Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN 4

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ATIKA RIZKI RAUDHAH HASIBUAN

NIM : 7183510019

KELAS : MANAJEMEN B 2018

1. Ceritakan kembali sejarah singkat perubahan UUD 1945 di Indonesia.

Jawaban:

Dikarenakan kehidupan manusia yang senantiasa berubah, baik perubahan internal masyarakat,
seperti pemikiran, kebutuhan hidup, kemampuan diri maupun kehidupan eksternal masyarakat,
seperti lingkungan hidup yang berubah dan hubungan dengan masyarakat lain, maka dari itu
dilakukanlah perubahan UUD 1945.

Menurut Dikdik B. Arif, dasar pemikiran dilakukannya perubahan UUD adalah karena UUD
1945 membentuk struktur kenegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR
yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat; memberikan kekuasaan yang sangat besar
kepada pemegang kekuasaan eksekutif (presiden); dan terlalu memberikan kewenangan kepada
kekuasaan Presiden sehingga dapat merumuskan hal-hal penting sesuai dengan kehendaknya
dalam undang-undang.

Menurut saya hal tersebut tidak sejalan dengan fungsi konstitusi yang seharusnya dapat menjadi
pembatas bagi kekuasaan pemimpin, maka dari itu sangatlah tepat dilakukannya perubahan UUD
1945 menjadi seperti yang sekarang.

Perubahan Pertama UUD 1945

 Ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999 dalam Sidang Umum MPR (berlangsung tanggal 14-
21 Oktober 1999).

 Dalam perubahan pertama itu, MPR mengubah Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13
ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 UUD 1945.

Perubahan Kedua UUD 1945

 Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 (tanggal 7-
18 Agustus 2000).
 Pada sidang tahunan tersebut, MPR mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18A,
Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal
25A, bab X, Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal
28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal
28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C UUD 1945.

Perubahan Ketiga UUD 1945

 Ditetapkan tanggal 9 November 2001 dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2001 (tanggal
1-9 Nopember 2001).

 Melalui Sidang Tahunan itu, MPR mengubah dan/atau menambah Pasal 1 ayat (2) dan
(3); Pasal 3 ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6 ayat (1) dan (2); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), dan
(5); Pasal 7A; Pasal 7B ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C; Pasal 8 ayat (1)
dan (2); Pasal 11 ayat (2) dan (3); Pasal 17 ayat (4); Bab VIIA, Pasal 22C ayat (1), (2),
(3), dan (4); Pasal 22D ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E ayat (1), (2), (3),
(4), (5), dan (6), Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23A; Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal
23E ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F ayat (1) dan (2); Pasal 23G ayat (1) dan (2); Pasal 24
ayat (1) dan (2); Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B ayat (1), (2), (3), dan
(4); Pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UUD 1945.

Perubahan Keempat UUD 1945

 Ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2002
(tanggal 1-11 Agustus 2002).
 Dalam naskah perubahan keempat ini, MPR menetapkan:

1. UUD Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan


perubahan pertama, kedua, dan ketiga, dan perubahan keempat ini adalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali
dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara
aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat;

2. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan kalimat “Perubahan
tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia ke-9 tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan;

3. Perubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi
Pasal 3 ayat (2) dan (3), Pasal 25E Perubahan Kedua Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 25A;

4. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan


pengubahan substansi Pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III
tentang Kekuasaan Pemerintahan negara;

5. Pengubahan dan/atau penambahan Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A ayat (4);


Pasal 8 ayat (3); Pasal 11 ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal
24 ayat (3); Bab XIII; Pasal 31 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan
ayat (5); Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2); Bab XIV, Pasal 33 ayat (4) dan
ayat (5); Pasal 34 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4); Pasal 37 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Aturan Peralihan Pasal I, II, dan
III; Aturan Tambahan Pasal I dan II Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Jelaskan pengertian berikut.

 Homo homini lupus

Secara bahasa artinya adalah manusia adalah serigala bagi sesama manusianya. Maksudnya
adalah, manusia sering menikam sesama manusia lainnya. Istilah ini muncul karena kekejaman
yang dapat dilakukan manusia terhadap sesamanya, manusia seakan-akan merupakan binatang
dan menjadi mangsa dari manusia yang lebih kuat daripadanya. Karena seorang pemimpin
merupakan seorang manusia, tentunya hal-hal buruk dapat mungkin dilakukan seorang
pemimpin terhadap rakyatnya. Maka dari itu, diharuskan bagi setiap Negara untuk memiliki
konstitusi agar dapat membatasi kekuasan pemimpin sehingga tidak sewenang-wenang dalam
menjalankan kekuasaannya.

 Bellum omnium contra omnes

Istilah ini berasal dari bahasa latin yang artinya adalah sebuah perang antar segala melawan
semuanya. Akibat dari homo homini lupus maka akan timbul bellum omnium contra omnes yang
merupakan istilah dari keadaan perang semesta dimana manusia saling bermusuhan, saling
berperang satu melawan yang lain.  Bila dikaitkan dengan konstitusi, tentu konstitusi memiliki
peran penting terhadap suatu Negara agar tidak terjadi perang dan kerusuhan yang diakibatkan
oleh penyalahan kekuasaan seperti pada tahun 1998.

 Pactum unions
Pactum unions memiliki makna perjanjian antarindividu untuk membentuk Negara. Perjanjian
ini melibatkan antarkelompok manusia yang didasari oleh akal sehat manusia yang
mendambakan suatu kehidupan yang tertib dan tenteram sehingga “melahirkan” Negara.

 Pactum subjectionis

Jika pactum unions merupakan perjanjian antarindividu untuk membentuk negara, maka pactum
subjection merupakan perjanjian antara individu dan Negara yang dibentuk. Perjanjian tersebut
menentukan bahwa individu memberikan mandat kepada negara atau pemerintah. Mandat rakyat
diberikan agar pemerintah mendapat kekuasaan dalam mengelola negara berdasarkan konstitusi
yang ditetapkan dalam pactum subjectionis.

Anda mungkin juga menyukai