Anda di halaman 1dari 13

BAB 4

KEANEKARAGAMAN DAN KLASIFIKASI PORIFERA

A.   Pengertian Porifera


Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti membawa.
Kata Porifera berasal dari 2 kata, yaitu “porus” yang artinya rongga, dan “ferre” yang
artinya mempunyai, sehingga secara bahasa porifera berarti hewan yang memiliki
rongga.Namun demikian, Filum ini sulit dikenali sebagai hewan karena tidak memiliki
kepala, badan, dan anggota tubuh lainnya. Karenanya banyak pula yang
mengelompokkannya ke dalam kingdom tumbuhan.Porifera juga sering disebut
Kingdom Parazoa, “para” berarti di samping dan zoa berarti hewan, pengelompokkan
tersebut terjadi karena porifera disebut belum memiliki bentuk hewan sepenuhnya, dan
belum memiliki jaringan sejati.Ukuran tubuh hewan ini bermacam-macam, mulai dari
yang hanya sebutir beras hingga yang tingginya mencapai 2 meter.Porifera umumnya
hidup berkoloni dan melekat pada dasar perairan yang tidak terlalu dalam. Porifera
adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana.Hewan ini memiliki ciri
umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga
sebagai hewan spons.Porifera merupakan filum dari kingdom animalia yang juga sering
disebut Hewan Spons.Porifera adalah kelompok hewan multiseluler (tersusun atas
banyak sel) yang paling sederhana.

B.   Ciri-ciri Porifera

1. Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat rendah), (Metazoa = hewan bersel


banyak), sebab walaupun tubuhnya sudah berdiri dari banyak sel tetapi jaringan
tubuhnya masih sederhana karena :

a. Belum mempunyai organ tubuh yang khusus


b. Belum mempunyai sistem saraf Yang menanggapi rangsang adalah sel-sel
individual.
c. Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus.Pencernaan makanan
secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel) karena masih intraseluler maka
disebut Parazoa.
2. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah mempunyai sistem
canol.

3. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :


a. Lapisan luar = epidermis
Tersusun dan dermal-dermal epitelium
b. Lapisan dalam
Tersusun dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle dilengkapi
dengan Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar) terhadap zat antara
berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.

4. Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa Spicula-spicula yang berasal dari :

- Kapur (Ca CO3)


- Silicat (H9 Si3O2)
- Campuran kapur + silikat
Kerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.

5. Tempat hidup

- Dilaut (kebanyakan)
- Air tawar (beberapa)

6. Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang membawa
makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat makanan tadi akan
ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh
sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang
sudah tidak mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan
dikeluarkan melalui oskulum. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat
rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast
yang merupakan penyusun rangka atau spikula berada.Porifera tidak mempunyai sel
saraf.Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt,
karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan.
C.   Struktur dan Fungsi Tubuh
Kelompok porifera terdiri atas sekitar 10.000 spesies, dan kebanyakan hidupnya air laut
dan air tawar. Ciri khas porifera adalah memiliki lubang atau pori (spongosol) di
seluruh bagian tubuhnya, lubang tersebut berfungsi sebagai tempat masuknya air untuk
sumber makanan dan oksigen.Tubuh Porifera disusun oleh sel berongga yang belum
membentuk jaringan sejati, oleh karena itu sering pula disebut hewan spons.Kerangka
tubuh filum ini disusun oleh serabut-serabut halus dari zat kapur yang juga membentuk
seperti spons (Spongin). Kebanyakan dari porifera merupakan hewan hermafrodit, yaitu
memiliki dua alat kelamin, jantan dan betina, dalam satu tubuh.Tempat masuknya pori-
pori air pada porifera disebut ostinum, sedangkan tempat keluarnya makanan dan air
disebut oskulum.Tubus Porifera dilapisi oleh dua lapisan jaringan (dipoblastik), yaitu
lapisan luar (Ektodermis) dan lapisan dalam (Endodermis).
 Lapisan Luar (Ektodermis)
Lapisan luar tubuh porifera disusun oleh sel-sel epidermis yaitu epitel yang disebut
pinakosit.Sel-sel epitel pinakosit ini berbentuk pipih dan tebal, fungsinya adalah
sebagai pelindung tubuh dari porifera.Diantara Pinakosit-pinakosit terdapat rongga atau
pori yang disebut ostinum sebagai tempat masuknya air yang membentuk saluran air
dan akan bermuara ke spongosol (rongga tubuh).
 Lapisan dalam (Endodermis)
Lapisan dalam tubuh porifera disusun oleh sel – sel “berleher” memiliki flagela yang
disebut sel koanosit.Flagela atau kaki pada sel koanosit yang bergerak akan membentuk
aliran air yang mengandung makanan dan oksigen agar sampai ke spongosol. Setelah
sampai ke spongosol, sel koanosit akan menyerap makanan dari air tersebut, dan juga
sel ini akan mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Sisa
makanan dan air, serta komponen yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dibuang
melalui Oskulum.
 Lapisan antara Ektodermis dan Endodermis

Terdapat sebuah struktur tubuh seperti lapisan diantara lapisan luar tubuh (Ektoderm)
dan lapisan daklam tubuh (Endoderm) sehingga banyak sumber yang mengatakan
bahwa Filum porifera memiliki tiga lapisan tubuh utama.Lapisan ini disebut sebagai
mesohil (mesoderm) yang terletak diantara sel koanosit dan sel epidermis.Pada mesohil
terdapat beberapa sel yang memiliki berbagai fungsi, yaitu:
a. Sel Amoebosit,
Sel Amoebosit adalah sel yang tidak mempunyai bentuk dominan dan dapat bergerak
dengan menggunakan pseudopodia (kaki palsu).Sel ini berfungsi untuk :
 Mengambil makanan yang telah diserap sel koanosit
 Mencerna makanan tersebut
 Membawa dan mendistribusikan makanan ke sel lain dalam tubuh
 Membentuk serat rangka yang keras di dalam mesohil

b. Sel Skleroblas
Sel Skleroblas merupakan merupakan sel yang berfungsi membentuk spikula(kerangka
tubuh porifera).
c. Sel Archeosit
Sel Archeosit adalah sel amoebosit embrional yang dapat berubah fungsi membentuk
sel sperma dan ovum.
d. Sel Spikula
Sel Spikula merupakan sel yang menjadi penyusun kerangka tubuh porifera

D. SISTEM ORGAN PORIFERA


 Sistem pernapasan, seperti yang telah kami jelaskan diatas, porifera bernapas
dengan memasukkan air melalui pori-pori ke dalam tubuhnya, kemudian setelah
air sampai ke songosol (rongga tubuh), akan terjadi pertukaran oksigen dengan
karbondioksida dalam tubuh. Proses pertukaran udara ini dilakukan oleh sel
koanosit.
 Sistem Reproduksi, porifera dapat bereproduksi secara seksual maupun
aseksual. Secara seksual porifera akan membentuk ovum dan sperma yang
dilakukan oleh sel koanosit, kemudian terjadi fertilisasi, karena bersifat
hermafrodit (memiliki 2 kelamin) setiap individu dapat mengeluarkan sperma
maupun ovum, dan pertemuan sperma dan ovum terjadi di mesofil yang
kemudian akan tumbuh menjadi larva dan dilepaskan ke perairan. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas dan gemula dari
sekumpulan sel yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Porifera berkembang biak dengan baik cara aseksual dan seksual. Kebanyakan
porifera yang berkembang biak dengan cara seksual adalah hermaprodit dan
menghasilkan telur dan sperma pada waktu yang berbeda.Sperma sering
"dikeluarkan" ke dalam air. Artinya, sperma yang diciptakan, terkonsentrasi dan
dikirim melalui bukaan, kadang-kadang dalam massa begitu padat sehingga
porifera tampaknya seperti merokok.Sperma ini kemudian ditangkap oleh
Porifera betina dari spesies yang sama.Di dalam porifera betina, sperma
diangkut ke telur oleh sel-sel khusus yang disebut arkeosit.Pembuahan terjadi
pada mesenkim dan zigot berkembang menjadi larva bersilia. Beberapa Porifera
melepaskan larva mereka, ketika orang lain mempertahankan mereka untuk
beberapa waktu.Setelah larva berada di kolom air mereka menetap dan
berkembang menjadi Porifera remaja. Porifera yang bereproduksi secara
aseksual menghasilkan tunas atau, lebih sering, gemmules, yang merupakan
paket dari beberapa sel dari berbagai jenis di dalam pelindung.Porifera air tawar
dari Spongillidae sering menghasilkan gemula sebelum musim dingin.Ini
kemudian berkembang menjadi Porifera dewasa awal musim semi berikutnya.

Porifera bereproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara


aseksual dengan cara pembentukan tunas (budding) dan gemula (gemmule,
tunas internal).Tunas merupakan salah satu jenis sel-sel amebosit yang mudah
dilepaskan. Sekelompok sel yang dilepaskan akan tumbuh menjadi individu
baru.Gemula merupakan sekumpulan arkeosit (archeocyte) yang mengandung
cadangan makanan dan dikelilingi oleh amebosit yang membentuk lapisan luar
yang keras atau terkadang mengandung spikula.Arkeosit merupakan amebosit
dengan pseudopodia yang tumpul dan bernukleus besar.Namun beberapa jenis
Porifera membentuk gemula tanpa cangkang atau kadang-kadang berbentuk
larva yang berenang bebas. Di daerah tropis, gemula terbentuk sepanjang tahun
terutama menjelang musim kemarau, sedangkan di daerah empat musim,
pembentukan gemula terutama terjadi pada musim gugur sebagai upaya
pertahanan diri menghadapi musim dingin.

Pada umumnya Porifera bersifat hermafrodit, tetapi sel telur dan sperma
diproduksi pada waktu yang berbeda.Beberapa jenis ada yang diesis
(dioecious).Sperma dikeluarkan bersama aliran air melalui oskulum dan masuk
ke individu lain melalui ostium.Fertilisasi sel telur oleh sperma terjadi di
mesohil dan menghasilkan embrio. Embrio akan tumbuh menjadi larva
berflagela yang disebut larva amfiblastula.Larva amfiblastula keluar dari
mesohil, kemudian bersama aliran air keluar melalui oskulum.Larva
amfiblastula berenang bebas dan menempel di suatu substrat hingga tumbuh
menjadi Porifera dewasa.
 Sistem Pencernaan, seperti penjelasan sebelumnya, pencernaan pada porifera
juga dilakukan oleh sel koanosit. Ketika air telah masuk ke rongga tubuh
(spongosol) maka sel koanosit akan menyerap makanan dari air, lalu makanan
tersebut dicerna dan didistribusikan ke sel lain oleh sel amoebosit. Umumnya
porifera memkanan plankton.
 Sistem Persarafan, porifera tidak mempunyai sel saraf, namun ia mampu
bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan sentuhan pada beberapa area
tertentu. Fungsi ini dilakukan oleh sel lain dalam tubuhnya.

E.Cara Hidup dan Habitat


Porifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan
plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan sehingga porifera
disebut juga sebagai pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam
koanosit dan amoebosit.
Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan
kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di air tawar, misalnya Haliciona dari
kelas Demospongia.
Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya
menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan
tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.

F. Klasifikasi Filum Porifera

Berdasarkan struktur tubuhnya porifera dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :


1. Tipe Ascon
Tipe Ascon merupakan porifera yang memiliki struktur tubuh paling sederhana, yaitu
tempat masuknya air atau ostium langsung berhubungan dengan spongosol (rongga
tubuh), dan langsung keluar melalui oskulum.
2. Tipe Sicon
Tipe Sycon merupaan Porifera yang struktur tubuhnya sedikit kompleks, yaitu tempat
masuknya air atau ostium berhubungan terlebih dahulu dengan cabang cabang rongga
tubuh yang disebut saluran inkuren, kemudian menuju saluran radier, lalu baru masuk
ke spongosol dan keluar melalui oskulum.

3. Tipe Leucon (Rhagon)


Tipe Leucon merupakan porifera yang struktur tubuhnya paling kompleks, yaitu tempat
masuknya air atau ostium berhubungan terlebih dahulu dengan rongga-rongga menuju
saluran yang dibatasi oleh sel koanosit, kemudian masuk ke salurang berbentuk
lingkaran yang berhubungan satu sama lain, setelah itu baru masuk ke spongosol, dan
keluar melalui oskulum.

Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga


kelas,yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea
(Calcisspongiae).

 Hexactinellida

Kerajaan      : Animalia


Filum            : Porifera
Kelas            : Hexactinellida (Schmidt, 1870)
Sub Kelas   : Hexasterophora dan Amphidiscophora
Order           : Amphidiscosida
Order           : Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa

Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat
utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari
kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada
kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan
koanosit terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
Cara reproduksinya yaitu sperma diambil ke suatu organisme dengan air, dan kemudian
harus membuat jalan mereka ke telur dalam organisme.Setelah pembuahan, larva yang
diinkubasi selama waktu yang relatif lama sehingga mereka bahkan membentuk spikula
dasar sebelum dibebaskan sebagai larva parenkimal.Ini berbeda dari larva Porifera lain
dalam kekurangan flagela atau metode lain untuk bergerak.Kluster Heksatinelida untuk
tingkat yang sangat tinggi, menunjukkan bahwa larva tidak melayang jauh sebelum
menetap.Setelah mendarat larva di dasar laut, itu bermetamorfosis, dan Porifera dewasa
mulai tumbuh.Heksatinelida dikenal untuk pemula produktif.
a.     Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa
hexaster. Contoh Euplectella.
b.     Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa Amphidics.
Contoh Hyalonema.

 Demospongiae

Kingdom     : Animalia
Filum            : Porifera
Kelas            : Demospongiae
Ordo            : Halichondrida

Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa


empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya.  Beberapa bentuk
primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa
Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia memiliki penyebaran
yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki
habitat di air tawar.
Metode reproduksi vegetatif mencakup tunas dan pembentukan gemmules.Dalam
tunas, kumpulan sel berdiferensiasi menjadi Porifera kecil yang dilepaskan pada secara
superfisial atau dikeluarkan melalui oskula tersebut.Gemmules ditemukan dalam
keluarga air tawar Spongellidae.Mereka diproduksi dalam mesosil sebagai rumpun
arkeosit, dikelilingi dengan lapisan keras yang dikeluarkan oleh amoabosit
lainnya.Gemmules dilepaskan ketika tubuh induk rusak, dan mampu bertahan dalam
kondisi yang keras.Dalam situasi yang menguntungkan, sebuah lubang yang disebut
mikropil muncul dan melepaskan amubosit, yang berdiferensiasi menjadi sel-sel dari
semua jenis lainnya.

a. Sub kelas Tetractinomorpha

Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid
dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat
spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk  radial dan perkembangan cortical  axial
mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula.
Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.
1. Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive  yang memiliki struktur
Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva menetas berupa
amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa  spesies tidak
memiliki rangka seperti pada Oscarella.
2. Ordo Choristida
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa megaskleres
tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster, sterptaster atau
sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali  rumit. Spons ini memiki korteks
yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun atasnlapisan fibrosa di
sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar.  Contoh Geodia dan Aciculites.

b. Sub Kelas Ceractinomorpha

Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha
adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan
mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada
rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1. Ordo Halichondrida
Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka megaskleres
berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres.
Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta.
2. Ordo Poecilosclerida
Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung
megaskleres choanosomal dan dermal.  Contoh Coelosphoera dan Myxilla.
3. Ordo Haplosclerida
Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari kategori
tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung dalam suatu
anyaman yang diikat dengan perekat spongin. Contoh Haliclona. Megaskleresnya
berupa diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam
hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes.
Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka
dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang
terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang
kompleks dari serat spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh
Callyspongia
4.     Ordo Dictyoceratida
Porifera  yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka
sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman  dari serat spongin yang bisa menyertakan
partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering
diperkuat oleh spongin A.

 Calcarea

Kerajaan     : Animalia
Filum            : Porifera
Kelas            : Calcarea

        Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula
dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk
spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga
bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-
pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.

Porifera kalkarea (Calcareous ) bereproduksi secara vegetatif dengan regenerasi dan


melalui proses tunas.Keduanya adalah jenis reproduksi yang menghasilkan klon
genetik.Dalam kasus tunas, porifera menghasilkan sekelompok sel yang dikenal sebagai
gemmule yang tercakup dalam lapisan keras, yang menjaga anak dilindungi dari cuaca
yang keras serta perubahan iklim. Regenerasi adalah kemampuan porifera untuk
tumbuh dewasa sama sekali baru dan lengkap dari sepotong kecil dari Porifera dewasa
yang telah robek lepas.Proses ini digunakan untuk alasan komersial juga.Meskipun
Porifera kalkarea adalah organisme reproduksi vegetatif, mereka juga mampu
bereproduksi secara generatif.

a. Sub kelas Calcaronea

Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa  larva amphibalstulae.
Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari nucleus.
Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain . Struktur tipe
saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe
syconoid.

1. Ordo Leucosolenida
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2. Ordo Sycettida
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau Leuconoid.
Contoh Sycon.

b. Sub Kelas Calcinea

Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan
flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang menempati  dasar
sel.Pada sebagian besar spesies triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk
Leuconoid yang ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung
berupa anyaman dari asconoid.

1. Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen
serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks.Contoh Clathrina
2. Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid
dengan membrane dermal atau korteks yang jelas.Contoh Leucascus levcetta.
3. Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan
rangka tersusun dari  spikula quadriradiata yang disertai penguat calcareous.Contoh
Petrobiona dan Minchinella.

G. Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia

Orang Eropa zaman dahulu menggunakan spons untuk berbagai hal seperti bagian
dalam pelindung kepala, penyaring air, dan alat pembersih.Spons adalah hewan yang
termasuk dalam filum porifera.Nama porifera berarti pembawa pori, atau memiliki
lubang.Mereka dianggap menjadi salah satu organisme paling sederhana. Spons adalah
pengumpan filter, yang berarti mereka mengumpulkan air laut melalui pori-pori dan
mendapatkan partikel kecil makanan dengan filter di dalam tubuh mereka.Ada dua jenis
spons yang akan kita mempelajari: encrusting spons, seperti spons remah roti, dan
spons berbentuk tabung. Tubular Spons, seperti spons oregon pipa di sebelah kanan,
tumbuh seperti namanya, sedangkan spons encrusting adalah spons yang tumbuh
rendah yang menutupi permukaan yang terpasang.Spons memiliki peran penting karena
mereka menyediakan habitat bagi banyak makhluk kecil seperti udang pistol, bintang
laut, cacing, dan krustasea kecil.Mereka memiliki nilai ekonomi, juga dalam bentuk
mandi spons yang sudah digunakan pada zaman kuno.Secara ekonomis, Porifera tidak
terlalu mempunyai arti penting. Hewan Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat
dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca.Filum
Porifera tidak jauh beda dengan filum invertebrata yang lain.Porifera memilki peranan
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.Peranan Porifera bagi kehidupan
manusia sebagai spons mandi dan alat gosok, zat kimia yang dikeluarkannya memiliki
potensi obat penyakit kanker Contohnya zat plakoridin A yang ditemukan pada spons
plakortis di Jepang, dapat berguna sebagai sitotoksin bagi sel limfoma (kanker
limpa).Selain hal itu, ternyata porifera dapat mengembalikan kualitas air. Hal ini dapat
dibuktikan karena, zat-zat yang tidak berguna yang berada di sekitar porifera bisa
tersedot melalui pori-pori, dan porifera akan menyaringnya.

Manfaat lain dari filum porifera, antara lain:


 Porifera juga dijadikan sebagai obat kontrasepsi (KB)
 Sebagai sarana untuk berkembang biak dan mencari makanan bagi beberapa hewan
laut
 Sebagai makanan hewan laut lainnya
 Sebagai tempat bersembunyi beberapa hewan laut dari predator
 Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)
 Sebagai anti-inflammatory, antitumor, dan antibiotik.
 Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci
 Sebagai penyaring air
 Sebagai hiasan akuarium

REFERENSI

Anonim. 2017. Makalah Filum Porifera.


http://makalahfilumporifera.blogspot.com/2017/06/makalah-filum-porifera.html.
(Diakses tanggal 22 Maret 2021)

Fahmi. 2018. Makalah Invertebrata "Filum Porifera".


http://fahmistkip98.blogspot.com/2018/05/makalah-invertebrata-filum-porifera.html.
(Diakses tanggal 22 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai