Anda di halaman 1dari 4

JUDUL : RANGKAIAN PENYULUHAN ETIKA BATUK DAN CUCI TANGAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN

PENYEBARAN INFEKSI COVID-19 DI ERA NEW NORMAL

LATAR BELAKANG

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai
berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan
bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.

Sampai dengan tanggal 28 Juli 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 16 juta dengan 652 ribu kematian
(CFR 4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192 negara/wilayah. Diantara kasus tersebut, sudah ada
beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-
19 Sampai dengan tanggal 28 Juli 2020, Indonesia sudah melaporkan 100.303 kasus konfirmasi COVID-
19 dari 24 Provinsi yaitu: Bali, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara
Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara,Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Selatan, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia
adalah DKI Jakarta, Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang), Jawa Barat (Kota Bandung, Kab. Bekasi,
Kota Bekasi, Kota Depok, Kab. Bogor, Kab. Bogor, Kab. Karawang), Jawa Timur (kab. Malang, Kab.
Magetan dan Kota Surabaya) dan Jawa Tengah (Kota Surakarta).

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan
batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang
yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi
standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan
sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan
ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala
penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

PERMASALAHAN

Permasalahan Utama dari sebagian besar kasus-kasus penyakit infeksi menular khususnya Covid-19
adalah proses Transmisi (penularannya), Tingkat Penularan Virus Corona cukup tinggi dan sangat mudah
ditularkan (mengingat ini adalah sebuah jenis virus baru). Proses Penyebaran Virus hingga saat ini diduga
kuat disebabkan oleh beberapa faktor seperti droplet, kontak erat (berbicara dengan penderita dalam
jarak beresiko <1m), bahkan diakui virus ini mampu menempel cukup lama pada sebuah benda hingga
berpindah ke tangan seseorang yang kemudian memegang benda tersebut.
Berdasarkan Hal ini maka Upaya Utama yang dapat memutus rantai Transmisi infeksi Covid-19 adalah
dengan menerapkan Etika Batuk/Bersin (pencegahan transmisi droplet) serta menerapkan Budaya Cuci
Tangan menggunakan Air mengalir dan Sabun untuk memastikan Tangan bersih dari kontaminasi,
mengingat tangan menjadi “media transportasi” virus yang sangat berhubungan erat dengan Port the
Entry (mulut, hidung dan mata).

Sebagian Besar masyarakat Kabupaten Morowali Utara khususnya masih sangat kurang kesadarannya
dalam hal informasi Etika Batuk dan Budaya Cuci Tangan yang benar, hal ini kami temukan berdasarkan
hasil wawancara personal kepada sebagian besar pengunjung Poliklinik Puskesmas Beteleme. Sehingga
kami rasa perlu untuk menggencarkan Edukasi terkait Etika Batuk dan Cuci Tangan sebagai langkah
Preventif Penularan Infeksi Menular khusunya Covid-19.

PERENCANAAN UKM

Ditengah terdeteksinya pasien pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020, kasus covid-19 di Indonesia mulai
meningkat cukup pesat hingga mulai meresahkan masyarakat, terutama masyarakat Morowali Utara.
Dengan perkembangan informasi mengenai penyakit Covid-19 yang berubah sangat cepat, banyak
masyarakat Indonesia yang bingung dan sulit memilah antara berita yang benar dan salah. Kami peserta
PIDI sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan mendapat perhatian khusus dari masyarakat
terutama dalam menjelaskan dan meluruskan berita-berita tentang penyakit baru tersebut. Dengan
demikian, untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat seperti definisi, etiologi, penyebaran, tanda,
gejala, morbiditas dan mortalitas serta upaya pencegahan yang didapat dari sumber yang kredibel, kami
merencanakan untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan dan meluruskan berita-berita yang salah
alias hoax semaksimal mungkin, sebelum diadakan program physical distancing besar-besaran di seluruh
Indonesia.

Kami mempersiapkan materi-materi dan mengadakan penyuluhan untuk dipresentasikan kepada tenaga
medis maupun non-medis di Puskesmas Beteleme dan juga ke beberapa instansi masyarakat lalu
mengajarkan etika batuk dan budaya cuci tangan yang benar. Kami juga meringkas materi dalam bentuk
video singkat yang rencananya dapat dibagikan ke seluruh masyarakat melalui media sosial, youtube,
maupun diputar di tempat-tempat umum seperti di ruang umum puskesmas.

Harapan kami dalam mini project ini adalah agar kami dapat membekali tenaga kesehatan medis dan
non-medis di Puskesmas Beteleme dalam rangka bersama mengedukasi masyarakat di wilayah kerjanya
tentang Covid-19, serta juga memberi masyarakat lokal pengetahuan dasar yang adekuat dan arahan
upaya masing-masing komponen masyarakat dalam bersama menghadapi wabah Covid-19 ini.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan intervensi berupa penyuluhan Etika Batuk dan Cuci Tangan Untuk Pencegahan Penyebaran
Corona virus Disease 2019 dilakukan di beberapa rumah ibadah di wilayah kerja PKM Beteleme.

-Pelaksanaan penyulukan dilakukan dengan pemaparan materi dalam bentuk ceramah yang dijelaskan
oleh dokter internsip
-Peserta diberikan waktu untuk melakukan tanya-jawab mengenai materi

- Pembagian masker gratis untuk masyarakat yang akan beribadah.

- Penyuluhan di berbagai instansi Rumah Ibadah seperti :

1. GSJA Pemulihan Tinompo (12 Juli 2020)

2. Mesjid Al-Furqan Beteleme Pasar Baru (17 Juli 2020)

3. Gereja Talitakum Korowou ( 19 Juli 2020)

4. Gereja Advent Wawopada ( 26 Juli 2020)

MONITORING

Monitoring dan Evaluasi yang kami lakukan setelah melakukan edukasi antara lain:

1. Melakukan sesi tanya jawab sekaligus menguji seberapa paham masyarakat dengan materi edukasi

2. Berkoordinasi dengan Pihak Puskesmas mengenai prosedur intervensi dan pencegahan terhadap
pasien terduga Covid-19 (OTG, ODP dan PDP)

3. Berkoordinasi dengan Surveilans Puskesmas terkait trend data pasien terduga Covid-19.

4. Melihat dan mengevaluasi secara langsung perilaku Cuci tangan dan etika batuk pada pasien yang
berkunjung ke Puskesmas Beteleme.

Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai