Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Leukoplakia berasal dari bahasa Yunani, yaitu leucosyang berarti putih dan
placos yang berarti plak.
OL digolongkan sebagai Oral Potentially Malignant Disorder(OPMD) yang
diawali dengan terjadinya displasia epitel sebagai perubahan ke arah
keganasan untuk kemudian menjadi oral squamous cell carcinoma(OSCC)

Epidemiologi
Leukoplakia dapat mengenais emua usia,tetapi sebagian besar kasus terjadi pada pria antara
usia 45 dan 65 tahun (Bariyah dan Mailiza, 2018).

Gambaran klinis
Secara klinis, OL yang disertai lesi merah, meskipun jarang, terbukti juga
memiliki risiko lebih tinggi terhadap terjadinya keganasan

OPMD dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai lesi prekanker dan kondisi
prekanker. Lesi prekanker merupakan suatu perubahan jaringan secara
morfologi dimana suatu kanker rongga mulut lebih mungkin terjadi,seperti
leukoplakia, dan eritroplakia, sedangkan kondisi prekanker merujuk pada
keadaan umum yang terkait dengan
Leukoplakia mempunyai ukuran, lokasi,dan gambaran klinis yang bervariasi. Daerah yang
paling sering terkena adalah bagian lateral dan ventral lidah, dasar mulut, mukosa alveolar,
bibir, trigonom retromolar palatum unak, dan gingiva cekat rahang bawah.Permukaannya
tampak halus dan homogen,tipis dan rapuh, berfisura, kasar, verukoid,nodular, atau bercak-
bercak. Lesi bervariasiwarnanya, dari putih pucat translusen, abu-abu, atau putih-coklat
(Bariyah dan Mailiza, 2018).
Leukoplakia memiliki gambaran tipis berupa bercak putih pada gusi, pipi bagian dalam, dan
kadang-kadang ditemukan pada lidah (Bariyah dan Mailiza, 2018).
Leukoplakia adalah istilah klinik untuk plak atau bercak putih padamukosa mulut yangtidak
dapat dihapus (Bariyah dan Mailiza, 2018).

Pemeriksaan Penunjang
Penggunaan kriteria histopatologi untuk menilai derajat displasia epitelial
mulut melalui biopsi merupakan indikator utama yang berguna untuk
mengetahui risiko perubahan kearah keganasan, meskipun tidak semua
displasia epitelpada mukosa mulut berkembang menjadi OSCC
Leukoplakia dan rokok
Efek lokal merokok terhadap gigi dan rongga mulut antara lain menyebabkan munculnya
lesi-lesi khas padajaringan lunak rongga mulut. Panas yang ditimbulkan akibat pembakaran
rokok, dapat mengiritasi mukosa mulut secara langsung (Bariyah dan Mailiza, 2018).
Keratosis yang berupa bercak putih dengan permukaan kasar dan keras pada palpasi, muncul
akibat kontak kronis dengan asap tembakau (Bariyah dan Mailiza, 2018).
Merokok sebagai faktor predisposisi, dapat meningkatkan kemungkinan kanker rongga mulut
sekitar 2-4 kali. Iritasi kronis bahan karsinogen tar menyebabkan perubahan awal struktur
dasar epitel mukosa mulut, seperti deskuamasi, atropi, keratosis, bahkan dapat menyebabkan
displasia epitel yang mengalami keganasan. Kanker rongga mulut diawali dengan perubahan
mukosa yang tidak disertai rasa sakit. Kurangnya pemeriksaan lanjutan pada pasien
menyebabkan dilema dalam diagnosa dan manajemen serta tidak ada keinginan pasien untuk
dilakukan biopsi pada pemeriksaan histopatologinya (Bariyah dan Mailiza, 2018).

DAFTAR PUSTAKA
Bariyah, N., Mailiza, F., 2018, Sebuah Kasus Suspek Leukoplakia Pada Laki-Laki 44 Tahun
(Dilematic Problem In Diagnosis And Management), Jurnal B-Dent, 5(2): 83-86

Anda mungkin juga menyukai