A. PENDAHULUAN
1. Umum
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) mewajibkan pelaksanaan pengendalian intern atas
penyelengaraan pemerintahan untuk mencapai pengelolaan keuangan
negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Penerapan SPIP
terdiri dari lima unsur yakni lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan
pengendalian intern diharapkan dapat berjalan secara integral dalam setiap
kegiatan instansi pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, agar pencapaian
tujuan organisasi berjalan dengan efektif diperlukan penilaian resiko dengan
mengidentifikasi/menganalisis resiko yang mungkin muncul baik dari faktor
eksternal maupun internal dan juga menilai faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan resiko menggunakan mekanisme yang memadai sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan pemahaman serta
kompetensi dalam menyusun laporan penyelenggraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan Mengidentifikasi Resiko guna memitigasi
resiko yang mungkin muncul, maka dilaksanakan kegiatan
“SOSIALISASI/PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN SPIP DAN
WORKSHOP MANAJEMEN RESIKO DI LINGKUNGAN KANTOR
WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA BARAT TA 2023”.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi/Pendampingan Penyusunan
Laporan SPIP dan Workshop Manajemen Resiko di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat.
b. Tujuan
Memberikan pengetahuan/pemahaman yang memadai kepada pegawai
di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat
dalam menyusun Laporan Penyelenggaraan SPIP dan Penerapan
Manajemen Resiko sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Sosialisasi/Pendampingan
Penyusunan Laporan SPIP dan Workshop Manajemen Resiko di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat adalah :
a. Sosialisasi Penyusunan Laporan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP);
b. Workshop tentang Manajemen Resiko.
4. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.PW.02.03 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 05 Tahun
2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor PER-688/K/D4/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Risiko di lingkungan instansi Pemerintah;
f. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Jawa Barat Nomor : W.11-1243.UM.01.01 Tahun 2023 tanggal
20 Januari 2023 tentang Pembentukan Satuan Tugas (Satgas)
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat;
g. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Jawa Barat Nomor : W.11-1274.UM.01.01 Tahun 2023 tanggal
24 Januari 2023 tentang Unit Pemilik Resiko pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat.
B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Kegiatan Sosialisasi/Pendampingan Penyusunan Laporan SPIP dan Workshop
Manajemen Resiko di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Barat Tahun 2023 dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Maret 2023 pukul
09.00 WIB s.d. Selesai bertempat di Aula Soepomo Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM Jawa Barat dengan peserta sebagai berikut;
1. Kepala Bagian Program dan Hubungan Masyarakat;
2. Kepala Subbagian Program dan Pelaporan;
3. Kepala Subbagian TU / Kepala Urusan Umum pada Satuan Kerja di
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat;
4. Operator Laporan SPIP dan Manajemen Resiko Kantor Wilayah dan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Jawa Barat;
5. Tim Program dan Pelaporan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Barat.
Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar dengan rangkaian acara sebagai
berikut:
1. Persiapan Kegiatan;
2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;
3. Menyanyikan Mars Kementerian Hukum dan HAM;
4. Pembukaan oleh Master of Ceremony:
5. Pembacaan Do’a;
6. Pembacaan Laporan Kegiatan oleh Kepala Bagian Program dan Hubungan
Masyarakat, sebagai berikut;
a. Kegiatan Sosialisasi SPIP dan MR dilaksanakan pada tanggal 30 Maret
2023 pukul 09.00 – 15.00 WIB bertempat di Aula Soepomo;
b. Peserta kegiatan adalah Kasub TU/Kaur Umum dan Staf Penyusun
Laporan SPIP dan MR pada Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan Ham Jawa Barat;
c. Narasumber yang berasal dari
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat;
d. Kegiatan Sosialisasi SPIP dan MR menggunakan DIPA Sekertariat
Jenderal dengan Nomor : Nomor: SP DIPA-013.01.2.408736/2023
tanggal 30 November 2022.
7. Sambutan oleh Kepala Kantor Wilayah, sebagai berikut;
a. Pertama-tama, perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan
selamat datang serta apresiasi yang
setinggi-tingginya kepada para
Bapak Sumirat dan Bapak Suganda
dari Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Barat yang telah berkenan untuk
hadir dan memberikan arahan
kepada seluruh jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Barat. Tentunya hal-hal yang akan disampaikan dapat kami
gunakan sebagai pedoman serta bekal untuk meningkatkan kualitas
penyusunan Laporan SPIP serta Manajemen Risiko yang lebih tepat
akurat dan professional;
b. Seiring dengan berjalannya waktu, penyelenggaraan SPIP ini terus
mengalami evolusi yang berkelanjutan yang adaptif dengan perubahan
jaman;
c. Harapan dari pengembangan SPIP ini
adalah SPIP harus dapat berorientasi
pada hasil, dan mampu memberikan
manfaat dalam upaya perbaikan
penyelenggaraan pemerintahan, agar
dapat menghasilkan kinerja yang
lebih berkualitas sehingga dapat dicapainya good and clean
government;
d. Berkenaan dengan hal tersebut, menjadi penting bagi seluruh Satuan
Kerja untuk memahami kompleksitas penyelenggaraan SPIP, sehingga
dapat dilakukan pertanggungjawaban atas pelaksanaan SPIP yang
dituangkan dalam Laporan Penyelenggaraan SPIP yang profesional dan
akuntabel;
e. Salah satu unsur penting dalam SPIP yang tidak dapat dipisahkan salah
satunya adalah Manajemen Risiko, yaitu suatu sistem proses yang
proaktif dan berkesinambungan yang meliputi tindakan identifikasi,
analisis, pengendalian, pemantauan, serta pelaporan risiko;
f. Oleh karenanya, perlu diambil langkah-langkah penguatan penerapan
Manajemen Risiko, seperti pendampingan intensif, hingga evaluasi
berkala, sehingga dapat mengoptimalisasikan penerapan Manajemen
Risiko yang akurat dan tepat sasaran.
8. Penyampaian Materi terkait Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Penerapan Manajemen
Resiko, sebagai berikut;
a. Dasar Hukum Penyelenggaraan SPIP adalah Peraturan Pemerintah No.
60 Tahun 2008. Sesuai dengan
RPJMN, maka seluruh Kementerian,
Pemerintah Provinsi/Kab/Kota harus
menunjukkan level maturitas
penyelenggaraan SPIP, minimal
sampai pada level 3 melalui hasil
penilaian;
b. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian SPIP yaitu 1)
pemahaman, 2) penyelenggaraan, 3) penilaian;
c. Framework Penilaian Penyelenggaraan SPIP, terdapat 3 komponen
yaitu penetapan tujuan, struktur dan proses, pencapaian tujuan SPIP.
Dalam penetapan tujuan akan dilakukan penilaian terkait sasaran
strategis dan strategis pencapaian sasaran strategis. Dalam struktur dan
proses akan menilai 5 (lima) unsur yaitu lingkungan pengendalian,
penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan
pemantauan. Sedangkan pada pencapaian tujuan akan melihat
efektivitas dan efisiensi, keandalan laporan keuangan, pengamanan
asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
d. Dalam penetapan tujuan dokumen yang diperlukan adalah Laporan
Kinerja Kantor Wilayah dan Unit
Pelaksana Teknis.
e. Dalam struktur dan proses, 5 unsur
SPIP menjadi hal yang sangat penting
untuk diperhatikan karena melalui 5
unsur tersebutlah maka dapat
dilakukan penilaian terhadap tingkat
maturitas penyelenggaraan SPIP
pada masing-masing satuan kerja;
f. Sedangkan dalam pencapaian tujuan
SPIP dokumen yang dinilai adalah
hasil audit yang berasal dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK);
g. Terdapat 5 level maturitas SPIP yaitu rintisan, berkembang, terdefinisi,
terkelola dan terukur dan optimum. Saat ini, setiap organisasi
diharapkan dapat mencapai level 3 yaitu terdefinisi karena hakekatnya
setiap organisasi pasti telah melakukan SPIP dan terus berproses
hingga dapat mencapai level 4 yaitu terkelola dan terukur;
h. Untuk melakukan penilaian maturitas SPIP, maka diperlukan kertas
kerja sebagai acuan. BPKP dalam hal ini telah mengeluarkan Lembar
Kerja Evaluasi (LKE) yang terdiri dari
berbagai komponen yang dapat
digunakan untuk melakukan penilaian
mandiri;
i. Penilaian maturitas SPIP akan
menghasilkan Manajemen Resiko
Indeks (MRI), IEPK dan Level
Kapabilitas APIP;
j. Penilaian maturitas SPIP
hanya sampai pada tingkat Eselon II
saja, sehingga satuan kerja yang masih Eselon III hanya melaporkan
penyelenggaraan SPIP pada satuan kerja masing-masing. Dilanjutkan
dengan tutorial pengisian kertas kerja oleh Tim dari Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Barat;
k. Dalam penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
tidak akan lepas dari penilaian resiko, maka diperlukan identifikasi resiko
yang bertujuan untuk menginventarisir penyebab dan dampak dari
peristiwa resiko yang dapat menghalangi, menurunkan atau menunda
pencapaian tujuan organisasi. Yang kedua, menilai kemungkinan, yaitu
kemungkinan-kemungkinan atas resiko, apakah hampir pasti terjadi,
sering terjadi, kadang terjadi, jarang terjadi, hampir tidak terjadi. Yang
ketiga, menilai dampak, yaitu dampak
dari resiko akan menyebabkan hal-hal
apa saja, apakah penurunan kinerja,
gangguan dalam memberikan
pelayanan, penurunan reputasi
organisasi, kecelakaan kerja, dsbnya;
l. Setelah melakukan penilaian resiko,
maka selanjutnya adalah melakukan proses mitigasi resiko dengan
menentukan prioritas mitigasi resiko terlebih dahulu dan menetapkan
Langkah-langkah penanganannya.
m. Sumber resiko dapat berasal dari internal dan eksternal;
9. Sesi Tanya Jawab;
Kanim Cirebon :
Q : UPT PAS dan IM pasti telah melaksanakan penyelenggaraan SPIP.
Apakah ada format pelaporan yang baku, karena selama ini kami
melaporkan semua kegiatan yang kami laksanakan di kantor.
A : terkait laporan penyelenggaraan SPIP harus mengikuti peraturan
perundang-undangan yang ada di Kementerian. Dalam hal ini merujuk ke
Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor : M.HH-02.PR.03.01 Tahun
2018 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pelaporan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Kementerian
Hukum dan Ham Republik Indonesia yang disesuaikan dengan framework
penilaian penyelenggaraan SPIP.
LPKA Bandung :
Q : Terkait teknis penilaian maturitas bagi Unit Pelaksana Teknis dengan
Eselon III seperti apa hingga mencapai nilai terdefinisi (level 3)?
A : Untuk penilaian maturitas SPIP masih dilakukan pada tingkat
kementerian ataupun kantor wilayah dan satuan kerja yang memiliki eselon
II, sehingga untuk satuan kerja yang eselon III sifatnya masih supporting
data. Sehingga, hanya melaporkan penyelenggaraan SPIP yang laporannya
digunakan sebagai data dukung oleh Kantor Wilayah.
LPN Cirebon
Q : Dalam proses penilaian resiko, siapa yang seharusnya bisa mengetahui
probabilitas resiko seperti apa? Apakah pimpinan atau sampai ke pegawai?
A : Seyogiayanya, penilaian resiko harus dilakukan oleh Tim Satuan Tugas
SPIP yang telah dibentuk pada masing-masing satuan kerja. Tapi setiap
orang harusnya paham resiko-resiko yang mungkin dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya.
Kanim Bandung
Q : Yang disebut sebagai Unit Pemilik Resiko untuk Eselon III siapa? Karena
rata-rata pimpinan kami Eselon III
A : Berdasarkan peraturan perundang-undangan, kepala satuan kerja
beserta jajaran dibawahnya merupakan unit pemilik resiko.
Rutan Perempuan Bandung
Q : Apakah di triwulan II harus ada perbaikan kinerja dari tiwulan sebelumnya
atau boleh sama?
A : Seharusnya dari tiwulan I ke triwulan II ada perubahan dari struktur dan
proses, sehingga harus ada perubahan dan perbaikan menyesuaikan
dengan kebijakan-kebijakan yang ada (menyesuaikan dengan kondisi).
Bapas Garut
Q : Dalam melakukan penilaian resiko apakah indikator yang digunakan
adalah perjanjian kinerja atau kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan
dokumen RKA-K/L?
A : Terkait hal itu dapat menggunakan dokumen perjanjian kinerja.
10. Penutupan oleh Master of Ceremony
C. HASIL YANG DICAPAI
Hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan Sosialisasi/Pendampingan
Penyusunan Laporan SPIP dan Workshop Manajemen Resiko di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Tahun 2023 adalah :
1. Telah terlaksananya Sosialisasi/Pendampingan Penyusunan Laporan SPIP;
2. Telah terlaksananya Workshop Manajemen Resiko.
Dibuat di Bandung
pada tanggal 30 Maret 2023
a.n Kepala Kantor Wilayah
Kepala Divisi Administrasi
Anggiat Ferdinan
NIP. 19650223 198903 1 002
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH JAWA BARAT
Jalan Jakarta No. 27 Bandung – 40272
Telepon (022) 7272185, Faximile (022) 7219173
laman: jabar.kemenkumham.go.id, surel: kanwiljabar@kemenkumham.go.id
NOTULA
Hari : Kamis
Tanggal : 30 Maret 2023
Pukul : 09.00 s/d 15.00 WIB
Tempat : Aula Soepomo Kanwil Kemenkumham Jawa Barat
Peserta Kegiatan : 1. Kepala Kantor Wilayah;
2. Pimpinan Tinggi Pratama;
3. Pejabat Administrator dan Pengawas;
4. Kasub TU dan Kaur Umum pada Unit Pelaksana Teknis
se-Jawa Barat
5. Penyusun Laporan SPIP dan MR pada Unit Pelaksana
Teknis se-Jawa Barat
Acara : Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Laporan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Workshop
Manajemen Resiko (MR) di lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat
Kegiatan ditutup.
Disahkan oleh,
Yth.
Kepala Unit Pelaksana Teknis
Di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat
Mengingat pentingnya acara tersebut, dimohon untuk hadir 15 menit sebelum acara
dimulai
Demikian untuk dilaksanakan. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
RUNDOWN KEGIATAN
SOSIALISASI/PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DAN WORKSHOP PENERAPAN
MANAJEMEN RESIKO (MR)
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
JAWA BARAT