Anda di halaman 1dari 4

Nama : Heri Tulus Nainggolan

NIM : D1A018105

Kelas : M Sumber Daya Lahan

Materi 02

PEKARANGAN

A. Pengertian

Menurut G.J.A. Terra, pekarangan merupakan sebidang tanah darat yang terletak
langsung di sekeliling rumah, dengan batas-batas yang jelas (boleh berpagar dan boleh tidak),
dan ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Lalu ditambahkan oleh Mohammad Mahfoedi,
yaitu serta masih mempunyai hubungan kepemilikan/fungsional dengan penghuninya.

Jika ditinjau dari ekologinya, pekarangan merupakan habitat yang serasi untuk
berbagai jenis tanaman yang tumbuh secara beragresi dan berasosiasi dalam sistem berlapis-
tingkat (multi-storeyed). Sistem ini memiliki keunggulan, yaitu efisiensi penggunaan cahaya
matahari, penekanan erosi, membantu konservasi air, dan kawasan konservasi plasma nutfah.
Fungsi pekarangan menurut Terra :

1. Sebagai penghasil bahan pangan tambahan selain sawah dan ladang berupa sayuran
dan buah-buahan.
2. Sebagai penghasil uang tunai harian (kelapa, pisang, nangka, dan lain-lain).
3. Sebagai penghasil bumbu-bumbuan, rempah-rempah, obat-obatan/jamu-jamuan,
wangi-wangian (apotek hidup).
4. Sebagai penghasil bahan perumahan, seperti bamboo, sengon, dan lain-lain.
5. Sebagai penghasil kayu bakar, terutama dari sisa-sisa pemangkasan pohon.
6. Sebagai penghasil bahan baku untuk industry kerajinan atau industry kecil (home
industry).
7. Sebagai penghasil ikan dan ternak.

B. Masalah dalam pengembangan pekarangan

1. Terlalu banyak tanaman yang diusahakan sehingga tidak ada lagi tersisa lahan untuk
tanaman baru.
2. Terlalu banyak naungan sehingga bibit yang baru tumbuh sulit berkembang dengan
baik.
3. Lahan yang terlalu padat, dengan kondisi berbatu atau terlalu basah (becek).
4. Kekurangan air pada musim kemarau dan kebanjiran pada musim penghujan.
5. Banyak gangguan ternak dan anak-anak atau bahkan pencurian.

C. Efisiensi produksi zat gizi

Luas kepemilikan lahan di kebanyakan daerah di Indonesia sangat sempit, sehingga


harus diusahakan secara intensif. Agar petani dapat meningkatkan taraf hidup seperti
memanfaatkan hasil dari lahan pekarangan. Ada 2 tipe pekarangan, yaitu: pekarangan lengkap
dan pekarangan gizi.

Pekarangan lengkap dapat dibuat apabila tersedia lahan yang cukup luas, setidak-
tidaknya 600 m2, yang berisikan berbagai jenis buah-buahan dan sayuran dan bahkan
berbagai jenis ikan yang dipelihara di kolam yang hasilnya selain untuk konsumsi sendiri juga
dapat dijual. Untuk menjaga keamanan dari gangguan hewan ternak, maka dianjurkan untuk
membuat pagar di sekeliling pekarangan. Untuk menjamin ketersediaan air yang cukup
sepanjang tahun, terutama di daerah kering, maka perlu dibuatkan sumur.

Apabila hanya memiliki pekarangan yang sempit dan tidak mungkin untuk
mengusahakan ikan, ternak atau buah-buahan pohon, maka dianjurkan menanam sayuran
hijau. Sayuran tersebut dapat ditanam sebagai pagar hidup bagi yang bersifat tahunan
(misalnya katuk) dan sebagai pagar merambat bagi yang bersifat musiman (misalnya kacang-
kacangan). Bedengan sayuran juga tidak dapat luas, sehingga perlu dipilih tanaman dengan
nilai gizi tinggi. Dalam memilih sayuran, perlu diperhatikan efisiensi produksi zat gizi, yang
komponennya adalah: 1) produksi per satuan luas (m2), 2) kandungan gizi per 100g, dan 3)
kecepatan menghasilkan atau frekuensi panen yang tinggi.

Tanaman Hortikultura yang diprioritaskan pengusahaannya di dalam lahan


pekarangan:

1. Vitamin A : mangga, papaya, alpokat, daun-daun hijau.


2. Vitamin C : jambu biji, sirsak, srikaya, cabai besar, papaya.
3. Protein : kacang panjang, buncis, kara, gude, kecipir, petai, lamtoro.
4. Kalori : pisang, alpokat, kelapa, ubi jalar, ganyong, singkong, jagung.
5. Lemak : kelapa, alpokat
6. Uang tunai : cengkeh, alpokat, durian, petai, kelapa, papaya, pisang.

D. Intensifikasi lahan pekarangan

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam upaya intensifikasi lahan pekarangan ini
adalah:

1. Rasionalisasi, yaitu melakukan inventarisasi terhadap tanaman-tanaman yang tidak


bermanfaat lagi, lalu ditebang (dibuang) untuk membuat daerah terbuka.
2. Zonasi atau perwilayahan, yaitu penentuan bagian-bagian mana dari pekarangan yang
diperuntukkan bagi kegiatan umum dan tujuan sosial, wilayah aktif, wilayah pribadi,
wilayah buah-buahan pohon, dan wilayah terbuka untuk sayuran.
3. Persiapan lahan yang baik, yaitu melakukan penggemburan tanah dengan bahan
organik.
4. Persiapan benih/bibit unggul bermutu, yaitu dengan menetapkan skala prioritas
berdasarkan kemudahan tumbuh, cepat menghasilkan, kandungan gizi tinggi, dan
mudah dipasarkan.
5. Pemeliharaan dan penanaman berikutnya, meliputi kegiatan-kegiatan pembuatan
naungan, pemangkasan pohon buah-buahan, penyiangan gulma, pengairan,
pemupukan, serta pemberantasan hama dan penyakit yang dilakukan secara rutin.
6. Pemanenan yang dilakukan tepat waktu, yakni tidak terlalu lambat (untuk
sayursayuran) dan tidak terlalu cepat (untuk buah-buahan) agar mutunya baik dan
kandungan gizinya berada dalam keadaan maksimal, serta laku dipasaran.
Pertanyaan !

Apakah dalam memanfaatkan lahan pekarangan yang diketahui tidak cukup luas kita harus
membuat sistem drainase ?

Anda mungkin juga menyukai