PENDAHULUAN
Kelompok 14 Page 1
- Mengetahui cara melakukan penelitian yang berkaitan dengan mekanika
tanah di laboratorium.
1.4 Jadwal Pelaksanaan
Dari tanggal 03 - 23 Februari 2017.
1.5 Tempat
Tempat lokasi praktek dilaksanakan di Gudang Kosong Mundu, dan
Laboratorium Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati.
1.6 Ruang Lingkup Praktikum
a. Pengambilan Sample
b. Penelitian di Lapangan
- Penyelidikan Sondir
- Kerucut Pasir (Sand Cone)
c. Penelitian di Laboratorium
Indeks Propertis
a. Kadar Air (Water Content)
b. Berat Isi (Unit Weight)
c. Berat Jenis (Specific Gravity)
d. Analisa Saringan (Sieve Analisis)
e. Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)
f. Atterberg Limit :
- Batass Cair (Liquid Limit)
- Batas Plastis (plastic Limit)
1.7 Metode Praktikum Dan pengumpulan Data
1.7.1 Metode praktikum
Praktikum Mekanika Tanah 1 ini menggunakan metode pengujian dan
penelitian dimaksudkan untuk mengetahui melalui sebuah pengujian
sample di lapangan ataupun di laboratorium. Dan dari pengujian
Kelompok 14 Page 2
tersebut akan didapatkan hasil yang kemudian dibuat sebuah
kesimpulan.
1.7.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan saat praktikum berlangsung. Dan
hasil yang ditunjukan dari hasil pengujian kemudian dicatat.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
pengumpulan data, yaitu :
1. Mengikuti praktikum, dan mentaati peraturan yang berlaku selama
praktikum berlangsung.
2. Mengamati dengan seksama dari hasil pengujian.
3. Mencatat hasil pengujian.
Kelompok 14 Page 3
BAB II
PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN
Kelompok 14 Page 4
2.1.3 Ruang Lingkup
4. Memberikan label sample tanah yang sudah di ambil dari sumur uji,
agar tidak tertukar dengan sample lainnya.
Kelompok 14 Page 5
Dimensi galian sumur uji
Kelompok 14 Page 6
2.1.6 Hasil
2.1.7 Kesimpulan
Kelompok 14 Page 7
SUMUR UJI (TEST PIT)
(ASTM D)
Kelompok 14 Page 8
Catatan:
Kelompok 14 Page 9
Pengambilan sample Pengukuran kedalaman
2.2.2 Teori
Penentuan kepadatan tanah dilapangan dengan cara mengukur dry
density tanah tersebut. Metode ini biasanya digunakan untuk mengetahui
hasil pemadatan material urugan.
Kelompok 14 Page 10
2.2.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Isilah botol dengan pasir sampai penuh, lalu timbanglah botol yang
telah terisi pasir.
2. Persiapkan permukaan tanah yang akan diuji, sehingga ddiperoeh
bidang tanah yang rata dan datar.
3. Letakan plat dasar diatas tanah, buat tanda batas lubang plat tanah.
4. Gali lubang pada tanah yang telah dibuat tanda atas, dengan
kedalaman ± 10 cm berbentuk cekungan.kerjakan dengan hati-hati dan
hindarkan terganggunya tanah sekitar dinding dasar lubang.
5. Kumpulkan tanah hasil galian (jangan sampai ada yang kececer) dan
ayak dengan menggunakan ayakan no.4. timbang tanah yang lolos
ayakan no.4.
6. Ambil sedikit contoh tanah hasil galian lalu masukan ke dalam cawan,
lalu timbang dan masukan oven selama 24 jam. Ini untuk menghitung
kadar air.
7. Dengan plat dasar terletak diatas tanah, letakkan botol pasir dengan
menghadap kebawah di tengah-tengah plat dasar.
8. Buku keran dan tunggu pasir dan tunggu pasir berhenti mengalir,
mengisi lubang dan corong kemudian tutup keran.
9. Balikan kembali botol yang berisi pasir, dan ratakan pasir pada plat
dasar. Sisa pasir yang tercecer, kumpulkan lalu timbang.
10. Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih tersisa dalam
botol, kemudian timbang.
2.2.4 Perhitungan
1. Volume lubang
( ber . pasir+ corong+botol ) −( ber . pasir dlmlubang )−(ber . pasir dlm botol)
berat isi pasir (hasil kalibrasi)
Kelompok 14 Page 11
berat sampel lolos ayakan No .4
2. α =
berat sampel dalamlubang
( berat isi tanah) x α
3. β=
Gs
4. Koreksi
x=
[ ( berat pasir+ corong+botol ) −α ]
[ ( berat pasir+ corong+botol ) −β ]
5. Berat isi tanah yang dikoreksi
(berat isi tanah x koreksi)
6. Berat isi kering material
berat isi tanah yang dikoreksi
[ 1+kadar Air Asli ]
Kelompok 14 Page 12
o Berat isi tanah = W4 / Vol. lubang = 2738 / 15652.083 = 0,175
3
gr/cm
o α = W5 / W4 = 1691 / 2738 = 0,618
o β = ( Wberat isi tanah x α ) / ( Gs ) = (0.175 x 0,618) / 2.677 =
0,04
( W1−α ) (6850−0,618)
= =1,000
o Koreksi = (W1−β ) (6850−0,051)
o Berat isi tanah yang dikoreksi= berat isi tanah x koreksi
= 0,175 x 1,000
= 0,175 gr/cm3
o Berat isi kering material
berat isi tanah yang dikoreksi 0,175
= =0 , 004
(1+kadar air asli ) 1+43 . 329 gr/cm3
o Berat isi kering
berat isi tanah yang dikoreksi 0 ,175
= =0 ,0039
(1+kadar air optimum) 1+43 ,329 gr/cm3
Kelompok 14 Page 13
2.2.5 Hasil
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742
Cirebon 45312
Pekerjaan : Sand Cone Tanggal : Febuary 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14
Lokasi : Gudang Kosong,
Mundu Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : 10 cm Diperiksa : Gino Wibowo
PENGUJIAN SAND CONE
ASTM 1556
No Keterangan Satuan Nilai
6850,000 6774,000 6961,000
1 Berat pasir + corong + botol gr
0,218 0,306 0.273
2 Berat isi pasir (hasil kalibrasi) gr/cm3
525,000 736,000 667,000
3 Berat pasir dalam corong gr
2910,000 2714,000 3670,000
4 Berat sisa pasir dalam botol gr
15652,08 10867,375 9646,975
3
5 Volume lubang Cm3
2738,000 3324,000 2634,000
6 Berat sampel dalam lubang gr
0,175 0,306 0,273
7 Berat isi tanah gr/cm3
1691,000 1691,000 1691,000
8 Berat sampel lolos ayakan no 4 gr
0,618 0,509 0,642
9 α -
0,051 0,074 0,083
10 β -
1,000 1,000 1,000
11 Koreksi -
12 Berat isi tanah yang terkoreksi gr/cm3 1,175 0,306 0,273
Kelompok 14 Page 14
43,329 43,329 43,329
13 Kadar air asli %
0,004 0,007 0,006
14 Berat isi kering material gr/cm3
Kadar air optimum 43,329 43,329 43,329
15 (laboratorium) %
0,004 0,007 0,006
16 Berat isi kering gr/cm3
2.2.6 Kesimpulan
Volume lubang yang didapat adalah 1.2055,47 cm3, dan berat isi tanah gd
= 0,251 gram/cm3.. Tanah ini dalam kondisi baik untuk pendirian
bangunan konstruksi.
Kelompok 14 Page 15
Pengambilan sampel tanah sand cone
Kelompok 14 Page 16
2.3.1 Teori
Yang dimaksud dengan qc adalah perlawanan penetrasi kunos atau
perlawanan tanah terhadap ujung kunos yang dinyatakan dalam gaya per
satuan luas (kg/cm2). JHL adalah jumlah hambatan lekat perlawanan geser
tanah terhadap selubung bikonus yang dinyatakan dalam gaya persatuan
panjang (kg/cm).
2.3.2 Peralatan yang Digunakan
1. Mesin Sondir
2. Seperangkat stang sondir yang dilengkapi stang didalamnya
3. Bikonus
4. Manometer kapasitas 60 kg/cm2 dan 250 kg/cm2
5. Angker
6. Kunci – kunci
2.3.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Membersihkan lokasi yang akan dilakukan uji sondir dari kerikil,
aspal maupun rumput.
2. Memasang 4 buah angker diatas lahan yang telah dibersihkan, angker
ini berfungsi sebagai penahan mesin sondir.
3. Menempatkan mesin sondir di antara 4 buah angker yang telah
terpasang pada posisi tegak lurus vertikal, kemudian letakkan besi
pengunci dan memastikan mesin sondir tidak bergerak.
4. Memeriksa tabung pengisian minyak hidrolik, isi penuh tabung
tersebut sampai bebas dari gelombang-gelombang udara.
5. Memasang 2 buah manometer pada posisinya.
6. Menyambungkan pipa sondir pertama dengan binocus, kemudian
pasang rangkaian pipa sondir dan binocus tersebut pada mesin
sondirm.
7. Tekan pipa sondir kedalam tanah sampai kedalaman tertentu,
umumnya setiap 20 cm.
Kelompok 14 Page 17
8. Tahan pipa sondir dengan kunci inggris, lakukan penekanan batang
sondir sedalam 4 cm kemudian baca manometer yang merupakana
pembacaan perlawanan penetrasi konus (qc).
9. Lanjutkan penekanan sampai kedalaman 8 cm, kemudian baca
manometer yang merupakan pembacaan perlawanan penetrasi konus
(qc).
10. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berkutnya yang
diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20
cm
11. Pekerjaan uji sondir dihentikan apabila pada pembacaan manometer
terjadi 3 kali berturut-turut menunjukan nilai qc > 150 kg/cm3.
A piston = 10 cm²
A konus = 10 cm²
Kelompok 14 Page 18
Rumus Perhitungan
a) Perlawanan Konus atau qC adalah
PK x A piston
qC=
A konus
A piston = 10 cm²
A konus = 10 cm²
PK x A piston
qC=
A konus
5 x 10 kg
qC= =5 2
10 cm
Kelompok 14 Page 19
Keterangan :
( JP−PK ) x A piston
fs=
A Sleeve
(10−5) x 10
fs= =0,333 kg/cm ²
150
Kelompok 14 Page 20
2.3.5 Hasil
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Februari 2017
Kelompok 14 Page 21
4.00 4 9 4 0.33333 6.66667 66.66667 8.33333
4.20 4 6 4 0.13333 2.66667 69.33333 3.33333
4.40 4 5 4 0.06667 1.33333 70.66667 1.66667
4.60 4 5 4 0.06667 1.33333 72 1.66667
4.80 4 5 4 0.06667 1.33333 73.33333 1.66667
5.00 4 5 4 0.06667 1.33333 74.66667 1.66667
5.20 4 6 4 0.13333 2.66667 77.33333 3.33333
5.40 4 7 4 0.2 4 81.33333 5
5.60 4 7 4 0.2 4 85.33333 5
5.80 4 7 4 0.2 4 89.33333 5
6.00 4 7 4 0.2 4 93.33333 5
6.20 4 6 4 0.13333 2.66667 96 3.33333
6.40 4 7 4 0.2 4 100 5
6.60 4 7 4 0.2 4 104 5
6.80 5 7 5 0.13333 2.66667 106.6667 2.66667
7.00 5 7 5 0.13333 2.66667 109.3333 2.66667
7.20 4 6 4 0.13333 2.66667 112 3.33333
7.40 4 7 4 0.2 4 116 5
7.60 4 7 4 0.2 4 120 5
7.80 4 6 4 0.13333 2.66667 122.6667 3.33333
8.00 4 7 4 0.2 4 126.6667 5
8.20 4 9 4 0.33333 6.66667 133.3333 8.33333
8.40 4 9 4 0.33333 6.66667 140 8.33333
8.60 4 8 4 0.26667 5.33333 145.3333 6.66667
8.80 4 10 4 0.4 8 153.3333 10
9.00 4 10 4 0.4 8 161.3333 10
9.20 4 10 4 0.4 8 169.3333 10
9.40 4 10 4 0.4 8 177.3333 10
9.60 4 8 4 0.26667 5.33333 182.6667 6.66667
9.80 4 10 4 0.4 8 190.6667 10
10.00 4 10 4 0.4 8 198.6667 10
10.20 4 10 4 0.4 8 206.6667 10
10.40 4 10 4 0.4 8 214.6667 10
10.60 4 10 4 0.4 8 222.6667 10
10.80 4 8 4 0.26667 5.33333 228 6.66667
11.00 5 11 5 0.4 8 236 8
11.20 5 11 5 0.4 8 244 8
11.40 5 11 5 0.4 8 252 8
Kelompok 14 Page 22
Tabel 2.2 Hasil pengujian sondir
qc
11.000
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000 qc
man(m
)
4.000
e
Kdla
a
3.000
2.000
1.000
0.000
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000
Qc (Kg/cm2)
Kelompok 14 Page 23
Kelompok 14 Page 24
JHL
0.000
-1.000
-2.000
-3.000
-4.000
-5.000
-6.000 JHL
-7.000
m
laanm
( )
-8.000
e
Kda
-9.000
-10.000
-11.000
-12.000
0.000 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
JHL (Kg/cm2)
Kelompok 14 Page 25
FR
0.000
-1.000
-2.000
-3.000
-4.000
-5.000
-6.000 FR
(m
-7.000
m
la n
a )
-8.000
e
Kda
-9.000
-10.000
-11.000
-12.000
0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
FR (%)
Kelompok 14 Page 26
Grafik 2.4 Hubungan Kedalaman dengan qc, JHL, dan FR
Kelompok 14 Page 27
2.3.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan dan pengolahan data
adalah sebagai berikut:
a. Grafik qc
Pada Interval kedalaman 0,2–11,4 meter dengan nilai qc
sangat kecil berkisar antara 3-5 kg/cm2, ini berarti tanah pada
interval tersebut termasuk tanah teguh
a. Grafik JHL
Pada grafik JHL memperlihatkan penambahan hambatan
lekat yang tidak terlalu drastis, ini menunjukkan bahwa hambatan
lekat pada tanah tersebut relatif kecil.
Kelompok 14 Page 28
2.3.7 Gambar alat
Kelompok 14 Page 29
Pembacaan Manometer
Kelompok 14 Page 30
BAB III
INDEKS PROPERTIS
Kelompok 14 Page 31
4. desicator
1 2
20.62 24.41
3 4
17.89 17.47
Contoh perhitungan
Diketahui :
Berat cawan + tanah basah (W1) = 28.75 gr
Berat cawan + tanah kering (W2) = 25.50 gr
Berat cawan kosong (w3) = 9.74 gr
Maka :
Berat air = (W1-W2)
= 28.75-25.50
Kelompok 14 Page 32
= 3.25 gr
Berat tanah kering = (W2-W3)
= 25.50-9.74
= 15.76 gr
( berat air )
Kadar air = ×100 %
( berat tanah kering )
( 3.25 )
= ×100 %
( 15.76 )
= 20.622 %
Kelompok 14 Page 33
3.1.6 Hasil Kadar Air (Disturb)
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG
JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon
45312
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Febuari 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14
Lokasi : Mundu Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo
PENGUJIAN KADAR AIR TANAH
ASTM 2216
Nomor contoh dan kedalaman Disturb
Nomor cawan 1 2
Berat tanah basah + cawan (gr) 28.75 28.44
Berat tanah kering + cawan (gr) 25.50 25.10
Berat air (gr) 3.25 3.74
Berat cawan (gr) 9.74 9.78
Berat tanah kering (gr) 15.76 15.32
Kadar air (w) (%) 20.62 24.41
kadar air rata-rata (w) (%) 22.515 %
3.1.6.1 Kesimpulan
Kelompok 14 Page 34
Disturb adalah tanah terganggu saat pengambilan sampel nya. Dalam
hasil kadar air sample nomer 2 data yg didapatkan kacau atau tidak beda
tipis dari sample 1. Jadi didapatkan hasil rata-rata 22.515 %. Maka dapat
ditarik kesimpulan keadaan tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah.
3.1.6.2 Gambar Kerja
Kelompok 14 Page 35
3.1.7 Hasil Kadar Air (Undisturb)
` LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon
45312
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Febuary 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14
Lokasi : Sawah, Indramayu Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo
PENGUJIAN KADAR AIR TANAH
ASTM 2216
Nomor contoh dan kedalaman Undisturb
Nomor cawan 1 2
Berat tanah basah + cawan (gr) 27.94 29.36
Berat tanah kering + cawan (gr) 25.18 26.43
Berat air (gr) 2.76 2.93
Berat cawan (gr) 9.76 9.66
Berat tanah kering (gr) 15.42 16.77
Kadar air (w) (%) 17.89 17.47
kadar air rata-rata (w) (%) 17.48 %
3.1.7.1 Kesimpulan
Undisturb adalah tidak tanah terganggu saat pengambilan sampel
nya karena memakai alat yaitu dengan tabung. Jadi didapatkan hasil rata-
rata 17.48 %. Maka dapat ditarik kesimpulan keadaan tanah masih kering.
Kelompok 14 Page 36
Proses pengambilan sample tanah Undisturb
Kelompok 14 Page 37
3.2.2 Teori
Berat volume tanah adalah perbanadingan antara berat tanah total dengan
volume tanah. Berat volume adalah merupakan berat volume tanah asli
merupakan fisik tanah, jika diketahui kadar air tanah akan dapat
meneneetukan nilai volume kering tanah tersebut.
Kelompok 14 Page 38
Diketahui :
Berat ring (W1) (gram) = 18.06
Berat ring + tanah (W2) (gram) = 61.10
Voume tanah (v) (cm3) = 27.475
Maka :
W 2−W 1
Berat volume tanah ¿
V
= 1.712
3.2.6 Hasil
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG
JATI
Kelompok 14 Page 39
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Pekerjaan : Density Test Tanggal : Febuari 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : kelompok 14
Lokasi : Lab. Fakultas Teknik Dihitung : kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo
PENGUJIAN BERAT ISI TANAH
ASTM D 2937
Nomor Pengujian Undisturb
Diameter Ring (d) (cm) 5 5
Tinggi Ring (t) (cm) 1.4 1.4
Volume Ring (V) (cm3) 27.475 27.475
Berat Ring (W1) (gram) 18.06 18.06
Berat Ring + Tanah (W2) (gram) 61.10 59.85
Berat tanah (W3=W2-W1) (gr) 47.04 41.79
Berat volume tanah (g= W3/V) (gr/cm3) 1.712 1.521
Berat volume Rata-rata (gr/cm3) 1.6165
3.2.7 Kesimpulan
Dari hasil berat volume tanah yaitu 1.6165 gr/cm3 dapat disimpulkan bawah
komposisi tanah rapat.
3.2.8 Gambar Kerja
Kelompok 14 Page 40
Tabung yang telah terisi tanah Meletakan tabung di alat Extuder
Kelompok 14 Page 41
Pelaksanaan praktikum Gs ini adalah untuk mengetahui harga berat jenis
tanah. Berat jenis tanah ini dapat memperkirakan bahan-bahan galian yang
terkandung di dalamnya.
3.3.2 Teori
Dalam setiap perencanaan, baik itu bangunan ataupun jalan, pengetahuan
tentang adanya bahan organik sangat penting, karena untuk bangunan tanah
organik itu berbahaya. Dengan mengetahui nilai Gs suatu tanah dapat
diketahui suatu contoh tanah apakah tanah tersebut organik atau anorganik
jadi untuk tanah yang terdiri dari campuran bahan organik maupun
anorganik tentu mempunyai nilai Gs yang tergantung dari komposisi
campuran bahan-bahan tersebut.
Tipe of Soil Gs
Kelompok 14 Page 42
8. NiSO3
3.3.4 Prosedur Pengujian
Permasalahan utama pada pengujian specific grafity adalah cara
untuk menemukan volume butiran tanah. Secara prinsip apabila suatu tanah
kering dengan berat tertentu (berat pikrometer dan tanah pada Gambar 3.1b
dikurangi berat pikrometer kosong, gambar 3.1a) dimasukan ke dalam
pikrometer yang berisi air (Gambar 3.1c), maka tinggi air pada pikrometer
meningkat seperti terlihat pada gambar 3.1e, Besarnya volume tanah sama
dengan meningkat volume air.
Oleh karena besarnya berat-volume air sama dengan satu(1), maka
Volume contoh tanah sama dengan berat peningkat air.
1. Timbangan piknometer kosong dan kering.
2. Masukan contoh tanah (yang sudah dikeringkan dengan cara Dioven)
kedalam pikrometer yang sudah diketahui beratnya (W1), lalu timbang
pikrometer yang berisi tanah (W1), untuk tanah lempung sebaiknya
ditumbuk agar butiran tanah terpisah antara yang satu dengan yang lain.
3. Masukkan air suling ke dalam pikrometer yang berisi tanah sampai
hampir penuh
4. Hisap pikrometer yang berisi air dan tanah dengan menggunakan
pompa penghisap (vacuum pumpi), sampai tidak ada gelembung udara
5. Tambahkan air suling ke dalam pikrometer sampai batas penuh
6. Timbang berat pikrometer yang berisi tanah dan air.
7. Kosongkan dan bersihkan pikrometer ,lalu isi kembali pikromet dengan
air suling sampai hampir penuh dan hisap dengan pompa penghisap
sampai tidak ada gelembung udara di dalam air.
8. Penuhi pikrometer dengan air suling sampai batas penuh dan timbang
9. Specific Gravity (G1), tanah dapat ditentukan dengan perumusan:
Kelompok 14 Page 43
Ws
Gs = ( )
Ww
Dimana:
Ws = berat tanah kering
= W2 - W1
Ww = berat air yang dipindahkan oleh tanah kering
= W4 + WS - W3, atau
= W4 + ( W2 - W1) - W3
Sehingga
W2 - W1
Gs =
( W4 + ( W2 - W1) - W3 )
Berat piknometer = W1
Berat piknometer + tanah = W2
Berat piknometer + air + tanah = W3
Berat piknometer + air = W4
Koreksi temperatur =K
Berat tanah = (W1 – W2)
Berat total = Berat tanah + W4
= (W2 – W1) + W4
Kelompok 14 Page 44
= Berat total – (Berat piknometer +
volume air + tanah)
= {(W2 – W1) + W4 } – W3
berat tanah
Gs = xK
Berat jenis (specific Gravity) volume air
Contoh Perhitungan :
Diketahui : Temperatur = 29 0C
Berat piknometer + tanah = 85.33 gr
Berat tanah = 24.23 gr
Berat piknometer + air = 77.03 gr
Berat piknometer + air + tanah = 101.16 gr
Maka :
Berat total = (berat tanah) + (berat piknometer + air)
= 24.23 + 77.03
= 101.26 gr
Kelompok 14 Page 45
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Pekerjaan : BERAT JENIS TANAH Tanggal : Februari 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 14
Lokasi : Lab. Fakultas Teknik Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa : Gino Wibowo
PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH
ASTM D 854
No. Piknometer Kel. 10 & 11 Kel. 12 & 13 Kel. 14 &15
0
Temperature ( C) 29 29 29
Berat piknometer + tanah (gr) 72.200 73.400 85.330
Berat piknometer (gr) 47.000 48.200 61.200
Berat tanah (gr) 25.200 25.200 24.130
Berat piknometer + air (gr) 131.810 180.990 165.080
Berat total (gr) 157.010 206.190 189.210
Berat pikno + air + tanah (gr) 146.640 192.690 177.275
Koreksi temperature (K) 0.9992 0.9992 0.9992
Berat isi air 84.810 132.790 103.880
Volume air (ml) 10.370 13.500 11.935
Specific gravity 2.428 1.865 2.020
Specific gravity rata-rata 2.104
3.3.7 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan
antara berat butir tanah (Ws) dengan berat air (Ww) yang mempunyai
volume sama pada suhu tertentu, pada contoh tanah yang kami ambil
Kelompok 14 Page 46
memiliki berat jenis 2.104 gram/cm3. Dan jenis tanah tersebut adalah tanah
lempung.
Kelompok 14 Page 47
Penimbangan tanah dan NiSO3 Proses Pembakaran
Kelompok 14 Page 48
3.4 Analisa Saringan (Sieve Analysis)
3.4.1 Maksud dan Tujuan
Menentukan distribusi butiran suatu contoh tanah, dalam hal ini adalah
kerikil dan pasir, sebagai dasar untuk mengklasifikasikan macam-macam
tanah.
3.4.2 Teori
Tanah terdiri dari tiga bagian yaitu, butiran padat, air, udara. Sifat-sifat
suatu tanah tertentu tergantung pada ukuran butirannya. Ukuran butiran
menentukan klasifikasi tanah tersebut. Untuk butiran kasar dipakai cara
penyaringan dalam penentuan ukuran butiran tanah. Tanah dikeringkan
dan disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran diameter kisi
saringan tertentu dari mulai yang kasar hingga yang halus. Dengan
demikian butiran tanah terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas
ukuran yang diketahui.
3.4.3 Ruang Lingkup
Kelompok 14 Page 49
2. Saringkan contoh tanah tersebut dengan saringan no. 200 dan
tambahkan air secukupnya sehingga didapat yang lolos saringan 50 gr.
Contoh tanah yang lolos saringan dikeringkan dalam oven selama 24 jam
untuk hidrometer.
3. Contoh tanah yang tertahan saringan no. 200 dikeringkan dalam
oven selama 24 jam untuk pengujian analisa saringan.
4. Keluarkan dan dinginkan pada desikator.
5. Saring contoh tanah dengan saringan nomor 4 yang diletakkan
paling atas, dilanjutkan dengan saringan-saringan nomor 10, 16, 20, 30, 40,
50, 60, 80, 100, 200 dan pan.
6. Contoh tanah dalam saringan diguncangkan dengan tangan atau
dengan mesin pengguncang/ pengayak (sieve shaker) kurang lebih 15 menit
7. Timbang contoh tanah yang tertahan pada masing-masing saringan.
Kelompok 14 Page 50
Ditanyakan:
Kelompok 14 Page 51
3.4.7 Hasil
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Feb 2017
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok14
Lokasi : Lab. Fakultas Teknik Dihitung : Kelompok14
Berat tanah : Diperiksa : Gino Wibowo
ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
ASTM D 854
Jumlah
Ukuran Jumlah %
No. Berat Berat
saringan
Saringan Tertahan(gr) Tertahan
(mm)
(gr) Tertahan Lolos
4 4.76 0 0 0 100
10 2 70.77 70,77 20,497 79,503
16 1.6 85.0 156,57 45,348 54,652
20 1.19 38.26 194,83 56,429 43,571
40 0.59 63.59 258,42 74,847 25,153
60 0.279 34.03 292,45 84,704 15,296
80 0.177 3.79 296,24 85,802 14,198
100 0.149 8.85 305,09 88,365 11,635
200 0.074 23.34 328,43 95,125 4,875
PAN 16.9 345,26 100 0
Berat Total 345,26
Kelompok 14 Page 52
Analisa Saringan Dan Hidrometer
120
100
100
79.5
80
60 54.65
43.57
40
25.15
20 14.2 15.3
11.64
4.88
0.06 0.11 0.31
0.16 0.460.760.81
0
0 0.01 0.1 1 10
3.4.7 Kesimpulan
Analisis butiran tanah adalah penentuan prosentase berat butiran pada satu
unit saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.
Pada percobaan yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa tanah yang lolos
saringan No.200 adalah 4,875 %.
Kelompok 14 Page 53
3.4.8 Gambar Kerja
Kelompok 14 Page 54
3.5 Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)
3.5.1 Maksud dan Tujuan
3.5.2 Teori
Kelompok 14 Page 55
4. Saringan no. 200
5. Air suling
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
7. Thermometer
8. Oven dengan pengaturan suhu
9. NaSiO3
10. Stopwatch
3.5.5 Prosedur Pengujian
a. Persiapan Pengujian
1. Ambil contoh tanah secukupnya, kemudian beratnya ditimbang
± 50 gram.
2. Contoh yang sudah ditimbang, direndam selama ± 24 jam.
3. Contoh tanah yang sudah direndam, kemudian dicuci dengan
saringan no.200, dibiarkan mengendap.
4. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kemudian dilakukan
analysis hydrometer.
b. Pelaksanaan Pengujian
1. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kita biarkan hingga
mengendap. Endapan yang tersebut di atas, dimasukkan ke
dalam gelas, kemudian dikocok ke arah horizontal selama 1
menit.
2. Sejalan dengan langkah ke dua siapkan alat hydrometer dan
stopwatch.
3. Segera setelah tabung diletakkan, hydrometer dimasukkan, tepat
1 menit pertama hidrometer dibaca, lalu menit kedua dibaca
kembali kemudian hidrometer diangkat dan pada menit ke 2,5
hidrometer dimasukkan kembali dan dibaca kembali hingga
menit ke-4.
Kelompok 14 Page 56
4. Pembacaan dihentikan dan tabung di kocok kembali.
5. Dilakukan pembacaan kembali berulang-ulang hingga dicapai
harga yang sama (umumnya dilakukan 3 kali berturut-turut),
jika hal ini telah dicapai maka larutan dapat homogen.
6. Usahakan air agak tenang agar pembacaan agak jelas kemudian
dilakukan pembacaan berturut-turut dengan interval waktu pada
menit 0 menit, 2, 5, 8, 16, 30, 60 menit kemudian 2, 4, 8, 16, 32,
96 jam.
Kelompok 14 Page 57
L = diperoleh dari tabel berdasarkan R
T = waktu
% Finner (N)
5. % Finner = x Presentase lolos saringan no. 200
100
Kelompok 14 Page 58
3.5.7 Hasil
LABORATORIUM
GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Pekerjaan : Analisis Hidrometer Tanggal :
No. Log Bor : Dikerjakan : Kelompok 9
Lokasi : Dihitung : Kelompok 14
Kedalaman : Diperiksa :
ANALISA HIDROMETER
ASTM D 422
Zerro correction=
A =
Ws = 50 gr
Time
Ra T RC N% R L L/t K D FR %
(menit)
Kelompok 14 Page 59
Analisa Saringan Dan Hidrometer
120
100
100
79.5
80
60 54.65
43.57
40
25.15
20 14.2 15.3
11.64
4.88
0.31
0.06 0.11 0.16 0.460.760.81
0
0 0.01 0.1 1 10
3.5.8 Kesimpulan
Kelompok 14 Page 60
dari saringan no.4 sampai saringan no. 200, butiran tanah yang lolos saringan no.
200 hasil diayak akan tersimpan di pan.
Analisis Lumpur (Hydrometer Analysis)
Bertujuan menentukan persentase kadar lumpur dalam tanah (menentukan
butiran suatu contoh tanah ( lanau dan lempung ). Serta Menentukan distribusi
butiran tanah serta menentukan klasifikasi jenis tanah dan membandingkan
persentase butiran lanau dan lempung.
3.5.9 Gambar kerja
Kelompok 14 Page 61
3.6 Atterberg Limit
3.6.1 Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair dalam
satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta
kemampatan dari tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan
untuk mengklasifikasikan tanah, serta untuk mengetahui apakah tanah
itu mengandung zat-zat organik atau tidak.
3.6.2.2 Teori
Kelompok 14 Page 62
3.6.2.3 Ruang Lingkup
Mencari batas-batas atau angka-angka Atterberg seperti batas cair / liquid limit
(WL/LL) dari tanah berbutir halus dan mencari sifat fisis, plastis, serta sifat
kemampatan dari tanah dan klasifikasi tanah serta mengetahui apakah tanah itu
mengandung zat-zat organik atau tidak.
Kelompok 14 Page 63
5. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan dasar/alas alat
casagrande dan bagian yang paling tebal harus kurang lebih 1 cm.
6. Buat alur pada contoh tanah tersebut dengan membagi dua contoh
tanah menggunakan grooving tool. Caranya dengan menarik
grooving tool yang tegak lurus permukaan cawan casagrande
sepanjang diameter cawan.
7. Putar alat casagrande sehingga cawan naik turun dengan kecepatan
2 putaran/detik.
8. Hentikan pemutaran apabila pada ketukan antara 40 – 50 alur sudah
tertutup sepanjang ± 1,25 cm± 1,25 cm, kemudian catat jumlah
ketukannya
9. Ambil sebagian contoh tanah tersebut, masukkan ke dalam cawan
yang sudah diketahui beratnya, timbang contoh tanah + cawan dan
masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
10. Keluarkan contoh tanah + cawan dan dinginkan dalam desikator,
kemudian timbang untuk mengetahui kadar airnya
11. Ulangi percobaan diatas untuk jumlah ketukan :
10 – 20 pukulan
20 – 30 pukulan
30 – 40 pukulan
40 – 50 pukulan
Kelompok 14 Page 64
2. Cari kadar air ketukan 25, didapat batas cair (LL) (%)
Batas cair adalah kadar air pada jumlah ketukan 25
Contoh Perhitungan
= 0,22436 x 100%
= 22,436
Kelompok 14 Page 65
3.6.3 Batas Plastis (Plastic Limit)
3.6.3.1 Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis
dalam satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis plastis, serta
kemampuan dari tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan
untuk mengklasifikasikan tanah, serta untuk mengetahui apakah tanah
itu mengandung zat-zat organik atau tidak.
3.6.3.2 Teori
Kelompok 14 Page 66
Mencari batas-batas atau angka-angka Atterberg seperti batas
plastis/plastic limit (Wp/PL), indeks plastisitas/plasticity index, indeks
cair/liquid index dan indeks konsisitensi dari tanah berbutir halus dan
mencari sifat fisis, plastis, serta sifat kemampatan dari tanah dan
klasifikasi tanah serta mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat
organik atau tidak.
3.6.3.4 Peralatan yang Digunakan
1. Plat kaca
2. Container dua buah
3. Oven dengan alat pengatur temperature
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Cawan
6. Mangkok porcelain, alat penumbuk
3.6.3.5 Bahan Uji
1. Ambil sampel tanah yang lolos saringan No.40, letakkan benda uji
di atas pelat kaca, kemudian diaduk sampai homogen dengan
menambahkan air sedikit demi sedikit dengan bantuan spatula
2. Ambil contoh tanah yang sudah homogen seberat kurang lebih 8
gram, biarkan sampai contoh tanah tidak lengket. Keringkan dalam
oven sampai tanah tidak lengket tapi masih dalam keadaan basah.
3. Contoh tanah tadi, dibuat ggulungan diatas plat kaca sampai
gulungan tanah patah dengan diameter 3 mm. contoh tanah yang
tepat pada diameter 3 mm mulai retak-retak menunjukan tanah
dalam keadaan batas plastis
Kelompok 14 Page 67
4. Masukkan gulungan tanah yang sudah patah tadi kedalam cawan
yang sudah diketahui beratnya, kemudian timbang gulungan tanah
+ cawan dan masukkan ke oven selama 24 jam
5. Keluarkan gulungan tanah + cawan dan dinginkan dalam desikator,
kemudian timbang untuk mengetahui kadar airnya.
3.6.3.7 Data Perhitungan
1. Hitung kadar air dari masing-masing ketukan Plotkan harga kadar air
tersebut pada grafik dengan absis banyaknya ketukan (skala logaritma)
dan ordinat harga kadar air, tarik garis linier pada grafik tersebut.
2. Cari kadar air ketukan 25, didapat batas cair (LL) (%), Batas cair (LL)
adalah kadar air pada jumlah ketukan 25.
3. Contoh perhitungan (Berdasarkan sampel No. 1)
4. Berat jenis (gr) = W tanah basah- W tanah kering
5. Berat contoh tanah kering = (berat tanah kering=cawan)= berat cawan
Kelompok 14 Page 68
Kelompok 14 Page 69
3.6.3.8 Hasil
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT- PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda Nomor 32 Telp. (0231) 206558 Fax.(0231) 236742 Cirebon 45312
Pekerjaan : Uji Kadar Air Tanggal : Feb
No. Log Bor : Dikerjakan : 14
Lokasi : Dihitung : 14
Kedalaman : Diperiksa : Bowo
Pekerjaan : Atterberg Limit Ref. lab
Lokasi : Jenis Tanah :
No. Log Bor :
Deskripsi Tanah No. Uji Benda :
Kedalaman :
Tanggal :
Metode Tes Supervisi :
Liquid Limit (LL) Plastic limit (PL)
12 26 32 46 - -
Jumlah Ketukan
1 2 3 4 5 6
No. Cawan
Berat cawan + berat tanah 16,09 16,52 14,4 17,52 29,26 30,28
basah (gr)
Berat cawan + berat tanah 14,63 15 13,39 15,88 24,75 26,61
kering (gr)
1,46 1,52 1,01 1,64 4,51 3,67
Berat air (gr)
9,79 9,72 9,72 9,79 9,68 9,78
Berat cawan (gr)
4,84 5,28 3,67 6,09 15,07 16,83
Berat contoh tanah kering (gr)
26,92
30,165 28,788 27,520 29,927 21,806
9
Kadar Air (%)
28,351 25,867
Kadar Air rata-rata (%)
Kelompok 14 Page 70
Liquit Limit
50
46
44
42
40
38
10 100
3.6.3.9 Kesimpulan
Dari perhitungan diatas IP nya <7, maka tanah yang diujikan termasuk
jenis tanah Lanau. Dengan PL (Plastic limit), = 22,44% dan IP = 25,98% jenis
tanah ini memiliki sifat non plastis dan kohesif.
Kelompok 14 Page 71
Untuk praktikum batas susut tidak kami laksanakan, dikarenakan
beberapa hal, yaitu :
Kelompok 14 Page 72
3.7 Pemadatan (Compaction Test)
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah.
Test ini disebut juga proctor test dan dapat dilakukan secara standard maupun
modified.
3.7.2 Teori
Selain sebagai landasan pondasi struktur diatasnya, tanah dalam bidang Teknik
Sipil, digunakan pula sebagai bahan konstruksi/timbunan (construction/fillmaterial).
Kadar air optimum (Optimum Moisture Content, OMC) adalah kadar air dari
suatu sampel tanah yang jika dipadatkan dengan energi pemadatan tertentu,
akan menghasilkan nilai kepadatan maksimum (dry maks).
Kepadatan kering maksimum (Maximum Dry Density, drymaks) adalah
kepadatan kering yang didapatkanjika suatu sampel tanah dengan kadar air
optimum dipadatkan dengan energi tertentu.
Kelompok 14 Page 73
Pemadatan relatif (Relative Compaction) adalah presentase perbandingan
antara dryyang dicapai dilapangan terhadap drymaksyang didapat dari
pengujian dilaboratorium
Garis kejenuhan (Saturation/Zero Air Voids Line, ZAVC) adalah garis yang
menunjukkan hubungkan antara drydan kadar air (w) untuk tanah dalam
keadaan jenuh.
3.7.3 Benda Uji
Kelompok 14 Page 74
3. Ambil sampel tanah untuk 5 mold lalu basahi dengan air dan diaduk sampai
merata. Penambahan air di atur sehingga di dapat benda uji sebagai berikut :
Sample diperkirakan mendekati kadar air optimum
Sample kira – kira ada di bawah kadar air optimum
Sample kira – kira ada di atas kadar air optimum
Kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik di tutup rapat dan diamkan
selama 24 jam supaya kadar air merata meresap ke dalam tanah.
4. Masukkan tanah tersebut ke dalam mold lalu ditumbuk dengan palu. Jumlah
tumbukan dan jumlah lapis disesuaikan dengan kebutuhan. Menggunakan
modified atau pemadatan standar ( lihat tabel perbandingan )
5. Lakukan hal yang sama untuk lapisan ke dua dan ke tiga dan seterusnya,
sehingga lapisan tanah terakhir mengisi sebagian collar.
6. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan menggunakan
pisau pemotong.
7. Isilah rongga–rongga yang terbentuk dengan tanah bekas pemotong sehingga
didapatkan permukaan yang rata.
8. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada di dalamnya dengan
ketelitian 1 gram.
9. Keluarkan sample tanah dari mold dengan menggunakan extruder mold dan
ambil 3 buah sample di bagian intinya untuk diperiksa kadar airnya.
10. Ulangi prosedur 4 sampai dengan 9.
11. Lakukan hal yang sama untuk kadar air yang lebih tinggi sehingga di dapat 5
data pemadatan.
Kelompok 14 Page 75
Diameter mold 4” ( 10, 16 cm ) 4” (10, 16 cm)
3 lapis 5 lapis
3 lapis 5 lapis
Diketahui
Diameter = 10,16 cm
Tinggi = 11,5 cm
Berat silinder = 1715 gr
Berat silinder + tanah basah = 929 gr
Maka:
Volume = 1/4 x 3,14 x 10,162 x 11,5 = 943,9
Berat volume tanah basah = M/V
= 929/943,9
= 0,984 gr/cm3
Diketahui
Kelompok 14 Page 76
Berat cawan kosong ( W1) = 9,8 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 27,13 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 23,96 gr
Maka:
Berat gambut = W2-W3
= 27,13 – 23,96
= 3,17 gr
Kelompok 14 Page 77
Berat tanah kering = W3-W1
= 23,96 - 9,8
= 14,16 gr
Diketahui:
W(rata-rata) = 14,16 (0,1416)
GS = 2,041
γ water = 1 gr/cm3
GS x γω
ZAVC =
1+(GS x ω)
2,041 x 1
=
1+(2,041 x 0,1416)
= 2,33
Kelompok 14 Page 78
3.7.7 Hasil
No test 1 2 3 4 5
Penambahan
Cc 150cc 200cc 250cc 300cc 350cc
air
Berat mold +
Gram 2144 2491 3026 2894 2635
tanah basah
Berat mold Gram 1706 1706 1706 1706 1706
Berat tanah
Gram 438 785 1320 1188 929
basah
Berat volume
g/ cm³ 0,464 0,832 1,398 1,259 0.984
isi basah
Kelompok 14 Page 79
Perhitungan Kadar Air
150cc 200cc 250cc 300cc 350cc
No cawan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Berat cawan + tanah
gram 29,65 40,2 34,16 29,27 70,43 68,53 18.90 18.42 27,13 35,05
basah
Berat cawan + tanah
gram 27,48 38,86 31,5 27,38 63,06 62,71 17.28 17.31 23,96 30,5
kering
Berat cawan gram 9,87 9,67 9,65 9,62 9,58 9,85 9,69 9,7 9,8 9,7
Berat air gram 2,17 1,34 2,66 1,89 7,37 5,82 1.62 1.11 3,17 4,55
Berat tanah kering gram 17,61 29,19 21,85 17,76 53,48 52,86 7.59 7.61 14,16 20,8
12,17
Kadar air % 12,32 4,591
4
10,64 13,78 11,01 21.34 14.59 22,387 21,875
Kelompok 14 Page 80
Grafik Kompaksi
2.00
1.80
1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
Kelompok 14 Page 81
3.7.8 Kesimpulan
Dari grafik kompaksi dan ZAVC yang tidak berbentuk parabola, dapat
disimpulkan bahwa adanya kesalahan dalam praktikum ini, diantaranya:
Terjadi kesalahan dalam penambahan air dalam sampel proctor yang pertama
(150cc) sehingga tetbentuk grafik parabola yang tidak sempuran.
Adanya kesalahan dalam proses penumbukan dan cara menumbuk sampel
yang sudah diberi air.
Dan kesalahan lainnya yang mengakibatkan pemadatan tersebut tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan.
Kelompok 14 Page 82
3.7.9 Gambar kerja
Proses pemadatan tanah dan Pengerjaan pembukaan tanah dari mold menggunakan
dongkrak dan alat pembuka
Kelompok 14 Page 83
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan setelah mengikuti praktikum mekanika tanah
I, adalah :
− Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk melakukan pengujian
pemeriksaan kepadatan lapangan Metode Sandcone. Melalui praktikum ini
praktikan dapat memahami tentang uji pemadatan ini, serta dapat
mengaplikasikannya baik di dalam kegiatan laboratorium maupun di lapangan.
− Dalam pengambilan sampel didapat kesimpulan bahwa, dalam tahap
pengambilan sampel setiap beda kedalaman, tekanan tanah mempengaruhi
besarnya kuat tekan alat sondir terhadap keras atau lunaknya tanah yang dibor
dan setiap kedalaman memiliki keras dan lunak yang berbeda karena kadar air
dalam tanah pun mempengaruhi.
− Dalam pengerjaan analisa Hidrometer nilai K dan a sangat berpengaruh untuk
perhitungan selanjutnya.
4.2 Saran
Kelompok 14 Page 84
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 14 Page 85