Anda di halaman 1dari 6

TM I

DEFINISI PENGANTAR SURVEILLANCE KESMAS

Surveilans sendiri memiliki arti pengumpulan, analisis, dan analisis data secara
terus menerus dan sistematis yang kemudian disebarluaskan kepada pihak-pihak yang
bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
(DCP2, 2008). Dengan beberapa tujuan yaitu sebagai berikut :

- Mendeteksi/memprediksi KLB, letusan atau wabah (epidemi)


 Mendeteksi letusan disentri
- Memonitor kecenderungan penyakit endemik untuk mendeteksi outbreak
 Memonitor insidens malaria yang konformatif (melalui pemeriksaan
laboratorium)
- Memantau kesehatan populasi
 Mengumpulkan data masyarakat untuk melakukan pemantauan status
kesehatannya
- Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan
- Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan

Untuk memonitor suatu penyakit, dibutuhkan ukuran yang disebut dengan indikator
penyakit sebagai berikut :

- Angka/jumlah kasus
 Jumlah kasus yang dilaporkan
- Rate
 Jumlah kasus per 100.000 penduduk
- Proporsi
 Proporsi penderita yang meninggal
- Indikator dari
 Insidens penyakit
 Keefektifan dari pengobatan (CFR)

Idikator surveilans :

- Spesifik : dilihat dari tujuannya yang khusus


- Measurable : dapat diukur
- Action : berinteraksi dengan aksi, apa yang akan dilakukan setelah itu
- Realistic : sesuai dengan keadaan
- Timely : tepat waktu

On Going : Terus berputar, dari data-informasi-keputusan-aksi dan akan terus


berputar tidak bisa dipisahkan.

Data dapat berisikan masalah kesehatan seperti penyakit, cedera, sindrom, issue
kesehatan dan juga lingkungan. Data dapat bersumber dari sistem pelaporan penyakit,
statistic vital, survei, dan juga tes laboratorium. Kasus-kasus yang terjadi dapat
tergolong sebagai klinis maupun laboratoris. Juga terdapat tingkatan yaitu, suspected,
probable dan confirmed. Setelah itu akan dicari indikatornya.

Pelaporan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

- Laporan segera
- Mingguan
- Bulanan
Metode pelaporan dapat disampaikan melalui :

- Kertas
- Telefon/fax
- E-mail

Terdapat beberapa tingkatan aliran data seperti di bawah ini. Contohnya seperti
ketika ada virus flu urung, tingkatannya sudah bukan kecamatan lagi melainkan
internasional (WHO).

Tentunya juga tugas-tugas yang dimiliki akan berbeda sesuai dengan

tingkatannya.

Informasi yang disampaikan akan dilihat dari karakteristik, validasi data (missing
value, bias, duplikasi), analisis deskriptif, dan formulasi hipotesis ( berkaitan dengan
waktu, tempat dan orang).

Aksi sendiri bisa terlaksana sebagai berikut :

- Pengendalian
 Respons cepat
 Manajemen kasus
 Pencegahan (imunisasi)
- Umpan balik
 Bulletin epidemiologi
 Laporan-laporan
 Website dll
- Kebijakan
 Perubahan kebijakan
 Prediksi, perencanaan
 Kewaspadaan epidemi

Evaluasi akan berisikan hasil dari aksi dan surveilans.

Surveilans memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

- Fungsi inti
 Deteksi
 Pelaporan
 Investigasi & konfirmasi
 Analisis & interpretasi
 Aksi/ respons
- Fungsi penunjang
 Pelatihan
 Supervisi
 Sumber daya
 Standard / panduan

Untuk hasil surveilans yang baik, dibutuhkan beberapa unsur dasar yang harus
dimiliki, yaitu :

- Jaringan yang baik dari orang-orang bermotivasi tinggi


- Definisi kasus dan mekanisme pelaporan yang jelas
- Sistem komunikasi yang efisien
- Epidemiologi dasar namun “berbunyi”
- Ada dukungan laboratoris
- Umpan balik yang baik dan respons yang cepat
DAFTAR PUSTAKA

Murti, Bhisma. 2010. Surveilans. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai