Anda di halaman 1dari 15

#IWAK_TELU_SIRAH_SANUNGGAL

( Simbol ikan 3, berkepala 1 )


_____________________________________
___________
Simbol tersebut merupakan Simbol yang
digunakan didalam Thoriqoh Asy-
Syattariyyah.

Di Nusantara, Naskah-naskah Kuno yang


menggambarkan simbol tersebut ditemukan
di catatan Syattariyyah Cirebon & Pekalongan.
Adapun yang pertamakali menyusun Simbol
tersebut adalah Syaikh Isma-il Asy-Syattari.

"IWAK TELU SIRAH SANUNGGAL"

Merupakan Simbolis dari


TAUHID TRIMINA, yaitu :

✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

١ . ALLAH (ahadiyyah)
Ket » Allah S.W.T adalah "Esa",
tidak ada bandingan-Nya.

✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

٢ . ADAM (wahidiyyah)

Ket »
Nabi Adam As ialah gambaran sifat "Tunggal".
Jumlahnya 1, namun menurunkan angka
setelahnya (Ex: 2, 3, 4, 5, 6, dst)

✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

٣ . MUHAMMAD (wahdah)

Ket »
Nabi Muhammad S.A.W merupakan proyeksi
dari perpaduan unsur "Ahadiyyah" (keesaan)
dengan unsur "Wahidiyyah" (ketunggalan).

✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

Dalam konteks 'Takdir', juga bisa dimaknai

- "Dzat" (unsur jasmani),


- "Sifat" (unsur ruhani),
- "Af'al" (berbagai macam tindakan).

Baik "Dzat", "Sifat", maupun "Af'al", ketiganya


sama-sama berada didalam 1 ruang lingkup
Qudroh Ilahiyyah (takdir ketuhanan).

ALLAH | ADAM | MUHAMMAD


Juga bermakna :
√ Unsur Ketuhanan (haqiqoh & ma'rifah),
√ Unsur Ciptaan/Makhluq (salik/ahli
thoriqoh),
√ Unsur Keagamaan (syari-ah & thoriqoh).

Untuk mencapai fase hakikat hingga ma'rifat,


seorang 'Salik' (penempuh perjalanan batin)
harus terlebih dahulu menaiki Bahtera (kapal
besar) yang disebut dengan 'Syari-at'.

Sebab selain diibaratkan sebagai Bahtera,


Syari'at juga bagaikan 'Wadah' tempat kita
menempatkan "Hakikat" dan "Ma'rifatullaah".

Adapun Tarikat / Thoriqoh, dianalogikan


sebagai usaha kita menempatkan hakikat
kedalam 'Wadah' yang berupa 'Syari-at'.
Atau kalau kita meminjam istilahnya
Syaikh Bahauddin An-Naqsyabandi, Thoriqoh
itu diibaratkan sebagai usaha kita dalam
menyelami Lautan "Hakikat" untuk
mengambil Mutiara "Ma'rifatullaah" di dasar
lautan dalam.

Simbol "IWAK TELU SIRAH SANUNGGAL"

Juga merupakan simbol dari ketiga ekspresi


perendahan diri kita di hadapan Allah dikala
kita melakukan Ibadah Sholat, yaitu :

————————————————————
——————

١ ) RUKU'
» Ekspresi pengakuan kita akan Ke-Maha
Kuasaan Allah Jalla Jalaluhu Wahdah.

————————————————————
——————

٢) SUJUD

» Ekspresi pengakuan kita akan Ke-Maha


Tinggian Derajat serta Kedudukan Allahu
Subhanahu wa Ta'aala.

————————————————————
——————

٣) DUDUK TASYAHUD
» Ekspresi 'Ridho' (kerelaan) serta 'Tawakkal'
(penyerahan diri) kita terhadap kehendak &
keridhoan Allah sepenuhnya.

————————————————————
——————

Dalam kacamata "Qudroh Ilahiyyaah"


(takdir ketuhanan), juga bisa difahami :

~ IKHTIAR (usaha)
~ IRODATULLAH (kehendak Allah)
~ AJRON (hasil/ganjaran)

Ketiganya tidak bisa terpisahkan, pasti saling


berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Juga dalam Pandangan Keilmuan.


Kita dituntut menyeimbangkan antara :
※※※※※※※※※※※※※※※※※※
※※※※※※※※※※※※※※※※※
○ 'ILMU
○ 'AMAL
○ IKHTIAR (usaha)
※※※※※※※※※※※※※※※※※※
※※※※※※※※※※※※※※※※※

Ket :
1. Kita Wajib mengamalkan 'Ilmu yang
diamanahkan oleh Allah kepada kita.

2. Ketika kita hendak mengerjakan Amal


Ibadah apapun, harus didasari dengan
ilmunya yang baik dan benar.
3. Kita Wajib berusaha Menuntut 'Ilmu. Juga
Wajib Berusaha Mengamalkannya dikala
'Ilmu tersebut sudah kita didapati.

Dalam Konteks Thoriqoh sendiri, kita wajib


menuntut berbagai macam 'ilmu yang bisa
membuat kita sampai kepada persaksian
Hakikat dan Ma'rifatullaah (Suluk).

Ketika 'Suluk' tersebut sudah didapat,


kita dituntut menjadi 'Salik' yang mau
& mampu mengamalkan ilmu tersebut
dengan menjalani Thoriqohnya.

Simbol "IWAK TELU SIRAH SANUNGGAL"

Didalam Konteks Tauhid juga bisa


diklasifikasikan terhadap 3 Aspek :
※※※※※※※※※※※※※※※※※※
※※※※※※※※※※※※※※※※※

١ . TAUHID RUBUBIYYAH

» Memurnikan keyakinan kita hanya kepada


Robb Pemelihara Semesta Alam (Allah).

※※※※※※※※※※※※※※※※※※
※※※※※※※※※※※※※※※※※

٢ . TAUHID ULUHIYYAH

» Memanifestasikan penyembahan kita


kepada Allah dengan menjalankan Syariat
Islam.
※※※※※※※※※※※※※※※※※※
※※※※※※※※※※※※※※※※※

٣ . TAUHID ASMAA' WAS SHIFFAT.

» Meyaqini dengan penuh terhadap Nama²


serta Sifat² Allah yang termaktub didalam
Nushush Al-Qur'an maupun Hadits² Nabi.

※※※※※※※※※※※※※※※※※※
※※※※※※※※※※※※※※※※※

Tentunya Ketiga Aspek Tauhid diatas kita lihat


dari kacamata "Ahlus Sunnah wal Jama'ah"
yang memandang bahwa ketiganya
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Tidak seperti Kaum Wahhabi yang memecah
& memilah-milah ketiga aspek tersebut
seperti yang dipaparkan Syaikh Muhammad
bin 'Abdul Wahhab didalam Kitab "At-Tauhid"
miliknya.

Juga dalam memandang Tauhid Asmaa' was


Shiffat, "Ahlus Sunnah wal Jama'ah" tidak
melakukan "Ta'thil" (pengingkaran) serta
"Tajsim" (penyerupaan jasad) terhadap
Nama-nama & Sifat-sifat yang Allah miliki.

"Ahlussunnah wal Jama'ah" juga tidak seperti


Kaum Qodariyyah yang tidak mempercayai
takdir. Juga tidak seperti Kaum Jabbariyyah
yang ketika bermaksiat mereka mengatakan
"Allah yang menakdirkan saya
melakukannya".
Simbol "IWAK TELU SIRAH SANUNGGAL"

Juga menggambarkan IMAN | ISLAM | IHSAN.

IMAN adalah motor penggerak kita


untuk mengerjakan (Syari-at) ISLAM.

Adapun IHSAN adalah suatu DZAUQ (rasa)


yang menjadikan pengamalan kita terhadap
(Syari-at) ISLAM terasa manis & ledzat.

Juga merupakan penggambaran dari :


————————————————————
——————
١) 'ILMUL YAQIN
٢) 'AINUL YAQIN
٣) HAQQUL YAQIN
————————————————————
—————

'Ilmul Yaqin merupakan buah keyakinan yang


bersumber dari 'Ilmu Pengetahuan. 'Ainul
Yaqin buah keyakinan yang timbul dari
persaksian secara langsung. Adapun Haqqul
Yaqin adalah gabungan antara 'Ilmul Yaqin &
'Ainul Yaqin.

Tegasnya ; "KEYAKINAN YANG SEJATI".

Anda mungkin juga menyukai