PENILAIAN ORGANOLEPTIK
bersifat subyektif. Saat ini analisis organoleptik sudah digunakan secara luas pada
berbagai industri, termasuk industri bahan pangan. Seperti analisis secara fisik,
yang tidak dimiliki oleh analisis yang lain. Adapun keuntungan analisis
organoleptik antara lain : (1) dapat mengukur tingkat kesukaan terhadap suatu
lebih menyukai roti keju keluaran pabrik A dibandingkan keluaran pabrik lainnya;
(2) dapat membantu konsumen untuk menentukan pilihan terhadap suatu produk.
Semua produk dibuat dengan mutu terbaik, hanya analisis organoleptik yang dapat
menjelaskan mengapa konsumen tidak jadi membeli bahan pangan yang satu tetapi
memilih yang lain; (3) dalam keadaan dimanaalat uji lain terbatas, analisis
membawa peralatan untuk analisis fisik, kimia, dan biologis ke pasar, namun ia
bahan pangan (4) hasil analisis organoleptik dapat diperoleh jauh lebih cepat
mutu ikan yang akan dibeli dari nelayan harus dilakukan dengan cepat karena ikan
dibutuhkan waktu lebih lama dan peralatan lebih banyak. Setelah berhasil
digunakan. Hasil analisisnya mampu memberi jawaban yang tidak dapat diberikan
dua hal yang benar-benar sudah difikirkan jauh sebelum rencana penelitian
Selain jumlahnya, sampel yang disajikan juga harus diberi kode yang terdiri
dari 3 angka atau huruf. Kualitas hasil uji organoleptik terhadap bahan
pangan dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor
kesehatan dan fungsi hormonal. Oleh karenanya panelis yang sedang sakit
antara lain lelah, jenuh, capek, stress dan sebagainya. Faktor ini akan
12, dimana panelis dalam keadaan tidak kenyang maupun lapar. Kondisi
Kondisi ini menjadi lebih parah apabila jumlah sampel yang diuji cukup
banyak.
ber-AC.
Sampel yang akan diuji disiapkan sesuai dengan rencana, panelis ditentukan
berdasarkan prosedur, dan kriteria yang akan diukur juga harus sudah
ditetapkan. Data mengenai hasil penelitian dicatat dalam buku data dan
cuplikan atau contoh. Adapun yang dimaksud dengan cuplikan atau contoh
Sebagai contoh, hindari penyimpanan susu dari produk sabun atau lainnya
yang memiliki aroma tajam karena akan menyebabkan aroma susu yang segar
Sebagai contoh, bila akan menguji kesukaan panelis terhadap kerupuk udang
maka sampel kerupuk yang disiapkan harus digoreng terlebih dahulu. Namun
bila hendak menguji perbedaan antara dua sampel, maka proses penyiapan
sampel tidak perlu ada perlakuan yang akan merubah cita rasa, seperti
memiliki intensitas rasa yang tinggi perlu dilakukan pengenceran dengan air
selalu semua parameter dari sampel acuan digunakan sebagai patokan untuk
sampel tersebut. Sampel juga harus disajikan secara seragam, kecuali sifat-
terlalu banyak. Untuk respon spontan, ukuran sampel cukup 100g karena
ml, sedangkan berupa zat padat sekitar 28 g. Apabila sampel harus dicicipi,
maka jumlah yang disajikan menjadi dua kali lebih banyak daripada jumlah di
atas; (b) suhu sampel. Sampel umumnya disajikan pada suhu kamar agar
dingin dapat disajikan pada suhu tidak boleh lebih rendah dari 45oF,
sedangkan makanan panas disajikan pada suhu tidak lebih dari 170oF; (c)
akan diuji citarasanya maka bentuk, ukuran atau warna dari sampel
sampel sesedikit mungkin; (d) cara penyajian. Apabila jumlah sampel yang
diuji dua atau lebih, maka penyajian sampel dapat dilakukan secara bertahap
yang disebabkan oleh waktu (time error), pengaruh kontras (contrast effect),
dengan mengatur posisi sampel secara acak; (e) jumlah sampel. Jumlah
lebih banyak; sedangkan bagi panelis semi terlatih atau lebih rendah lagi
hanya mampu beberapa sampel uji saja; (f) pemberian kode sampel. Untuk
kode berupa kombinasi tiga angka, misalnya 135, 513, 315, 351, 153 dan
terhadap tingkat kesukaan penelis pada kembang gula. Kode sampel yang
diberikan adalah 123, 124, 125, 126, 127. Berdasarkan kode sampel tersebut,
panelis akan menduga sampel 123 adalah perlakuan dengan konsentrasi gula
paling kecil, sedangkan sampel 127 adalah perlakuan konsentrasi gula paling
tinggi. Dalam pembuatan kode untuk sampel uji dapat menggunakan tabel
Sarana atau alat (g) yang digunakan untuk menyajikan sampel harus
memiliki ukuran dan warna yang sama. Sarana atau alat yang digunakan
harus bersih sehingga tidak menyebabkan gangguan rasa atau bau pada
sampel yang diuji; (h) kuisioner. Kuisioner yang diberikan kepada panelis
terbagi tiga bagian, yaitu bagian informasi yang berisi informasi panelis dan
waktu pengujian, bagian instruksi yang berupa tugas dan cara melakukan uji
organoleptik, dan bagian respon yang harus diisi oleh panelis sebagai
tanggapan atas sampel yang dinilai. Kuisioner harus ringkas dan komunikatif,
agar perhatian panelis tidak terganggu karena harus membaca kusioner yang
terlalu rinci dan mengisi kuisioner yang terlalu sulit. Sampel uji dan kuisioner
informasi mengenai parameter organoleptik yang akan diukur dari sampel uji.
Jumlah sampel yang harus disediakan tergantung dari jumlah panelis yang
akan menguji. Jumlah sampel uji yang perlu disediakan untuk panelis dengan
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sampel yang akan diberikan kepada
dari sampel harus dideteksi dari awal pembuatan sampai disajikan kepada
panelis. Deteksi juga meliputi berapa dosis yang aman untuk disajikan kepada
sampel tersebut. Efek samping berupa alergi dan intoleran harus sudah
diketahui pula, sehingga bagi panelis yang rentan sebaiknya tidak diikut
Penggunaan panelis secara benar akan memberikan hasil analisis yang baik. Semua
panelis berbeda. Panelis dapat dikelompokkan menjadi panelis ahli, semi terlatih
atau tidak terlatih. Namun Muhandri dan Kadarisman (2006) telah membagi panelis
ke dalam tujuh kelompok, yaitu : (a) panel perorangan, yaitu panelis yang sangat
ahli dan memiliki kepekaan tinggi yang diperoleh karena bakat atau pelatihan-
cukup menggunakan seorang panel perorangan; (b) panel terbatas, yaitu panelis
yang memiliki kepekaan tinggi dan mengenal dengan baik faktor-faktor dalam
keputusan dalam uji organoleptik adalah 3-5 orang; (c) panel terlatih, yaitu panelis
yang memiliki kepekaan cukup baik. Untuk menjadi panel terlatih harus melalui
seleksi dan pelatihan. Panel terlatih dapat menilai beberapa karakteristik bahan uji
namun tidak spesifik, sehingga perlu melibatkan 15-25 orang dalam pengujian
organoleptik dan keputusan diambil melalui analisis statistik; (d) panel agak
terlatih, adalah panelis yang dipilih dari kalangan terbatas berdasarkan pengujian
dahulu untuk mengetahui sifat sensori tertentu. Jumlah yang dibutuhkan untuk
berdasarkan hasil analisis statistik. Data hasil pengujian yang menyimpang boleh
tidak diikut sertakan dalam analisis statistik; (e) panel tidak terlatih, adalah panelis
yang dipilih berdasarkan janis kelamin, umur, tingkat sosial, suku dan sebagainya.
Panelis ini hanya dapat dilibatkan untuk menguji sifat sensori yang sangat
sederhana, misalnya uji kesukaan terhadap suatu produk. Jumlah panelis yang
panelis yang sangat umum dimana pemilihannya hanya didasarkan pada daerah
organoleptik adalah 30-100 orang, bahkan bisa lebih; (g) panel anak-anak, yaitu
panelis yang berusia 3-10 tahun. Panelis ini digunakan untuk menguji tingkat
masyarakat terhadap sosis ikan diperlukan riset pasar yang melibatkan panelis biasa
dalam jumlah besar (>100 orang). Dengan penggunaan panelis semi terlatih, jumlah
dibutuhkan untuk analisis organoleptik tergantung dari bahan pangan yang akan
dianalisis. Panelis ahli memiliki kemampuan menguji bahan uji secara terbatas,
banyak informasi tentang bahan uji yang harus diberikan sebelum memulai
Proses seleksi penentuan panelis dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama
panelis. Kandidat panelis yang dipilih pada tahap awal hanya didasarkan pada
pendidikan, apakah menyukai bahan pangan yang akan diujikan, apakah tidak
alergi terhadap bahan pangan yang akan diujikan, apakah memiliki kebiasaan
merokok, dan lain sebagainya. Dari hasil seleksi tahap pertama ini dapat
berupa kandidat panelis yang : (a) memiliki potensi baik sebagai panelis; (b)
tidak berpotensi; dan (c) siap untuk seleksi tahap kedua. Setelah diketahui
Dalam hal ini diutamakan kepekaannya terhadap bahan pangan yang akan
dilakukan seleksi lebih lanjut terhadap kandidat panelis yang telah lolos
panelis. Selanjutnya panelis akan menilai sampel tersebut. Dari hasil yang
diperoleh, dapat diketahui panelis mana yang memiliki kepekaan lebih baik
Kepada kandidat panelis diberikan satu seri sampel larutan gula dengan
lebih baik.
2. Uji triangle.
Pada pengujian dengan range methode, kandidat panelis diberikan satu seri
panelis mengenai karakteristik apa dari bahan pangan yang harus diamati
uji untuk menguji konsistensi panelis sudah tersedia dan dapat dipilih
organoleptik.
sifat inderawi; (c) meningkatkan sensitivitas dan daya ingat panelis; dan (d)
kandidat panelis yang lulus menjadi panelis. Tingkatan panelis juga dapat
panelis yang memenuhi syarat atau sebaliknya. Untuk kebutuhan analisis ada
kriteria dan persyaratan jumlah minimal tim panel Hasil analisis data dapat
ini perlu dilakukan mengingat setiap bahan pangan memiliki karakter yang
khas. Sebagai contoh, umumnya ikan yang kurang segar memiliki mata
kemerahan. Karakter ini tidak berlaku pada ikan ekor kuning karena ikan ini
sudah memiliki mata merah sebelum kematiannya; (b) penetapan metode uji
untuk menilai reaksi panelis terhadap sampel yang diujikan. Sedangkan uji
pembeda dilaksanakan untuk menilai sifat sampel yang diuji. (c) penyiapan
sampel uji. Sampel uji perlu disiapkan secara cermat. Jumlah sampel yang
sampel yang harus diuji; (d) penyediaan kuisioner isian untuk merespon.
Jenis kuesioner yang harus disediakan tergantung dari jenis bahan pangan
yang akan diuji dan tingkat kemampuan panelis yang dilibatkan. Hampir
lembar penilaian untuk daging sapi berbeda dengan lembar penilaian untuk
daging ayam atau ikan. Dengan demikian kuisioner yang harus disediakan
bahan yang akan diuji. Informasi mengenai prosedur uji organoleptik perlu
dilaksanakan pada saat seleksi calon panelis. Pelatihan pada tahap ini
lembar penilaian atau mendeteksi karakteristik bahan pangan. Ada tiga tahap
bahan pangan, yaitu : (a) penyediaan materi dan bahan pangan untuk
dengan baik untuk memudahkan analisis. Ada tiga tahap yang harus
panelis maupun bahan pangan yang diuji. Untuk panelis terlatih kuisioner
Kuisioner yang baik adalah sesuai dengan sampel yang akan dianalisis. Bila
tidak tersedia, kuisioner untuk produk lain yang memiliki karakter serupa
yang akan diuji. Sampel yang akan diuji disiapkan sesuai prosedur penyiapan
sampel; dan (c) penetapan sampel acuan (sample reference). Sampel acuan
masyarakat.
C. Pelaksanaan Pengujian
1. Pemilihan perangkat lunak dan keras yang sesuai dengan informasi yang
diinginkan
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini yaitu : a) Penetapan
bahan pangan yang diuji maka digunakan uji kesukaan (hedonik). Namun bila
ingin mengetahui karakter bahan pangan tersebut, maka dapat digunakan uji
skoring. b) Penyediaan sampel reference dan sampel uji dilakukan sama seperti
terhadap bahan uji yang disajikan, dapat digunakan lembar kuisioner yang berisi
berlangsung sesuai prosedur, maka harus diperhatikan bahwa : (a) tim panelis
pangan yang diuji dan metode uji yang akan digunakan. Briefing diperlukan
terutama bagi panelis dengan kriteria semi terlatih atau lebih rendah lagi. Materi
briefing hendaknya meliputi karakteristik bahan pangan yang akan diuji, tujuan
pengujian, dan parameter yang akan diamati ; (c) menyajikan sampel reference
dan sampel uji, penyajian sampel uji dilakukan sesuai dengan 15.3.6; (d)
pengaruh dari sekitarnya. Pelaksanaan uji organoleptik dengan sampel uji yang
baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari dirinya sendiri; (e) penetapan
uji yang diinginkan; (f) Penentuan urutan pengujian. Dalam beberapa kasus
urutan pengujian berpengaruh terhadap data pengamatan yang diperoleh. Hal ini
tampak nyata pada pengujian bahan pangan yang mudah mengalami penurunan
mutu dan memiliki jumlah sampel yang relatif banyak. Sebagai contoh, dalam
cara dan metode yang telah ditetapkan, sehingga akan memberikan hasil
pengamatan yang sesuai rencana; (h) data respon ditulis pada kuisioner yang
analisis.
Setelah semua lembar penilaian diisi oleh panelis terpilih, maka segera
dilakukan proses analisis data. Adapun tahapan analisis data adalah : (a)
membuat tabulasi data respon pada tabel yang mudah dibaca; (b) lakukan uji
validitas data respon, terutama data respon yang dihasilkan oleh panelis dengan
kriteria semi terlatih atau dibawahnya; (c) menyiapkan software dan cara analisis
banyak beredar; (d) Sebelum dianalisis, data yang telah diperoleh diuji terlebih
dahulu validitasnya. Uji ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang akurat,
dibawahnya.
laboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk pemeriksaan akhir dan legalitas dari
yang dilakukan sesuai prosedur; (b) pelaksanaan analisis data respon panelis
terhadap bahan pangan yang diuji telah dilaksanakan sesuai prosedur; (c)
pengambilan kesimpulan telah dilakukan berdasarkan hasil analisis data; dan (d)
dimaksud dapat berupa surat keputusan, Standar Nasional Indonesia (SNI), atau
D. Tipe Pengujian
1. Uji Sensori
diantaranya adalah : (a) uji sensori adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan
yang diterima oleh syaraf sensori pada indera manusia; (b) uji sensori adalah
penilaian inderawi karena menggunakan sifat-sifat inderawi; dan (c) uji sensori
hasil baik ternyata tidak memberikan hasil sebagaimana yang diinginkan saat
antara lain : 1) apakah konsumen suka terhadap bahan pangan tersebut atau
dimasukkan unsur lain, misalnya harga produk, halal dan lain-lain. Dari hasil
yang ditawarkan dan berapa harga yang layak. Penentuan harga suatu produk
produksi. Sehingga pada intinya, konsumen akan memilih produk yang mana,
yang harganya berapa. Uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui dan
harga satu jenis komponen bahan baku produk akan memaksa produsen
mencari komponen pengganti agar harga jual tidak berubah. Akibatnya ada
lain yang dihadapi produsen adalah terjadinya ’cacat minor’. Cacat minor
adalah cacat yang dihasilkan oleh karakteristik mesin operasi sehingga bila
persen produknya mempunyai volume 220 ml. Bila direject berarti kerugian.
e. Inspeksi visual
memantau hasil suatu proses. Misalnya untuk menguji produk roti, dimana
roti yang terlalu coklat atau putih merupakan produk yang ditolak. Hasil
air yang dijual di tenda yang menggunakan peneduh berupa plastik berwarna
merah. Hal yang sama akan dialami apabila hendak membeli jeruk manis di
f. Perancangan produk
sensori. Bila standar yang ditetapkan untuk produk bahan pangan dinyatakan
sama oleh 18 dari 20 panelis semi terlatih. Sebagai contoh, bila dalam
berarti berarti bahan pangan tersebut sudah disukai dari segi warna.
2. Uji Pembedaan
antar sampel yang disajikan. Uji ini digunakan untuk menganalisis apakah
penggantian ikan kakap dengan ikan nila akan mempengaruhi cita rasa kerupuk
palembang. Hal yang sama dapat dilakukan untuk mengetahui sampai berapa
banyak penambahan air yang tidak mempengaruhi cita rasa sirup buah. Pada
(1) uji pembedaan sederhana, dimana panelis hanya diminta untuk menilai ada
atau tidaknya perbedaan antar sampel dan (2) uji pembedaan terarah, dimana
panelis tidak hanya diminta menilai adanya perbedaan saja tetapi juga menilai
arah / intensitas perbedaan yang ada. Oleh karena itu, uji pembedaan
dan arah perbedaan. Ada beberapa tipe uji yang dapat digunakan untuk
comparison, paired stimuli, atau paired test), uji triangle, uji duotrio, uji
3. Uji Kesukaan
kesukaan panelis terhadap bahan yang diuji. Sebelum produk baru dipasarkan,
dilakukan dahulu uji kesukaan oleh panelis. Semua kategori panelis dapat
standar atau sampel yang telah diuji sebelumnya sebagai sampel pembanding.
4. Uji Skoring
yang diamati. Panelis yang digunakan dalam uji skoring adalah panelis terlatih
skoring umumnya digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat
tertentu, seperti kemanisan, kekerasan, dan warna. Sebagai contoh, jenis tepung
5. Uji Ranking
memberikan cita rasa manis dari sirup buah yang disukai panelis. Panelis yang
6. Penentuan Threshold
terendah suatu substansi yang masih dapat dideteksi (absolute threshold) atau
asam.
7. Uji Deskriptif
Uji ini digunakan untuk menilai seluruh sifat indrawi bahan yang diuji,
terutama yang menentukan mutu bahan tersebut. Panelis yang dilibatkan dalam
uji deskriptif memiliki kategori ahli karena harus mampu mendeskripsikan sifat