BBLR
BBLR
M DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
TAHUN 2012
Disusun Oleh :
RINI SUSILOWATI
NIM. B09.105
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada bayi
besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, ucapan
1. Dra. Agnes Sri Harti, SKM. M.Kes, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Husada Surakarta.
Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
iv
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik dari pembaca, sangat penulis harapkan
Penulis
v
MOTTO
PERSEMBAHAN
vi
CURICULLUM VITAE
BIODATA
Agama : Islam
PENDIDIKAN
vii
D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Rini Susilowati
NIM. B09.105
INTISARI
Latar Belakang : Angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) di Indonesia masih
cukup tinggi berada pada kisaran 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2011).
Penyebab kematian bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia
neonaturum 49-60%, infeksi 24-34%, Premature/Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) 15-20%, Trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba,
2007). Berdasarkan Studi Pendahuluan di RS Assalam Gemolong pada Januari
2011 hingga April 2012 angka kelahiran bayi total sebanyak 1034, jumlah bayi
lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak 128 (12,37%).
Tujuan Studi Kasus: Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny. M
dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Assalam Gemolong dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah varney mulai dari
pengkajian-evaluasi.
Metode Studi Kasus: Studi Kasus ini menggunakan metode deskriptif, lokasi
studi kasus adalah di RS Assalam Gemolong Sragen, subyek studi kasus adalah
pada bayi Ny. M, waktu pengambilan kasus adalah pada 19-29 juni 2012, dengan
teknik pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik, wawancara, observasi, studi
kepustakaan dan studi dokumentasi.
Hasil Studi Kasus: Setelah dilakukan Asuhan berupa merawat bayi pada
inkubator, memberikan injeksi cefotaxim 2x100 mg, merangsang reflek hisap
dengan memberikan PASI menggunakan dot, mengobservasi BAB, BAK bayi dan
mengganti popok dan pakaian apabila basah/ kotor, menjaga tali pusat agar selalu
kering, mengobservasi keadaan umum bayi selama 3 hari didapatkan hasil
keadaan umum bayi baik, vital sign : N: 140 x/menit, Rr: 44 x/menit, S: 37° C,
Gerakan bayi aktif, Reflek hisap bayi kuat, tali pusat bayi bersih dan layu dan
kenaikan berat badan bayi 50 gram pada hari ke tiga.
Kesimpulan : Penulis menemukan kesenjangan pada langkah antisipasi yaitu
suhu inkubator diturunkan 2° C / hari, dan pada perencanaan yaitu pemberian air
gula dan susu formula menggunakan dot.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan BBLR, Bayi Baru Lahir, Bayi dengan BBLR
Kepustakaan : 32 literatur ( 2001 – 2012 )
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. .. ii
KATA PENGANTAR................................................................................ .. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
ix
C. Landasan Hukum .................................................................... 38
B. Pembahasan ............................................................................ 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 72
B. Saran ....................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Cara Menilai Apgar Score pada Bayi Baru Lahir……….... 23
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah tinggi rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB). AKB dapat digunakan
kematian bayi baru lahir (Neonatal) di Indonesia masih cukup tinggi berada
pada kisaran 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2011) di Jawa Tengah sendiri
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram (Sampai dengan 2499 gram) (Sarwono, 2004). Bayi
baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai permasalahan
intensif. Hal ini dikarenakan kondisi fisik bayi masih sangat lemah, alat-alat
1
2
dengan keadaan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangatlah rentan untuk
timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada
itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan
balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
diperoleh data pada bulan Januari 2011 hingga April 2012 angka kelahiran
bayi total sebanyak 1034, jumlah bayi lahir dengan berat badan normal
sebanyak 762 (73,69%) , bayi lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak
Assalam Gemolong”.
3
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
masalah dan kebutuhan bayi dengan berat badan lahir rendah pada
Gemolong.
4
pada bayi dengan berat badan lahir rendah pada bayi Ny.M di
dengan berat badan lahir rendah pada Bayi Ny.M di Rumah Sakit
Assalam Gemolong.
tindakan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah pada
Assalam Gemolong.
praktek yang ada di lahan berkaitan dengan masalah pada bayi dengan
berat badan lahir rendah pada Bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam
memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan berat badan
2. Bagi Profesi
berat badan lahir rendah dengan tepat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Dengan melihat hasil pengkajian dari studi kasus ini diharapkan dapat
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
b. Pendidikan
Studi kasus pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah sudah pernah
dilakukan oleh :
1. Nur Indiyah Linasari (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi
Boyolali”, bayi dengan berat badan lahir 1800 gram, PB: 45cm,
6
LK: 31 cm, LD: 28cm, apgar score 6-7-8. Asuhan yang diberikan antara
lain adalah merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 320 C, kolaborasi
dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan nutrisi yang
adekuat pada bayi berupa, memasang infus D5% 6 tetes per menit
mulai dari 04 juli 2008 hingga 10 juli 2008 dengan hasil KU bayi baik,
N : 140 x/menit, reflek hisap kuat, tali pusat bersih dan kering, tidak ada
tanda-tanda infeksi, terjadi kenaikan berat badan 2000 gram, bayi dalam
2. Nur Susilawati (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.H
dengan berat badan lahir 2400 gram, dan asuhan yang diberikan antara lain
setiap 2 jam, merawat tali pusat, mengganti popok apabila basah atau kotor
haridengan hasil KU bayi baik, reflek menghisap bayi baik dan berat
badan bayi mengalami peningkatan dari 2400 gram menjadi 2500 gram
3. Darsi (2009), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Ny.D Dengan Berat Badan Lahir Rendah Dengan Kecil Masa Kehamilan
2200 gram, Apgar Score 7-10-10, reflek menghisap lemah, asuhan yang
pemberian vit.K 0,05 mg 1x, salep mata dan texegram 110 mg/hari,
pemberian ASI, mengganti popok apabila basah atau kotor, observasi BAB
baik, reflek menghisap dan menelan kuat, gerakan bayi aktif, bayi pulang
Persamaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus yang dilakukan
adalah asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah, adapun
perbedaannya adalah pada tempat, waktu, subyek dan hasil dari kasus yang
diambil.
8
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Bab ini berisikan teori medis mengenai pengertian bayi baru lahir,
klasifikasi bayi baru lahir, pengertian bayi baru lahir dengan berat
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang jenis studi kasus, lokasi
lapangan.
BAB V PENUTUP
saran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
a. Pengertian
1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
(Manuaba, 2007).
2) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram,
3) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya
2) Bayi berat badan rendah (BBLR), berat lahir 1500 - 2500 gram.
3) Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari
1500 gram.
4) Bayi berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang
10
11
a. Pengertian
1) Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi karena umur
2) Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah
(Sarwono, 2004).
bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari
berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan disebut prematur dan
c. Etiologi
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
12
1) Faktor ibu
2) Faktor kehamilan
c) Perdarahan antepartum.
dini).
e) Plasenta Previa.
3) Faktor janin
a) Cacat bawaan.
1) Suhu Tubuh
37ºC.
panas tubuh.
2) Pernafasan
tidak sempurna.
aspirasi pneumonia.
14
kematian bayi.
7) Gangguan Immunologik
Ig E.
yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, maka
1) Pengaturan suhu
lain:
inkubator dengan suhu 35°C dan untuk berat badan 2000 - 2500
c) Tutupi kepala bayi, pastikan bahwa kepala bayi ditutupi setiap saat.
sehingga bayi akan dapat cepat kehilangan panas tubuh jika bagian
(Winkjosastro, 2005).
bayi(Wiknjosastro, 2005).
16
2) Nutrisi
Bayi BBLR mudah sekali terkena infeksi. Oleh karena itu upaya
tidak terjadi persalinan BBLR, dan pada masa post natal, yaitu jika
keadaan ibudan bayi mengizinkan, maka bayi dirawat bersama ibu dan
a) Pisahkan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi.
disediakan.
(Wiknjosastro, 2005)
4) Penimbangan ketat
(Saifuddin, 2002).
rendah yaitu :
berat.
6) Perawatan mata
hari 2-3 bayi akan mengalami penurunan berat badan sekitar 10 %, dan
(Varney, 2004).
1. Langkah I: PENGKAJIAN
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
(Nursalam, 2005).
Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien
meliputi:
a. Data Subyektif
Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
1) Biodata
dilakukan.
21
(Surasmi, 2003).
(Surasmi, 2003).
2) Keluhan utama
a) Pemeriksaan Antenatal
berapa kali, HPHT, HPL, golongan darah ayah dan golongan darah
bergizi dan tinggi protein atau tidak, minum obat-obatan dari bidan
atau tidak, minum jamu atau tidak, apakah ibu merokok atau tidak
Berapa kali ibu mandi dan ganti baju, gosok gigi dan keramas
(Surasmi, 2003).
24
(Surasmi, 2003).
persalinan dari kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan khusus
denyut jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit dan reaksi
Tabel 2.2 Cara Menilai Apgar Score Pada Bayi Baru Lahir
No Tanda Nilai
0 1 2
l. Warna kulit Pucat Badan merah Seluruh tubuh
Ekstremitas biru kemerah-merahan
2. Frekuensi Tidak ada < 100 kali/menit > 100 kali/menit
3. Reaksi Tidak ada Sedikit gerakan mimik Batuk bersin
4. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas sedikit fleksi Gerakan aktif
5. Usaha nafas Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik, menangis
Sumber : Kosim (2003).
25
Interpretasi :
2) Pemeriksaan Umum
(1) Suhu
(Wiknjosastro, 2005).
baru lahir antara 120 - 160 x/menit. Pada bayi BBLR denyut
2002).
(Nursalam, 2001).
27
trauma(Sarwono, 2002).
(Sarwono, 2002).
tidak(Sarwono, 2002).
(Nursalam, 2001).
n) Ekstremitas : Adakahkelainansepertipolidaktiliatau
(Varney, 2004).
4) Pemeriksaan Reflek
relaksasidengan cepat
(Wiknjosastro, 2005).
(Hasan, 2002).
30
(Wiknjosastro, 2005).
5) Pemeriksaan Antropometri
(Kosim, 2003).
(Kosim, 2003).
31
(Surasmi, 2003).
(Surasmi, 2003).
6) Pola Eliminasi
7) Data Penunjang
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa:
DS :
DO:
1) KU : Baik.
3) Antopometri :
5) Reflek
rendah yaitu :
berat.
b. Masalah
Masalah yang umumnya muncul pada bayi baru lahir dengan Berat
c. Kebutuhan
(Saifuddin, 2002).
pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan
4. Langkah IV : ANTISIPASI
Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak segera
metode Kanguru, periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit, ukur suhu
axilla, menganjurkan ibu mulai menyusui bayinya. Bayi dengan berat badan
35
kurang dari 2000 gram dirawat dalam inkubator dengan suhu 35° C dan
untuk berat badan 2000- 2500 gram dengan suhu 34° C dapat diturunkan
5. Langkah V : PERENCANAAN
kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau
c. Penimbangan ketat.
e. Pemeriksaan Reflek.
6. Langkah VI : IMPLEMENTASI
bayi dengan berat badm lahir renpdah dengan SOAP menurut Varney (2004),
yaitu:
S : Subyektif
O : Obyektif
bayi Ny. M.
A : Assesment
1. Diagnosa masalah.
rujukan.
38
P : Planning
C. Landasan Hukum
kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan pertolongan pada
D. Informed Concent
pencegahan konflik etik yang sangat besar. Walaupun demikian bukan berarti
yangterjadi selanjutnya diluar dugaan oleh karena itu, bidan selalu dituntut
untuk berbuat yang terbaik tantuk pasiennya sesuai kondisi (IBI, 2007).
E. Kerangka Konsep
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus dengan
metode deskriptif pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Metode
deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
Studi kasus adalah cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
Studi kasus ini tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.M Dengan
RS Assalam Gemolong.
Subyek studi kasus merupakan hal atau orang yang akan dikenai
Studi kasus ini adalah pada bayi Ny. M dengan Berat Badan Lahir
Rendah.
40
41
19 – 29 Juni 2012.
2. Lembar Dokumentasi
Data adalah hasil pencatatan baik yang berupa fakta atau angka
atau hal-hal atau keterangan atau karakteristik sebagian atau seluruh elemen
Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan
1. Data Primer
a. Wawancara
(Notoatmodjo, 2005).
b. Observasi
Merupakan suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian
(Nursalam, 2001).
43
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek
a. Studi dokumentasi
pasien, data bayi lahir berat badan normal, bayi dengan BBLR, bayi
Gemolong.
b. Studi kepustakaan
(Notoatmodjo, 2005).
yang berhubungan dengan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Untuk mendapatkan data dalam studi kasus ini, menggunakan alat dan bahan
sebagai berikut:
45
b. Buku tulis
c. Bolpoint
a. Stetoskop
b. Termometer
c. Timbangan bayi
d. Metelin
e. Infuse set lengkap abocath, selang infus dan cairan infus bila perlu
f. Oksigen
g. Pipet minum
h. Minyak telon
i. Plester
j. Gunting
k. Jam tangan
o. Kassa
b. Alat tulis
46
BAB IV
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Bayi
2) Umur :2 Jam
5) Pendidikan : SD Pendidikan : SD
46
47
1) Keluhan Utama
19 Juni 2012, pukul 06.10 WIB dengan berat badan 2400 gram.
desanya.
f) Imunisasi TT :
Bersalin
dan Assalam
bidan
e) Plasenta
Kala II : 15 menit
Kala IV : 2 jam
5) Riwayat Penyakit
140/90 mmHg.
e) Riwayat operasi
gelas / hari.
JUMLAH 7 9 10
52
2) Pemeriksaan Umum
turgor baik.
R = 52 x/menit
S =36,4° C
sklera putih.
banyak.
simetris.
labiopalatoskisis.
tambahan.
baik.
n) Ekstrernitas
4) Pemeriksaan Reflek
bayi.
54
kakinya.
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar kepala : 31 cm
b) Lingkar dada : 29 cm
d) Panjang Badan : 46 cm
6) Eliminasi
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa kebidanan:
Data Dasar :
Data Subyektif :
Data Obyektif :
4. a. Reflek Bayi
b. Masalah :
c. Kebutuhan :
3. Diagnosa Potensial
Hipotermi
4. Antisipasi
a. Kolaborasi :
5. Perencanaan
formula.
6. Implementasi
34° C.
suhu 34° C.
7. Evaluasi
R : 50 x/mcnit
S : 36,4° C
e. Pukul 15.10 WIB Pakaian dan popok bayi bersih dan kering.
f. Pukul 15.30 WIB Bayi sudah dimandikan dan dilakukan perawatan tali
suhu 34° C.
59
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
O : Obyektif
vital sign :
2. BAB 3 kali/ hari warna kehitaman, BAK 6 kali/ hari warna kekuningan.
diturunkan sebanyak 2° C.
A : Assesment
P : Planning
3. Pukul 07.20 WIB Memberikan minum dan merangsang reflek hisap bayi
Evaluasi:
dan kering.
2. Pukul 07.20 WIB Bayi sudah di injeksi cefotaxim 2x100 mg secara IM.
3. Pukul 07.30 WIB Reflek hisap bayi masih lemah, dicoba dengan minum
vital sign :
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
O : Obyektif
2. Bayi BAB 4 kali/ hari warna hitam kekuningan, BAK 6 kali/ hari warna
kekuningan.
A : Assesment
P : Planning
2. Pukul 07.30 WIB Memberikan minum dan merangsang reflek hisap bayi
Evaluasi:
secara IM.
2. Pukul 07.50 WIB Kebutuhan nutrisi bayi dan reflek menghisap bayi
habis.
4. Pukul 09.35 WIB Pakaian dan popok bersih dan tidak basah.
S : Subyektif
Ibu mengatakan rencana untuk pulang dan bayi sudah menetek dengan kuat.
O : Obyektif
2. Bayi BAB 5 kali/ hari warna kekuningan, BAK 7x/ hari warna
kekuningan.
3. Berat badan bayi mengalami kenaikan 50 gram yaitu menjadi 2450 gram.
A : Assesment
P : Planning
b. Gedong bayi dengan kain bersih dan kering dan diberi topi.
minggu lagi.
Evaluasi:
dipakaikan topi.
4. Pukul 08.55 WIB Ibu bersedia memberikan nutrisi yang adekuat pada
5. Pukul 09.00 WIB Ibu bersedia kontrol / kunjungan ulang 1 minggu lagi.
S : Subyektif
O : Obyektif
Vital sign:
A : Assesment
Bayi Ny. M umur 11 hari dengan riwayat Berat Badan Lahir Rendah
P : Planning
1. Pukul 08.10 WIB Memberitahu pada ibu tentang keadaan umum dan vital
sign bayi.
jadwal imunisasi.
66
Evaluasi:
1. Pukul 08.15 WIB Ibu tau keadaan umum bayi: baik, gerakan aktif,
2. Pukul 08.20 WIB Ibu bersedia untuk tetap menyusui bayinya dan
jadwal imunisasi.
67
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan kebidanan pada
Bayi Ny. M dengan Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Assalam
menurut Varney yang terdiri dari tujuh langkah, yaitu pengkajian, interpretasi
1. Pengkajian
apabila beratnya antara kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
laki-laki pada tanggal 19 Juni 2012, pukul 06.10 WIB dengan berat badan
2400 gram, dan obyektif pada kasus bayi Ny. M, terdapat tanda-tanda bayi
BBLR sesuai teori yaitu BB: 2400 gram, PB: 46 cm, LK: 31 cm, LD: 29
cm, lanugo masih banyak, tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif,
Pada kasus bayi Ny. M, rambut lanugo masih banyak testis sudah
turun ke scrotum, bayi aktif, reflek menghisap suching masih lemah. Hasil
2. Interpretasi Data
kebutuhan. Diagnosa kebidanan pada kasus adalah bayi Ny. M umur 2 jam
dengan berat badan lahir rendah. Bayi tidak mengalami hipotermi karena
yaitu reflek hisap bayi yang lemah sehingga bayi di beri minum
Berat Badan Lahir Rendah adalah suhu tubuh rendah dan belum
bayi dengan BBLR yaitu dengan menjaga suhu lingkungan nyaman dan
Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
3. Diagnosa Potensial
tetapi pada kasus ini tidak terjadi karena adanya antisipasi yang baik yaitu
dalam inkubator dengan suhu 34° C. Bayi cukup aktif, selalu terbungkus
kain bersih dan tidak basah, badan bayi selalu dalam keadaan kering
4. Antisipasi
Antisipasi yang dilakukan pada bayi Ny. M dengan berat badan lahir
rendah adalah perawatan bayi di dalam inkubator dengan suhu 34° C, dan
69
kehilangan panas dengan metode Kanguru, periksa bayi dan hitung nafas
bayinya. Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram dirawat dalam
inkubator dengan suhu 35° C dan untuk berat badan 2000 - 2500 gram
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu
5. Perencanaan
dalam teori sama dengan perencanaan dalam kasus ini, yaitu beri rasa
aman dan nyaman. Pemenuhan nutrisi yang adekuat, observasi vital sign,
KU dan VS, jaga kehangatan bayi, cegah infeksi tali pusat, penimbangan
bayi dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi
sedikit demi sedikit. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
memberikan air gula setelah bayi lahir dan memberikan PASI (susu
6. Pelaksanaan
pemberian terapi dan nutrisi yang adekuat pada bayi. Dalam langkah ini
7. Evaluasi
badan, bayi tidak hipotermi, vital sign normal, reflek bayi baik, tambahan
berat badan sebanyak 50 gram yaitu dari 2.400 gram menjadi 2.450 gram
pada hari keempat. Keadaan umum bayi Ny. M baik, suhu: 37,0° C,
Nadi: 140 x/menit, Respirasi: 44 x/menit, bayi aktif dan reflek hisap kuat.
Dalam langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang dapat meningkatkan mutu
tujuh dengan jenis kelamin laki-laki pada tanggal 19 juni 2012 pada pukul
06. 10 WIB dengan berat badan 2400 gram, dengan tanda dan gejala
meliputi berat badan : 2400 gram, panjang badan : 46 cm, lingkar kepala :
31 cm, lingkar dada : 29 cm, rambut lanugo masih banyak, testis sudah
2. Dari hasil interpretasi data didapatkan diagnosa pada bayi Ny. M dengan
Berat Badan Lahir Rendah. Masalah yang timbul pada bayi Ny. M adalah
reflek hisap Iemah dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi Ny. M
4. Antisipasi dari kasus ini adalah membungkus bayi dengan kain bersih,
72
73
per hari, kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi
5. Perencanaan dari kasus ini adalah observasi vital sign, jaga kehangatan
bayi. Hasil keadaan umum baik, gerakan aktif, reflek hisap kuat, vital sign:
Nadi : 140 x/menit, Respirasi: 44 x/menit, suhu 37° C, tali pusat layu dan
pulang.
8. Ada kesenjangan antara teori dan praktek, yaitu pada Antisipasi dan
dengan merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 34° C dan diturunkan
Ny. M.
B. Saran
1. Institusi
a. Rumah Sakit
pemberian PASI seperti air gula dan susu formula pada BBL.
b. Bagi Pendidikan
bahan referensi.
bergizi serta pemenuhan nutrisi bayi dengan baik yaitu dengan pemberian
kesehatan bayi dapat optimal , selain itu ibu juga diharapkan dapat