Umumnya hewan spons berkelamin ganda (hermaprodit) yang berarti bahwa masing-masing individu
berfungsi sebagai jantan dan betina dalam reproduksi seksual dengan cara menghasilkan sel-sel
sperma dan telur. Reproduksi porifera terbagi atas dua cara yaitu: perkembangbiakan seksual dan
aseksual
1. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual Porifera dilakukan dengan penyatuan sel telur dan sel sperma dari
arkeosit.
Sel gamet berkembang dari sel ameboid khusus yang disebut arkeosit
Arkeosit membentuk sperma dan ovum.
Spermatozoa yang telah dihasilkan akan berenang di dalam air hingga dapat mencapai ovum.
Ovum sendiri berada di mesoglea. Mesoglea merupakan istilah dari ovum yang belum atau
telah dibuahi oleh sel spermatozoid yang tetap tinggal di dalam tubuh induknya.
Zigot akan mengadakan pembelahan secara berulang, setelah terjadinya pembuahan hingga
pada akhirnya membentuk larva berambut getar yang disebut juga dengan amphiblastula yang
akan tiba di lingkungan eksternal.
Amphiblastula akan berenang-renang mencari lingkungan yang dapat menjamin
kelangsungan hidup dengan rambut getarnya yang kaya dengan O2 dan zat-zat makanan.
Larva porifera ini selanjutnya akan berubah menjadi parenchymula. Jika parenchymula
menemukan tempat yang sesuai untuk melekatkan diri, ia akan menempel pada sebuah objek
tertentu dan kemudian akan muncul sebagai individu baru.
2. Reproduksi Aseksual
(Budding (Kuncup) ; Gemmulae (benih))
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan membentuk Budding (Kuncup) dan
Gemmules (Benih)
Budding : salah satu jenis sel-sel amebosit yang mudah dilepaskan kemudian jatuh
membentuk individu baru.
Gemmules : sekumpulan arkeosit yang mengandung cadangan makanan dan dikelilingi oleh
amebosit yang membentuk lapisan luar yang keras (mengandung spikula) kemudian jatuh
membentuk individu baru.
Adapun perkembangbiakan Porifera secara aseksual, dilakukan dengan:
Memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru dengan membentuk tunas
atau kuncup ke arah bagian luar.
Pada umumnya porifera yang hidup di air tawar melakukan cara dengan membentuk kuncup
ke arah dalam sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan
baginya.