Proyek ini terdiri atas empat komponen proyek yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan sistem pengelolaan pendidikan di Kementerian Agama. Keempat komponen
tersebut adalah:
1. Penerapan Sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis
elektronik) secara Nasional dan Pemberian Dana Bantuan untuk Madrasah. Sistem e-
RKAM ini memungkinkan terjadinya peningkatan efektivitas pembelanjaan melalui
sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja di madrasah dan sekolah
penerima BOS di bawah Kemenag yang memungkinkan madrasah dan satuan
pendidikan keagamaan lainnya untuk merencanakan, menganggarkan, dan memonitor
penggunaan dana dengan lebih efektif. Pemberian dana bantuan dimaksudkan untuk
mendukung percepatan pencapaian SNP berdasarkan hasil Evaluasi Diri Madrasah
(EDM) dan penerapan e-RKAM.
2. Penerapan Sistem Penilaian Hasil Belajar di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk
Seluruh Peserta Didik Kelas 4 Secara Nasional. Asesmen ini diharapkan dapat mengukur
dampak dari pendanaan terhadap hasil belajar siswa dan mengidentifikasi aspek-aspek
apa saja yang perlu ditingkatkan.
3. Kebijakan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Guru, Kepala
Madrasah, dan Tenaga Kependidikan Madrasah. Peningkatan akses terhadap pelatihan
yang bermutu memungkinkan terjadinya peningkatan kompetensi guru dan tenaga
kependidikan.
4. Penguatan Sistem untuk Mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan. Penguatan sistem
pendataan sehingga menjadi basis dalam pembuatan kebijakan, serta penguatan
sistem pengelolaan madrasah dan tata kelola di semua jenjang kantor Kemenag
diharapkan dapat meningkatkan sistem penyelenggaran pendidikan yang bermutu di
Kemenag.
B. Latar Belakang
Kementerian Agama merupakan salah satu Kementerian yang berperan penting dalam dalam
pencapaian target pembangunan pendidikan nasional. Sebagai bagian dari sistem pendidikan
nasional, Kementerian Agama menyelenggarakan layanan pendidikan formal pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan
Madrasah Aliyah (MA).
Salah satu prioritas Rencana Strategis Kementerian Agama dalam meningkatkan mutu Pendidikan
Islam adalah peningkatan mutu pembelajara melalui peningkatan mutu guru, kepala madrasah dan
tenaga kependidikan di madrasah. Peningkatan mutu guru, kepala madrasah dan tenaga
kependidikan di madrasah dilaksanakan melalui skema Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PPKB). Fokus program tersebut dilakukan di kelompok kerja terdekat yaitu melalui
kegiatan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), Kelompok Kerja Madrasah (KKM), dan
Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah.
Salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Guru, Kepala Madrasah, dan Tenaga Kependidikan Madrasah adalah melalui
implementasi proyek Realizing Education’s Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious
Affairs for Improved Quality of Education (Madrasah Education Quality Reform) – yang disingkat
REP-MEQR, yaitu sebuah program investasi SDM yang dikembangkan Kementerian Agama yang
sumber pendanaannya melalui Pinjaman Luar Negeri Bank Dunia (IBRD Loan No.8992-ID) dari tahun
2020 sampai dengan 2024.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambaha Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 107,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058);
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas
Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017 tentang Kepala Madrasah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017
tentang Kepala Madrasah;
9 Peraturan Menteri Agama Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru.
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Kementerian Agama.
D. Maksud Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru inti/Instruktur Nasional untuk
jenjang MI (literasi, numerasi, dan sains), MTs (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, dan IPA), MA (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, Fisika, Kimia,
Biologi, dan Bimbingan Konseling) melalui pelatihan calon Instruktur Nasional PKB Guru.
Peserta yang dinyatakan lulus dalam pelatihan selanjutnya disebut sebagai Instruktur
Nasional (IN) yang akan bertugas mendampingi dan menjadi pelatih pada kegiatan
pelatihan Fasilitator Provinsi PKB Guru Madrasah (KKG/MGMP/MGBK).
E. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini antara lain:
1. Memberikan pelatihan calon Instruktur Nasional PKB Guru MI (Literasi, Numerasi dan
Sains)
2. Memberikan pelatihan calon Instruktur Nasional PKB Guru MTs (Matematika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA)
3. Memberikan pelatihan calon Instruktur Nasional PKB Guru MA (Matematika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Fisika, Kimia, Biologi, dan BK)
J. Jadwal Kegiatan
Agenda Kegiatan Pelatihan Instruktur Nasional PKB Guru MI-MTs-MA
NO WAKTU H ke-1 H ke-2 H ke- 3 H ke- 4 H ke- 5
1 07.30 – 08.30 E G I M
2 08.30 – 09.30 E G I M
09.30 – 10.00
3 10.00 – 11.00 F G J N
4 11.00 – 12.00 F G J N
12.00 – 13.00
5 13.00 – 14.00 A F G J
6 14.00 – 15.00 L F H K
15.00 – 15.30
7 15.30 – 16.30 B F H K
8 16.30 – 17.30 C F H L
17.30 – 19.30
9 19.30 – 20.30 D F H M
10 20.30 – 21.30 D G I M
Keterangan
A : Pembukan & Kontrak Belajar (2 JP)
B : Overview Program Reformasi Madrasah (1 JP)
C : Konsep dasar dan Teknis Pelaksanaan PKB Guru Madrasah (1 JP)
D : Pembelajaran Aktif/Berpusat pada Anak (2 JP)
E : Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS/Computational thingking) (2 JP)
F : Mempraktekkan salah satu kegiatan di modul & mempersiapkan praktek mengajar
(IN-1) (7 JP)
G : Praktik mengajar (ON) (6 JP)
H : Refleksi dan umpan balik tentang praktik mengajar (IN-2) (4 JP)
I : Bedah Modul (3 JP)
J : Teknik fasilitasi pelatihan/Pembelajaran Andragogi (3 JP)
K : Sistem Monitoring, evaluasi dan penjaminan Mutu Kegiatan (2 JP)
L : Pre test dan Post Test
M : Perencanaan kegiatan tindak lanjut (pelatihan tingkat berikutnya) (2 JP)
N : Penutup
K. Peserta Kegiatan
Peserta pelatihan Instruktur Nasional adalah calon Instruktur Nasional yang sudah
dinyatakan `LULUS` dalam seleksi administrasi, seleksi akademik, dan atau wawancara yang
diselenggarakan oleh Direktorat GTK Madrasah Kementerian Agama RI.
L. Nara Sumber Kegiatan.
Nara sumber pada pelatihan Instruktur Nasional adalah unsur praktisi dari lembaga
penyelenggara program yang akan memberikan materi terkait dengan pelatihan antara
lain:
- Materi Pembelajaran Aktif/Berpusat pada Anak Dan Mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS/Computational thingking).
- Teknik fasilitasi pelatihan/Pembelajaran Andragogi.
- Monitoring evaluasi dan penjaminan Mutu.
M. Fasilitator Kegiatan
Fasilitator pelatihan Instruktur Nasional adalah dari unsur penulis modul dan tim
pengembang PKB yang ditunjuk oleh Direktorat GTK 12 Madrasah Kementerian Agama.
Dalam pelaksanaannya, pelatihan dapat dilakukan dengan Team Teaching atau masing-
masing kelas akan diampu maksimal 3 (tiga) orang Narasumber inti.
R. Metode Pengadaan
Metode Pemilihan Penyedia Jasa akan dilakukan melalui Tender atau Request for Bids (RFB)
S. Biaya
Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI Tahun 2021 yang sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar
Negeri (PLN) IBRD Loan 8992-ID.
Lampiran 1
MITIGASI TERHADAP RISIKO COVID-19
(CONTIGENCY PLAN)
Covid-19 berpengaruh kepada berbagai aspek dalam kehidupan. Begitu juga dengan kegiatan
Bimtek Penguatan kapasitas Guru dan Tenaga Kependidikan akan terdampak dengan adanya
virus ini. Oleh karena itu maka perlu adanya upaya-upaya meminimalisasikan akibat yang
ditimbulkan oleh covid-19 ini. Kegiatan Bimtek disiapkan secara tatap muka langsung dengan
asumsi bahwa kegiatan dinyatakan aman dan memungkinkan dengan mematuhi protokol
kesehatan yang ketat. Protokol kesehatan mengacu sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan
Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Kegiatan Bimtek akan dilakukan di ruang pertemuan
umum seperti di hotel dan tempat lain. Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel harus mengacu
pada keputusan menteri Kesehatan di atas. Upaya mitigasi penularan COVID-19 bagi peserta
Bimtek harus dilakukan dengan mewajibkan kepada peserta Bimtek untuk menunjukkan surat
hasil rapid test. Ketentuan pelaksanaan Kegiatan Bimtek di hotel harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
1. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan pengunjung agar
selalu mengikuti ketentuan jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan dan
kedisplinan penggunaan masker.
2. Menyediakan handsanitizer di pintu masuk, lobby, meja resepsionis, pintu lift, dan area
publik lainnya.
3. Menjaga kualitas udara dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari, serta
melakukan pembersihan filter AC.
4. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit tiga kali sehari)
menggunakan pembersih dan disinfektan pada area atau peralatan yang digunakan
bersama seperti pegangan pintu dan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum
lainnya.
5. Pintu masuk/lobby dilakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk tamu dan karyawan.
Apabila ditemukan suhu > 37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit),
6. Menerapkan jaga jarak area publik dan lain sebagainya.
7. Menyediakan sarana pelindung wajah (faceshield)
8. Di Kamar
a) pembersihan dan disinfeksi pada kamar sebelum dan sesudah digunakan tamu.
b) penggantian sarung bantal, sprei, hingga selimut; penyedian handsanitizer di meja.
9. Ruang Pertemuan
a) Kapasitas meeting room, dan conference memperhitungkan jaga jarak minimal 1 meter
antar tamu.
b) Memastikan proses pembersihan dan disinfeksi ruang pertemuan sebelum dan setelah
digunakan.
c) Membersihkan dan mendisinfeksi microphone setiap setelah digunakan masing-masing
orang. Tidak menggunakan microphone secara bergantian sebelum dibersihkan atau
menyediakan microphone pada masing-masing meja.
10. Ruang Makan
a) Mewajibkan setiap orang yang akan masuk ruang makan untuk mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir.
b) Pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter dan tidak saling berhadapan.
c) Tidak menggunakan alat makan bersama-sama.
d) Tidak menerapkan sistem prasmanan/buffet. Apabila menerapkan sistem
prasmanan/buffet agar menempatkan petugas pelayanan pada stall yang disediakan
e) Untuk meminimalisasi pelayanan makanan secara buffet (prasmanan), juga dapat
dilakukan dengan menggunakan nasi kotak/box/take away, namun kualitas lebih baik.
Apabila kegiatan Bimtek tidak dapat dilakukan secara tatap muka langsung maka perlu upaya
mitigasi dengan melaksanakan kegiatan Bimtek secara daring atau online.
Guna mengantisipasi kegiatan Bimtek yang tidak dapat dilakukan karena covid-19 maka perlu
ada mitigasi dalam pelaksanaannya. Opsi yang ditempuh adalah mengubah pelatihan secara
tatap muka langsung dengan model pendekatan kombinasi antara online dan tatap muka
langsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan format video conference secara live atau
synchronous dan rekaman atau unsynchronous. Plafform yang digunakan adalah google
platform. Nara sumber atau fasilitator adalah Fasnas yang telah dilatih untuk pelatihan Bimtek
ini. Kegiatan Bimtek berlangsung selama 5 hari dengan jam pelajaran setiap harinya maksimal
8 jam sesuai dengan modul yang sudah disiapkan.
Lampiran 2