TINJAUAN PUSTAKA
pKw= pH + pOH
Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.Larutan bersifat
asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–]
atau pH > 7. Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda
negatif, maka makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena
bilangan dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda
sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n (Keenan. 1984).
Jadi dapat disimpulkan bahwa makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil
pH dan Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan
dengan pH = 2.
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan
untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen
4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam atau basa
lemah, jika penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan
tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104 .pH berubah secara drastis bila
volume titrannya. Pada reaksi asam basa, proton ditransfer dari satu molekul
ke molekul lain. Dalam air proton biasanya tersolvasi sebagai H30. Reaksi
asam basa bersifat reversibel. Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa,
pH dan perubahan warna indikator tergantung secara tidak langsung pada
temperatur. (Khopkar, S.M. 1990)
Untuk menentukan asam digunakan larutan baku asam kaut misalnya HCl,
sedangkan untuk menentuan basa digunakan larutan basa kuat misalnya
NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan
indikator asam basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan seperti
potensiometri, spektrofotometer, konduktometer. (Rivai, H, 1990)
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 1997. Buku Pelajaran Ilmu Kimia Untuk SMU kelas 2.
Erlangga: Jakarta