Disusun oleh :
DIVA OKTIKASARI
NIM : B 10 133
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi
Ny. B dengan Asfiksia Ringan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
penulis.
4. Ibu Dina Amd. Keb, selaku pimpinan RSUD Dr. Moewardi yang telah
5. Ny. B yang telah bersedia menjadi pasien dalam penulisan karya ilmiah ini.
iv
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Diva Oktikasari
B10133
INTISARI
vi
MOTTO
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah, akhirnya selesai juga karya tulis yang penuh arti dalam
perjalanan hidupku, aku sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah selalu
memberikan kekuatan dan keyakinan dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Bapak ibu tercinta setiap tetes kringatmu, serta ketulusan doamu tak
pernah henti-hentinya selalu engkau panjatkan untuk saya. Hanya ucapan
terimakasih yang bisa saya ucapkan dan kado kecil untuk ibu, bapak saya bisa
lulus tepat waktu.
Buat adik-adik ku terima kasih yang selalu bikin aku tersenyum dan bikin
rame didalam rumah walaupun kita sering berantem kakak sayang sama kalian.
Buat temen-temen ku 3C dan temenku tersayang (budi, qoriesa, rizka,
indah, Eka, Putri) terima kasih buat kalian yang selalu memberi aku semangat,
tanpa kalian aku bukan apa – apa. CEMUNGGUT temen -temen.
Bu Annisaul dan bu dosen lainnya, terima kasih banyak untuk
keikhlasanya dan kesabaranya dalam menghadapai aku dan temen-temen, jasa
anda akan selalu terkenang dalam hidup kami.
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis........................................................................ 8
2. Asfiksia ........................................................................ 16
B. Pembahasaan ..................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 67
B. Saran ................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekitar 146.000 bayi usia 0-1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0-28 hari)
1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir adalah Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 226 bayi (36%), cacat bawaan sebanyak 210
sedangkan penyebab lain kematian bayi baru lahir disebabkan oleh sepsis
(infeksi sistemik), kelainan bawaan dan trauma persalinan (Depkes RI, 2010).
Kematian Bayi (AKB) turun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Untuk mencapai target tersebut perlu upaya percepatan yang lebih
penurunan angka kematian bayi baru lahir. Menurut Arief & Sari (2009)
asfiksia adalah keadaan di mana bayi lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia akan bertambah buruk
apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Salah satu dampak
2
ke organ otak. Bila terjadi pada bayi maka dapat mengganggu tumbuh
(Mochtar, 2005).
dengan baik dan memberikan asuhan yang tepat (Arief & Sari, 2009).
Januari – Oktober 2012 didapatkan jumlah bayi lahir sebanyak 1.090 bayi.
Jumlah bayi normal sebanyak 440 bayi (40,36%). Sedangkan bayi tidak
normal sebanyak 650 bayi (50,64%). Penyebab bayi tidak normal tersebut di
antaranya BBLR (170 bayi), ikterus (31 bayi), caput (36 bayi) dan asfiksia
(413 bayi). Jumlah bayi dengan asfiksia tersebut terdiri dari asfiksia ringan
sebanyak 390 bayi (94,43%), asfiksia sedang sebanyak 95 bayi (23,0%), dan
serta didukung dari hasil studi pendahuluan di atas maka penulis tertarik
untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir pada Bayi Ny. B dengan Asfiksia Ringan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta”.
3
B. Perumusan Masalah
kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. B dengan asfiksia ringan di RSUD
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada bayi baru lahir By. Ny. B
b. Mampu melakukan interpretasi data pada bayi baru lahir By. Ny. B
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada bayi baru lahir By. Ny. B
d. Mampu melakukan antisipasi atau tindakan segera bayi baru lahir pada
g. Mampu mengevaluasi asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir By.
lapangan pada bayi baru lahir By. Ny. B dengan Asfiksia Ringan di
baru lahir By. Ny. B dengan Asfiksia Ringan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
1. Bagi penulis
2. Bagi profesi
3. Bagi Institusi
a. Rumah sakit
Studi kasus serupa tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan
judul” Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan asifiksia sedang
asuhan yang diberikan adalah asfiksia teratasi keadaan umum bayi baik,
“Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Bayi Ny. S dengan Asfiksia di
hipotermi.
6
keaslian studi kasus dengan Karya Tulis Ilmiah yang dibuat oleh penulis,
F. Sistematika Penulisan
ini meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus, dan
sistematika penulisan.
Bab ini terdiri dari teori medis tentang bayi baru lahir, asfiksia
hukum.
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek
BAB V PENUTUP
dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
8
9
cukup.
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
16) Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
dengan baik.
19) Genetalia
diberi angka 0,1,2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah
10), asfiksia sedang (nilai APGAR 4 – 6), asfiksia berat (nilai APGAR
0 – 3).
2. Pulse (detak Tidak ada Lambat dibawah 100 Di atas 100 x/menit
jantung)
3. Grimace Tidak ada Menyeringai Menangis kuat
(reflek)
4. Activity (tonus Tidak ada Ekstremitasfleksi sedikit Gerakan aktif
otot)
5. Respiratory Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis dengan baik
(usaha nafas)
Sumber :Varney,(2007)
11
Menurut Sudarti dkk (2010), asuhan segera pada bayi baru lahir
normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama 1 jam pertama
1) Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antar kulit bayi
setiap 15 menit.
segera mungkin
panas yang benar pada bayi baru lahir, ikatan batin dan
pemberian ASI
12
untuk menyusu.
3) Menjaga pernafasan
tangan.
d) Bila bayi sianosis atau kulit biru atau sukar bernafas (frekuensi
4) Merawat mata
setelah lahir
bersih.
a) Isap mulut dan hidung dan pastikan jalan nafas tidak tersumbat.
bayi.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram. Ada dua macam BBLR, yang pertama akibat kurang
bulan dan yang kedua bayi lahir kecil dengan berat badan kurang
DM, atau usia ibu masih terlalu muda (kurang dari 20 tahun)
b) Bayi lahir kecil dengan berat badan yang harusnya untuk masa
(berat badan kurang dari 1500 gram dan usia kehamilan kurang
tersebut.
4) Letargi
Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin
segera rujuk.
15
5) Hipotermi
tinggi:
a) Asfiksia neonaturum
c) Kejang neonatus
2. Asfiksia
a. Pengertian
lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Sehingga bayi tidak dapat memasukan oksigen dan tidak
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai
Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat atau
1) Faktor ibu
a) Hipoksia ibu
dalam.
2) Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
plasenta.
3) Faktor fetus
pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini
melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dan
lain-lain.
4) Faktor neonatus
secara langsung.
intrakarnial.
c. Patofisiologi
primer akan melakukan usaha nafas dan bayi yang mengalami asfiksia
jauh lebih berbeda dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat
dan warna bayi berubah dari biru menjadi putih karena bayi baru lahir
sumber energi pada saat darurat. Neonatus yang lahir melalui seksio
asfiksia meliputi :
sesudah persalinan.
proses persalinan.
d) Bayi merintih.
wheezing positif.
21
e. Diagnosa
menit, 10 menit sesudah bayi lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus
f. Penanganan
BAYI LAHIR
PENILAIAN :
1. Bayi cukup bulan.
2. Ketuban jernih,tidak
bercampur mekonium.
3. Menangis atau bernapas.
4. Otot tonus baik .
LANGKAH AWAL
1.Jaga bayi tetap hangat
2 .Atur posisi bayi.
3.Isap lendir
4. Keringkan dan rangsangan taktil.
5. Reposisi
NILAI NAFAS
Konseling
Bayi yang tidak bernafas/megap-megap
2.Lanjutkan resusitasi
1. Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik.
3. pemantauan 2. Hentikan ventilasi dan nilai kembali napas tiap
4. pencegahan hipotermi 30 detik.
5.pemberian vitamin K Bila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2
6. Pencegahan infeksi menit resusitasi
7.Pencatatan dan pelaporan
1) Data Subyektif
(Nursalam, 2008).
a) Biodata
pada bayi
25
(Varney, 2007).
2007).
(Wiknjosastro, 2009).
(5) Penyuluhan
(Saifuddin, 2002).
(Mufdlilah, 2009).
(Mufdlilah, 2009).
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan khusus
5, ke-10.
b) Pemeriksaan umum
ketegangan otot.
(1) Suhu dinilai dari temperatur normal rectal atau axilla yaitu
hematoma, caputsuccedaneum.
atau tidak.
atau labiopalatoskzis.
limpa.
minora.
(Nanny, 2010).
cekungan.
e) Pemeriksaan reflek
tengkurap.
f) Pemeriksaan Antropometeri.
(normal 30 – 38cm).
(Varney, 2007).
1) Diagnosa kebidanan
Data Dasar :
a) Data Subjektif
setelah lahir.
b) Data Obyektif
antara lain :
wheezing positif.
2) Masalah
muncul pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan yaitu pernafasan
3) Kebutuhan
advis dokter.
Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan
2) Bersihkan jalan napas dengan hisap lendir pada hidung dan mulut
berikan injeksi vitamin K pada paha kiri, berikan salep mata dan
(Wiknjosastro, 2003).
f. Langkah 6 : Implementasi
g. Langkah 7 :Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah menilai apa ada kemajuan atau tidak pada
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
sudah diberikan pada paha kiri, salep mata sudah diberikan dan
3. Data Perkembangan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan ini menggunakan
S : Subyektif
melalui anamnesa.
37
O : Obyektif
P : Plan
C. Landasan Hukum
3. Perawatan bayi.
6. Pemberian imunisasi.
7. Pemberian penyuluhan
(Kepmenkes, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan
atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus
melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010).
Surakarta.
mengambil kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek untuk studi kasus ini adalah
untuk mencari kasus (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan pada
39
40
Instrumen studi kasus adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk
banyak dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek
a. Wawancara
(Notoatmodjo, 2010).
41
b. Observasi
Pada kasus ini yang diobservasi adalah tanda-tanda vital, dan nilai
APGAR
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
turgor kulitbayi.
3) Auskultasi
2. Data Sekunder
a. Studi Dokumentasi
b. Studi Kepustakaan
teori yang sudah ada di buku atau hasil penelitian lain untuk
yang pernah melakaukan studi pendahuluan yaitu Titis Arum Sari dan
Lisa Fitriana.
43
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara
lain :
b. Buku tulis
c. Bolpoint
a. Termometer
b. Stetoskop
c. Jam tangan
d. Timbanganbayi
e. Mistar
f. Metline
g. Alat resusitasi
Menggunakan alat :
2) Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,
4) Tabung oksigen
44
a. Kotak alat resusitasi yang berisi tabung dan sungkup atau balon dan
sungkup neonatal.
(Wiknjosastro, 2007).
BAB IV
A. Tinjauan Kasus
SURAKARTA.
1. Pengkajian
a. Data subjektif
1) Identitas bayi
e) Anak ke : 1 (satu)
3) Riwayat penyakit
bagian tangan.
(3) Asma/ TBC : Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah sesak
dan kulit.
hari.
90 mmHg.
48
mulut.
penyakit lainnya.
(1) Menular
(2) Menurun
e) Riwayat operasi
c. Pemeriksaan Fisik
a) Pernafasan : 42 x/menit
putih.
labiopalatoskizis.
kelenjan limfe.
punggung.
berlubang
4) Reflek
6) Eliminasi
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa kebidanan
Data Dasar :
1) Data Subjektif
08. 20 WIB.
lahir.
2) Data obyektif
b) Pemeriksaan fisik
palatoskizis.
retraksi.
52
c) Vital sign
Pernafasan : 42 x/menit
d) Pemeriksaan reflek
bayi terkejut
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Diagnosa potensial
4. Tindakan segera
5. Rencana tindakan
6. Pelaksanaan
tali pusat.
handuk kering.
lampu sorot.
f. Pukul: 08. 26 WIB membersihkan jalan nafas dari mulut hingga hidung
bayi.
7. Evaluasi
handuk bersih.
c. Pukul: 08. 26 WIB nilai APGAR score pada menit kelima adalah 8
d. Pukul: 08.27 WIB bayi telah dibawa ke meja resusitasi dan diberikan
lampu sorot.
f. Pukul: 08.27 WIB bayi sudah dibersihkan jalan nafas dengan selang dee
g. Pukul: 08.29 WIB bayi sudah diberikan rangsangan pada telapak kaki
Tabel 4.2
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
kuat.
O : Obyektif
Respirasi : 48 x/menit.
A : Assesment
P : Planing
kepala, lingkar dada, panjang badan, berat badan dan lingkar lengan.
4. Pukul: 08. 42 WIB memberikan salep mata eritromisin 0,5% pada bayi.
57
a. Menggedong bayi.
kebutuhan bayi.
10. Pukul: 09.27 WIB memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir :
d. Tali pusat merah, berbau busuk dan keluar cairan atau darah.
Evaluasi
2. Pukul: 08. 39 WIB tali pusat bayi telah dibungkus dengan kassa steril.
4. Pukul: 08. 43 WIB bayi sudah diberikan salep mata eritromisin 0,5 %.
7. Pukul: 09. 15 WIB bayi telah dilakukan rawat gabung dengan ibu.
8. Pukul: 09. 20 WIB ibu bersedia memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi.
10. Pukul: 09. 28 WIB ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya bayi baru
lahir.
59
DATA PERKEMBANGAN II
S: Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah mulai memberikan ASI kepada bayinya, Tetapi ASI
tidak lancar.
O: Obyektif
1. KU bayi : baik.
A : Assesment
P : Planing
1. Pukul: 07.03 WIB mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi
5. Pukul: 07.08 WIB menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI sesuai
kebutuhan bayi.
Evaluasi
1. Pukul: 07.04 WIB bayi telah terbungkus dan suhu bayi sudah diperhatikan.
a. BAK
Frekuensi : 1 kali.
Frekuensi : 1kali.
Frekuensi : 1 kali.
b. BAB
Frekuensi : 1 kali.
Konsistensi :Lunak.
3. Pukul: 07.16 WIB ibu telah mengerti dan paham bagaimana cara merawat
4. Pukul: 07.16 WIB Ibu bersedia untuk memberikan ASI sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pukul: 12.00 WIB telah dilakukan observasi tanda –tanda vital pada bayi
dengan hasil :
Suhu : 36,8ºC.
Respirasi : 50 x/menit.
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kasus tentang bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan yang ada di lahan klinik dengan teori yang ada. Karena
1. Pengkajian
suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat
adanya gejala takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit, bayi
diperoleh data subyektif dengan keluhan bayi tidak dapat menangis secara
diperoleh hasil nilai APGAR score 7. Pemeriksan fisik warna kulit tubuh
merah muda, ekstermitas biru, hidung terdapat secret, mulut kebiruan dan
aktifitas kurang. Dalam kasus ini tidak ditemukan adaya gejala takipnea
dengan napas lebih dari 60 kali per menit, adanya retraksi sela iga, adanya
praktek dilapangan.
2. Interpretasi Data
menentukan masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia
ringan.
ringan ditandai dengan adanya gejala takipnea dengan napas lebih dari 60
kali per menit, bayi tampak sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi
merintih, adanya pernapasan cuping hidung, bayi kurang aktivitas dan dari
membersihkan jalan nafas. Dari kasus ini masalah yang ditemukan dan
masalah yang terjadi adalah pernapasan kurang, bayi tampak sianosis dan
O2, rasa nyaman, kehangatan. Tapi pada kasus ini masalah yang terjadi
Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek lapangan.
3. Diagnosa Potensial
terjadi asfiksia sedang, jadi sudah sesuai dengan teori menurut Surasmi
Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial karena dapat ditangani
4. Antisipasi
dilakukan adalah pembersihan jalan napas dan menjaga agar suhu tetap
hangat. Antisipasi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai dengan teori
menurut Arief & Sari (2009) yaitu perawatan bayi, pembersihan jalan
praktek dilapangan.
5. Perencanaan
Pada kasus bayi Ny. B dengan Asfiksia ringan ini rencana tindakan
ringan adalah :
b. Bersihkan jalan napas dengan hisap lendir pada hidung dan mulut
Jadi pada langkah ini ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan.
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
asfiksia ringan tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi pada bayi
dapat teratasi.
bayi dalam keadaan normal. Evaluasi pada kasus ini yang dihasilkan sudah
sesuai dengan teori menurut Hyre (2003), yaitu bayi dapat bernapas
dengan normal, tidak hipotermi, tidak infeksi, nutrisi dan vital sign baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
1. Dari pengkajian pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan diketahui nilai
APGAR score pada menit pertama 7, warna kulit tubuh merah muda,
kurang.
2. Dari interpretasi data ditegakan diagnosa kebidanan bayi Ny. B umur satu
3. Diagnosa potensial pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan adalah asfiksia
4. Antisipasi yang dilakukan pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan adalah
pembersihan jalan nafas dengan menggunakan selang dee lee dan menjaga
tubuh bayi, letakkan bayi dimeja resusitasi dan berikan lampu sorot,
bersihkan jalan nafas dari mulut hingga hidung, nilai APGAR score menit
67
68
ringan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat yaitu dengan memotong
tali pusat mengeringkan tubuh bayi, meletakkan bayi dimeja resusitasi dan
7. Setelah dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi selama
2 hari hasinya kondisi asfiksia bayi dapat teratasi dan kondisi bayi normal,
nustrisi dan eliminasi baik. Jadi asuhan yang diberikan pada bayi Ny.B
B. Saran
1. Bagi profesi
sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat tercapai pada
klien.
69
2. Bagi institusi
ringan.
Dewi, V, N, L. 2011 .Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: EGC.
Fitriana, L. 2005. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
Sedang. Diruang Perinatologi RSU Pandang Agung Boyolali. Surakarta.
Akbid Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah.