Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari studi pustaka

(tahap persiapan), studi lapangan (tahap pengambilan data), studi laboratorium

(tahap analisis data) serta hasil dan kesimpulan (Gambar 2.1).

Kegiatan Tahapan

Studi Pustaka Tahap Persiapan

Pengambilan Data Tahap Pengambilan


Data
Data Primer Data Sekunder

Sampel Batuan Peta Geologi

Tahap Analisis Data


Sampel 5 cm x 5 cm 5 cm
Metode Sifat fisik dan sampel
Sayatan Tipis dengan Metode
Noda Kimia Blue Dye

Analisis Analisis
Porositas Petrografi

Hasil dan
Nilai Porositas Batupasir Karbonatan Kesimpulan

Gambar 2.1 Diagram alir penelitian

25
26

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang dilakukan oleh penyusun dibagi dengan beberapa

tahap yaitu tahap persiapan, tahap studi lapangan dan tahap analisis data. Tahap

persiapan berupa studi pustaka. Tahap pengambilan data berupa data primer yaitu

pengambilan sampel batuan dan data sekunder yaitu peta geologi. Teknik

pengumpulan data bertujuan agar data-data yang akan digunakan dalam

perencanaan pembuatan laporan penelitian nantinya akan saling mendukung satu

data dengan data lainya yang berkaitan.

A. Data primer

Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan di Daerah

Kali Ngalang, Kapanewon Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Dalam pengumpulan data primer, penulis melakukan

penelitian lapangan pada lokasi penelitian sebagai data utama, dengan melakukan

observasi lapangan untuk mengetahui kondisi geologi pada lokasi penelitian.

Selanjutnya mengambil 3 sampel batuan yang didasarkan pada kesegaran batuan

dan diharapkan mewakili daerah penelitian. Selanjutnya sampel tersebut akan

dipreparasi menjadi bentuk kubus berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dan sayatan tipis.

Kemudian sampel batuan tersebut dilakukan pengujian di laboratorium guna

mendapatkan nilai porositas batuan melalui pengujian sifat fisik batuan dan

analisis sayatan tipis dengan noda kimia blue dye.

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan data primer

dalam penelitian ini meliputi.


27

1. Peta topografi skala 1:5.000 sebagai peta dasar untuk menentukan lokasi

pengambilan sampel

2. Palu geologi (palu beku dan palu sedimen) sebagai pemecah batuan dan

mengambil sampel batu

3. Kompas geologi untuk mengukur kedudukan batuan dan arah singkapan

4. Loupe untuk melihat komposisi dan kandungan batuan agar lebih jelas

5. Larutan HCL 0,1 N untuk mengetes kandungan karbonat pada batuan

6. Kamera untuk mengambil gambar lokasi pengambilan sampel

7. Plastik sampel sebagai tempat sampel

8. Alat tulis dan buku catatan lapangan untuk mennulis data dan informasi

di lapangan

B. Studi literatur

Studi literatur dalam penelitian ini diantaranya melakukan pengumpulan data

serta informasi dari berbagai publikasi ilmiah baik jurnal, buku, penelitian

terdahulu dan literatur yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

2.2 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dengan menggabungkan antara data

primer dan studi literatur. Studi literatur diambil dari hasil penelitian terdahulu

dan referensi terkait dan data primer dari hasil pengamatan langsung di lapangan

dan hasil pengujian porositas di laboratorium dengan metode pengujian sifat fisik

batuan dan dilakukan sayatan tipis dengan noda kimia blue dye. Metode pengujian

sifat fisik batuan dan sayatan tipis dengan noda kimia blue dye. dipilih karena
28

cukup akurat dalam menentukan nilai porositas batuan. Berikut adalah tahapan

pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini.

A. Tahap pengolahan studi literatur

Pada tahap ini data pustaka yang telah dikumpulkan oleh penulis tentang

kondisi geologi daerah penelitian dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan

pada daerah penelitian atau sekitarnya, ditinjau ulang untuk mengkorelasikan

dengan lokasi dan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penulis juga mengambil

beberapa referensi dari penelitian terdahulu dan literatur terkait dengan analisis

porositas batuan karbonat.

B. Tahap persiapan sampel batuan

Sampel batuan yang diambil sejumlah 3 sampel yang diharapkan mewakili

daerah penelitian. Selanjutnya sampel dipreparasi menjadi bentuk kubus dengan

ukuran 5 cm. Preparasi sampel batuan bertujuan untuk mempermudah dalam proses

pengujian porositas berkaitan dengan dimensi alat-alat pengujian yang tidak terlalu

besar. Selanjutnya sampel tersebut digunakan untuk analisis laboratorium untuk

mengetahui nilai porositas batuan. Preparasi sampel batuan dapat dilihat pada

Gambar 2.1. Sisa sampel batuan digunakan untuk preparasi sayatan tipis.

Pengamatan sayatan tipis dengan menggunakan blue dye bertujuan untuk

mengidentifikasi nama batuan dan tipe porositas pada batuan.


29

Gambar 2.2 Preparasi sampel batuan

C. Tahap analisis laboratorium

a. Analisis Sifat Fisik Batuan

Pada tahap ini sampel batuan yang telah dipreparasi menjadi bentuk kubus

selanjutnya ditimbang untuk mengetahui:

1. Berat contoh asli (Wn), merupakan berat asli dari sampel batuan sebelum

dilakukan pengujian lebih lanjut

2. Berat contoh kering (Wo), merupakan berat sampel yang telah melalui

proses pengeringan dengan oven selama 24 jam dengan suhu ±100° C

3. Berat contoh jenuh (Ww), merupakan berat sampel yang telah

direndam/dijenuhkan di dalam air selama 24 jam

4. Berat contoh jenuh tergantung dalam air (Ws), merupakan berat sampel

jenuh yang ditimbang menggantung dalam wadah berisi air

Setelah diketahui nilai-nilai tersebut di atas, dilakukan perhitungan untuk

mengetahui nilai persentase porositas pada sampel batuan. Perhitungan tersebut

menggunakan rumus
30

𝑊𝑤−𝑊0
Porositas (ϕ) : 𝑥 100%
𝑊𝑤−𝑊𝑠

Kemudian setelah diketahui nilai persentase porositas pada setiap sampel

batuan, nilai porositas tersebut dicocokkan dengan klasifikasi porositas menurut

Koesoemadinata (1980) seperti yang terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Klasifikasi pemerian porositas (Koesoemadinata, 1980)


Prosentase Porositas Keterangan
0% - 5% Dapat Diabaikan (Negligible)
5% - 10% Buruk (Poor)
10% - 15% Cukup (Fair)
15% - 20% Baik (Good)
20% - 25% Sangat Baik (Very Good)
>25% Istimewa (Excellent)

b. Analisis Sayatan Tipis dengan noda kimia blue dye

1. Memotong 3 sampel batuan menjadi potongan kecil untuk dilakukan

sayatan tipis (Gambar 2.3).


31

Gambar 2.3 Potongan sampel

2. Membuat sampel sayatan tipis dari 3 sampel batuan dan diberi cairan blue

dye (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Sayatan tipis dengan noda kimia blue dye

3. Simpan sampel sayatan tipis di atas meja mikroskop polarisasi (Gambar

2.5).
32

Gambar 2.5 Sayatan di meja mikroskop polarisasi

4. Melakukan analisis sampel sayatan tipis menggunakan mikroskop (Gambar

2.6).

Gambar 2.6 Analisis sampel menggunakan mikroskop polarisasi

5. Merekam hasil mikroskop polarisasi dengan menggunakan software

Lcmicro (Gambar 2.7).


33

Gambar 2.7 Mengambil foto sayatan dengan komputer

6. Foto hasil sayatan didigitasi menggunakan software Corel Draw X7

(Gambar 2.8).

Gambar 2.8 Mendigitasi sampel dengan software Corel Draw

7. Melakukan perhitungan untuk mendapatkan harga porositas dengan

software image-J serta menentukan jenis pori (Gambar 2.9).


34

Gambar 2.9 Menghitung porositas dengan software image-J

Keterangan:

1) Mean adalah rerata.

2) % Area adalah persentase luasan area pori.

3) Average Size adalah ukuran rata-rata pori.

4) Total Area adalah jumlah total luasan area pori.

5) Count adalah jumlah kontur (pori) yang dihitung dalam gambar.

6) Slice adalah nama file gambar.

1. Alat dan Bahan

a. Mikroskop polarisasi

b. Software Image J

c. Software Corel Draw X7

d. Sampel sayatan tipis dengan noda kimia blue dye

2. Prosedur Percobaan

a. Mengambil 10 gambar sayatan dari masing masing sampel sayatan.

b. Menghitung persentase porositas masing masing gambar dari tiap sampel


35

sayatan.

c. Menghitung persentase rata-rata porositas tiap sampel sayatan.

d. Mengidentifikasi jenis pori yang ada pada sampel sayatan.

3. Perhitungan:

Vp
(𝛷) = × 100%
Vb

Keterangan:

(𝛷) = Porositas batuan

Vp = Luas ruang pori-pori batuan

Vb = Luas padatan batuan total

Penamaan batuan secara petrografi didasarkan pada klasifikasi Pettijohn

(1975) dan penentuan tipe pori pada batuan didasarkan pada klasifikasi Chorquette

dan Pray (1970).

Anda mungkin juga menyukai