SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian
Oleh
Slamet Nurrohman
NIM: 122310024
i
MOTTO
Orang yang suka berkata jujur akan mendapat tiga hal, yakni kepercayaan, cinta
dan rasa hormat
(Sayidina Ali bin Abi Thalib)
Sesungguhnya bagian perkataan itu ada yang lebih keras dari batu, lebih pahit dari
jadam, lebih panas dari bara, dan lebih tajam dari tusukan. Sesungguhnya hati
merupakan ladang, maka tanamilah dia dengan perkataan yang baik, sebab bila
tidak tumbuh semuanya, maka niscaya akan tumbuh sebagian.
(Al Hadist)
Manusia paling lemah yaitu orang yang tak mampu mencari teman. Tetapi yang
lebih lemah dari itu yaitu orang yang mendapat banyak teman namun menyia-
nyiakanya.
(Ali bin Abi Thalib)
Jangan membuat putus asa dalam mengulang doa, saat Allah SWT menunda
ijabah doa tersebut menurut piliha-Nya kepadamu, bukan menurut pilihan seperti
kehendakmu. Kelak pada waktu yang dikehendaki-Nya, bukanya menurut waktu
yang kau kehendaki.
(Ibnu Atha’ilah)
iv
PERSEMBAHAN
v
PRAKATA
Tersusunnya laporan ini tidak lepas dari peran berbagai pihak, untuk itu
Akademik.
2. Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Agribisnis
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, doa, materi dan motivasi
vii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
MOTTO .............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... vi
PRAKATA .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3
C. BatasanMasalah dan Asumsi Penelitian ........................................... 3
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
xi
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 97
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................... 100
B. Saran ................................................................................................. 100
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.GradeAB............................................................................................. 74
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
9. Lampiran 9 Dokumentasi.
xv
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dihadapi oleh perusahaan. Persediaan yang terlalu besar maupun terlalu kecil
resiko, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen persediaan yang efektif dapat
1999:205)
Bahan baku (Raw Materials) merupakan prioritas utama dan sangat vital
baku menjadi masalah yang sangat penting, karena jumlah persediaan bahan baku
tersebut dapat dikendalikan lebih efektif melalui penggunaan berbagai sistem atau
menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi,
1
2
Sitem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya bahan baku yang
tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat,. Sistem atau metode
PT. Tunas Madukara Indah Unit II, merupakan sebuah perusahaan yang telah
yang berbahan baku balken kayu sengon. Barecore adalah jenis plywod yang
terbuat dari kayu balken dan berbentuk papan dengan ukuran panjang 2440mm
dan lebar 1220mm, sedangkan balken yaitu bahan dasar pembuatan barecore
kadangkala membeli bahan baku dalam jumlah yang relatif besar, sehingga akan
B. Idenfifikasi Masalah
bergerak di bidang pengolahan hasil hutan. Bahan baku yang digunakan adalah
sangat penting karena persediaan fisik memerlukan biaya yang cukup besar.
Jumlah pengadaan bahan baku yang tidak sesuai dengan kebutuan bahan
baku untuk di produksi, mengakibatkan terjadinya kelebihan bahan baku. Hal ini
bahan baku.
4
1. Batasan Masalah
a. Data yang di diambil adalah data bahan baku balken pada tahun 2015.
b. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku balken di PT. Tunas
2. Asumsi Penelitian
D. Rumusan Masalah
1. Berapa jumlah bahan baku optimal yang harus disediakan oleh PT.Tunas
Madukara Indah Unit II?
2. Berapa total biaya persedian bahan baku dengan metode EOQ (Economic
Order Quantity)?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jumlah bahan baku optimal yang harus disediakan oleh PT.Tunas
Madukara Indah Unit II.
F. Manfaat Penelitian
yang merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian di
Purworejo.
2. Bagi PT. Tunas Madukara Indah Unit II, diharapkan sebagai bahan masukan,
3. Bagi pihak lain, dapat menjadi sumber informasi dan masukan yang dapat
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pesediaan
untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku
6
7
proses produksi serta persediaan barang jadi atau produk yang disediakan
dari berbagai macam persediaan barang yang ada, seperti bahan baku, dan
ketidakpastian.
menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam
2. Pentingnya Persediaan
utama dari modal kerja (aktiva lancar). Persediaan merupakan investasi yang
tersebut. Perusahaan pengecer memiliki persediaan lebih dari 25% dari total
aktiva perusahaan.
3. Jenis-Jenis Persediaan
dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi
Persediaan barang-barang yang terdiri dari part atau bagian yang diterima dari
perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling dengan part lain,
(Supplies stock)
d. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (Work in process /
progress stock)
Persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik
atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu
Barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap
4. Tujuan Persediaan
jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit
produksi.
perusahaan.
5. Fungsi Persediaan
a. Fluctuation stock
b. Anticipation stock
itu, maka diperlukan sediaan produk jadi agar tak terjadi stockout.
Keadaan yang lain adalah bila suatu ketika diperkirakan pasokan bahan
c. Lot-size inventory
daripada kebutuhan pada saat itu. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan
d. Pipeline inventory
dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan yang dapat memakan waktu
beberapa hari atau beberapa minggu. Persediaan timbul akibat oleh tidak
sistem persediaan.
jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat
c. Sifat bahan baku/penolong, apakah cepat rusak (durable good) atau tahan
persediaan,yaitu :
1. Faktor waktu
4. Faktor Ekonomis
7. Biaya Persediaan
Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli
dan harga satuan barang. Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika
break dimana harga barang per unit akan turun bila jumlah barang yang
barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli
(misalnya satu tahun) konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi
dari pihak luar (supplier) dan biaya pembuatan (Setup Cost) bila barang
5. Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost), adalah biaya yang
tinggi.
16
dengan suku bunga bank. Oleh karena itu, biaya yang ditimbulkan
b. Biaya Gudang
depresiasi.
e. Biaya Asuransi
perusahaan asuransi.
handling.
tidak tersedianya barang pada waktu dibutuhkan. Biaya ini pada dasarnya
dimana jika terjadi kehabisan barang pada saat ada permintaan, maka
Rp/unit.
b. Waktu Pemenuhan
Rp/satuan waktu.
penyediaan bahan dasar yang tepat, dalam arti tidak mengganggu proses
produksi dan biaya yang ditanggung tidak terlalu tinggi, untuk. Pentingnya
uraian diatas, terdapat suatu metode yang disebut EOQ (Economic Order
Quantity).
jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal
yang paling tua dan terkenal secara luas, metode pengendalian persediaan ini
b. Harga per unit konstan memasukkan variabel harga yang timbul dari
Order Quantity) awal dengan cara yang sama dengan yang digunakan
dimodifikasi kembali.
21
menjadi dasar yang penting bagi manajer untuk membuat keputusan tentang
persediaan.
Total biaya persediaan tahunan TAC adalah penjumlahan total biaya simpan
TAC = TOC+TCC
Total biaya pesan tahunan (TOC) dapat ditulis dalam persamaan berikut ini:
𝑅
TOC=(𝑄) 𝑆
𝑅 𝑅
Frekuensi pemesanan/tahun: 𝑄
rata-rata persedian dapat dihitung dengan 𝑄
sehingga total biaya simpan tahunan (TCC) dapat ditulis dalam persamaan
berikut ini:
𝑅
TOC=(2) 𝑐
𝑅
Rata-rata persediaan = (2)
Dari kedua persamaan diatas, total biaya persediaan tahunan dapat ditulis
𝑅 𝑅
TAC=(2) 𝑐 + (𝑄) 𝑠
22
EOQ atau Q* akan tercapai pada saat TOC = TCC. Sehingga model
TCC=TOC
𝑅 𝑅
( 2) 𝑐 + (𝑄) 𝑠
𝑄𝐶 𝑅𝑆
2
=𝑄
Q2 C =2RS
2𝑅𝑆
Q2 = 𝐶
2𝑅𝑆
EOQ = Q* = √ 𝐶
minimum (TIC).
𝑅 𝑄∗
TC= (𝑄∗) 𝑠 + ( 2 ) 𝑐
𝑅
TOC = (𝑄∗) 𝑠
𝑄∗
TCC = ( 2 ) 𝑐
𝑄∗
F* = 𝑅
Keterangan
23
∑(𝑥 − 𝑥̅ )2
𝑆𝐷 = √
N
Keterangan
SD= Standar Deviasi
x = Pemakaian sesungguhnya
𝑥 = Perkiraan pemakaian
̅
n = Jumlah data
Zs = SD x Z
Keterangan
Zs = Persediaan pengaman
SD = Standar Deviasi
Z = Standar deviasi diatas rata-rata
ROP = (LT x d) + Zs
LT = Lead Time
d = Penggunaan Rata-rata Bahan Baku Perhari
Zs = Safety Stock
(Render & Heizer 2005 : 73)
24
dilakukan dengan cara menyusun suatu daftar atau tabel jumlah pesanan
(order) per tahun, sumbu vertical besarnya biaya dari ordering costs,
tepat dari bahan–bahan yang tersedia pada waktu yang diburuhkan dengan
yang optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya
produk jadi. Cara pengadaan bahan baku bisa diperoleh dari sumber–
sumber alam atau perusahaan lain yang menghasilkan bahan baku bagi
akan digunakan atau diolah menjadi produk yang akan dihasilkan oleh
26
bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah ditelusuri dari
biaya barang jadi barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung
jadi.
tidak bisa tersedia setiap saat. Bahan baku merupakan unsur penting dalam
satu per satu dalam jumlah unit yang diperlukan serta pada saat bahan
b. Apabila terdapat keadaan bahwa bahan baku yang diperlukan tidak ada di
produksi.
baku jangan terlalu besar atau pun terlalu kecil. Apabila persediaan bahan
1) Persediaan bahan baku dalam jumlah kecil sering kali tidak dapat
dari berbagai macam dan berkaitan dengan antara faktor yang yang satu
tidak tahan lama tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu bila
B. TinjauanPustaka
persediaan.
pengendalian persediaan bahan baku kecap belum optimal dari segi biaya
persediaan bahan baku. Hal ini ditunjukkan dari tingginya biaya persediaan
Oleh karena itu metode MRP teknik POQ direkomendasikan sebagai model
dilihat dari biaya persediaan bahan bakunya. Penggunaan metode MRP teknik
32
Baku Tebu pada Pabrik Gula Pandji PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero)
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pia Kacang Hijau Pada Usaha Kecil
persediaan yang optimal bagi bahan baku utama produk Papapia, dan
menghitung total biaya persediaan yang optimal bagi produk Papapia. Dari
hasil analisis ABC disimpulkan dari sembilan bahan baku produksi pia
kacang hijau, kacang hijau, kotak kemasan dan gula pasir ialah bahan baku
14.86%. Berdasarkan hasil analisis EOQ, total biaya persediaan kacang hijau
dapat dikurangi sebesar Rp 225, dan total biaya persediaan gula pasir dapat
Persedian Bahan Baku Minuman Bandrek Pada CV. Cihanjuang Inti Teknik.
dan 24 kali untuk gula aren dalam 1 tahun. Persediaan pengaman yang
bahan baku selama sebulan. Total biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh
perusahaan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 2.268.000. Total biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 6.643.000,
metode EOQ dihasilkan total biya pemesanan Rp. 504.000, total biaya
sedikit yaitu 3 kali untuk jahe dan 5 kali untuk gula aren. Persediaan
untuk jahe dan 108,85 kg untuk gula aren. Waktu pemesanan yang harus
dilakukan adalah pada saat jumlah persediaan jahe mencapai 1691,7 kg dan
sebesar Rp. 3.011.900 atau 88,17 persen untuk jahe dan gula aren sebesar Rp.
Persediaan Bahan Baku Kebab Original Pada Stockist PT. Kebab Turki Baba
Rafi Cabang Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji sistem
pengendalian bahan baku yang diterapkan oleh PT. Kebab Turki Baba Rafi,
pada PT. Kebab Turki Baba Rafi menggunakan Analisis ABC. Nilai efisiensi
Quantity (EOQ) PT. Kebab Turki Baba Rafi. Dari hasil analisis ABC, Kebab
daging 4kg dan tortilla besar (torbes). Perbandingan hasil biaya total
penghematan Rp 208.600 per tahun untuk daging 4kg dan tortilla besar
Persediaan Bahan Baku Ikan Tuna Pada CV. Golden KK. Tujuan dari
barang dalam proses, komponen dan bahan baku secara optimal, dalam
kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal.Pemesanan bahan baku
untuk produk fresh tuna loin dilakukan hampir setiap hari sesuai dengan
jumlah permintaan dari pembeli dan ketersediaan bahan baku ikan tuna dari
35
kapasitas produksi dan kondisi persediaan bahan baku ikan tuna di gudang.
Pengadaan bahan baku juga akan dilakukan apabila persediaan ikan tuna yang
ada di dalam gudang telah habis terpakai hingga 80-90 persen atau bahan
pembelian bahan baku ikan tuna dari pemasok mitra kapal nelayan karena
harga beli lebih rendah dibandingkan harga beli dari kapal pengumpul,
Tujuan dari penelitian ini adalah menjaga kontinuitas produksi atau menjaga
baku yang optimal menurut Economic Order Quantity (EOQ) selama bulan
Juni 2013 sampai denganbulan Mei 2014 di Restoran Steak Ranjang Bandung
Biaya total persediaan dengan menggunakan metode EOQ pada bahan baku
sebesar Rp7.619.588.
Persediaan Bahan Baku di PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar. Tujuan
dilakukan oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar. Hasil penelitianya
melakukan tiga kali pemesanan dan biaya penyimpanan per tahun sebesar Rp.
Metode
No Penelitian Judul Tujuan Persamaan Perbedaan
Analisis
1 Slamet Nurrohman Analisis 1. Mengetahui bagaimana Analisis Menganalisis EOQ Tempat yaitu di
(2016) Pengendalian penentuan persedian Pengendalian (Economic Order PT. Tunas
Pesediaan bahan baku barecore Bahan Baku Quantity), Madukara Indah
Bahan Baku yang optimum dengan Metode EOQ Unit II Wonosobo.
Barecore metode EOQ (Economic (Economic Waktu Penelitian
di PT. Tunas Order Quantity) pada Order adalah tahun 2015
Madukara Indah PT. Tunas Madukara Quantity) Metode Frekuensi
Unit II Indah Unit II? pembelian, total
Kabupaten 2. Mengetahui jumlah biaya persediaan,
Wonosobo persediaan minimum (safety stock),
bahan baku barecore di Metode MRP
PT. Tunas Madukara teknik Lot for Lot
Indah Unit II. (LFL)
Metode Period
Order
Quantity (POQ),
Analisis ABC
2 Asrori (2010) Analisis 1. Mengetahui jumlah 1. Analisis EOQ (Economic Metode frekuensi
Pengendalian bahan baku yang Pengendal Order Quantity), pembelian, Tempat
Pesediaan optimal pada PT. ian Bahan yaitu diPT. rama
Bahan Baku PT. Abhirama Baku Kresna.
Abhirama 2. Mengetahui total. biaya Dengan dan Waktu
Kresna. persedian bahan baku metode Penelitian Hasbi
dengan metode EOQ EOQ Asrori adalah tahun
3. Mengetahui jumlah (Economi 2010
persediaan minimum c Order
pada PT. Abhirama Quantity)
38
39
39
40
(Persero)
Situbondo
5 Aryani Analisis Sistem 1. Mengidentifikasi 1. Analisis 1. Analisis deskriptif 1. Tempat
2013 Pengendalian manajemen deskriptif 2. Economic Order penelitian
Persedian Bahan pengendalian persediaan 2. Analisis Quatity (EOQ) 2. Komoditi yang
Baku Pia bahan baku di Papapia. ABC diteliti
Kacang Hijau 2. Menganalisis bahan 3. Economic 3. Analisis
Pada Usaha baku yang memiliki Order deskriptif
Kecil Menengah volume rupiah tahunan 4. Analisis ABC.
Papapia. tertinggi.
3. Menganalisis tingkat
persediaan yang optimal
bagi bahan baku utama
produk Papapia.
4. Menghitung total biaya
persediaan yang optimal
bagi produk Papapia.
6 Reina Elly Suhartanti Analisis 1. Mengetahui pengendalian 1. Economic 1. Economic Order 1. Tempat
2009 Pengendalian persediaan bahan baku Order Quantity (EOQ) penelitian
Persedian Bahan minimum bandrek yang Quantity 2. Komoditi yang
Baku Minuman dilakukan olah CV. (EOQ) Liad diteliti
Bandrek Pada CV. Cihanjuang Inti Teknik. time
Cihanjuang Inti2. Merekomendasikan
Teknik. alternatif peningkatan
efisiensi dalam
pengendalian persediaan
bahan baku minuman
bandrek untuk
perusahaan.
40
41
41
42
42
43
C. Kerangka Pemikiran
Keterangan
salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan jalannya proses produksi
baku seperti data jenis dan asal bahan baku, sistem pemesanan bahan baku, sistem
penerimaan dan pengeluaran bahan baku, serta harga masing-masing jenis bahan
baku.
dalam proses produksi. Sistem pemesanan bahan baku, sistem penerimaan dan
pengeluaran bahan baku, serta harga masing-masing jenis bahan baku. Analisis
terhadap kondisi persediaan bahan baku merupakan tahap selanjutnya yang perlu
dilakukan. Kondisi persediaan ini mencakup volume pemakaian bahan baku dan
diperoleh. Selisih biaya persediaan bahan baku antara biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan metode konvensional dan biaya yang harus dikeluarkan oleh
nantinyaakan diperoleh selisih, pada akhirnya akan diketahui metode mana yang
D. Hipotesis
konvensional perusahaan.
46
A. Desain Penelitian
kasus. Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang
secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau
46
47
PT. Tunas Madukara Indah Unit II Jl. Purworejo Km. 13, Desa Sedayu,
2. Sampel Penelitian
permasalahan yang ada di PT. Tunas Madukara Indah Unit II. Penentuan
dari:
a. Informan Kunci
pengamanan karyawan.
boiler dan kiln dry dan pengecekan semua alat dan mesin yang
pendukung produksi.
49
9) Supervisor Produksi
pemasaran (export).
produksi.
50
1. Tempat Penelitian.
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari tanggal 1 Mei 2016
Tabel
Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Proposal
2 Pelaksanaan
Penelitian
3 Analisis Data
4 Penyusunan
Laporan
5 Ujian
D. Variabel Penelitian
1. Biaya Penyimpanan
2. Biaya Pemesanan
10. Harga bahan baku adalah harga balken yang ditetapkan oleh perusahaan
11. Total biaya persediaan merupakan penjumlahan dari biaya simpan dan
14. Titik pemesanan kembali adalah tingkat persediaan paling rendah saat
1. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Studi Pustaka
b. Wawancara
G. Instrumen Penelitian
baku barecore.
1. Kuisioner
3. Dokumentasi
data yang ada dilapangan, tanpa adanya dokumentasi data tersebut tidak
H. Analisis Data
bahan baku PT. Tunas Madukara Indah Unit II adalah deskriptif dengan
dengan Uji t.
𝑏𝑖
thitung =𝑆
𝑖 𝑏𝑖
Keterangan:
Bi = koefisien regresi
Pengambilan keputusan:
56
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedeaan
Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima, yang berarti tidak ada perbedeaan
Quantity)
eksternal, atau biaya produksi perunit bila item tersebut berasal dari
(ordering cost) bila barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar
57
dari luar.
memproduksi barang.
kebutuhan bahan.
58
komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri atas
satu kategori. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata untuk lebih dari dua kelompok sampel yang tidak
berhubungan.
Pengujian hipotesis:
H0 : bI...b5 = 0
HI : bI...b5 ≠ 0
𝑏𝑖
thitung =𝑆
𝑖 𝑏𝑖
Keterangan:
Bi = koefisien regresi
Se = standar eror dari b
Pengambilan keputusan:
1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak maka hipotesis nol (Ho)
2. Persediaan Minimum
SS = Zσ
Keterangan :
σ : Standar deviasi
Z : Standars Normal deviasi
2.𝑅.𝑆
EOQ = Q* =√
𝐶
Keterangan :
ROP = (LT x d) + Zs
LT = Lead Time
d = Penggunaan Rata-rata Bahan Baku Perhari
Zs = Safety Stock
(Render & Heizer 2005 : 73)
61
A. Diskripsi data
satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara
pada siang hari berkisar antara 24–30 0C dan malam hari turun menjadi 20
0
C. Bulan Juli sampai Agustus turun menjadi 20–23 0C pada malam hari
dan 15–20 0C di siang hari. Hujan turun hampir sepanjang tahun dengan
setengah jadi untuk komoditas ekspor. PT. Tunas Madukara Indah Unit II
memiliki dua unit pabrik pengolahan kayu. PT. Tunas Madukara Indah
didirikan pada tahun 1992 oleh pemrakarsa Bapak Johan Mulyadi. PT.
61
62
PT. Tunas Madukara Indah Unit I yang di dirikan pada tahun 2012.
Perbedaan jenis kayu yang diolah oleh PT. Tunas Madukara Indah
Unit I dengan PT. Tunas Madukara Indah Unit II yaitu pabrik pengolahan
jenis kayu sengon. Pengolahan kayu sengon oleh PT. Tunas Madukara
Indah Unit I dan Unit II dan kepemilikan saham diantara dua PT tersebut,
ini terjadi setelah melalui proses pendirian PT itu sendiri, pada waktu
kayu dengan hasil produk yang berbeda, yaitu Finger Joint Laminated
Indah Unit II dapat diketahui bahwa Luas areal keseluruhan PT. Tunas
Madukara Indah Unit II di batasi dengan pagar tembok dan berkawat duri.
Batas PT. Tunas Madukara Indah Unit II dari sebelah Barat yaitu jalan
pemukiman penduduk, sebelah utara terdapat kebun teh tambi dan hutan
lindung. Pintu gerbang masuk ke lokasi PT. Tunas Madukara Indah Unit II
berada di sebelah Timur jalan raya Purworejo, sebelah kiri pintu gerbang
terdapat pos satpam, dan sebelah kanan terdapat kantor, carport, kantin,
mushola. Sebelah Utara terdapat toilet umum warna hitam dan kolam ikan
warna biru.
produksi, dengan warna kuning muda sebelah selatanya lagi terdapat ruang
kabel, genset, travo, work sheep, panel dan power, disisi timur coridor kiln
dry 6-9, silo dan air dry. Sebelah utara ruang gudang kering, dan gudang
jadi, di bagian timur gudang kayu kering adalan corridor 2 kiln dry 1-5.
Jalan menuju air dry, dan sebelahnya lagi merupakan rencana perluasan
yang ditandai dengan warna garis biru, dan warna hitam merupakan Air
Dry.
65
terdapat tiga line (tiga jalur), line merupakan jalur produksi barecore.
Gudang kayu kering menyediakan kayu untuk diproduksi oleh tiga jalur
yang terdiri dari mesin Cross cut, double planner, sortasi, Multirip,
Conveyor, running saw, Gluing, cold press, sortire dan terakhir Packing,
3. Proses Produksi
cm.
bawah pada Sawn timber atau balken yang telah di potong ukuran
penyerut pada satu sisi saja manakala ada pelos dibagian ujung
kayu corepich.
66
bagus.
Press/Composer
& exsport
2) Alat-alat Produksi :
3) Pengendalian Mutu
diekspor tidak hanya dari ISPM saja, tetapi barecore telah memenuhi
Tabel 1.
Standar Mutu Barecore PT Tunas Madukara Indah Unit II
BC/GR/2.11.1/03
NO DESCRPITO JAPAN JAPAN ISPM INTERNATIONAL UNITED STATE
N AGRICULTURE INDUSTRIAL (INTERNATIONAL STANDARD DEPARTMENT OF
STANDARD (JAS) STANDARD STANDARD OF ORGANIZATION AGRICULTURAL (USOA
(JIS) PHYTOSANITARY (ISO)
1 MC Maksimal= 12% Maksimal= 12% MEASURES)
Maksimal= 12% Maksimal= 12% Maksimal= 12%
2 Side Rail Rapat mulus/tanpa cacat Rapat Rapat mulus/tanpa Rapat mulus/tanpa Rapat mulus/tanpa cacat
3 x 6 max 2 mulus/tanpa cacat cacat 4 x 8 max3.B.joint(4
B.joint (3 strip) cacat 4 x 8 4x8 strip “R” lebar max
4 x 6 max 3 4 x 8 max max3.B.joint(4 strip max3.B.joint(4 10 mm Kulit HM
B.joint (4 strip) 3 B.joint(4 strip “R” lebar max 10 mm strip “R” lebar satu sisi
“R“ lebar max 10 mm Kulit HM satu sisi max 10 mm Kulit
Kulit HM satu sisi HM satu sisi
3 Kerataan max tidak rata 0.3 mm Garis Garis gerjaji,(max Garis gerjaji,(max l Garis gerjaji,(max 0.2 mm)
sisa dempul gerjaji,(max 0.2 mm) 0.2
OK,asal 0.2 mm) mm)
transparan
p.max=30mm dari
B.joint gores
4 Butl join p.max=100max
Rapat,L mm dan
2mm Rapat,(kurang Rapat,(kurang dari Rapat,(kurang dari Rapat,(kurang dari 2mm
di dempul dari 2mm ok) 2mm ok)
dempul 2mm ok) (lebih dari 2mm di ok) (lebih dari 2mm di
(lebih dari 2mm (lebih dari dempul) (lebih dari dempul)
5 Pin hole di dempul)
Ok,max 5 strip menyebar 2mm di
OK OK 2mm di dempul)
OK OK
6 Blue stain Ok,asal transparan dempul)
OK OK OK OK
7 Gabus/hati OK,panjamg ,max 5 cm OK OK OK OK
8 Busuk/jabuk NO! NO! NO! NO! NO!
9 Kulit/HM OK,p.max 30mm,L max OK,panjang OK,panjang max OK,panjang max OK,panjang max 200mm
2 max 100mm 200mm Lebar max 5mm
mm 100mm Lebar max 5mm Lebar max 5mm
10 Pecah ujung Di dempul
NO! Lebar max 50
OK,P.max 5mm OK,P.max 50 mm OK,P.max 50 mm OK,P.max 50 mm
mm Tidak lepas Tidak lepas Tidak lepas
11 Gupil OK,max Tidak lepas100
OK.p.max OK.p.max 100 mm l.5 mm l.5 mm
30mm,Lm mm L.max 5 mm dempul rata dempul rata
ax L.max 5 mm
12 Honeycom 2mm max100
OK,P OK,P OK,P max 150 OK,P max200 OK,P max 300
Dempul
mm,Lmax max1 mm,Lmax 2mm mm,Lmax mm,Lmax
rata
2mm 50 Dempul rata 2mm 2mm
13 Kulit Dempul
sisi
OK,p. max 50 mm mm,Lmax
OK,p. 2mm
max OK,p. max 200 mm Dem max 250 mm
OK,p. Dempul
OK,p. max 300 mm
permukaan rata
L max 2 mm Dempul rata
150 L max 2 mm Titik pulmax 2
L rata
L max 2
(“R”) Dempul rata mm menyebar Dempul rata Titik
mm mm
L max 2 mm rata menyebar Dempul
14 Ujung strip NO! Dempul
OK.maxrata
2mm OK.max 2mm Dempul
OK.max 2mm rata
OK.max 2mm
tidak rata
15 siku
Celah OK.P.max 50 mm OK.P.max 150 OK.P.max 200 mm OK.P.max 250 mm OK.P.max 300 mm
l.max 2mm mm l.max 3mm l.ma l.max
hitam l.max dempul rata x 3mm
16 memanjang
Dimensi NO! 3mm
NO! NO! 3m
NO! dempul
NO!
-panjang -plus max 2mm dempul program
}sesuai }sesuai program m
}sesuai program rata
}sesuai program
-lebar -plus max 1mm rata
-no -no minus,plus max dem minus,plus
-no max
-no 0,2mm
minus,plus max 0,2mm
-Diagonal -plus max 2mm minus, 0,2mm pul
-thicknes -no minus,plus max plus max rata
17 Mata kayu 2mm
OK 0,2mm
OK OK OK OK
18 hidup kayu
Mata OK,lubang max OK,lubang OK,lubang max OK,lubang max OK,lubang max
mati hitam 3mm Lebar 10mm 25mm di dempul 25mm di dempul
lubang 2mm Max max 10mm di dempul
19 Mata kayu 5NO!
titik di dempul di dempul
OK,asal tidak OK,asal tidak lepas OK,asal tidak lepas OK,asal tidak lepas
mati lepas Di dempul Di dempul Di dempul
20 busuk kayu
Mata NO! Di dempul
OK,max 5mm OK,max 5mm OK,max 5mm OK,max 5mm
lubang Di dempul Di dempu Di dempu Di dempu
21 tembuskayu
Mata OK,max OK,max OK,max 5mm Di OK,max OK,max
lubang tidak 2mm Di 5mm Di dempul 10 mm 2mm Di
tembus dempul dempul Di dempul
Sumber: Data Sekunder PT. Tunas Madukara Indah Unit II. dempul
69
area air dry apakah balken yang berada di penyimpanan air dry terjadi
benar kering atau masih terdapat setengah kering. Hal ini dilakukan
proses produksi.
tidak siku maka akan berpengaruh pada sambungan core pich tidak
rapat.
ini dilakukan pengecekan pada bagian sisi lebar apakah hasil serutannya
halus atau tidak. Penyerutan jika tidak halus seperti ada serat-serat kayu
ukuran panjang sekitar 30-40 cm, lebar 3-4 cm dan tebal 0,3 – 0,5 cm
dan lebar apakah sudah sesuai ukuran yang di tentukan belum, yaitu
agar tidak mudah rusak jika terkena air, dengan tujuan produk barecore
dan QC.
Unit II mendapatkan bahan baku berupa kayu albasia dari para pemasok
baku kayu albasia oleh supplier berasal dari kayu albasia dalam kota
kapasitas muatan rata-rata 14m3 dalam satu truk. Biaya transpotasi dari
berkisar 100 cm sampai 130 cm. Bahan baku dengan standar yang
panjang 100 cm – 130 cm dan lebar 12 cm. Kriteria bahan baku / balken
suhu rata-rata Chamber (kamar) Dry Bulp 900C dan Wet Bulp
pengering).
b. Pendinginan (Balken)
kering.
memilih Sawn timber atau balken yang memenuhi syarat dan yang
ngulet/membengkok.
73
d. Pemotongan (Balken)
diserut bagian atas dan bawah kena serut, dan tidak mengandung
e. Penyerutan (Balken)
tebal maka ukuran Planner 41,9 mm, jika pelos maka ukuran
f. Pembelahan (Balken)
lebih kecil (Core Pich) dengan ukuran panjang sekitar 30-40 cm,
lebar 3-4 cm dan tebal 0,3 – 0,5 cm. Proses ini menghasilkan
74
lingkar tahun, tidak pilos, tidak ada dempulan dan tiap sambungan
rapat.
Gambar 4 Grade A
Sumber : Data Primer
Gambar 5 Grade AB
Sumber : Data Primer
Gambar 6 Grade B
Sumber : Data Primer
Gambar 7 Grade C+
Sumber : Data Primer
Gambar 8 Grade C
Sumber : Data Primer
f) Pengeleman/Gluing
g) Pengepresan
h) Repaer
i) Pengepakan/Packing
Gigi, jumlah tiap Pcs adalah 83 Pcs untuk palet besar dan 26 Pcs
j) Stufing/Eksport
container dibawa lewat jalur darat dan laut menuju negara China
m, tinggi 2,698 m.
78
4. Pemasaran
sementara hanya dicapai 2 negara saja, yaitu Negara China dan Taiwan.
Presentase ekspor ke Negara China yaitu 98% dan Taiwan 2%. Pemasaran
produk barecore hanya dilakukan di luar negeri dan tidak dalam negeri.
website yang dimiliki oleh PT Tunas Madukara Indah II. Website tersebut
5. Distribusi Produk
Taiwan.
tinggi 2,896m dan dimensi dalam panjang 13,556 m, lebar 2,352 m, tinggi
2,698 m.
masing berisi 83 lembar, 1 palet kecil yang berisi 26 lembar. Jadi total 1
kontainer.
bertanggung jawab adalah PT Tunas Madukara Indah Unit II. Hal ini
dilakukan dengan penggantian produk yang baru, dan hingga sampai saat
dan pembeli
81
Produsen Penyaluran/
(PT Tunas Pengiriman
Madukara Indah (kontainer Mitra
unit II) Kargo)
Konsumen Penyebrangan
(negara tujuan (menggunakan
ekspor) kapal)
1) Bahan Baku
truck apakah sesuai dengan jumlah balken pada awalnya atau tidak.
tebal > 60%. Ciri-ciri yang tidak masuk dalam kriteria PT yaitu
daging tebal < 60%, busuk, pecah ujung-10 cm, pilus dan pinggul
bolor.
bahan baku kayu kalbi dari sub-sub Depo dari berbagai tempat. Sub-
sub Depo bekerja sama dengan Supplier yang telah terdaftar oleh PT.
lebar 80 mm, 100 mm, 120 mm, 140 mm dan 160 mm dan ketebalan
2 orang sebagai Grader dan 1 orang sebagai Tally total yang terlibat
bahan baku kayu kalbi dari sub-sub Depo dari berbagai tempat. Sub-
sub Depo bekerja sama dengan Supplier yang telah terdaftar oleh PT.
Tabel 2.
Biaya Pemesanan Bahan Baku (Balken)
Di PT. Tunas Madukara Indah Unit II Tahun 2015
Jenis Biaya
Bulan Biaya Telpon Biaya Biaya Trasnportasi
(Rp) Bongkar (Rp) (Rp)
Januari 75.000 975.000 200.000
Februari 78.000 650.000 180.000
Maret 80.000 1.079.000 400.000
April 72.000 1.349.000 700.000
Mei 66.000 1.135.000 100.000
Juni 75.000 904.000 450.000
Juli 70.000 1.250.000 400.000
Agustus 81.000 950.000 350.000
September 60.000 700.000 700.000
Oktober 75.000 1.140.000 100.000
November 72.000 1.654.000 650.000
Desember 80.000 967.000 570.000
Jumlah 884.000 12.753.000 4.800.000
Jumlah 18.437.000
Total
Sumber: Data Sekunder Diolah
Rp12.753.000
yang siap diproduksi menjadi barecore. Letak gudang tidak jauh dari
Tabel 3.
Biaya Penyimpanan Bahan Baku (Balken)
Di PT. Tunas Madukara Indah Unit IITahun 2015
Bulan Biaya Listrik (Rp)
Januari 170.000
Februari 166.000
Maret 154.000
April 181.500
Mei 177.000
Juni 169.000
Juli 194.500
Agustus 175.000
September 175.500
Oktober 178.700
November 184.500
Desember 176.200
Jumlah 2.100.000
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Tabel 4.
Data Pembelian Bahan Baku (Balken)
Tahun 2015
Stock Sisa
Pembelian Pemakaian
Bahan Bahan
Bulan Bahan Baku Bahan Baku
Baku Baku
(m3) (m3)
(m3) (m3)
Januari 8.501,2769 203,7240 8.558,8096 146,19
Februari 5.739,5880 629,5763 6.037,6700 477,69
Maret 9.159,6248 237,4355 7.890,8472 1.983,90
April 11.842,9165 385,7468 10.149,0243 4.063,54
Mei 8.796,3749 1.102,7010 9.264,8992 4.697,71
Juni 11.996,2890 1.221,9107 9.911,3031 8.004,61
Juli 7.580,5807 1.706,1122 7.564,8996 9.726,40
Agustus 9.162,7432 1.727,0515 10.727,9935 9.888,21
September 9.518,8225 999,7387 10.675,2033 9.731,56
Oktober 11.326,9723 1.337,3308 2.037,6700 20.358,20
Nopember 14.095,5738 1.762,4600 10.061,5042 26.154,73
Desember 6.719,47 1.476.3992 9.057,9514 25.292,65
Jumlah 114.440,24 12.790,19 101.937,78 25.292,65
Sumber: Data Sekunder yang diolah
87
25000
20000
Pemasukan BB
15000
Stock GKK
10000 Pemakaian BB
baku merupakan teknik fist in fist out (FIFO) yaitu bahan baku yang
masuk lebih awal akan diolah terlebih dahulu. Berdasarkan data pada
yang dibeli oleh PT. Tunas Madukara Indah Unit II pada tahun 2015
baku 25.292,65 m3. Sisa bahan baku pada tahun 2015 lebih tinggi
b. Kadar air pada bahan baku cukup tinggi akibat terkena air hujan
bahan penyelamat.
Rp 2.100.000.
2.100.000
=
114.440,24
= 18,350
2.𝑅.𝑆
EOQ = Q* =√
𝐶
Keterangan :
R : Jumlah pembelian selama 1 periode
C : Biaya simpan tahunan dalam rupiah/unit
S : Biaya setiap kali pemesanan
*
Q : Jumlah pemesanan optimum
Pembelian ekonomis
R : 114,440.24 m3
C : 18,00 m3
S : 1.539.000
2.𝑅.𝑆
EOQ = Q*= √
𝐶
√2 x 114.440,24 x 1.539.000
=
18,00
= √19.569.281,040
= 139.890,24 m3
menggunakan rumus :
𝑅
F*=
𝑄∗
Keterangan
F* = Frekuensi pembelian
Q* = Jumlah barang pada setiap pesanan
R = Jumlah pembelian (permintaan ) selama satu periode
114,440.24
*
F=
139.890,24
= 0,818
Diketahui
R = 114.440,24 m3
C = 18,00 m3
S = 1.539.000
*
Q = 139.890,24 m3
𝑄 𝑅
TIC = ( )𝐶 + ( )𝑆
2 𝑄
91
139.890,24 114,440.24
= 18,00 + 1.539.000
2 139.890,24
= Rp 1.259.021+ Rp 1.259.012
= Rp 2.518.213
Dibulatkan Rp 2.518.000
∑(𝑥 − 𝑥̅ )2
𝑆𝐷 = √
N
Keterangan
SD = Standar Deviasi
x = Jumlah rata – rata pemakaian bahan baku
x = Jumlah pemakaian bahan baku sesungguhnya tiap
periode
n = Jumlah data.
92
Keterangan
Zs = Persediaan pengaman
SD = Standar Deviasi
Z = Faktor keamanan dibentuk atas dasar kemampuan
Perusahaan.
Table 5
Perhitungan Standard Deviasi Bahan Baku
Bulan X ̅
𝒙 𝑥 − 𝑥̅ (𝑥 − 𝑥̅ )2
63.440.375,92
𝑆𝐷 = √
12
= √5.286.697,993
= 2.299,282
SS = 1,65 x 2.299,282
= 3.793,82m3
7) Penentuan Besarnya Titik Pesanan Kembali (Reorder Point)
rumus:
ROP=dxL+SS
Keterangan :
ROP = Titik pemesanan kembali
Lead Time = Waktu tunggu
Safety stock = Persediaan pengaman
101,937. 78
= = 339.79
300
ROP = dxL+SS
94
= 4.757,06 + 2.299,282
= 4.780,005 m3
EOQ.
Tabel 6.
Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ
Kebijakan Metode EOQ
Uraian
Perusahaan
Kuantitas Pembelian 9.356,69 m3 139.890,24 m3
Frekuensi Pembelian 12kali 1kali
Persediaan
- 3.793,82 m3
Penyelamat
Titik Pemesanan
- 4.780 m3
Kembali
Total Biaya
Rp 20.573.000 Rp 2.518.000
Persediaan
Sumber: Data PT. Tunas Madukara Indah Unit II yang diolah
9.356,69 m3
95
12 kali.
sebesar Rp 20.573.000,.
bahan baku menurut EOQ layak atau tidak digunakan PT. Tunas
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Test Value = 0
sebesar 0.422. Jadi nilai thitung > ttabel sehingga hipotesis yang
persediaan bahan baku yang dilakukan PT. Tunas Madukara Indah Unit II
selama ini belum menunjukkan biaya yang minimum dalam arti biaya
minimum.
semakin banyak juga pada pemeriksaan barang dan bongkar muat barang
fasilitas penyimpanan bahan baku yang belum memadai, juga bahan baku
yang tersimpan terlalu lama akan menimbulkan bahan baku rusak dan
Rp18.019.000.
order point bahan baku saat persediaan berada pada 4.780 m3.
100
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan
1. Jumlah bahan baku optimal yang harus disediakan oleh PT. Tunas
metode EOQ adalah sebagai berikut: Untuk bahan baku kayu besarnya
4.780 m3.
B. Saran
100
101
Fitriani. 2013. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di Pt. Eastern Pearl
Flour Mills Makassar. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.
Gema. 2012. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Daging Dan Ayam
dengan menggunakan Metode Economic Order Quantity (Eoq) pada
Restoran Steak Ranjang Bandung. Jurnal. Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom. Bandung
Gitosudarmo. 2002. Management Produksi dan Operasi. Edisi 2, BPFE. Yogyakarta.
KUESIONER PENELITIAN
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DI PT. TUNAS MADUKARA INDAH UNIT II
KABUPATEN WONOSOBO
KepadaYth.
Pimpinan PT. Tunas Madukara Indah Unit II
di Wonosobo
Dengan Hormat,
Melalui kuesioner ini saya mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdri
Responden untuk meluangkan waktu memberikan respon terhadappertanyaan-
pertanyaan yang terlampir. Kuesioner ini merupakan alat untuk mengumpulkan
data mengenai pelaksanaan persediaan bahan baku. Adapun topik penelitian yang
dipilih oleh peneliti adalah Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku
Tujuan dari pengumpulan data ini semata-mata hanya untuk kepentingan
akademis dalam bentuk penyusunan skripsi pada Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo, data yang diperoleh
dari kuesioner ini hanya digunakan untuk penelitian dan semua jawaban akan
dirahasiakan.
Atas bantuan dan waktu yang Bapak/Ibu/Sdri berikan untuk mengisi
kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya
(Slamet Nurrohman)
DAFTAR PERTANYAAN
a) Apakah Visi Misi danTujuan PT. Tunas Madukara Indah Unit II?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
b) Bagaimana sejarah berdirinya PT. Tunas Madukara Indah Unit II?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
c) Bahanbaku balken?
Grade
No.
A AB B C C+
Cadangan Bahan
Bahan Baku per m3
Baku di Gudang
I. Data Kebutuhan Bahan Baku per Tahun 2015
J. Rincian Biaya
Wonosobo, 2016
Responden,
(…………………………...)
Lampiran 2
Kebutuhan Bahan Baku per Minggu (m3)
Bulan Minggu (I) Minggu (II) Minggu (III) Minggu (IV) Jumlah (m3)
Januari 2,550.38 1,700.26 3,400.52 850.13 8,501.2769
Februari 1,721.88 1,147.96 2,295.88 573.96 5,739.5880
Maret 2,747.89 1,831.92 3,663.84 915.96 9,159.6248
April 3,552.87 2,368.58 4,737.16 1,184.29 11,842.9165
Mei 2,638.91 1,759.27 3,518.54 879.64 8,796.3749
Juni 3,598.89 2,399.26 4,798.52 1,199.63 11,996.2890
Juli 2,274.17 1,516.12 3,032.24 758.06 7,580.5807
Agustus 1,834.97 1,832.55 3,665.10 2.4174251 9,162.7432
September 2,855.65 1,903.76 3,807.52 951.88 9,518.8225
Oktober 3,398.09 2,265.39 4,530.78 1,132.70 11,326.9723
Nopember 4,228.67 2,819.11 5,638.22 1,409.56 14,095.5738
Desember 2015.8421 1334.895 2678.7897 671.94736 6,719.47
Jumlah 33,418.21 22,879.08 45,767.12 10,530.17 114,440.24
Stock Bahan Baku (m3)
Mengetahui,
Pimpinan Perusahaan
Lampiran 3. Keterkaitan atau Hubungan Struktur Organisasi antara PT Tunas Madukara Indah unit I dan unit II
Lampiran 4. Lay Out PT Tunas Madukara Indah unit II
Lampiran 5
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8
Lampiran 9 Dokumentasi.