Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian mengenai analisis permasalahan guru mata pelajaran

fiqih Kelas III MI Miftahul Huda Banjarejo Dalam Sistem Pembelajaran

Daring (Dalam Jaringan) Tahun Pelajaran 2020-2021 ini menggunakan

jenis penelitian studi kasus. Studi kasus bertujuan untuk mempelajari

secara insentif tentang faktor-faktor yang mendukung ciri-ciri kasus yang

diteliti, baik mengenai seseorang, kelompok, proyek, lembaga atau suatu

masyarakat. Penelitian studi kasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal-

hal yang berada dalam batasan berupa waktu maupun ruang atau tempat

yang terkait dengan kasus tersebut. Peneliti membangun pertanyaan

berdasarkan konsep kasus yang diketahuinya dan latar belakang

keinginannya untuk meneliti. Pertanyaan penelitian dibangun dengan

mengandung fenomena, tema, atau isu penelitian yang dituju di dalam

proses pelaksanaan penelitian.1 Penelitian ini merupakam suatu usaha

untuk mempelajari sejumlah faktor dengan membatasi jumlah kasus yang

diamati.

1
Sugeng Pujileksono, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Malang: Kelompok Intrans
Publising, 2016) hal. 48-50

69
70

Peneliti melakukan penelitian ini dengan intensif, terperinci dan

mendalam terhadap objek penelitian yaitu dengan melakukan observasi,

wawancara serta dokumentasi. Tujuannya untuk menggambarkan

kejadian-kejadian yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi apa yang

terkait dengan analisis permasalahan guru mata pelajaran fiqih Kelas III

MI Miftahul Huda Banjarejo Dalam Sistem Pembelajaran Daring (Dalam

Jaringan) Tahun Pelajaran 2020-2021 tersebut.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan

kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan

bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik

dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Dalam penelitian

kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara,

pengamatan dan pemanfaatan dokumen.

Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan

mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran

holistik dan rumit. Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan


71

dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,

persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Dapat disimpulkan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan. Secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.2

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama, hal

ini seperti yang dikatakan Moleong bahwa dalam penelitian kualitatif

kehadiran peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama.3

Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, maka peneliti terjun

langsung ke lapangan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan

sebagai instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan

subjek dalam waktu penelitian yang sudah ditetapkan peneliti untuk

memperoleh data sesuai dengan ciri penelitian kualitatif. Sebelum peneliti

hadir di lapangan peneliti memperoleh izin terlebih dahulu dari pihak-

pihak terkait yang bertanggungjawab sesuai dengan prosedur yang

2
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), hal. 6
3
Ibid, hal. 9
72

berlaku. Peneliti hadir sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa

mempengaruhi kehidupan subjek.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti dalam melakukan


penelitian tentang analisis permasalahan guru mata pelajaran fiqih
dalam sistem pembelajaran DARING (Dalam Jaringan). Penelitian ini
dilakukan pada lembaga pendidikan atau madrasah yaitu MI Miftahul
Huda Banjarejo. Adapun penetapan lokasi ini didasarkan pada
beberapa hal, diantaranya yaitu:
a) MI Miftahul Huda Banjarejo merupakan madrasah yang
mempunyai program-program unggulan serta pembiasaan
siswa yang menunjang pembelajaran siswa. Selain itu, suasana
nyaman disertai guru-guru yang ramah yang mana
memudahkan peneliti dalam menggali informasi saat penelitian
dilaksanakan. Ketika peneliti mengamati keadaan disini,
ditemukan berbagai kebiasaan keagamaan yang baik serta
pembiasaan sosial yang baik dirutinkan, sehingga mampu
menciptakan pribadi muslim yang baik.
b) Mengingat penelitian ini adalah tugas yang memiliki batas
waktu maka peneliti harus mempertimbangkan jarak, waktu,
tenaga yang dimiliki.
D. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat di peroleh.4 Jadi,

sumber data itu menunjukkan asal informasi dan harus diperoleh dari

sumber yang tepat, sebab jika tidak tepat maka mengakibatkan data yang

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), hal. 107
73

terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun jenis

datanya berupa data primer dan data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan.


Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.5 Dalam mengambil data primer dapat
menggunakan perekam suara video atau menulis langsung jawaban
dari informan dalam wawancara, kemudian hasil wawancara
disimpulkan oleh peneliti. Adapun yang menjadi informasi dalam
penelitian adalah orang yang mengetahui MI Miftahul Huda
Banjarejo secara benar yaitu :
a) Kepala Sekolah MI Miftahul Huda Banjarejo yang merupakan
penanggung jawab sepenuhnya sekaligus sebagai Waka
Kurikulum atas segala aktivitas di Madrasah.
b) Analisis Guru kelas yang merupakan pemeran utama dan
penanggung jawab dan juga merangkap sebagai waka
kesiswaan yang mengamati serta memberi bimbingan secara
langsung dalam pembentukan karakter di sekolah.
c) Siswa sebagai objek pendidikan di sekolah dalam penalaran
pemecahan masalah.

2. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang secara tidak langsung dikumpulkan oleh


orang yang berkepentingan dengan data tersebut. 6 . Adapun data
sekunder untuk penelitian ini diambil berupa profil sekolah, data tenaga
pendidik, dan jumlah peserta didik, tata tertib, serta foto-foto kegiatan

5
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2018), hal. 225
6
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 54
74

siswa yang berkaitan dengan fokus penelitian. Semua tersebut


diharapkan mampu memberikan deskripsi tentang analisis permasalahan
guru mata pelajaran fiqih dalam sistem pembelajaran DARING (Dalam
Jaringan). Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
bertempat di MI Miftahul Huda Banjarejo, sehingga kita mengetahui
selayang pandang sejarah berdirinya MI Miftahul Huda Banjarejo, letak
geografis, data guru, waka kurikulum, komite sekolah, siswa, serta
sarana dan prasarananya.

E. Teknik pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga

teknik, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah meninjau langsung ke tempat yang akan diteliti.

Observasi langsung dengan mengambil fakta yang ada di lapangan. Jadi

peneliti mengamati langsung berbagai kegiatan dan peristiwa kepala

madrasah di lingkungan madrasah. Dengan disertai mencatat terhadap

objek yang diamati. Observasi dilakukan untuk lebih dekat terhadap objek

yang diamati.

Dalam metode observasi ini, peneliti menggunakan observasi non

partisipan. Yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan. Dengan

observasi peneliti berharap mendapatkan data atas informasi yang akurat

tentang pemasalahan guru mata pelajaan fiqih menggunakan metode

pembelajaran DARING (Dalam Jaringan) di MI Miftahul Huda Banjarejo

Rejotangan Tulungagung.
75

2. Wawancara

Teknik wawancara yaitu komunikasi dua orang atau lebih untuk

mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pada teknik wawaancara maka akan

di peroleh informasi-informasi yang dibutuhkan dan saling bertukar

informasi melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut. Teknik wawancara akan

dilakukan pada semua informan yang berhubungan atau mengetahui

tentang objek yang diteliti. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

dan dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.7

3. Dokumentasi

Yaitu data yang tersimpan yang berbentuk surat-surat, catatan harian,

laporan dan foto maupun arsip-arsip yang tertulis yang terdapat di

madrasah.

F. Teknik Analisis Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga

teknik, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data berati merangkum, memilih hal yang pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Reduksi

data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian melalui

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

7
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2018), hal. 138
76

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Tahapan-tahapan reduksi

data meliputi: membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat

partisi dan menulis memo.

2. Penyajian Data

Penyajian Data berati mendisplay data dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori. Penyajian data yang sering

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini

dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan

masalah, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang disajikan

berupa deskripsi atau gambaran yang awalnya belum jelas menjadi jelas

dan dapat berupa hubungan kausal atau interaktif dan hipotesis atau teori.8

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dibanding dengan penelitian kuantitatif, analisis pendekatan

kualitatif lebih sering diragukan dan dipertanyakan hasilnya. Hal ini

karena adanya perbedaan dalam uji keabsahan data antara penelitian

8
Sugeng Pujileksono, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Malang: Kelompok
Intrans Publishing, 2016), hal. 152
77

komunikasi kuantitatif dan kualitatif. Berikut keabsahan data dalam

penelitian kualitatif:

1. Kredibilitas yaitu berkaitan dengan pertanyaan “apakah proses dan

hasil penelitian dapat diiterima atau dipercaya?” untuk menjawab

pertanyaan tersebut, maka perlu dilihat dari beberapa aspek berikut:

memperpanjang masa penelitian, observassi yang detail, triangulasi

dan menggunakan bahan referensi.

2. Transferabilitas berkaitan dengan pertanyaan “apakah hasil penelitian

ini dapat diterapkan pada situasi yang lain?” untuk menjawab

pertanyaan ini, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk

meningkatkan transferabilitas, yaitu: seberapa dekat subjek yang

diwawancarai dengan konteks atau tema yang diteliti, batasan

kontekstual dari temuan. Ada dua strategi untuk meningkatkan derajat

transferabilitas, yaitu; ketersediaan data yang memadai, pemilihan

subjek atau partisipan dipilih secara purposif.

3. Dependabilitas berkaitan dengan pertanyaan “apakah hasil penelitian

mengacu pada tingkat konsistensi peneliti dalam mengumpulkan data,

membentuk dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat

interpretasi untuk menarik kesimpulan?” untuk menjawab pertanyaan

tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara: pengamatan oleh dua

orang atau lebih, checking data, menelusur dari kata kasar.

4. Konfirmabilitas berkaitan dengan pertanyaan “apakah hasil penelitian

dapat dibuktikan kebenarannya?” pembuktian kebenaran penelitian


78

berkaitan dengan hasil penelitiannya sesuai dengan data yang

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan penelitian. Untuk

mencapai konfirmabilitas dapat dilakukan dengan cara mendiskusikan

hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan

dalam penelitian dengan tujuan agar hasilnya dapat lebih objektif.9

H. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap pertama ialah persiapan, meliputi pengajuan judul ke kajur

manajemen pendidikan islam, konsultasi dan seminar proposal kepada

dosen pembimbing, melakukan kegiatan kajian pustaka yang sesuai

dengan judul penelitian, menyusun metode penelitian, mengurus surat

perizinan penelitian dan lain-lain.

2. Tahap kedua ialah pelaksana, meliputi memahami latar belakang

peneliti serta mempersiapkan diri dengan penambahan wawasan

intelektual, mengadakan observasi langsung ke obyek penelitian atau

wawancara sebagai subyek penelitian dan lain-lain.

3. Tahap ketiga ialah penyelesaian, meliputi menyusun kerangka laporan

hasil penelitian, menyusun kerangka laporan hasil penelitian,

menyusun laporan akhir penelitian dengan selalu mengkonsultasikan

kepada dosen pembimbing.

9
Ibid., hal. 141-144

Anda mungkin juga menyukai