Air murni mempunyai nilai pH = 7 dan pOH = 7. Bagaimana nilai pH larutan yang bersifat
asam atau bersifat basa ? Beberapa contoh berikut dapat digunakan untuk menemukan
hubungan nilai pH dan pOH dengan kondisi suatu larutan.
Contoh Soal :
jawab :
0,1 M 0,1 M
[H+] = 0,1 M
pH = -log 0,1
pH =1
Oleh karena larutan dalam air, nilai pOH dapat ditentukan berdasarkan nilai tetapan
kesetimbangan air Kw = 10-14
[OH–] = 10-13 M
pOH = 13
Contoh Soal :
[H+] = 10-3
pH = -log 10-3
pH = 3
pOH = 14 – pH
pOH = 11
Contoh Soal :
jawab :
0,1 M 0,1 M
[OH–] = 0,1 M
pOH = 1
pH + pOH = 14
Contoh Soal :
[OH–] = 10-3
pOH = pOH -log 10-3
pOH = 3
pH = 14 – pOH
pH = 11
Nilai pH dapat memberikan informasi tentang kekuatan suatu asam atau basa. Untuk
konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam, semakin besar konsentrasi ion H+ dalam
larutan, dan nilai pH-nya semakin kecil. Semakin kuat suatu asam, semakin kecil nilai pH-
nya.
Sebaliknya semakin kuat suatu basa, semakin besar konsentrasi ion OH – dalam larutan.
Semakin besar konsentrasi ion OH–, semakin kecil konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Akibatnya, nilai pH menjadi semakin besar. Semakin kuat suatu basa, semakin besar nilai
pH-nya.
Untuk mengetahui nilai pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter
atau indikator universal.
pH Meter
pH meter merupakan suatu rangkaian alat elektronik yang dilengkapi dengan elektroda kaca.
Jika elektroda kaca ini dimasukan kedalam larutan, akan timbul beda potensial yang
diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam larutan. Besarnya beda potensial ini ditunjukan dengan
angka yang menyatakan pH larutan tersebut.
Indikator Universal
Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa senyawa yang
menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk
menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan.
Selain itu asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa yang merupakan suatu zat
yang mempunyai warna tertentu pada pH tertentu. Sebagai contoh bromtimol biru
(BTB) akan berwarna kuning dalam lingkungan asam, berwarna biru dalam basa, dan
berwarna hijau pada suasana netral.
Indikator tunggal hanya akan menunjuk hasil secara umum, misalnya suatu larutan ditetesi
indikator PP berwarna merah, berarti larutan tersebut mempunyai pH > 8,3. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih teliti dapat digunakan beberapa indikator terhadap satu larutan.
pH + 1 = 14
pH = 13
A. Kesetimbangan Air
Air merupakan elektrolit yang sangat lemah karena sebagian kecil molekul air terionisasi
dengan reaksi:
Ionisasi air ini merupakan reaksi kesetimbangan sehingga berlaku hukum kesetimbangan:
Air murni mempunyai konsentrasi yang tetap sehingga hasil kali dari konsentrasi air murni
dengan K akan menghasilkan nilai yang tetap.
Oleh karena nilai K[H2O] tetap, tetapan kesetimbangan air dinyatakan sebagai tetapan
ionisasi air dan diberi lambang Kw.
Nilai tetapan ionisasi air tetap pada suhu tetap. reaksi ionisasi air merupakan reaksi endoterm
sehingga bila suhunya naik, nilai Kw akan semakin besar. Pada suhu 25oC, nilai Kw adalah 10-
14
. Persamaan reaksi ionisasi air berikut,
Adanya ion H+ yang dihasilkan oleh suatu asam dan ion OH– yang dihasilkan oleh suatu basa
dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan air :
Asam Kuat
Asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya.
Secara umum, apabila di dalam air terdapat asam kuat (H nA) dengan konsentrasi a mol/liter,
konsentrasi ion H+ dalam asam tersebut dapat dihitung dengan cara :
Contoh Soal :
jawab :
Basa Kuat
Basa kuat sama halnya dengan asam kuat, yaitu basa yang didalam larutannya dianggap
terionisasi sempurna.
Secara umum jika didalam air terdapat basa kuat (L(OH)n) dengan konsentrasi b mol/liter,
konsentrasi ion OH– dalam basa tersebut dapat dihitung dengan cara :
Contoh Soal :
jawab :
Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang didalam larutannya hanya sedikit terionsiasi atau mempunyai
derajat ionisasi yang kecil. Reaksi ionisasi pada asam lemah merupakan reaksi
kesetimbangan ionisasi, misalnya untuk asam HA :
Setiap satu molekul HA yang terionisasi akan menghasilkan sebuah ion H+ dan sebuah ion A–
. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ yang berasal dari HA akan selalu sama dengan
konsentrasi ion A– atau [H+] = [A–] sehingga konsentrasi ion A– dapat disubstitusikan ke
dalam persamaan :
Oleh karena itu [H+] = [A–], Maka :
atau
Nilai Ka menggambarkan kekuatan asam. Semakin besar nilai Ka berarti semakin banyak
ion H+ yang dihasilkan, atau semakin kuat asam tersebut. Selain nilai Ka besaran lain yang
dapat digunakan untuk mengetahui asam adalah derajat ionisasi (α).
Rumus tersebut menunjukkan bahwa jika larutan semakin encer, derajat ionisasinya semakin
besar. Demikian juga jika larutan semakin pekat, derajat ionisasinya semakin kecil. Asam
sangat pekat bahkan mempunyai derajat ionisasi mendekati nol.
Contoh Soal :
Hitunglah konsentrasi ion H+ di dalam larutan CH3COOH 0,01 M jika tetapan ionisasi
(Ka) CH3COOH = 10-5
jawab :
Asam Poliprotik
Asam poliprotik adalah asam yang dalam larutannya dapat melepaskan lebih dari satu
ion H+ , misalnya, H2CO3 , H3PO4 , dan H2S.
Nilai tetapan kesetimbangan secara keseluruhan merupakan hasil kali dari Ka pada tahapan
reaksi-reaksi kesetimbangan secara keseluruhan.
Basa Lemah
Basa Lemah seperti halnya asam lemah, basa lemah hanya sedikit mengalami ionisasi
sehingga reaksi ionisasi basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan :
Dengan cara penurunan yang sama, didapatkan rumus untuk menghitung konsentrasi
OH– dalam larutan adalah sebagai berikut.
Kb dan α dapat digunakan sebagai ukuran kekuatan basa. semakin besar nilai Kb, semakin
kuat basanya dan semakin besar nilai derajat ionisasinya.
Reaksi antara larutan asam dengan larutan basa untuk membentuk larutan yang bersifat netral
disebut dengan netralisasi atau penetralan. Secara umum netralisasi merupakan reaksi antara
sejumlah ion H+ dengan sejumlah ion OH– yang sama banyaknya sehingga akhirnya
membentuk molekul H2O. Reaksi ini dapat disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau
penggaraman. Persamaan reaksinya dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi
molekuler dan persamaan reaksi ion.
Reaksi Molekuler
Reaksi Ion
Reaksi ini menunjukkan bahwa setiap molekul didalam larutan mengalami ionisasi.
Salah satu penerapan reaksi netalisasi adalah titrasi. Titrasi merupakan prosedur yang
bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah
diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin diketahui
kadarnya).
Titrasi yang mengacu pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetrik.
Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat standar,
misalnya buret, pipet gondok, dan pipet volumetrik. Titrasi yang melibatkan reaksi antara
asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri.
Baca Juga : 45+ Soal Asam Basa Pilihan Ganda dan Jawaban serta [+Pembahasan]
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit atau tetes demi
tetes larutan basa melalui buret kedalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak
dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis berekasi ditandai dengan berubahnya
warna indikator.
Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan (titrasi) dihentikan dan volumenya
dicatat sebagai volume titik ahir titrasi. Larutan basa yang diletakan dalam buret disebut
dengan larutan penitrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator
yang mempunyai trayek perubahan warna pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa
kuat telah tepat habis bereaksi, pada saat itu pH larutan akan sama dengan 7.
Perubahan warna indikator yang menandai tepat bereaksinya kedua larutan tidak selamanya
tepat seperti perhitungan secara teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui
perhitungan secara teoritis disebut dengan volume titik ekivalen. Perbedaan volume titik
akhir titrasi dengan titik ekivalen disebut dengan kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan
titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikatormya semakin tepat, kesalahan
titrasinya kecil.