Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.

Fakultas Teknik
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

BAB I
PEMERIKSAAN BOR TANGAN ( HAND BORING )

Abstrak
Pemeriksaan Bor Tangan (Hand Boring) adalah salah satu cara untuk mengetahui
keadaan lapisan tanah di bawah yang akan dijadikan pondasi, menetapkan kedalaman untuk
pengambilan contoh tanah asli atau tidak asli, dan untuk mengumpulkan data/ informasi untuk
menggambarkan profil dan tekstur tanah, serta pengambilan contoh tanah untuk keperluan
penyelidikan lebih lanjut di laboratorium. Dari tekstur tanah ini dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Pemeriksaan bor tangan dilakukan dengan menempatkan alat tersebut di titik yang telah
ditentukan untuk diambil sampel tanahnya. Kedalaman pemboran ditetapkan setiap kedalaman
20cm dari lapisan tanah sampai kedalaman 1m. Setiap lapisan diambil sampelnya baik asli
maupun tidak asli untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium. Sampel diambil di
lokasi lapangan Fakultas Teknik dan seterusnya. Metode yang digunakan adalah AASHTO.
Pada kedalaman 0,00 – 0,60 m diperoleh deskripsi tanah lempung dengan warna
kecokelatan, pada kedalaman 0,70 – 1,00 m diperoleh deskripsi tanah lempung kepasiran dengan
warna cokelat, kedalaman 1,10 – 1,80 m diperoleh deskripsi tanah lanau dengan warna cokelat,
kedalaman 1,90 – 2,40 m diperoleh deskripsi tanah lanau dengan warna kuning dan pada
kedalaman 2,50 – 3,00 m diperoleh deskripsi tanah lempung berpasir dengan warna kuning.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pekerjaan Teknik tidak bisa dipisahkan dari tanah, karena tanah
dalam Teknik Sipil berfungsi sebagai pondasi dan bahan bangunan, oleh
karena itu pemahaman tentang sifat-sifat tanah menjadi sangat penting.
Pemeriksaan tersebut dapat dicapai dengan melakukan pemeriksaan bor
tangan yang bermaksud untuk memberikan gambaran keadaan lapisan
tanah, profil tanah dengan menetapkan kedalaman lapisan contoh tanah.
Adapun fungsi dari pemeriksaan ini untuk mendapatkan klasifikasi tanah
dengan metode lapangan secara visual.

KELOMPOK III I-1


1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan agar praktikan dapat
mengetahui keadaan lapisan tanah di bawah yang akan dijadikan pondasi,
menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau tidak
asli untuk keperluan penyelidikan lebuh lanjut di laboratorium, dan untuk
mengumpulkan data/informasi untuk menggambarkan profil dan tekstur
tanah dengan menggunakan bor tangan.
Tujuan pengambilan tanah dengan bor tangan adalah untuk
mendapatkan keterangan mengenai tanah, meliputi jenis tanah dan warna
tanah

2. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


2.1. Alat yang digunakan
1. Stang bor secukupnya
2. Bor iwang 1 buah
3. Kunci pipa 3 buah
4. Stang putar 2 buah
5. Tabung sampel 2 buah
6. Kantong Plastik secukupnya
2.2. Prosedur Percobaan
1. Mata bor dipasang pada tangkai bor
2. Batang bor dan mata bor setelah disambung ditegakkan di atas tanah
yang akan diselidiki dan batang pemutar dipasang pada ujung lainnya
3. Kemudian, alat pemutar tersebut diputar sehingga mata bor masuk ke
dalam tanah
4. Setiap mata bor penuh, maka batang bor ditarik ke atas untuk melihat
kembali warna tanah tersebut yang kemudian dicatat sebagai data
5. Contoh tanah diambil pada kedalaman yang dikehendaki, lalu mata
bor dicabut dan diganti dengan tabung dari besi sepanjang 20 cm

KELOMPOK III I-3


6. Alat pemutar pada tangkai bor dibuka dan diganti dengan kepala bor
dengan cara memasukkannya ke dalam tanah yaitu dengan cara
memukul kepala bor hingga masuk
7. Setelah contoh tanah pada tabung contoh sudah penuh, maka tangkai
bor diputar 180º lalu ditarik ke atas untuk mengambil contoh
tanahnya, dan selanjutnya ditutup dengan parafin/ lilin pada bagian
atas dan bawahnya

3. HASIL PERHITUNGAN
Klasifikasi tanah serta kedalaman dari pemeriksaan hand boring
dilampirkan dalam Lampiran 1.

4. INTERPRETASI PENGUJIAN
Pada percobaan ini kita akan mengklasifikasikan tanah dengan metode
lapangan yaitu secara visual sebagai berikut :
Pada kedalaman 0,00 – 0,60 m diperoleh deskripsi tanah lempung
dengan warna kecokelatan, pada kedalaman 0,70 – 1,00 m diperoleh deskripsi
tanah lempung kepasiran dengan warna cokelat, kedalaman 1,10 – 1,80 m
diperoleh deskripsi tanah lanau dengan warna cokelat, kedalaman 1,90 – 2,40
m diperoleh deskripsi tanah lanau dengan warna kuning dan pada kedalaman
2,50 – 3,00 m diperoleh deskripsi tanah lempung berpasir dengan warna
kuning. Pada kedalaman 1,00 dan 2,00 m tersebut diambil sampel tanahnya
untuk pengujian di Laboratorium.

5. PEMBAHASAN
Pada saat melakukan pengujian ini. Tanah hasil pengeboran perlu di
identifikasi perbedaan warna dan butirannya secara visual. Dari hasil
identifikasi perbedaan tekstur tanah dapat di tulis diskripsi tanah yang
diperoleh berikut kedalamannya. Selanjutnya penentuan notasi dari jenis-jenis
tanah yang diperoleh dari percobaan tersebut serta penentuan warna tanah dari
tiap lapisan tanah dan deskripsi atau klasifikasi tanah yang telah diambil.

KELOMPOK III I-3


6. KESIMPULAN
Dari hasil pengeboran diperoleh :
1. Pada kedalaman 0,00 – 0,60 m diperoleh deskripsi tanah lempung dengan
warna kecokelatan.
2. Pada kedalaman 0,70 – 1,00 m diperoleh deskripsi tanah lempung
kepasiran dengan warna cokelat.
3. Pada kedalaman 1,10 – 1,80 m diperoleh deskripsi tanah lanau dengan
warna cokelat.
4. Pada kedalaman 2,00 – 2,40 m diperoleh deskripsi tanah lanau dengan
warna kuning.
5. Pada kedalaman 2,50 – 3,00 m diperoleh deskripsi tanah lempung berpasir
dengan warna kuning.

7. REFERENSI
Braja M. Das.(1995). Mekanika Tanah, Jilid I, Erlangga. Surabaya.

8. LAMPIRAN
- Tabel Perhitungan (terlampir)
- Gambar Alat (terlampir)

KELOMPOK III I-3

Anda mungkin juga menyukai