BAB II
PERCOBAAN POLA ALIRAN
B. DASAR TEORI
Praktikum ini menggunakan alat yang dikenal dengan multi purpose,
yakni alat yang berupa seperangkat peralatan terdiri dari saluran air terbuat
(replika bendung) yang dapat diatur kemiringan dasar salurannya, pompa air
untuk mengalirkan dari kaca, pompa air yang dapat diatur debit alirannya,
serta miniatur bangunan air, seperti mercu bendung, gorong-gorong, ambang
dan pintu air.
Percobaan dilakukan dengan cara mengganti-ganti debit aliran,
kemiringan saluran dan bangunan air yang ditempatkan di saluran,
kemudian dilakukan pengamatan terhadap aliran yang terjadi.
Menurut Chow (1959) dalam buku Open Channel Hydraulics dalam
Arum (2008) dijelaskan bahwa akibat gaya tarik bumi terhadap aliran
dinyatakan dengan rasio gaya inersia dengan gaya tarik bumi g. Rasio ini
diterapkan sebagai bilangan Froude (Fr) yang didefinisikan dengan rumus :
v
F =
√ g.H
v = √2 . g .h pitot
Dimana :
F = Angka Froud (froud number)
D = Kedalaman aliran (cm)
dengan :
F < 1 → disebut aliran subkritis.
F = 1 → disebut aliran kritis.
F > 1 → disebut aliran super kritis.
Gambar Hubungan Antara debit dan tinggi air pada kondisi energi
spesifik konstan telihat seperti di bawah ini:
Energi Spesifik
Energi spesifik aliran pada penampang tertentu sebagai total energi
pada penampang yang dihitung dengan menggunakan dasar saluran sebagai
titik duga ditentukan dengan :
v 21
E1=H 1+ ( )
2. g
v 22
E2=H 2+ ( )
2. g
Dimana :
E1 = Tinggi energi spesifik di hulu (m)
E2 = Tinggi energi spesifik di hilir (m)
H1 = Tinggi muka air di hulu (m)
H2 = Tinggi muka air di hilir (m)
C. PERALATAN
1. Alat Hidrolika
2. Replika bendung
3. Tabung Pitot
4. Jangka sorong/alat pengukur berupa penggaris
5. Klemp penjepit
6. Lilin/malam
7. Kamera
D. LANGKAH KERJA
1. Tempatkan replika bendung di hulu yang telah di pakaikan lilin / malam
pada saluran air;
2. Nyalakan Alat Hidrolika;
3. Biarkan sebentar agar aliran air naik melewati replika bending;
4. Ukur dimensi saluran yang akan digunakan sebagai saluran percobaan;
5. Catat tinggi air tabung pitot di hulu (h pitot 1) dan hilir (h pitot 2), h pitot ini yang
akan digunakan untuk mencari kecepatan;
6. Amati pola aliran yang terjadi secara teliti dengan menggunakan kamera
video;
7. Catat data yang diperlukan dalam praktikum ini (H1, H2, hp 1 , hp 2 , B1, B2);
8. Ulangi prosedur di atas untuk 5 replika bendung berbeda.
E. GRAFIK
- E1 vs H1
- E2 vs H2