Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN

PUBLIC CAMPAIGN

UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI (UPG) PADA


SATUAN KERJA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB SLEMAN
BULAN SEPTEMBER TAHUN 2020

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas perkenan dan ridho-
Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) pada Unit
Pelaksana Teknis Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Sleman Bulan September tahun 2020

Kegiatan pengendalian gratifikasi di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Lembaga


Pemasyarakatan Klas IIB Sleman diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
pegawai mengenai gratifikasi sehingga budaya pemberian dan penerimaan
gratifikasi kepada / oleh penyelenggara Negara dan pegawai negeri dapat dihentikan,
maka tindak pidana pemerasan dan suap / praktek korupsi lainnya dapat dihilangkan.

Akhir kata, kami dari Tim Unit Pengendalian Gratifikasi akan bekerja
semaksimal mungkin di masa-masa yang akan datang untuk memberikan pemahaman
tentang gratifikasi di Lingkungan Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Sleman.

Sleman, 9 September 2020

Ketua Pokja V

Wahyu Diyanto
NIP. 19760523 200112 1 00
LAPORAN KEGIATAN UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI
(UPG) PADA SATUAN KERJA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB
SLEMAN BULAN SEPTEMBER 2020

A. Pendahuluan
Disiplin Pegawai Negeri (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk mentaati 17 kewajiban dan menghindari 15 larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran disiplin adalah setiap
ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun
di luarjam kerja.
Setiap gratifikasi kepada PNS atau penyelenggara Negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya. Ketentuan gratifikasi adalah nilai Rp. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah) atau lebih maka pembuktian bahwa suap dilakukan penerima,
nilai kurang Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) maka pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan suap dilakukan oleh penuntut umum dan tidak berlaku
suap bila dilaporkan ke KPK dalam waktu 30 hari kerja.
Korupsi menurut UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 adalah
setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara
atau perekonomian Negara, dipidanan dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun , denda paling sedikit
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp.1.000.000.000,-.(satu milyar rupiah). Terdapat 30 bentuk dan jenis
korupsi yang dapat dikelompokkan dalam kerugian keuangan
Negara, suap menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang,
benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
B. Dasar hukum
1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang - Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
(3847) sebagaimana telah diubah denga Undang Undang Nomor 20 Tahun
2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250);
3. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor (4250);
4. Undang - Undang Nomor5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 28 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan
Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1698);
7. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 84);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012 -
2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 - 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Aturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita Negara Repubik Indonesia Tahun
2016 Nomor 186);

10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 58 Tahun
2016 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.

Tugas UPG pada Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pemasyarakatan


Kelas IIB Sleman sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman Nomor :
W.14.PAS.PAS.3- -PR.01.01 Tangganl 6 Januari Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan data terkait perkembangan system


pengendalian Gratifikasi sebagaimana management tools bagi pimpinan
instansi;
2. Menerima laporan adanya Gratifikasi dan melakukan pencatatan
kelengkapan laporan Gratifikasi;
3. Mereview laporan Gratifikasi yang disampaikan pelapor;
4. Meminta keterangan kepada pelapor dalam hal yang diperlukan;
5. Menentukan dan memberikan rekomendasi atas penanganan dan
pemanfaatan Gratifikasi yang tidak dianggap suap terkait kedinasan;
6. Menerima barang hasil Gratifikasi dari penerima yang telah mendapatkan
penetapan status dan meneruskannya kepada KPK atau langsung kepada
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan penyampaikan bukti penyerahan
barang kepada KPK;
7. Menindaklanjuti rekomendasi dari UPG Pusat atau KPK dalam hal
penanganan dan pemanfaatan Gratifikasi;
8. Memantau tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan oleh UPG Pusat
dan KPK atas pemanfaatan penerimaan Gratifikasi yang ditetapkan menjadi
milik Negara atau milik pelapor/ penerima Gratifikasi;
9. Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada UPG Pusat dalam hal
terjadi pelanggaran Peraturan Menteri ini oleh pegawai di
lingkungan kerja berkenaan;
10. B erkoordinasi dengan U PG Pusat untuk m elaksanakan
sosialisasi/ internalisasi atas ketentuan Gratifikasi dan penerapan
pengendalian Gratifikasi;
11. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan UPG Pusat dalam
Pelaksanaan pengendalian Gratifikasi;
12. Menyampaikan rekapitulasi Laporan Triwulan pengendalian Gratifikasi paling
lambat setiap tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya;

13. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian gratifikasi

C. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam rangka penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan wujud integritas
pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan, membangun kerjasama yang harmonis
dan meningkatkan kualitas kelembagaan, kegiatan kelembagaan tidak terlepas dari hubungan dan
interaksi dengan para pemangku kepentingan serta pihak- pihak lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Pokja V (Penguatan Pengawasan) Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Sleman melakukan kegiatan Sosialisasi kepada seluruh WBP

Nama kegiatan : Sosialisasi Kegiatan Publik Campaign kepada WBP


Hari / tanggal : Senin / 7 September 2020
Jam / tempat : 08.00-selesai / Aula Lapas Kelas IIB Sleman
Peserta : Seluruh WBP Lapas Kelas IIB Sleman

Kegiatan Publik Campaign yang dilakukan oleh Unit Pengendalian Gratifikasi Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman kepada WBP dilakukan dengan tujuan agar WBP Lapas Kelas
IIB Sleman memahami bahwa semua layanan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Sleman adalah “0 Rupiah”
D. Penutup

Unit Pengendalian Gratifikasi(UPG) telah melaksanakan kegiatan sebagai


upaya untuk mendorong terwujudnya tata kelola di Unit Pelaksana Teknis
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman yang baik dan bersih di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta.

Demikian laporan ini disusun, sebagai bahan evaluasi guna


mendorong perbaikan di masa yang akan datang.

Sleman, 9 September 2020

Ketua Pokja V

Wahyu Diyanto
NIP. 19760523 200112 1 00
DOKUMENTASI KEGIATAN

Sosialisasi Kegiatan Publik Campaign kepada WBP


LAPORAN KEGIATAN
PUBLIC CAMPAIGN

UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI

(UPG) PADA SATUAN KERJA

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB SLEMAN

BULAN SEPTEMBER TAHUN 2020

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
I. PENDAHULUAN

A. Umum :
1. Kegiatan Publik Campaign Pengendalian Gratifikasi di Lapas Kelas IIB Sleman
merupakan kegiatan yang terus dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan
dan seluruh pegawai untuk memberikan informasi memadai kepada seluruh
masyarakat tentang informasi bahwa seluruh layanan di Lingkungan Lapas Kelas
IIB Sleman tidak berbiaya.
2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai langkah menuju pembangunan Zona
Integritas di lingkungan Lembaga Pem asyarakatan Kelas IIB Sleman.

B. Dasar :
1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang - Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor (3847) sebagaimana telah diubah denga Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4250);
3. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor (4250);
4. Undang - Undang Nomor5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil (PNS) Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 28 Tahun
2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1698);
7. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 84);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun
2012 - 2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 - 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Aturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Berita Negara Repubik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186);

10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 58 Tahun
2016 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.

C. Personel :
1. H. Kusnan
2. M. Syukron Anshori
3. Wahyu Diyanto
4. Todi Laksono
5. Diaz Syuhada
6. Deni Eko Widhiyanto
7. Kelik Yuniantoro
8. Indra Dwi Nugroho
D. Maksud dan Tujuan :
1. Maksud dari pelaksanaan Kegiatan Publik Campaign Unit Pengendalian
Gratifikas yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman
adalah demi tercapainya wilayah yang bersih bebas dari tindak Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman.
2. Adapun tujuanya adalah untuk tercapainya efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman.

E. Ruang Lingkup
Materi yang tertuang dalam laporan ini merupakan bentuk kegiatan Publik
Campaign tentang Anti Gratifikasi di Lapas Kelas IIB Sleman periode Bulan
September Tahun 2020.

F. Tata urut
1. Pendahuluan

2. Pelaksanaan
3. Hasil yang Dicapai
4. Kesimpulan
5. Saran
6. Penutup

II. PELAKSANAAN

Dalam rangka penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi
dan nepotisme di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan
wujud integritas pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan,
membangun kerjasama yang harmonis dan meningkatkan kualitas kelembagaan,
kegiatan kelembagaan tidak terlepas dari hubungan dan interaksi dengan para
pemangku kepentingan serta pihak-pihak lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Pokja V (Penguatan Pengawasan)
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman melakukan kegiatan Sosialisasi kepada
seluruh jajaran petugas.

Nama kegiatan : Sosialisasi Kegiatan Publik Campaign

Hari / tanggal : 7 September 2020

Jam / tempat : 08.00-selesai / Aula Lapas Kelas IIB Sleman

Peserta : Jajaran Petugas di Lapas Kelas IIB Sleman


Keharusan melaksanakan reformasi birokrasi adalah untuk mewujudkan cita-cita reformasi
yaitu memberantas KKN guna mewujudkan zona integritas
IV. KESIMPULAN
Bahwa pelaksanaan public campaign tentang Anti Gratifikasi kepada WBP dalam
rangka sosialisasi anti Gratifikasi dan Pungli sebagai bentuk pengendalian pencegahan
adanya praktik KKN berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan.

V. SARAN
Agar lebih ditingkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang anti gratifikasi di lingkungan
lembaga pemasyarakatan kelas IIB Sleman.

VI. PENUTUP
Demikian laporan hasil pelaksanaan tugas pengawasan dan monitoring ini dibuat sebagai
bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut.

Sleman, 9 September 2020

Ketua Pokja V

Wahyu Diyanto
NIP. 19760523 200112 1 00
DOKUMENTASI KEGIATAN

Sosialisasi Kegiatan Publik Campaign Kepada


Petugas

Anda mungkin juga menyukai