=
V
Contoh perhitungan

Kelompok 14 Page 38
Diketahui :
Berat ring (W1) (gram) = 18.06
Berat ring + tanah (W2) (gram) = 61.10
Voume tanah (v) (cm3) = 27.475
Maka :
W 2−W 1
Berat volume tanah ¿
V
= 1.712

3.2.6 Hasil

LABORATORIUM GEOTEKNIK        
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL  
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG
  JATI  

Kelompok 14 Page 39
  Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
   
Pekerjaan : Density Test Tanggal : Febuari 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : kelompok 14
Lokasi : Lab. Fakultas Teknik Dihitung : kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo
   
  PENGUJIAN BERAT ISI TANAH  
  ASTM D 2937  
   
Nomor Pengujian Undisturb
Diameter Ring (d) (cm) 5 5
Tinggi Ring (t) (cm) 1.4 1.4
Volume Ring (V) (cm3) 27.475 27.475
Berat Ring (W1) (gram) 18.06 18.06
Berat Ring + Tanah (W2) (gram) 61.10 59.85
Berat tanah (W3=W2-W1) (gr) 47.04 41.79
Berat volume tanah (g= W3/V) (gr/cm3) 1.712 1.521
Berat volume Rata-rata (gr/cm3) 1.6165

3.2.7 Kesimpulan
Dari hasil berat volume tanah yaitu 1.6165 gr/cm3 dapat disimpulkan bawah
komposisi tanah rapat.
3.2.8 Gambar Kerja

Kelompok 14 Page 40
Tabung yang telah terisi tanah Meletakan tabung di alat Extuder

Memasukkan Ring Ke Extuder Pemotongan ring yang telah terisi tanah

3.3 Berat Jenis (Specific Gravity)


3.3.1 Maksud Dan Tujuan

Kelompok 14 Page 41
Pelaksanaan praktikum Gs ini adalah untuk mengetahui harga berat jenis
tanah. Berat jenis tanah ini dapat memperkirakan bahan-bahan galian yang
terkandung di dalamnya.

3.3.2 Teori
Dalam setiap perencanaan, baik itu bangunan ataupun jalan, pengetahuan
tentang adanya bahan organik sangat penting, karena untuk bangunan tanah
organik itu berbahaya. Dengan mengetahui nilai Gs suatu tanah dapat
diketahui suatu contoh tanah apakah tanah tersebut organik atau anorganik
jadi untuk tanah yang terdiri dari campuran bahan organik maupun
anorganik tentu mempunyai nilai Gs yang tergantung dari komposisi
campuran bahan-bahan tersebut.

Tipe of Soil Gs

Sand 2,65 – 2,67

Silty Sand 2,67 – 2,70

Inorganic Silt 2,70 – 2,80

Soil with micas or iron 2,75 – 3,00

Organic Soil ¿ 2,00

3.3.3 Peralatan Yang Digunakan


1. Piknometer dengan tutupnya
2. Mortar
3. Saringan No.200
4. Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu
5. Kompor listrik
6. Timbangan
7. Termometer

Kelompok 14 Page 42
8. NiSO3
3.3.4 Prosedur Pengujian
Permasalahan utama pada pengujian specific grafity adalah cara
untuk menemukan volume butiran tanah. Secara prinsip apabila suatu tanah
kering dengan berat tertentu (berat pikrometer dan tanah pada Gambar 3.1b
dikurangi berat pikrometer kosong, gambar 3.1a) dimasukan ke dalam
pikrometer yang berisi air (Gambar 3.1c), maka tinggi air pada pikrometer
meningkat seperti terlihat pada gambar 3.1e, Besarnya volume tanah sama
dengan meningkat volume air.
Oleh karena besarnya berat-volume air sama dengan satu(1), maka
Volume contoh tanah sama dengan berat peningkat air.
1. Timbangan piknometer kosong dan kering.
2. Masukan contoh tanah (yang sudah dikeringkan dengan cara Dioven)
kedalam pikrometer yang sudah diketahui beratnya (W1), lalu timbang
pikrometer yang berisi tanah (W1), untuk tanah lempung sebaiknya
ditumbuk agar butiran tanah terpisah antara yang satu dengan yang lain.
3. Masukkan air suling ke dalam pikrometer yang berisi tanah sampai
hampir penuh
4. Hisap pikrometer yang berisi air dan tanah dengan menggunakan
pompa penghisap (vacuum pumpi), sampai tidak ada gelembung udara
5. Tambahkan air suling ke dalam pikrometer sampai batas penuh
6. Timbang berat pikrometer yang berisi tanah dan air.
7. Kosongkan dan bersihkan pikrometer ,lalu isi kembali pikromet dengan
air suling sampai hampir penuh dan hisap dengan pompa penghisap
sampai tidak ada gelembung udara di dalam air.
8. Penuhi pikrometer dengan air suling sampai batas penuh dan timbang
9. Specific Gravity (G1), tanah dapat ditentukan dengan perumusan:

Kelompok 14 Page 43
Ws
Gs = ( )
Ww
Dimana:
Ws = berat tanah kering
= W2 - W1
Ww = berat air yang dipindahkan oleh tanah kering
= W4 + WS - W3, atau
= W4 + ( W2 - W1) - W3
Sehingga

W2 - W1
Gs =
( W4 + ( W2 - W1) - W3 )

3.3.5 Data perhitungan

Berat piknometer = W1
Berat piknometer + tanah = W2
Berat piknometer + air + tanah = W3
Berat piknometer + air = W4
Koreksi temperatur =K
Berat tanah = (W1 – W2)
Berat total = Berat tanah + W4
= (W2 – W1) + W4

Kelompok 14 Page 44
= Berat total – (Berat piknometer +
volume air + tanah)
= {(W2 – W1) + W4 } – W3

berat tanah
Gs = xK
Berat jenis (specific Gravity) volume air

Contoh Perhitungan :
Diketahui : Temperatur = 29 0C
Berat piknometer + tanah = 85.33 gr
Berat tanah = 24.23 gr
Berat piknometer + air = 77.03 gr
Berat piknometer + air + tanah = 101.16 gr

Maka :
 Berat total = (berat tanah) + (berat piknometer + air)
= 24.23 + 77.03
= 101.26 gr

 Volume air = (berat total) – (berat piknometer + air + tanah)


= 101.26 – 101.16
= 10 ml
 K = didapat dari tabel terhadap temperatur = 0.99598
 Gs (Specific Gravity) = (berat tanah / volume air) x K
= (24.130/11.935) x 0.9992
= 2.104 gram
3.3.6 Hasil

Kelompok 14 Page 45
LABORATORIUM GEOTEKNIK      
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL  
  UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI  
  Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
   
Pekerjaan : BERAT JENIS TANAH Tanggal : Februari 2017  
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14  
Lokasi : Lab. Fakultas Teknik Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo  
   
  PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH
  ASTM D 854  
   
No. Piknometer Kel. 10 & 11 Kel. 12 & 13 Kel. 14 &15
0
Temperature ( C) 29 29 29
Berat piknometer + tanah (gr) 72.200 73.400 85.330
Berat piknometer (gr) 47.000 48.200 61.200
Berat tanah (gr) 25.200 25.200 24.130
Berat piknometer + air (gr) 131.810 180.990 165.080
Berat total (gr) 157.010 206.190 189.210
Berat pikno + air + tanah (gr) 146.640 192.690 177.275
Koreksi temperature (K) 0.9992 0.9992 0.9992
Berat isi air 84.810 132.790 103.880
Volume air (ml) 10.370 13.500 11.935
Specific gravity 2.428 1.865 2.020
Specific gravity rata-rata 2.104

3.3.7 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan
antara berat butir tanah (Ws) dengan berat air (Ww) yang mempunyai
volume sama pada suhu tertentu, pada contoh tanah yang kami ambil

Kelompok 14 Page 46
memiliki berat jenis 2.104 gram/cm3. Dan jenis tanah tersebut adalah tanah
lempung.

3.3.8 Gambar Kerja

Pengeringan tanah Pemberian NiSO3

Kelompok 14 Page 47
Penimbangan tanah dan NiSO3 Proses Pembakaran

Kelompok 14 Page 48
3.4 Analisa Saringan (Sieve Analysis)
3.4.1 Maksud dan Tujuan

Menentukan distribusi butiran suatu contoh tanah, dalam hal ini adalah
kerikil dan pasir, sebagai dasar untuk mengklasifikasikan macam-macam
tanah.
3.4.2 Teori

Tanah terdiri dari tiga bagian yaitu, butiran padat, air, udara. Sifat-sifat
suatu tanah tertentu tergantung pada ukuran butirannya. Ukuran butiran
menentukan klasifikasi tanah tersebut. Untuk butiran kasar dipakai cara
penyaringan dalam penentuan ukuran butiran tanah. Tanah dikeringkan
dan disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran diameter kisi
saringan tertentu dari mulai yang kasar hingga yang halus. Dengan
demikian butiran tanah terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas
ukuran yang diketahui.
3.4.3 Ruang Lingkup

Menentukan distribusi butiran tanah serta menentukan klasifikasi jenis


tanah dan membandingkan persentase butiran kerikil dan pasir.

3.4.4 Peralatanyang Digunakan


1. Seperangkat saringan
2. Sikat untuk membersihkan saringan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
4. Oven untuk pengatur suhu
5. Mesin penggerak saringan
6. Mortar dengan pengaduk karet
3.4.5 Prosedur Pengujian

1. Siapkan contoh tanah kering sebanyak 350 gr dan rendam di dalam


mangkuk dengan air selama 24 jam.

Kelompok 14 Page 49
2. Saringkan contoh tanah tersebut dengan saringan no. 200 dan
tambahkan air secukupnya sehingga didapat yang lolos saringan  50 gr.
Contoh tanah yang lolos saringan dikeringkan dalam oven selama 24 jam
untuk hidrometer.
3. Contoh tanah yang tertahan saringan no. 200 dikeringkan dalam
oven selama 24 jam untuk pengujian analisa saringan.
4. Keluarkan dan dinginkan pada desikator.
5. Saring contoh tanah dengan saringan nomor 4 yang diletakkan
paling atas, dilanjutkan dengan saringan-saringan nomor 10, 16, 20, 30, 40,
50, 60, 80, 100, 200 dan pan.
6. Contoh tanah dalam saringan diguncangkan dengan tangan atau
dengan mesin pengguncang/ pengayak (sieve shaker) kurang lebih 15 menit
7. Timbang contoh tanah yang tertahan pada masing-masing saringan.

3.4.6 Data Perhitungan


 Menghitung berat total
Berat total = ∑berat tanah yang tertahan dalam saringan
 Menghitung berat tertahan untuk masing-masing ukuran saringan
secara kumulatif
 Menghitung presentase tanah yang tertahan pada setiap saringan
berat tanah kering
Presentase tanah tertahan = x 100 %
berat total
 Menghitung presentase tanah yang lolos pada setiap saringan
berat total− jumlah berat tertahan
Presentase yang lolos = x 100 %
berat total
Contoh perhitungan (berdasarkan sample no. 100 ) :
Diketahui :
 Berat tanah kering pada ayakan no. 100 = 305,09 gr
 Berat total = 345.26 gr
 Berat tertahan = 305,09 gr

Kelompok 14 Page 50
Ditanyakan:

Prosentase tanah tertahan =?

Prosentase tanah yang lolos =?


Jawab:
 prosentase tanah tertahan pada ayakan no. 100

(305,09/ 345,26) x 100% = 88,365 %

 Prosentase tanah yang lolos pada ayakan no. 200

((328,43-345,26) x 100% = 95,125 %

Kelompok 14 Page 51
3.4.7 Hasil

LABORATORIUM GEOTEKNIK      
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL  
  UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI  
  Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
   
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Feb 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok14
Lokasi : Lab. Fakultas Teknik Dihitung : Kelompok14
Berat tanah : Diperiksa : Gino Wibowo

   
  ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
  ASTM D 854
Jumlah
Ukuran Jumlah %
No. Berat Berat
saringan
Saringan Tertahan(gr) Tertahan
(mm)
(gr) Tertahan Lolos
4 4.76 0 0 0 100
10 2 70.77 70,77 20,497 79,503
16 1.6 85.0 156,57 45,348 54,652
20 1.19 38.26 194,83 56,429 43,571
40 0.59 63.59 258,42 74,847 25,153
60 0.279 34.03 292,45 84,704 15,296
80 0.177 3.79 296,24 85,802 14,198
100 0.149 8.85 305,09 88,365 11,635
200 0.074 23.34 328,43 95,125 4,875
PAN 16.9 345,26 100 0
Berat Total 345,26

Kelompok 14 Page 52
Analisa Saringan Dan Hidrometer
120

100
100

79.5
80

60 54.65

43.57
40

25.15

20 14.2 15.3
11.64
4.88
0.06 0.11 0.31
0.16 0.460.760.81
0
0 0.01 0.1 1 10

3.4.7 Kesimpulan
Analisis butiran tanah adalah penentuan prosentase berat butiran pada satu
unit saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.
Pada percobaan yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa tanah yang lolos
saringan No.200 adalah 4,875 %.

Kelompok 14 Page 53
3.4.8 Gambar Kerja

Kelompok 14 Page 54
3.5 Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)
3.5.1 Maksud dan Tujuan

Menentukan kadar lumpur dalam tanah, menentukan distribusi butiran


tanah, serta menentukan klasifikasi jenis tanah membandingkan presentase
butiran lanau dan lempung.

3.5.2 Teori

Alat hidrometer yang digunakan makin lama makin turun ke bawah


jika lumpur makin mengendap, sehingga alat hydrometer pada waktu
tertentu menunjukkan angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur sudah
mengendap. Percobaan ini didasarkan pada hubungan antara kecepatan
jatuh dari suatu butiran di dalam suatu larutan, diameter butiran, berat
jenis butiran, berat jenis larutan dan kepekaan larutan.
Supaya mendapatkan hasil yang lebih baik maka digunakan
hidrometer yang berfungsi untuk mengetahui spesific gravity larutan
setiap waktu pengamatan. Dari hasil  tersebut  didapatkan data yang
setelah diolah akan diperoleh grafik distribusi  butiran yang merupakan
hubungan antara diameter dan prosentase lolos.

3.5.3 Ruang Lingkup

Menentukan distribusi butiran tanah serta menentukan klasifikasi jenis


tanah dan membandingkan persentase butiran lanau dan lempung.

3.5.4 Peralatan yang Digunakan


1. Gelas ukur dengan kapasitas 1000 mL
2. Aerometer
3. Mixer

Kelompok 14 Page 55
4. Saringan no. 200
5. Air suling
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
7. Thermometer
8. Oven dengan pengaturan suhu
9. NaSiO3
10. Stopwatch
3.5.5 Prosedur Pengujian

a. Persiapan Pengujian
1. Ambil contoh tanah secukupnya, kemudian beratnya ditimbang
± 50 gram.
2. Contoh yang sudah ditimbang, direndam selama ± 24 jam.
3. Contoh tanah yang sudah direndam, kemudian dicuci dengan
saringan no.200, dibiarkan mengendap.
4. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kemudian dilakukan
analysis hydrometer.
b. Pelaksanaan Pengujian
1. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kita biarkan hingga
mengendap. Endapan yang tersebut di atas, dimasukkan ke
dalam gelas, kemudian dikocok ke arah horizontal selama 1
menit.
2. Sejalan dengan langkah ke dua siapkan alat hydrometer dan
stopwatch.
3. Segera setelah tabung diletakkan, hydrometer dimasukkan, tepat
1 menit pertama hidrometer dibaca, lalu menit kedua dibaca
kembali kemudian hidrometer diangkat dan pada menit ke 2,5
hidrometer dimasukkan kembali dan dibaca kembali hingga
menit ke-4.

Kelompok 14 Page 56
4. Pembacaan dihentikan dan tabung di kocok kembali.
5. Dilakukan pembacaan kembali berulang-ulang hingga dicapai
harga yang sama (umumnya dilakukan 3 kali berturut-turut),
jika hal ini telah dicapai maka larutan dapat homogen.
6. Usahakan air agak tenang agar pembacaan agak jelas kemudian
dilakukan pembacaan berturut-turut dengan interval waktu pada
menit 0 menit, 2, 5, 8, 16, 30, 60 menit kemudian 2, 4, 8, 16, 32,
96 jam.

3.5.6 Data Perhitungan


1. Rc = Ra – Zerro correction + Ct
Dimana :
Ra = bacaan aerometer
Ct = diperoleh dari table berdasarkan temperaturenya
Zerro correction = tergantung alat yang digunakan
Rc−a
2. % Finner (N) = x 100%
Ws
Dimana :

a = 1 – {[(Gs2 – Gs1) x 5](100 x 0,01)} diperoleh dari table Gs


Ws = 50 gr (berat kering)
a = diperoleh dari table berdasarkan nilai Gs
Ws = berat tanah kering
3. R = R + 0,5
L
4. D = K x
√ t
Dimana :

K ...............................= diperoleh dari tabel

Kelompok 14 Page 57
L = diperoleh dari tabel berdasarkan R

T = waktu

% Finner (N)
5. % Finner = x Presentase lolos saringan no. 200
100

Kelompok 14 Page 58
3.5.7 Hasil

LABORATORIUM
GEOTEKNIK            
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL
  UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
  Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
   
Pekerjaan : Analisis Hidrometer Tanggal :
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 9
Lokasi : Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa :
   
  ANALISA HIDROMETER  
  ASTM D 422  
Zerro correction=  
A =  
Ws = 50 gr
 
Time
Ra T RC N% R L L/t K D FR %
(menit)

0.25 18 28 19.05 34.17 18.5 13.2 52.8 0.016 0.116 0.861

0.5 18 28 19.05 34.17 18.5 13.2 26.4 0.016 0.082 0.861

1 17 28 18.05 32.17 17.5 13.3 13.3 0.016 0.058 0.811

2 16 28 17.05 30.17 16.5 13.5 6.75 0.016 0.041 0.760

5 10 28 11.05 18.17 10.5 14.5 2.9 0.016 0.027 0.458

30 7 28 8.05 12.17 7.5 15 0.5 0.016 0.011 0.307

60 4 28 5.05 6.17 4.5 15.5 0.258 0.016 0.008 0.155

250 3 28 4.05 4.17 3.5 15.6 0.0624 0.016 0.004 0.105

1440 2 28 3.05 2.17 2.5 15.8 0.11 0.016 0.002 0.055

Kelompok 14 Page 59
Analisa Saringan Dan Hidrometer
120

100
100

79.5
80

60 54.65

43.57
40

25.15

20 14.2 15.3
11.64
4.88
0.31
0.06 0.11 0.16 0.460.760.81
0
0 0.01 0.1 1 10

3.5.8 Kesimpulan

Analisis Saringan (Grainsize analysis)


Pada analisa butiran tanah melalui analisa tapis (Sieve Analysis) yang lolos
saringan No.200 adalah 4,875 %
Untuk lebih tepatnya tanah tersebut diuji dengan analisa mekanis basah
(Hydrometer Analysis)
Analisa ukuran butir dimaksudkan untuk menyaring butiran tanah dari saringan
no.4 sampai saringan no. 200 dan pan, di dapat kesimpulan bahwa untuk
mendapatkan ukuran butiran tanah kita bisa mendapatkannya dengan cara di ayak,

Kelompok 14 Page 60
dari saringan no.4 sampai saringan no. 200, butiran tanah yang lolos saringan no.
200 hasil diayak akan tersimpan di pan.
Analisis Lumpur (Hydrometer Analysis)
Bertujuan menentukan persentase kadar lumpur dalam tanah (menentukan
butiran suatu contoh tanah ( lanau dan lempung ). Serta Menentukan distribusi
butiran tanah serta menentukan klasifikasi jenis tanah dan membandingkan
persentase butiran lanau dan lempung.
3.5.9 Gambar kerja

Kelompok 14 Page 61
3.6 Atterberg Limit
3.6.1 Maksud dan Tujuan

Mengetahui klasifikasi tanah berbutir halus berdasarkan batas cair,


batas plastis dan batas susut.

3.6.2 Batas Cair (Liquid Limit)


3.6.2.1 Maksud dan Tujuan

Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair dalam
satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta
kemampatan dari tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan
untuk mengklasifikasikan tanah, serta untuk mengetahui apakah tanah
itu mengandung zat-zat organik atau tidak.

3.6.2.2 Teori

Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar


air dari masing-masing sampel, kemudian digambar dalam bentuk
grafik. Jumlah ketukan (pukulan) sebagai sumbu mendatar dengan
skala logaritma sedangkan nilai kadar air sebagai sumbu tegak dengan
skala.
Dengan membuat garis lurus melalui titik-titik tersebut atau
jika diperoleh titik-titik tersebut tidak pada satu garis lurus, maka garis
lurus dibuat sebagai garis regresi linear dari ketiga garis tersebut. Kadar
air pada batas cair ditentukan pada jumlah ketukan (pukulan) 25. Kadar
air inilah yang disebut batas cair (liquid limit). Penentuan LL dapat juga
ditentukan berdasarkan persamaan berikut:
N
LL=WL=W N 0 .121
25
Ww
Kadar air=w= ×100%
Ws

Kelompok 14 Page 62
3.6.2.3 Ruang Lingkup

Mencari batas-batas atau angka-angka Atterberg seperti batas cair / liquid limit
(WL/LL) dari tanah berbutir halus dan mencari sifat fisis, plastis, serta sifat
kemampatan dari tanah dan klasifikasi tanah serta mengetahui apakah tanah itu
mengandung zat-zat organik atau tidak.

3.6.2.4 Peralatan yang Digunakan


1. Alat Casagrande beserta Groovung Tools
2. Solet pelumat tanah
3. Plat kaca sebagai tempat melumat tanah
4. Spatula (pisau pengaduk)
5. Pipet untuk aquades
6. Oven dengan suhu konstan 105-110°C
7. Container sebanyak empat buah
8. Timbangandengan ketelitian 0,01 gram

3.6.2.5 Benda Uji

Tanah yang lolos saringan no. 40 setelah dikeringkan dan ditumbuk


sebanyak ± 100 gram.

3.6.2.6 Prosedur Percobaan

1. Siapkan contoh tanah yang lolos saringan no.40 (kering udara)


2. Letakan contoh tanah tersebut di atas pelat kaca.
3. Dengan menggunakan spatula, aduk contoh tanah dengan
menambahkan air sedikit demi sedikit sampai contoh tanah
homogen.
4. Ambil sebagian contoh tanah yang sudah homogen dan taruh dalam
cawan batas cair (cawan casagrande).

Kelompok 14 Page 63
5. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan dasar/alas alat
casagrande dan bagian yang paling tebal harus kurang lebih 1 cm.
6. Buat alur pada contoh tanah tersebut dengan membagi dua contoh
tanah menggunakan grooving tool. Caranya dengan menarik
grooving tool yang tegak lurus permukaan cawan casagrande
sepanjang diameter cawan.
7. Putar alat casagrande sehingga cawan naik turun dengan kecepatan
2 putaran/detik.
8. Hentikan pemutaran apabila pada ketukan antara 40 – 50 alur sudah
tertutup sepanjang ± 1,25 cm± 1,25 cm, kemudian catat jumlah
ketukannya
9. Ambil sebagian contoh tanah tersebut, masukkan ke dalam cawan
yang sudah diketahui beratnya, timbang contoh tanah + cawan dan
masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
10. Keluarkan contoh tanah + cawan dan dinginkan dalam desikator,
kemudian timbang untuk mengetahui kadar airnya
11. Ulangi percobaan diatas untuk jumlah ketukan :
 10 – 20 pukulan
 20 – 30 pukulan
 30 – 40 pukulan
 40 – 50 pukulan

3.6.2.7 Data Perhitungan

1. Hitung kadar air masing-masing ketukan


Plotkan harga kadar air tersebut kemudian buat grafik antara jumlah pukulan
dalam skala logaritma dan kadar air dalam skala biasa. Tarik garis linier
pada grafik tersebut.

Kelompok 14 Page 64
2. Cari kadar air ketukan 25, didapat batas cair (LL) (%)
Batas cair adalah kadar air pada jumlah ketukan 25

Contoh Perhitungan

Berdasarkan sample no.5

Berat caawan +berat tanah basah = 19,25gr

Berat cawan+berat tanah kering = 17,50gr

Berat air = 1,75gr

Berat cawan = 9,70gr

Berat contoh tanah kering = 7,8gr

Berat tanah basah - berat tanah kering

= 19,25 - 17,50 = 1,78

Berat tanah basah - Berat cawan

= 19,25 – 9,70 = 7,8

= 0,22436 x 100%

= 22,436

Kelompok 14 Page 65
3.6.3 Batas Plastis (Plastic Limit)
3.6.3.1 Maksud dan Tujuan

Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis
dalam satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis plastis, serta
kemampuan dari tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan
untuk mengklasifikasikan tanah, serta untuk mengetahui apakah tanah
itu mengandung zat-zat organik atau tidak.

3.6.3.2 Teori

Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu


tanah yang merupakan kadar air pada batas keadaan plastis dan keadaan
semi solid. Batas ini didefinisikan sebagai kadar air yang dinyatakan
dalam persen (%) di mana tanah apabila digulung sampai mencapai
diameter 1/8 inch (3,2 mm) menjadi retak-retak. Ukuran keplastisan
tanah disebut indeks plastis (PI), yaitu :
PI=LL−PL
w−PL LL−w
I L= IC =
IP ; IP
Dimana : PI/IP = Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
LL = Batas Cair (Liquid Limit)
PL = Batas Plastis (Plastic Limit)
IL = Index Liquidity
IC = Index Consistency

3.6.3.3 Ruang Lingkup

Kelompok 14 Page 66
Mencari batas-batas atau angka-angka Atterberg seperti batas
plastis/plastic limit (Wp/PL), indeks plastisitas/plasticity index, indeks
cair/liquid index dan indeks konsisitensi dari tanah berbutir halus dan
mencari sifat fisis, plastis, serta sifat kemampatan dari tanah dan
klasifikasi tanah serta mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat
organik atau tidak.
3.6.3.4 Peralatan yang Digunakan
1. Plat kaca
2. Container dua buah
3. Oven dengan alat pengatur temperature
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Cawan
6. Mangkok porcelain, alat penumbuk
3.6.3.5 Bahan Uji

1. Tanah asli yang lolos saringan No. 40 (kering udara)


2. Air suling

3.6.3.6 Prosedur Percobaan

1. Ambil sampel tanah yang lolos saringan No.40, letakkan benda uji
di atas pelat kaca, kemudian diaduk sampai homogen dengan
menambahkan air sedikit demi sedikit dengan bantuan spatula
2. Ambil contoh tanah yang sudah homogen seberat kurang lebih 8
gram, biarkan sampai contoh tanah tidak lengket. Keringkan dalam
oven sampai tanah tidak lengket tapi masih dalam keadaan basah.
3. Contoh tanah tadi, dibuat ggulungan diatas plat kaca sampai
gulungan tanah patah dengan diameter 3 mm. contoh tanah yang
tepat pada diameter 3 mm mulai retak-retak menunjukan tanah
dalam keadaan batas plastis

Kelompok 14 Page 67
4. Masukkan gulungan tanah yang sudah patah tadi kedalam cawan
yang sudah diketahui beratnya, kemudian timbang gulungan tanah
+ cawan dan masukkan ke oven selama 24 jam
5. Keluarkan gulungan tanah + cawan dan dinginkan dalam desikator,
kemudian timbang untuk mengetahui kadar airnya.
3.6.3.7 Data Perhitungan
1. Hitung kadar air dari masing-masing ketukan Plotkan harga kadar air
tersebut pada grafik dengan absis banyaknya ketukan (skala logaritma)
dan ordinat harga kadar air, tarik garis linier pada grafik tersebut.
2. Cari kadar air ketukan 25, didapat batas cair (LL) (%), Batas cair (LL)
adalah kadar air pada jumlah ketukan 25.
3. Contoh perhitungan (Berdasarkan sampel No. 1)
4. Berat jenis (gr) = W tanah basah- W tanah kering
5. Berat contoh tanah kering = (berat tanah kering=cawan)= berat cawan

Berdasarkan sample no.1

Jumlah ketukan = 10 kali ketukan

Berat cawan + berat tanah basah = 10,32gr

Berat cawan + berat tanah kering = 8,33gr

Berat air = 1,99gr

Berat cawan = 4,22gr

Berat contoh tanah kering = 4,11gr

Kelompok 14 Page 68
Kelompok 14 Page 69
3.6.3.8 Hasil

LABORATORIUM GEOTEKNIK
  FT- PRODI TEKNIK SIPIL
  UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
  Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
   
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Feb  
No. Log Bor : Dikerjakan : 14  
Lokasi : Dihitung : 14  
Kedalaman : Diperiksa : Bowo  
   
Pekerjaan : Atterberg Limit   Ref. lab
Lokasi : Jenis Tanah :
          No. Log Bor :
Deskripsi Tanah No. Uji Benda :
    Kedalaman :
          Tanggal :
Metode Tes Supervisi :
   
Liquid Limit (LL) Plastic limit (PL)
 
12 26 32 46 - -
Jumlah Ketukan
1 2 3 4 5 6
No. Cawan
Berat cawan + berat tanah 16,09 16,52 14,4 17,52 29,26 30,28
basah (gr)
Berat cawan + berat tanah 14,63 15 13,39 15,88 24,75 26,61
kering (gr)
1,46 1,52 1,01 1,64 4,51 3,67
Berat air (gr)
9,79 9,72 9,72 9,79 9,68 9,78
Berat cawan (gr)
4,84 5,28 3,67 6,09 15,07 16,83
Berat contoh tanah kering (gr)
26,92
30,165 28,788 27,520 29,927 21,806
9
Kadar Air (%)
28,351 25,867
Kadar Air rata-rata (%)

Kelompok 14 Page 70
Liquit Limit
50

48 f(x) = − 6.41 ln(x) + 67.31


R² = 0.97

46

44

42

40

38
10 100

3.6.3.9 Kesimpulan
Dari perhitungan diatas IP nya <7, maka tanah yang diujikan termasuk
jenis tanah Lanau. Dengan PL (Plastic limit), = 22,44% dan IP = 25,98% jenis
tanah ini memiliki sifat non plastis dan kohesif.

P Sifat Macam Tanah Kohesi


0 Non plastis Pasir Non kohesif
<7 Plastisitas rendah Lanau Kohesif
7 -11 Plastisitas sedang Lempung sebagian
> 17 Plastisitas tinggi berlanau Kohesif
lempung Kohesif

Kelompok 14 Page 71
Untuk praktikum batas susut tidak kami laksanakan, dikarenakan
beberapa hal, yaitu :

− Tidak memadainya peralatan untuk praktikum


− Kurangnya bahan yang diperlukan, contoh air raksa.
− Perhitungan tidak bisa dilaksanakan karena adanya ketidak
lengkapan komponen data yang diperlukan.
3.6.4.0 Gambar Kerja

Kelompok 14 Page 72
3.7 Pemadatan (Compaction Test)

3.7.1 Maksud dan Tujuan

 Test ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah.
 Test ini disebut juga proctor test dan dapat dilakukan secara standard maupun
modified.
3.7.2 Teori

Pemadatan (compaction) adalah proses merapatkan butiran tanah secara


mekanisyang menyebabkan keluarnya udara dari ruang pori sehingga meningkatkan
kepadatan tanah.

Selain sebagai landasan pondasi struktur diatasnya, tanah dalam bidang Teknik
Sipil, digunakan pula sebagai bahan konstruksi/timbunan (construction/fillmaterial).

Beberapa istilah penting yang sering dijumpai dalam pengujian pemadatan


dilaboratorium, yakni:

 Kadar air optimum (Optimum Moisture Content, OMC) adalah kadar air dari
suatu sampel tanah yang jika dipadatkan dengan energi pemadatan tertentu,
akan menghasilkan nilai kepadatan maksimum (dry maks).
 Kepadatan kering maksimum (Maximum Dry Density, drymaks) adalah
kepadatan kering yang didapatkanjika suatu sampel tanah dengan kadar air
optimum dipadatkan dengan energi tertentu.

Kelompok 14 Page 73
 Pemadatan relatif (Relative Compaction) adalah presentase perbandingan
antara dryyang dicapai dilapangan terhadap drymaksyang didapat dari
pengujian dilaboratorium
 Garis kejenuhan (Saturation/Zero Air Voids Line, ZAVC) adalah garis yang
menunjukkan hubungkan antara drydan kadar air (w) untuk tanah dalam
keadaan jenuh.
3.7.3 Benda Uji

 Benda uji dari lapangan lolos saringan no. 4 sebnayak 20 kg kemudian


di bagi menjadi 5 sampel 5000 gram di masukkan ke dalam kantong
plastik.

3.7.4 Peralatan yang Digunakan

1. Mold pemadatan diameter 4”


2. Mold pemadatan diameter 6”
3. Palu pemadatan standard 5,5 lbs, tinggi jatuh12”
4. Palu pemadatan modified 10 lbs, tinggi jatuh 18”
5. Extruder mold
6. Pisau pemotong
7. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
8. Timbangan denganketelitian 0, 01 gram
9. Oven dengan suhu 150 ⁰ C
10. Desikator

3.7.5 Prosedur Percobaan

1. Timbang mold berikut alasnya dengan ketelitian 1 gram


2. Pasang collar, kencangkan dan tempatkan pada tumpuan yang kokoh

Kelompok 14 Page 74
3. Ambil sampel tanah untuk 5 mold lalu basahi dengan air dan diaduk sampai
merata. Penambahan air di atur sehingga di dapat benda uji sebagai berikut :
 Sample diperkirakan mendekati kadar air optimum
 Sample kira – kira ada di bawah kadar air optimum
 Sample kira – kira ada di atas kadar air optimum
Kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik di tutup rapat dan diamkan
selama 24 jam supaya kadar air merata meresap ke dalam tanah.

4. Masukkan tanah tersebut ke dalam mold lalu ditumbuk dengan palu. Jumlah
tumbukan dan jumlah lapis disesuaikan dengan kebutuhan. Menggunakan
modified atau pemadatan standar ( lihat tabel perbandingan )
5. Lakukan hal yang sama untuk lapisan ke dua dan ke tiga dan seterusnya,
sehingga lapisan tanah terakhir mengisi sebagian collar.
6. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan menggunakan
pisau pemotong.
7. Isilah rongga–rongga yang terbentuk dengan tanah bekas pemotong sehingga
didapatkan permukaan yang rata.
8. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada di dalamnya dengan
ketelitian 1 gram.
9. Keluarkan sample tanah dari mold dengan menggunakan extruder mold dan
ambil 3 buah sample di bagian intinya untuk diperiksa kadar airnya.
10. Ulangi prosedur 4 sampai dengan 9.
11. Lakukan hal yang sama untuk kadar air yang lebih tinggi sehingga di dapat 5
data pemadatan.

perbandingan Proctor Test Modified dan Standard.

Satuan Alat Standard Proctor Modified Proctor

Kelompok 14 Page 75
Diameter mold 4” ( 10, 16 cm ) 4” (10, 16 cm)

Tinggi jatuh penumbuk 12” (30, 48 cm ) 18”(45,72cm )

Jumlah tumbukan 5, 5 lbs (2, 475 kg ) 10 lbs ( 4, 5 kg )

Jumlah lapisa 25 tumb / lapis 25 tumb / lapis

3 lapis 5 lapis

Diameter mold 6” ( 15, 24 cm ) 6” ( 15, 24 cm )

Tinggi jatuh penumbuk 12” (30, 48 cm ) 18”(45, 72 cm )

Berat penumbuk 5, 5 lbs (2,475 kg ) 10 lbs ( 4,5 kg)

Jumlah tumbukan 56 tumb / lapis 56 tumb /lapisan

3 lapis 5 lapis

3.7.6 Data Perhitungan

Diketahui
Diameter = 10,16 cm
Tinggi = 11,5 cm
Berat silinder = 1715 gr
Berat silinder + tanah basah = 929 gr
Maka:
Volume = 1/4 x 3,14 x 10,162 x 11,5 = 943,9
Berat volume tanah basah = M/V
= 929/943,9
= 0,984 gr/cm3
Diketahui

Kelompok 14 Page 76
Berat cawan kosong ( W1) = 9,8 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 27,13 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 23,96 gr

Maka:
Berat gambut = W2-W3
= 27,13 – 23,96
= 3,17 gr

Kelompok 14 Page 77
Berat tanah kering = W3-W1
= 23,96 - 9,8
= 14,16 gr

Kadar air = berat gambut / tanah kering x 100 %


= 3,17 / 14,16 x 100 %
= 22,38 %

Diketahui:
W(rata-rata) = 14,16 (0,1416)
GS = 2,041
γ water = 1 gr/cm3
GS x γω
ZAVC =
1+(GS x ω)
2,041 x 1
=
1+(2,041 x 0,1416)
= 2,33

Kelompok 14 Page 78
3.7.7 Hasil

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

Jl.Pemuda No.32 Telp./Fax.(0231)246664 Cirebon 45132

PENGUJIAN PEMADATAN ( COMPACTION TEST )

Lokasi : Majasem Di kerjakan : kelompok 14

Kedalaman : 0,80 m Di hitung : kelompok 14

Taggal : Februari 2017

V MOD : 920,93 cm³

No test   1 2 3 4 5
Penambahan
Cc 150cc 200cc 250cc 300cc 350cc
air
Berat mold +
Gram 2144 2491 3026 2894 2635
tanah basah
Berat mold Gram 1706 1706 1706 1706 1706
Berat tanah
Gram 438 785 1320 1188 929
basah
Berat volume
g/ cm³ 0,464 0,832 1,398 1,259 0.984
isi basah

Kelompok 14 Page 79
Perhitungan Kadar Air
    150cc 200cc 250cc 300cc 350cc

No cawan   1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Berat cawan + tanah
gram 29,65 40,2 34,16 29,27 70,43 68,53 18.90 18.42 27,13 35,05
basah
Berat cawan + tanah
gram 27,48 38,86 31,5 27,38 63,06 62,71 17.28 17.31 23,96 30,5
kering
Berat cawan gram 9,87 9,67 9,65 9,62 9,58 9,85 9,69 9,7 9,8 9,7

Berat air gram 2,17 1,34 2,66 1,89 7,37 5,82 1.62 1.11 3,17 4,55

Berat tanah kering gram 17,61 29,19 21,85 17,76 53,48 52,86 7.59 7.61 14,16 20,8
12,17
Kadar air % 12,32 4,591
4
10,64 13,78 11,01 21.34 14.59 22,387 21,875

Kadar air rata-rata % 8,457 11,408 12,395 17,965 22,131

Berat volume isi 0,049 0,067 0,104 0,066 0,043


g/ cm³
kering
ZAVC 1,786 1,696 1,668 1,526 1,435

Tabel Hasil Pengujian Kepadatan Standar

Kelompok 14 Page 80
Grafik Kompaksi
2.00

1.80

1.60

1.40

1.20

1.00

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00
60 80 100 120 140 160 180 200 220 240

Kelompok 14 Page 81
3.7.8 Kesimpulan

Dari grafik kompaksi dan ZAVC yang tidak berbentuk parabola, dapat
disimpulkan bahwa adanya kesalahan dalam praktikum ini, diantaranya:

 Terjadi kesalahan dalam penambahan air dalam sampel proctor yang pertama
(150cc) sehingga tetbentuk grafik parabola yang tidak sempuran.
 Adanya kesalahan dalam proses penumbukan dan cara menumbuk sampel
yang sudah diberi air.
 Dan kesalahan lainnya yang mengakibatkan pemadatan tersebut tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan.

Seperti pada gambar di bawah ini :

Kelompok 14 Page 82
3.7.9 Gambar kerja

Proses pemadatan tanah dan Pengerjaan pembukaan tanah dari mold menggunakan
dongkrak dan alat pembuka

Kelompok 14 Page 83
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan setelah mengikuti praktikum mekanika tanah
I, adalah :
− Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk melakukan pengujian
pemeriksaan kepadatan lapangan Metode Sandcone. Melalui praktikum ini
praktikan dapat memahami tentang uji pemadatan ini, serta dapat
mengaplikasikannya baik di dalam kegiatan laboratorium maupun di lapangan.
− Dalam pengambilan sampel didapat kesimpulan bahwa, dalam tahap
pengambilan sampel setiap beda kedalaman, tekanan tanah mempengaruhi
besarnya kuat tekan alat sondir terhadap keras atau lunaknya tanah yang dibor
dan setiap kedalaman memiliki keras dan lunak yang berbeda karena kadar air
dalam tanah pun mempengaruhi.
− Dalam pengerjaan analisa Hidrometer nilai K dan a sangat berpengaruh untuk
perhitungan selanjutnya.

4.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan :

1. Waktu pelaksanaan sebaiknya tidak mendadak dan sesuai jadwal.

2. Harus ada tempat penataan penyimpanan sample masing-masing


kelompok,karna di kwatirkan data sample tertukar dengan kelompok lain.

3. Alat-alat sebaiknya dirawat demgan baikdan diperbanyak jumlahnya,


karena hal ini akan berpengaruh pada ketepatan pengumpulan data dan
laporan mahasiswa

Kelompok 14 Page 84
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Praktikum Mekanika Tanah Dasar, BAB 3. Hydrometer. Laboratorium


Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Depok 2014.
Andyka Affandy. Pengujian Tanah dengan Alat Sondir.
www.andykasipil.blogspot.com - BLOGNYA ORANG TEKNIK SIPIL. Senin, Mei
21, 2012.
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 1. Universitas Swadaya Gunung Jati, Fakultas
Teknik, Program Studi Teknik Sipil, 2015.
Sepecific Gravity Of Solids Determination (ASTM D854-92) FM5-472/NAVFAC
MO 330/AFJMAN 32-1221(I). www.globalsecurity.org

Kelompok 14 Page 85

Anda mungkin juga menyukai