Anda di halaman 1dari 7

MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)

(Clinical Dental Journal) UGM


Vol 3 No 2 – Agustus 2017
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) ISSN 2460-0059 (online)
(Clinical Dental Journal) UGM. Agustus 2017; 3(2): 70-76 Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/mkgk
ISSN 2460-0059 (online)

STUDI KASUS

Autotransplantasi gigi impaksi molar tiga pada recipient site gigi molar satu
dengan granuloma periapikal

Yuni Rahmawati*, Maria Goreti Widiastuti**, Poerwati Soetji Rahajoe***

*Program Studi Bedah Mulut dan Maksilofasial Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
**Poliklinik Bedah Mulut dan Maksilofasial Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia
***Departemen Bedah Mulut & Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
*Jl Denta No 1 Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia; e-mail: yunirahmawatidrg@gmail.com

­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­

ABSTRAK

Autotransplantasi gigi molar adalah salah satu pilihan perawatan yang sangat potensial untuk mendapatkan oklusi
yang sempurna dan mengembalikan fungsi pengunyahan akibat hilangnya gigi molar. Keberhasilan dari transplantasi
tergantung pada kondisi pasien, gigi donor, dan recipient site. Recipient site idealnya harus memiliki dukungan tulang
dan jaringan periodontal yang baik serta tidak adanya inflamasi kronis. Laporan ini menjelaskan mengenai satu kasus
autotransplantasi gigi impaksi molar tiga ke molar satu dengan granuloma periapikal yang diobservasi selama 1 tahun.
Proses autotransplantasi diawali dengan kuretase yang adekuat pada recipient site dilanjutkan dengan pencabutan
gigi donor secara atraumatik. Hasil secara klinis dan radiologi menunjukkan tidak adanya keluhan nyeri, tidak ada
kegoyahan gigi, serta tidak ada gambaran inflamasi pada daerah periapikal. Kondisi recipient site dengan granuloma
periapikal bukan merupakan kontraindikasi absolut untuk dilakukan autotransplantasi. Waktu dan cara pengambilan gigi
donor yang digunakan saat proses pemindahan gigi donor ke recipient site mempengaruhi kondisi ligamen periodontal.

Kata kunci: autotransplantasi; granuloma periapikal; ligamen periodontal; recipient site

ABSTRACT: A Case of third molar autotransplantation into first molar recipient site with periapical granuloma.
Autotransplantation of molar is a potential treatment option to restore perfect occlusion and to improve mastication
following a substantial loss of molars. A succesful transplantation depends on the general patient condition, the donor
tooth, and the recipient site. An ideal recipient site should have sufficient alveolar bone support, periodontal, and tissue
and absence of chronic inflamation. We reported a case of third molar autotransplantation to first molar with periapical
granuloma as recipient site with one year follow-up. Autotransplantation process started with an adequate curettage
of the recipient site immediately, followed by atraumatic donor tooth extraction. The result of clinical and radiological
examination showed no pain, no tooth mobility, and no inflammation at periapical first molar region. Periapical granuloma
at the recipient site is not an absolute contraindication of autotransplantation. Extra-alveolar period and atraumatic
extraction of the donor tooth during autotransplantation affected the condition of periodontal ligament.

Keywords: autotransplantation; periapical granuloma; periodontal ligament; recipient site

PENDAHULUAN Tsukiboshi et al.2 menyatakan bahwa keuntungan


Autotransplantasi gigi molar tiga merupakan yang diperoleh dengan menggunakan gigi pasien
salah satu pilihan perawatan yang sangat potensial sendiri sebagai gigi donor dibandingkan implan
untuk mengembalikan fungsi pengunyahan. atau gigi tiruan antara lain resistensi terhadap
Me­nurut Cohen et al.1 melalui pertimbangan tekanan yang didapat pada daerah oklusal lebih
indikasi klinis yang adekuat, autotransplantasi besar, pemeliharaan ligamen periodontal dan
secara cepat dan ekonomis bisa menggantikan gigi jaringan tulang sekitar lebih mudah serta estetik
yang hilang dengan survival rate lebih dari 90 %. yang lebih baik.

70
Rahmawati, dkk: Autotransplantasi gigi impaksi...

Prosedur autotransplantasi dibagi menjadi granuloma periapikal, bukan merupakan kontra


tiga cara yaitu transplantasi, reposisi gigi, dan indikasi absolut untuk dilakukan autotransplantasi.
replantasi intensional. Pada metode transplantasi,
gigi diekstraksi dari satu lokasi kemudian ditanam METODE
kembali di lokasi yang berbeda. Contohnya, gigi Penderita wanita berusia 20 tahun datang ke
molar tiga ditransplantasikan ke dalam soket gigi Poliklinik Bedah Mulut Rumah Sakit Umum Pusat
molar pertama yang diekstraksi karena karies (RSUP) dr.Sardjito untuk mencabutkan gigi 46
yang luas. Pada cara reposisi gigi, gigi dicabut dan dan gigi 47 karena sering sakit dan menganggu
dimasukkan ke dalam soket yang sama (misalnya pengunyahan. Tidak ada riwayat pembengkakan.
untuk menegakkan gigi molar yang miring). Pada Pemeriksaan intra oral menunjukkan gigi 47
replantasi intensional, gigi diekstraksi kemudian dengan karies profunda, tes perkusi tidak nyeri,
dilakukan perawatan pada gigi tersebut, dan dan tidak ada tanda-tanda inflamasi. Pada gigi 46
ditanam kembali ke dalam soket yang sama.2 terdapat gingival polyp dengan diameter 3 mm, tes
Prosedur ini sebagai pilihan lain dalam terapi bedah perkusi tidak nyeri, tidak ada tanda-tanda inflamasi.
apikal konvensional Pada pemeriksaan orthopanthomogram (OPG)
Autotransplantasi gigi juga dapat menjadi didapatkan gambaran radiolusen berbatas radiopak
pilihan perawatan pada kasus agenesis, erupsi pada kedua apikal gigi 46 yaitu pada akar mesial
ektopik, trauma, gigi rusak atau keadaan patologi dengan diameter 3 mm dan 2 mm pada akar distal.
lainnya. Granuloma periapikal, kista periapikal, dan Tampak gambaran radiolusen pada apikal gigi 47.
abses periapikal merupakan keadaan patologi yang Gigi 48 impaksi dengan jaringan periodontal dalam
sering terjadi pada periapikal gigi. Menurut Clokie kondisi baik dan akar belum terbentuk sempurna
et al. recipient site pada tindakan autotransplantasi (Gambar 1 dan 2).
idealnya harus memiliki dukungan tulang dan Hasil pemeriksaan subyektif, obyektif, dan
jaringan periodontal yang cukup serta tidak adanya radiologis pada penderita mendukung pelaksanaan
inflamasi kronis.3 autotransplantasi gigi 48 ke soket gigi 46. Prosedur
Keberhasilan transplantasi tergantung pada autotransplantasi pada pasien diawali dengan
kondisi pasien, gigi donor dan recipient site. pemberian anestesi lokal, yaitu dengan blok saraf
Kondisi pasien yang mempengaruhi keberhasilan alveolaris inferior dexstra dan lingualis dextra.
transplantasi meliputi usia dan ada tidaknya Kemudian, dilakukan pencabutan gigi 46 dan 47
penyakit sistemik. Gigi donor harus vital, mempunyai yang dilanjutkan dengan pembebasan septum
ligamen periodontal yang baik, mempunyai bentuk soket 46 menggunakan bur fissure serta irigasi salin
akar yang normal, apek gigi dapat terbuka atau diikuti kuretase, dan diakhiri dengan irigasi salin
tertutup, akar gigi lengkap atau tidak lengkap (Gambar 3). Pencabutan gigi 48 dilakukan dengan
(complete atau incomplete), harus diambil dengan pembuatan insisi envelope tanpa pengurangan
pencabutan yang atraumatik dengan pemindahan tulang bukal atau hanya menggunakan luksator
gigi ke soket tujuan secara cepat.3 Kondisi lokasi secara minimal. Gigi 48 kemudian dipindahkan ke
resipien harus memiliki dukungan tulang alveolar dalam soket 46 dalam waktu 6 menit (Gambar 4
yang adekuat, memiliki jaringan penyangga yang dan 5).
sehat, serta tidak ada inflamasi akut dan infeksi Gigi 48 diadaptasikan ke dalam soket gigi
kronik. 46 kemudian dilakukan fiksasi dengan metode
Tujuan penulisan ini adalah melaporkan satu Essig pada gigi 44, 45, dan 48 (Gambar 6–8).
kasus autotransplantasi gigi impaksi molar tiga ke Oklusal grinding dilakukan untuk membebaskan
dalam soket gigi molar satu dengan granuloma kontak dengan gigi antagonis (Gambar 9 dan 10).
periapikal dengan diobservasi selama satu tahun. Penjahitan soket gigi 48 dilakukan menggunakan
Idealnya, lokasi resipien harus bebas dari infeksi benang silk 3.0. Antibiotik Amoxicilin 500 mg per 8
kronis. Namun pada kondisi tertentu seperti jam dan Kalium Diklofenak 50 mg per 8 jam selama

71
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)
(Clinical Dental Journal) UGM. Agustus 2017; 3(2): 70-76
ISSN 2460-0059 (online)

5 hari pasca operasi. Pasien disarankan untuk mengunyah selama 1 bulan pertama, dilanjutkan
tidak berkumur selama 24 jam pertama pasca dengan diet lunak pada bulan kedua, kemudian
operasi serta menjaga kebersihan mulut dengan mengunyah secara bertahap hingga kembali ke
obat kumur Chlorhexidine pada 24 jam berikutnya. fungsi normal selama bulan ketiga.
Gigi yang ditransplantasikan tidak boleh dipakai
Gambar
Gambar 1. 1. Rontgen
Rontgen panoramik
panoramik sebelum
sebelum operasi
operasi GaG

Gambar 1. Rontgen panoramik sebelum operasi G

Rahmawati,
Rahmawati,
dkk: dkk:
Autotransplantasi
Autotransplantasi
gigi impaksi...
gigi impaksi...

Rahmawati, dkk: Autotransplantasi gigi impaksi...


Rahmawati, dkk: Autotransplantasi gigi impaksi...
Gambar
Gambar
Gambar1. 1.
1.Rontgen
Rontgen
Rontgen
panoramik
panoramik
sebelum
panoramik sebelum
sebelum operasi Gambar
operasi Gambar2. Gambaran
2. Gambaran klinis
klinis
sebelum
sebelum operasi
operasi
Gambar
Gambar 3.
3. 3. Pencabutan
Pencabutan gigi
gigi 46,46,
4747 Gambar
diikuti Gambar
diikuti 4. 4P
Gambar dkk:
Rahmawati, 2. Gambaran
Autotransplantasi gigi impaksi... Gambar Pencabutan
operasi dengan pembebasan
dengan septum4646
klinis sebelum operasi gigi 46,pembebasan
47 septum
Rontgen panoramik sebelum operasi
. Rontgen panoramik sebelum operasi
Gambar 2. Gambaran klinis sebelum operasi
Gambar 2. Gambaran klinis sebelum operasi Rahmawati, dkk: Autotransplantasi
Gambargigi 3.impaksi...
Pencabutan gigi 46, 47 diikuti Gambar 4.
Rontgen panoramik sebelum operasi Gambar 2. Gambaran klinis sebelum operasi dengan pembebasan septum 46

Gambar 1. Rontgen panoramik sebelum operasi Gambar 2. Gambaran klinis sebelum operasi

Gambar
Gambar
3. Pencabutan
3. Pencabutan
gigigigi
46, 46, 47 diikutiGambar
47 diikuti Gambar
4. Pencabutan
4. Pencabutan
gigigigi
48 48 Gambar
Gambar
5. Pemindahan
5. Pemindahan
gigigigi
48 48
dengan
dengan
pembebasan
pembebasan
septum
septum
46 46 ke dalam
ke dalam
soket
soket
46 46

Pencabutan gigi
. Pencabutan 46,46,
gigi 4747 diikuti Gambar
diikuti Gambar4.4.Pencabutan
Pencabutangigi
gigi48
48 Gambar
Gambar 5. Pemindahan
5. Pemindahan
5. Pemindahan gigi
gigigigi
48 4848 Gambar
Gambar 6. 6. Reposisi
Reposisi gigi
gigi 4848
keke dalam
dalam soket Gambar
soketGambar 7.
Gambar 4. Pencabutan Gambar 6. Reposisi gigi
bebasan septum
embebasan septum4646 ke dalam
dengan
soket 46
soket
pembebasan
46septum 46
Pencabutan gigi 46, 47 diikuti gigi 48 4. Pencabutan gigi 48
Gambar Gambar 5. Pemindahan gigi 48 48 ke dalam soket
mbebasan septum 46 keke
dalam soket
dalam 4646
soket Gambar 6. Reposisi gigi 48 ke dalam soket Gambar 7
Gambar 3. Pencabutan gigi 46, 47 diikuti Gambar 4. Pencabutan gigi 48 Gambar 5. Pemindahan gigi 48
dengan pembebasan septum 46 ke dalam soket 46

Gambar
Gambar
6. Reposisi
6. Reposisi
gigigigi
48 ke
48 dalam
ke dalam
soket Gambar
soket Gambar
7. Pengecekan
7. Pengecekan
kontak
kontak oklusiGambar
oklusi Gambar
8. Fiksasi
8. Fiksasi
dengan
dengan
metode
metode
Essig
Essig
Gambar
Gambar 9. 9. Occusal
Occusal Gambar
adjustment Gambar
adjustment 10.10. Pasca
Pasca au

. Reposisi gigi 48 ke dalam soket Gambar 7. Pengecekan kontak oklusi Gambar 8. Fiksasi dengan metode Essig
Reposisi gigi 48 ke dalam soket Gambar 7. Pengecekan kontak oklusi Gambar 8. Fiksasi dengan metode Essig
Reposisi gigi 48 ke dalam soket Gambar 7. Pengecekan kontak oklusi Gambar 8. Fiksasi dengan metode Essig Gambar 9. Occusal adjustment Gambar 10. Pasca a
Gambar 7. Pengecekan Gambar 8. Fiksasi Gambar 9. Occusal
kontak oklusi dengan metode Essig adjustment
Gambar 6. Reposisi gigi 48 ke dalam soket Gambar 7. Pengecekan kontak oklusi Gambar 8. Fiksasi dengan metode Essig

Gambar
Gambar
9. Occusal
9. Occusal adjustmentGambar
adjustment Gambar
10. 10.
Pasca
Pasca autotransplantasi Gambar
autotransplantasi Gambar 11. 11.
Rontgen
Rontgen
pasca
pasca
autotransplantasi
autotransplantasi
pada
pada
kontrol
kontrol
1 minggu
1 minggu
Gambar
Gambar 12.12. Rontgen
Rontgen pasca
pasca autotransplantasi
autotransplantasi pada
pada ko
kont
. Occusal adjustment Gambar 10. Pasca autotransplantasi Gambar 11. Rontgen pasca autotransplantasi pada
Occusal adjustment Gambar 10. Pasca autotransplantasi Gambar
kontrol 111. Rontgen pasca autotransplantasi pada
minggu
Occusal adjustment Gambar 10. Pasca autotransplantasi Gambar
kontrol 111. Rontgen pasca autotransplantasi pada
minggu
kontrol 1 minggu Gambar 12. Rontgen pasca autotransplantasi pada kon

Gambar 9. Occusal adjustment Gambar 10. Pasca autotransplantasi Gambar 11. Rontgen pasca autotransplantasi pada
Gambar 10. Pasca Gambar
kontrol 11. Rontgen pasca
1 minggu
autotran­splantasi autotransplantasi pada kontrol 1 minggu

Gambar
Gambar
12. 12.
Rontgen
Rontgen
pasca
pasca
autotransplantasi
autotransplantasi
pada
pada
kontrol
kontrol
6 minggu
6 minggu Gambar
Gambar 13. 13.
Rontgen
Rontgen
pasca
pasca
autotransplantasi
autotransplantasi
pada
pada
kontrol
kontrol
6 bulan
6 bulan
72
2. Rontgen pasca autotransplantasi pada kontrol 6 minggu Gambar 13. Rontgen pasca autotransplantasi pada
kontrol 613.
Gambar bulan
2.Rontgen
Rontgenpasca
pascaautotransplantasi
autotransplantasipada
pada kontrol
kontrol 6
6 minggu
minggu Gambar Rontgenpasca
13. Rontgen pascaautotransplantasi
autotransplantasi pada
pada
kontrol 6 bulan
kontrol 6 bulan
Gambar 12. Rontgen pasca autotransplantasi pada kontrol 6 minggu Gambar 13. Rontgen pasca autotransplantasi pada
Rahmawati, dkk: Autotransplantasi gigi impaksi...

Gambar 9.Gambar
Occusal9.adjustment Gambar 10.
Occusal adjustment Gambar
Pasca 10.
autotransplantasi Gambar 11.
Pasca autotransplantasi Gambar
Rontgen11.pasca
Rontgen
autotransplantasi
pasca autotransplantasi
pada pada
kontrol 1 minggu
kontrol 1 minggu

Gambar
Gambar 12.
Gambar 12.pasca
12.
Rontgen Rontgen
Rontgen pasca autotransplantasi
autotransplantasi
pasca pada kontrol
pada
6 minggu Gambar
Gambar13.
kontrol 6 minggu 13.Rontgen
Gambar
Rontgen pasca
13.
pasca autotransplantasi
Rontgen
autotransplantasi
pasca autotransplantasi
pada pada
autotransplantasi pada kontrol 6 minggu kontrol
pada 6 bulan
kontrol kontrol
6 bulan6 bulan

Gambar
Gambar14.
14.Rontgen
Rontgenpasca
pasca autotransplantasi pada kontrol 1 tahun
autotransplantasi pada kontrol 1 tahun

Pemeriksaan klinis seminggu setelah auto­­ masalah. Yang termasuk sebagai indikator keber­
transplantasi menunjukkan tidak terdapat ada­ hasilan transplantasi adalah perbaikan ligamen
nya tanda-tanda inflamasi, namun nyeri bila periodontal yang ditentukan oleh vitalitas ligamen
minum dingin. Satu bulan pasca operasi, pada periodontal yang menempel pada akar donor gigi.4,5
pemeriksaan klinis tidak terdapat keluhan dan Tiga hari setelah proses transplantasi, fibrin, dan
pada pemeriksaan radiologi terdapat gambaran eritrosit menyebar di antara ligamen periodontal
radiolusen pada daerah periapiakal (Gambar 11). yang menempel pada akar gigi dan yang tertinggal
Ketika kontrol 6 minggu, dilakukan pelepasan pada soket bekas pencabutan. Satu hingga dua
fiksasi Essiq. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan minggu kemudian, fibroblas dan kolagen fiber
tidak nampak adanya inflamasi, tidak ada keluhan, muncul pada titik-titik tertentu yang merupakan awal
dan gambaran radiolusen pada foto periapikal proses perbaikan ligamen periodontal. Tiga sampai
sudah berkurang (Gambar 12). Pada kontrol 6 empat minggu kemudian terjadi proliferasi fibroblas
bulan, tidak ada kegoyahan gigi, test vitalitas gigi dan mulai terbentuk bundel serabut kolagen.
dengan chlor ethyl menunjukkan gigi vital, dan Pada delapan minggu setelah transplantasi,
pada pemeriksaan radiologi tampak gambaran dapat dilihat adanya pembentukan ligamen perio­
radiolusen pada periapikal (Gambar 13). Kontrol dontal dan bundel serabut kolagen, dilanjutkan
1 tahun, tidak ada kegoyahan gigi, test vitalitas dengan pertumbuhan jaringan sekitar akar. Secara
gigi dengan chlor ethyl menunjukkan gigi vital, radiografis, tidak adanya resorbsi akar dan lamina
dan pada pemeriksaan radiologi tidak tampak dura tampak utuh.2,6 Epitel Mallasez yang terdapat
gambaran radiolusen pada periapikal (Gambar 14). dalam periodontal ligamen bertugas memproduksi
Selama ini pasien menggunakan gigi yang telah Prostaglandin E2 untuk mengaktifkan osteoklas.
diautotransplantasi untuk mengunyah sehari-hari. Osteoklas menstimulasi kerusakan tulang dan
berperan pada proses remodeling tulang. Pada
PEMBAHASAN
kasus autotransplantasi, terjadi peningkatan sekresi
Perkembangan pesat pada teknik implantasi dan Prostaglandin E2 dari epitel Mallasez sehingga
rekonstruksi alveolar ridge menciptakan me­
tode menstimuli proses remodeling pada tulang alveolar
baru dalam kedokteran gigi modern sehingga soket implantasi. Studi kasus yang dilakukan
kehilangan gigi sudah bukan merupakan suatu Struys et al7 terhadap autotransplantasi gigi molar

73
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)
(Clinical Dental Journal) UGM. Agustus 2017; 3(2): 70-76
ISSN 2460-0059 (online)

lengkap menunjukkan pembesaran epitel Mallasez Granuloma periapikal merupakan massa


pada pemeriksaan mikroskopik. Pembesaran epitel yang mengandung jaringan granulasi yang
Mallasez diikuti dengan pertumbuhan pembuluh terbentuk karena inflamasi kronis yang terjadi
darah ligamen periodontal menunjukkan keberha­ pada apikal gigi non vital.11 Granuloma periapikal
silan autotransplantasi. diklasifikasikan berdasarkan kandungan sel-sel
Teknik atraumatik merupakan syarat mutlak radang kronis, yaitu awal, intermediate, dan akhir
pada autotransplantasi untuk mengurangi keru­ (healing). Shafer menyatakan tahap awal ditandai
sakan pada ligamen periodontal. Viabilitas ligamen dengan hiperemi, edema, dan sel inflamasi kronis
periodontal adalah salah satu hal penting yang yang didominasi makrofag di ligamen periodontal.12
mempengaruhi keberhasilan adaptasi gigi donor Pada tahap intermediate terjadi peningkatan
ke lokasi resipien. Oleh sebab itu, pemindahan vaskularisasi disertai dengan resorbsi akar. Tahap
donor gigi ke dalam soket ke lokasi resipien harus akhir (healing) menunjukkan sel radang kronis dan
dilakukan segera. Penelitian Andreasen et al.8 dan pembuluh darah dalam jumlah sedikit, terdapat
Teixeira et al.9 menyatakan bahwa bila waktu pe- fibroblas dalam jumlah besar, dan adanya granula
mindahan gigi donor ke dalam soket recipient site hemosiderin dalam jaringan fibrosa. Kuretase yang
melebihi 18 menit, maka akan mempengaruhi sur- adekuat merupakan salah satu tindakan yang harus
vival rate sel-sel ligamen periodontal. Dalam kasus dilakukan untuk mempersiapkan lokasi resipien.
ini, pemindahan gigi 48 ke dalam soket 46 dilakukan Kriteria kuretase yang adekuat yaitu sudah tidak
dalam waktu 6 menit. Menurut penelitian Lee et al.5 adanya jaringan granulasi, darah yang keluar dari
menggunakan aplikasi Computer-aided Rapid Pro- soket adalah darah segar dan alat kuret menyentuh
totyping (CARP), rerata waktu pemindahan gigi do- tulang, sehingga akan memberikan aliran darah
nor ke lokasi resipien adalah 7,4 menit. Selain kece- yang cukup untuk proses penyembuhan jaringan
patan pemindahan gigi, irigasi dengan salin mampu sekitar.
memperpanjang aktivitas metabolisme sel-sel liga- Beberapa penelitian menunjukkan survival
men periodontal. Hal ini disebabkan salin me­miliki rate pada autotransplantasi sebesar 75,3%-
pH dan osmilalitas fisiologis namun tidak memiliki 91%. Autotransplantasi pada akar komplit se­
kandungan glukosa, kalsium dan ion magnesium. ring mengalami kegagalan vaskularisasi dan
Dukungan tulang dan jaringan periodontal per­baikan pulpa sehingga perlu dilakukan pera­
pada lokasi resipien, serta tidak adanya infla­ watan endodontik untuk meminimalkan terjadinya
masi kronis merupakan syarat keberhasilan trans­ resorbsi inflamasi. Pada kasus ini, gigi 48 impaksi
plantasi. Pada kasus ini dilakukan transplantasi dengan perkembangan akar tahap 5 yaitu apeks
dengan pertimbangan diameter granuloma pe­ masih terbuka sebagian, tidak diberikan perawatan
ria­
pikal pada pemeriksaan radiologi kurang endodontik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian
dari 5 mm serta tidak adanya gum boil pada Reich13 yang menunjukkan angka keberhasilan
pemeriksaan klinis. Hal ini menunjukkan belum transplantasi gigi molar tanpa perawatan endodontik
terjadi kerusakan pada tulang alveolar yang luas. 95%, sedangkan Gonnisen et al.14 sebesar 75,3%.
Panduan dari asosiasi endodontis Amerika tentang Perawatan endodontik tidak diberikan pada gigi 48
lesi periapikal,10 menyatakan bahwa tindakan yang dalam kasus ini karena tes vitalitas menunjukkan
diberikan terhadap lesi periapikal dengan diameter gigi vital. Hal ini didukung oleh pernyataan Lef­
kurang dari 5 mm adalah terapi konservatif dan fingwell15 bahwa gigi dengan apikal gigi terbuka bisa
observasi jangka pendek. Tanda-tanda infeksi mengalami revaskularisasi dan reinervasi, namun
pada jaringan periodontal meliputi kondisi gingiva perawatan endodontik tetap harus dilakukan.
yang mudah berdarah, penurunan perlekatan Azevedo et al.16 menyarankan bahwa waktu yang
gingiva, penurunan puncak tulang alveolar, hingga tepat untuk melakukan perawatan saluran akar
terjadinya kehilangan gigi. Tanda-tanda tersebut pada gigi yang telah ditransplantasi adalah 15
tidak nampak pada kasus ini. hari setelah proses transplantasi atau ditunda

74
Rahmawati, dkk: Autotransplantasi gigi impaksi...

hingga gigi telah stabil yaitu 40 hari setelah proses dapat diketahui bahwa setelah satu tahun
transplantasi untuk meningkatkan survival rate. autotransplantasi, tampak penyembuhan tulang
Usia pasien berpengaruh terhadap keber­ komplit dengan trabekulasi disertai lamina dura.
hasilan transplantasi. Regenerasi ligamen perio­ Penentuan keberhasilan atau kegagalan
dontal menurun seiring dengan bertambahnya autotransplantasi, dinilai dengan melihat kondisi
usia. Selain itu, densitas tulang mandibula akan klinis dan radiografis. Pada observasi setelah
meningkat sehingga resiko trauma pencabutan 1 tahun, tidak ditemukan kegoyahan gigi pada
akan semakin besar. Kelainan sistemik, seperti pemeriksaan klinis dan gambaran radiolusen
diabetes mellitus yang bisa mempengaruhi periapikal pada pemeriksaan radiografis. Kondisi
kondisi periodontal, merupakan faktor yang ikut ini menunjukkan keberhasilan autotransplantasi
diper­timbangkan sebelum melakukan tindakan seperti yang dinyatakan oleh Czochrowska et al.19
autotranplantasi. Resorbsi, inflamasi, dan dan Kallu et al.20 yaitu autotranplantasi dinyatakan
ankilosis adalah tanda-tanda kegagalan dalam berhasil apabila jaringan periodontal normal,
transplantasi. Dalam kasus ini tidak dijumpai tidak ada resorbsi akar yang progresif, tidak ada
tanda kegagalan tersebut. Hal ini dapat dikaitkan ankilosis, tidak ada kegoyahan gigi, dan tidak ada
dengan pengambilan gigi donor dilakukan secara infeksi periapikal. Ankilosis ditunjukkan melalui
atraumatik dengan hanya memegang mahkota tidak adanya gambaran radiolusen di antara
gigi saat pengambilan untuk mencegah rusaknya akar gigi donor dengan tulang alveolar pada
ligamen periodontal, meminimalkan waktu pemin­ lokasi resipien dan tidak ada kegoyahan. Pasien
dahan donor gigi ke dalam soket di lokasi resipien merasa lebih nyaman menggunakan gigi yang
dengan cara tetap meletakkan gigi di dalam soket telah ditransplantasi untuk mengunyah sehari-hari,
donor selama mempersiapkan lokasi resipien Hal ini sesuai dengan penelitian Chamberlin dan
mampu mempertahankan periodontal ligamen Georig bahwa kriteria keberhasilan transplantasi
dalam keadaan vital. gigi adalah bahwa fungsi pengunyahan dapat
Gigi yang telah diadaptasikan ke dalam dilakukan dengan nyaman tanpa disertai keluhan.21
soket harus difiksasi untuk menjaga kestabilan.
KESIMPULAN
Hal ini mempengaruhi proses penyembuhan
jaringan periodontal. Terdapat berbagai jenis fik­ Transplantasi gigi molar tiga ke soket molar satu
sasi sementara, di antaranya splint akrilik, resin dengan granuloma periapikal menunjukkan
komposit, splint fiber, penjahitan, wire ligature, hasil baik selama 1 tahun. Kondisi lokasi resi­
dan arch bar. Fiksasi dipasang selama 7-10 hari pien dengan granuloma periapikal bukan meru­
pada kasus ekstrusi gigi, selama 2-3 minggu pada pakan kontraindikasi absolut untuk dilakukan
trauma lateral luksasi dan selama 4-6 minggu pada autotransplantasi. Pemilihan gigi donor dan
kasus cedera traumatik yang melibatkan kerusakan lokasi resipien harus mempertimbangkan ukuran
tulang bukal dan palatal.17 Pada kasus ini penulis granuloma periapikal, kondisi tulang alveolar
menggunakan fiksasi ligatur wire karena mudah, lokasi resipien, usia pasien, serta teknik yang tepat
murah, dan sesuai untuk kasus free end yang untuk melakukan autotransplantasi agar dapat
membutuhkan stabilitas yang lebih besar. memberikan hasil perawatan yang baik. Observasi
Proses penyembuhan tulang diklasifikasikan lebih lanjut terkait vitalitas gigi perlu dilakukan
menjadi 3, yaitu penyembuhan tulang alveolar terhadap pasien dalam kasus ini.
incomplete yang ditunjukkan oleh area ligamen
DAFTAR PUSTAKA
periodontal yang lebih lebar, penyembuhan tulang
alveolar dengan trabekulasi periodontal komplit 1. Cohen AS, Shen TC, Pogrel MA. Transplanting
tanpa disertai lamina dura dan penyembuhan teeth successfully: autografts and allografts
tulang komplit dengan trabekulasi disertai lamina that work. J Am Dent Assoc [Internet]. 1995;
dura.18 Dari pemeriksaan foto periapikal pasien, 126(4): 481–485.

75
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)
(Clinical Dental Journal) UGM. Agustus 2017; 3(2): 70-76
ISSN 2460-0059 (online)

2. Tsukiboshi M. Autotransplantation of teeth. 13. Reich PP. Autogenous transplantation of


Illinois: Quintessence Publishing Co, Inc; maxillary and mandibular molars. J Oral
2001. 1-169. Maxillofac Surg. 2008; 66: 2314–2317.
3. Clokie CML, Yau DM, Chano L. Autogenous 14. Gonnissen H, Politis C, Schepers S,
tooth transplantation: an alternative to dental Lambrichts I, Vrielinck L, Sun Y, et al. Long-term
implant placement ? (transplantation de dent success and survival rates of autogenously
autogène vs la pose d ’un implant dentaire). transplanted canines. Oral Surg Oral Med
J Can Dent Assoc (Tor). 2001; 67: 92–6. Oral Pathol Oral Radiol Endod. 2010;110(5):
4. Tsukiboshi M. Autotransplantation of teeth: 570–578.
requirements for predictable success. Dent 15. Leffingwell C. Autogenous tooth
Traumatol. 2002; 18(4): 157–180. transplantation: a therapeutic alterntive. Dent
5. Lee SJ. Clinical application of computer-aided Surv. 1980; 56(2): 22–26.
rapid prototyping for tooth transplantation. 16. Azevedo PC, Moura CCG, Zanetta-Barbosa
Aust Endod J. 2004; 30(1): 29–31. D, Bernadineli N. Time of endodontic treatment
6. Thomas S, Turner SR, Sandy JR. in autogenic transplants of mature teeth:
Autotransplantation of teeth: is there a role? Histological study in dogs. Oral Surgery, Oral
Br J Orthod. 1998; 25(4): 275–82. Med Oral Pathol Oral Radiol Endodontology.
7. Struys T, Schuermans J, Corpas L, Politis C, 2007; 104(2): 287–293.
Vrielinck L, Schepers S, et al. Proliferation of 17. Michael E. Principle of internal fixation of
epithelial rests of Malassez following auto- the craniomaxillofacial skeleton trauma and
transplantation of third molars: a case report. orthognatic surgery. Switzerland: AOCMF;
J Med Case Rep [Internet]. 2010;4(1):328. 2012. 104-105.
Available from: http://www.pubmedcentral.nih. 18. Waikakul A, Punwutikorn J, Kasetsuwan
gov/articlerender.fcgi?artid=2972302&tool= J, Korsuwannawong S. Alveolar bone changes
pmcentrez&rendertype =abstract. in autogenous tooth transplantation. Oral Surg
8. Andreasen JO. The effect of pulp extirpation Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod.
or root canal treatment on periodontal healing 2011; 111(3): e1-7.
after replantation of permanent incisors in 19. Czochrowska EM, Stenvik A, Bjercke
monkeys. J Endod. 1981; 7(6): 245–252. B, Zachrisson BU. Outcome of tooth
9. Teixeira CS, Pasternak B, Vansan LP, Sousa- transplantation: Survival and success rates
Neto MD. Autogenous transplantation of 17-41 years posttreatment. Am J Orthod
teeth with complete root formation: Two case Dentofac Orthop. 2002; 121(2): 110–119.
reports. Int Endod J. 2006; 39(12): 977–985. 20. Kallu R, Vinckier F, Politis C, Mwalili S, Willems
10. Gallego RD, Torres LD, GarcIa CM, Romero G. Tooth transplantations: A descriptive
RM, Infante CP, Gutierrez PJ. Diagnostico retrospective study. Int J Oral Maxillofac Surg.
diferencial y enfoque terapeutico de los 2006; 34(7): 745–755.
quistes radiculares en la pr ‡ ctica odontol — 21. Chamberlin JH, Goerig AC. Rationale for
gica cotidiana. Med Oral. 2002; 7: 54–62. treatment and management of avulsed teeth.
11. Neville B, Damm D, Allen C, Bouquot J. Oral & J Am Dent Assoc. 1980; 101(3): 471–475.
maxillofacial pathology (2nd ed.). Philadelphia:
W.B. Saunders; 2002. 113-124.
12. Shafer W, Hine M, Levy B. A textbook of Oral
Pathology. 4th ed. Philadelphia, New York:
W.B. Saunders Company; 1983. 486-2.

76

Anda mungkin juga menyukai