Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TUTORIAL

BLOK KELUHAN BERKAITAN DENGAN SISTEM DIGESTIF

SKENARIO 1

ANAKKU BERAK DARAH

OLEH : KELOMPOK 5

DOSEN TUTOR : dr. Husna Dharma Putera, M.Si, Sp. OT (K)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. JORDY ADITYA RAHARJO 1810911110021


2. GHAITSA ZAHIRA SHOFA 1810911120004
3. RAHAYU PERTIWI 1810911120017
4. MAR’ATUS SHALEHAH 1810911120030
5. MOHAMMAD SYAHRU RAMADHAN 1810911210019
6. FADHIL MUHAMMAD DZAKIAMIR 1810911210074
7. RIDHA NUR MASTITI 1810911220001
8. RISWENTY ARIYANI 1810911220021
9. WAFA AHDIYA 1810911220036
10. SITI ARIKA BULAN SHABHANA 1810911220053
11. VIVIN NURUL ISLAMI 1810911220069
12. QOIDDAZI DEWANTORO 1810911310025
13. TRIANA NORWIDIANTI 1810911320016
14. ICA PRATIWI 1810911320039
SKENARIO
ANAKKU BERAK DARAH
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dibawa keluarganya ke Instalasi Gawat Darurat RS Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dengan keluhan BAB cair sebanyak ±5 kali sejak tadi pagi
dengan konsistensi cair, warna kekuningan, lendir (+), darah (+) warna merah segar, ampas (-)
dan setiap BAB sekitar 1/4 gelas. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri perut seperti melilit
disertai mules, mual dan muntah 5 kali dengan isi seperti makanan yang dimakan dan cairan,
setiap muntah sekitar ¼ gelas. Pasien juga mengeluhkan demam, lemas, dan pusing seperti
berputar. Saat ini pasien merasa haus, selalu ingin minum, dan kencingnya mulai berkurang.
Pasien mempunyai kebiasaan berenang di sungai kecil dekat rumah yang juga menjadi sumber
air penduduk yang tinggal di sekitarnya. Sebagian penduduk di sekitar sungai tersebut juga
masih BAB dan membuang sampah di sungai.
LANGKAH 1. IDENTIFIKASI DAN KLARIFIKASI ISTILAH
BAB cair : Feses yang berbentuk cair dan tidak padat

Lendir : Barang cair yang pekat dihasilkan oleh kelenjar yang menyebabkan permukaan basah

Ampas : Sisa barang atau zat yang telah diambil sarinya

LANGKAH 2. MEMBUAT DAFTAR MASALAH

1. Bagaimana warna feses normal ?


2. Apa makna klinis dari demam, lemas dan pusing?
3. Mengapa pasien sering haus tapi kencing berkurang?
4. Mengapa perut terasa melilit dan mulas?
5. Apa penyebab BAB cair?
6. Mengapa pasien mual muntah kurang lebih 5 kali?
7. Apa makna adanya lendir pada feses?
8. Apa hubungan air sungai dengan keluhan?
9. Bagaimana penanganan awal yang harus dilakukan?
10. Mengapa feses disertai darah?
11. Apakah ini termasuk kegawatdaruratan?
12. Berapa volume feses normal?
13. Apa kompensasi tubuh dari BAB cair?
14. Organ apa saja yang berperan dalam mual, muntah dan BAB cair?
15. Apakah ada hubungannya keluhan dengan usia?
16. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
17. Apa hubungan feses yang ada pada sungai terhadap kualitas air?
18. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan?
19. Apa macam-macam warna darah yang dapat keluar dengan feses?
20. Mengapa BAB cair sebanyak 5 kali dalam 1 hari?
LANGKAH 3. ANALISIS MASALAH

1. Warna feses normal biasanya kecoklatan atau kekuningan

2. Makna klinis dari demam, lemas dan pusing sebernanya merupakan salah satu gejala dari
diare karena telah banyak kehilangan cairan dalam tubuh dan merupakan tanda tanda
dehidrasi
3. Sering haus tetapi kencing berkurang sebenarnya merupakan salah satu tanda dehidrasi
ringan-sedang karena telah banyak mengeluarkan cairan pada saat BAB, keinginan untuk
kencing berkurang walaupun selalu haus dan ingin terus minum merupakan salah satu
kompensasi tubuh agar cairan yang dikeluarkan tidak terlalu banyak serta tidak
memperparah dehidrasi
4.
5. Ada beberapa penyebab BAB cair (diare) dari berbagai faktor :
a. Faktor Infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti
bakteri (Invasif seperti Shigella dan Salmonella & Noninvasif seperti E. coli dan
Vibrio sp.); virus (rotavirus, adenovirus, norwalk virus); parasit golongan
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli); cacing
(Askaris, Trikuris, Strongylodeus) dan jamur (Candida)
b. Faktor Malabsorbsi (karbohidrat, lemak dan protein) merupakan kegagalan dalam
melakukan absorbsi yang mengakibatkan osmotik meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus dan dapat meningkatkan isi rongga
usus sehingga terjadi diare
c. Faktor Makanan terjadi jika toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik
sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare
d. Faktor Psikologi seperti cemas, gugup, takut dapat menyebabkan hiperperistaltik
usus dan membuat penyerapan makanan diusus menurun sehingga terjadi diare
6.
7.
8. Pada skenario air sungai tidak hanya dijadikan sebagai sumber air tetapi juga untuk BAB
dan ada juga penduduk yang membuang sampah disungai sehingga menyebabkan air
sungai terkontaminasi dengan berbagai bakteri yang dapat menyebabkan diare jadi jika
pasien meminum air sungai atau pada saat berenang, tidak sengaja menelan air sungai
mungkin dapat menyebabkan diare
9.
10. Feses yang disertai darah menandakan adanya perdarahan pada saluran cerna baik bagian
atas maupun bagian bawah yang bergantung pada warna darah feses
11. Diare dikatakan kegawatdaruratan jika disertai dengan dehidrasi berat yang dapat
menyebabkan kehilangan lebih dari 10% cairan tubuh dan dapat menyebabkan kematian
tetapi jika diare disertai dehidrasi ringan-sedang (kehilangan 3-9% cairan tubuh) atau tanpa
dehidrasi (kehilangan kurang dari 3% cairan tubuh) maka tidak dapat dikatakan sebagai
kegawatdaruratan karena masih bisa diatasi dengan mudah, jadi kegawatdaruratan atau
tidak itu tergantung dari seberapa parahnya diare
12. Sebenarnya tidak ada berapa volume normal yang pasti karena volume feses setiap orang
berbeda, ada orang yang BAB 1-3 kali sehari dan ada juga orang yang dikatakan BAB 3
kali seminggu yang mana hal itu masih dalam batas normal
13.
14.
15. Usia dapat mempengaruhi terjadinya diare karena diare itu biasanya terjadi pada anak
anak yang daya tahan tubuhnya masih belum terlalu kuat, kurang memperhatikan
kesehatan, makan sembarangan tetapi diare juga dapat terjadi pada orang dewasa walaupun
kasusnya tidak sebanyak anak anak
16.
17. Jika penduduk BAB disungai bukan ditempat seharusnya maka air sungai akan
terkontaminasi dengan berbagai bakteri yang ada di feses penduduk sehingga kualitas air di
sungai itu menjadi tercemar dan tidak dapat dijadikan sebagai sumber air lagi karena dapat
menyebabkan penyakit
18. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Hindari makanan pedas, asam dan santan serta makanan lain yang memicu mulas
b. Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi yang lebih parah
c. Istirahat yang cukup
d. Mencuci tangan terutama sebelum dan sesudah makan
e. Membersihkan benda-benda yang terkontaminasi misalnya permukaan meja yang
sebelumnya terkontaminasi muntahan atau kotoran
f. Mencuci bahan makanan yang akan diolah hingga bersih
g. Memasak makanan hingga matang
19. Warna darah pada feses dikaitkan dengan lokasi perdarahan yang terjadi di saluran
pencernaan seperti warna merah cerah yang berarti perdarahan terjadi disekitar anus
sedangkan warna merah tua berarti perdarahan di usus besar dan warna kehitaman berarti
perdarahan terjadi di usus halus, lambung dan saluran cerna bagian atas yang lain
20. BAB cair yang dialami pasien sebanyak 5 kali dalam sehari mungkin ada hubungannya
dengan kebiasaan berenang disungai yang juga terkontaminasi dengan feses penduduk
yang banyak mengandung bakteri dan mungkin pada saat berenang disungai pasien tidak
sengaja menelan air sungai yang mengandung bakteri sehingga menyebabkan diare

LANGKAH 4. POHON MASALAH

DIAGNOSIS DIFERENSIAL

Amebiasis Disentri Basiler IBD

Laki – laki 12 tahun ± ± ±

BAB cair + + +

Feses : Lendir dan darah (+)

Mual, muntah dan mules

Dehidrasi

Pemeriksaan fisik :
Kesadaran compos mentis
TD
Suhu 37o C

LANGKAH 5. SASARAN BELAJAR

1. Definisi Amebiasis
2. Epidemiologi Amebiasis
3. Etiologi Amebiasis
4. Faktor Resiko Amebiasis
5. Klasifikasi Amebiasis
6. Manifestasi Klinis Amebiasis
7. Diagnosis Amebiasis
8. Patofisiologi Amebiasis
9. Tatalaksana Amebiasis
10. Pencegahan Amebiasis
11. Komplikasi Amebiasis
12. Prognosis Amebiasis

LANGKAH 6. BELAJAR MANDIRI

LANGKAH 7. SINTESIS HASIL BELAJAR

1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
3. EPIDEMIOLOGI
4. KLASIFIKASI
5. PATOFISIOLOGI
6. MANIFESTASI KLINIS
7. FAKTOR RESIKO
a. Usia : sebagian besar amebiasis terjadi pada usia balita yang tidak diberi ASI dan
memiliki gizi yang buruk sedangkan yang terjadi pada orang dewasa disebabkan
karena faktor perilakunya yang memakan makanan yang tidak sehat
b. Variasi musiman : negara yang beriklim tropis lebih beresiko terkena amebiasis
daripada negara beriklim subtropis
c. Lingkungan dan sanitasi : sanitasi yang buruk, tinggal dekat dengan kandang babi,
sumber air minum yang tidak higenis juga akan menambah faktor resiko terjadinya
amebiasis
d. Infeksi asimptomatik[1]
8. DIAGNOSIS
9. TATALAKSANA
10. KOMPLIKASI
11. PENCEGAHAN
12. PROGNOSIS

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V.
Jakarta: Interna Publishing; 2010.

Anda mungkin juga menyukai