3. Kaktus
Kaktus sebagai koagulan alami digunakan dalam proses pejernihan air. Zat
pektin yang terkandung dalam tanaman kaktus dapat menurunkan kekeruhan pada
air. Zat pektin merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air dan
membentuk cairan kental (jelly) yang disebut dengan mucilage. Pektin tersusun
dari polimer asam D-galakturonat, yang terkait dengan α1,4 glikosidik. Asam D-
galakturonat merupakan gugus karbosil yang saling berikatan dengan ion Mg²+
atau Ca²+. Asam D-galakturonat mengandung muatan negatif, sehingga dapat
mengikat segala muatan positif pada air sehingga dapat menjernihkan air dan
dapat menurunkan kadar kekeruhan pada air (Erlani dan Triani, 2011)
4. Biji Kecipir
Biji kecipir mampu menjadi biokoagulan diakibatkan kandungan
proteinnya yang cukup tinggi yang dapat berperan sebagai polielektrolit.
Polielektrolit adalah polimer yang membawa muatan positif atau negatif dari
gugus yang terionisasi. Polielektrolit pada pelarut yang polar seperti air, gugus ini
dapat terdisosiasi, meninggalkan muatan pada rantai polimernya dan melepaskan
ion yang berlawanan dalam larutan. Protein yang terlarut dari biji kecipir
mengandung gugus -NH3+ yang dapat mengikat partikel-partikel yang bermuatan
negatif sehingga partikelnya terdestabilisasi. Partikel tersebut akan membentuk
ukuran yang lebih besar dan dapat terendapkan (Hendrawati dkk, 2013).
DAFTAR PUSTAKA