Anda di halaman 1dari 28

Pokok 01 Definisi sediaan larutan,

Bahasan sirup, dan eliksir

02 Kelarutan dan laju


pelarutan

03 Formulasi dan teknik


pembuatan sediaan
larutan dan eliksir

04 Kemasan sediaan larutan


dan eliksir
SEDIAAN CAIR

LARUTAN ELIKSIR SUSPENSI EMULSI

Bahan obat mudah Bahan obat Bahan obat Bahan Obat


larut dalam air/solven agak sukar larut sukar atau berupa
atau bahan obat dalam air, tetapi tidak larut minyak.
berupa cairan yang mudah larut dalam air.
dapat campur dengan dalam etanol
air. atau pelarut
internal lainnya.
KLASIFIKASI LARUTAN
Larutan oral
Cara
pemberian
Larutan topikal

LARUTAN
Spirit

Sistem pelarut
Tingtur
dan zat terlarut

Larutan air
DEFINISI LARUTAN, SIRUP, DAN ELIKSIR
LARUTAN
LARUTAN SIRUP ELIKSIR
ORAL
Larutan oral yang
Sediaan cair yang Sediaan cair Larutan oral yang
mengandung
mengandung yang dibuat untuk mengandung etanol
sukrosa atau gula sebagai kosolven
satu atau lebih zat pemberian oral,
lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai
kimia yang
Add Text
mengandung
Add Text
satu Add Text sebagai Add Text
dinyatakan Eliksir. Dapat
terlarut, misal: atau lebih zat
Sirup. Penggunaan digunakan kosolven
terdispersi secara dengan atau tanpa
istilah sirup juga lain seperti gliserin
molekuler dalam bahan pengaroma,
digunakan untuk dan propilen
pelarut yang pemanis atau glikol, untuk
bentuk sediaan cair
sesuai atau pewarna yang mengurangi jumlah
lain yang dibuat
campuran pelarut larut dalam air etanol yang
dengan pengental
yang saling atau diperlukan
dan pemanis,
bercampur campuran
termasuk suspensi
kosolven-air
oral
TUJUAN BENTUK SEDIAAN LARUTAN

SISTEMIK TOPIKAL

RUTE PER KULIT, MATA, HIDUNG,


ORAL/PARENTERAL TELINGA,
(INJEKSI) TENGGOROKAN
KELEBIHAN KEKURANGAN

• Sediaan mudah • Tidak sesuai untuk bahan


digunakan  termasuk obat yang tidak stabil
untuk pasien geriartri dan dalam kondisi aqueous
anak-anak • Kelarutan bahan obat
• Bahan aktif terlarut yang rendah  kesulitan
absorpsi cepat formulasi
• Dapat menutupi rasa • Volume sediaan besar,
bahan obat yang pahit hambatan dalam distribusi
KELARUTAN
DEFINISI CONTOH
Kelarutan Parasetamol dalam air
Kuantifikasi (jumlah) maksimum 1:70
bahan yang dapat larut dalam 1 gram parasetamol dapat larut
suatu bagian pelarut dalam 70 bagian air (70 ml)
LAJU PELARUTAN/DISOLUSI
Larutan jenuh dapat
Laju proses melarutnya
mengalami perubahan
bahan (solute) ke dalam
dalam penyimpanan dan
pelarut (solvent)
membentuk endapan
FAKTOR KELARUTAN DAN LAJU PELARUTAN

Polaritas Senyawa pH dan pKa obat Suhu Ukuran Partikel

• Konsep Like Bentuk ion Proses Peningkatan


Dissolved Likes lebih mudah melarut lebih pelarutan pada
• Senyawa polar larut cepat pada partikel kecil 
larut dalam dibandingkan pemanasan peningkatan luas
pelarut polar bentuk nonion atau pada permukaan kontak
• Senyawa non suhu tinggi dengan pelarut 
polar larut dalam laju pelarutan
pelarut non polar meningkat
UPAYA PENINGKATAN LAJU PELARUTAN
Pembentukan Pembentukan
Kompleks Garam

Reduksi Ukuran
Partikel Pengaturan pH

Pemilihan Penggunaan
Bentuk Kristal Ko-Solven

Penambahan Surfaktan Dispersi Solida


KOMPONEN FORMULA
PELARUT DAPAR/BUFFER PENGAWET ANTIOKSIDAN

Aqua purificata Dapar sitrat Asam benzoat Na metabisulfit


Pelarut internal Dapar fosfat Asam sorbat BHA, BHT
lainnya

PENGENTAL PEWARNA FLAVOURS PEMANIS

CMC-Na Eritrosine Sari buah Sukrosa

Polisorbat BM Sunset yellow Minyak atsiri Pemanis buatan


rendah
PELARUT

PURIFIED WATER

GLISEROL

ALKOHOL

PROPILEN GLIKOL
DAPAR (BUFFER)
01 AMAN

02 EFEKTIF
Memiliki kapasitas dapar tinggi

03 MENINGKATKAN
STABILITAS OBAT

04 CAMPUR DENGAN
KOMPONEN LAIN
PENGAWET
Berfungsi untuk mencegah/menghambat proses perubahan yang tidak
dikehendaki (peruraian, pengasaman, fermentasi) akibat adanya kontaminasi
mikroba

Solubilitas,
Efektif Tidak toksik/tidak
Stabil kompatibilitas,
(spektrum luas) memicu sensitivitas
akseptabilitas tinggi

Pengawet • Asam benzoat, asam sorbat, metil paraben, dan


internal propil paraben

Pengawet
• Chlorocresol, chlorbutanol
eksternal
ANTIOKSIDAN
Antioksidan ideal  tidak berbau, tidak berasa, dan tidak toksik

ANTIOKSIGEN REDUKTOR PEMBENTUK KHELAT

Mencegah oksidasi
Senyawa yang lebih
melalui pembentukan
Memutus rantai reaksi mudah dioksidasi
kompleks dengan
autooksidasi dibandingkan bahan
spora logam sebagai
aktif
katalisator oksidasi
Contoh:
Propil galat, α-tokoferol, Contoh: Contoh:
butylated hidroksi Sodium metabisulfit, Sodium edetat (EDTA),
anisol (BHA), dan asam askorbat, dan asam oksalat, dan
butylated hidroksi dekstrosa natrium pirofosfit
toluene (BHT)
PEMANIS, FLAVOUR, PEWARNA DAN PENGENTAL
PEMANIS FLAVOUR PEWARNA PENGENTAL

• Sukrosa, • Untuk
• Untuk menutupi • Bahan pengental
glukosa, meningkatkan
rasa atau bau  tilosa/MC,
fruktosa, penampilan CMC-Na, HPC,
yang kurang enak
sorbitol, dan dan Polisorbat/Tween
dan atau
mannitol penerimaan BM rendah
memperbaiki/men
• Dapat • Harus aman (Tween 20-80)
ingkatkan • Sirup simplex juga
digunakan  US-FDA :
penampilan bisa sebagai
pemanis kode FDC
• Sari buah pengental
buatan dan DC
(strawberry, apel. sekaligus
(sakarin, • Contoh: pengawet.
orange, lemon.
siklamat, eritrosin, • Kadar sukrosa
dll), minyak atsiri
aspartame) ponceau, tinggi (>60%)
(oleum anisi,
• Beberapa tartrazine, dan dapat
pepper,emi oil. menghambat
sirup sunset yellow
Lemon oil, orange pertumbuhan
dirancang
oil), coklat, dan mikroba efek
sugar free
vanila osmotik
TEKNIK PEMBUATAN
LARUTAN
Penyaringan
Pelarutan dan • Kotoran
Penimbangan
Pencampuran mekanis Pengisian
dan • Pengadukan
• Mikroba ke dalam
Pengukuran • Penggojokan
(mengguna- kemasan
(bila perlu (mudah
menguap) kan filter
pengenceran) mikroba)
• Pemanasan
ELIKSIR
Larutan jernih, larutan hidroalkoholik manis
yang digunakan untuk penggunaan oral dan
biasanya diberi aroma untuk memperbaiki rasa
Bentuk eliksir menjadi pilihan pada bahan obat
yang agak sukar larut dalam air
Ko-solven yang digunakan  etanol, propilen glikol,
gliserol.

Konsentrasi alkohol bervariasi  menjaga


komponen lain berada dalam bentuk terlarut
Alcoholic elixir
a. High alcoholic elixir  kadar etanol mencapai 75%
b. Low alcoholic elixir  kadar etanol 8-10%
Non alcoholic elixir
Eliksir yang dibuat tanpa penambahan etanol .
Perhitungan Kosolven
Kasus:
Sediaan cair parasetamol kekuatan 250 mg
per takaran (5 ml) dalam bentuk alcoholic
elixir. Volume sediaan per kemasan 60 ml.
• Kelarutan parasetamol dalam air 1:70,
dalam etanol 1:10, dalam propilen glikol
1:9
• Sesuai ketentuan formula dirancang
mengandung etanol 10%

Berapakah volume masing-masing pelarut


yang dibutuhkan untuk membuat sediaan
elixir tersebut?
Perhitungan Kosolven

• Bobot parasetamol untuk 1 kemasan (60 ml)


(60/5) x 250 mg = 3000 mg = 3 g

• Jumlah etanol dalam formula direncanakan 10%


Volume etanol = 10% x 60 ml = 6 ml
• Parasetamol yang larut dalam 6 ml etanol
(6 ml/ 10 ml) x 1 g = 0,6 g
• Parasetamol yang belum dapat larut dalam etanol
3 g – 0,6 g = 2,4 g
• Parasetamol yg belum larut dalam etanol 
dilarutkan dalam propilen glikol
Kelarutan parasetamol dalam propilen glikol 1:9
Volume propilen glikol = (2,4 g/1g) x 9 ml = 21,6 ml
• Persentase propilen glikol dalam formula
(21,6 ml/ 60 ml) x 100% = 36%
Teknik pembuatan Eliksir
Melarutkan Melarutkan Penambahan
01 bahan yang
sukar larut
02 bahan yang 03 Pencampuran 04 pewarna dan
larut dalam air flavor

Melarutkan
Bahan-bahan Larutan bahan Eliksir umumnya
bahan obat yang
lain yang larut obat dan larutan menggunakan
sukar larut dalam
dalam air bahan tambahan pewarna yang
co-solvent
dilarutkan dahulu dicampurkan, menarik
(sesuai dengan
diaduk hingga disesuaikan
kelarutan bahan
homogeny dengan bau dan
pada masing-
rasa yang
masing pelarut),
diinginkan
bila perlu dengan
penghangatan
CONTOH FORMULA ELIKSIR
LARUTAN ORAL LAINNYA
Linctuses
Pertimbangan
Definisi Penggunaan Formulasi
bentuk
Cairan kental Digunakan Linctuses dapat sediaan
yang secara oral untuk diformulasi tanpa Pertimbangan
mengandung terapi batuk, menggunakan sediaan larutan
bahan aktif karena memiliki sukrosa  oral (larutan,
terlarut dalam efek yang cepat digantikan oleh eliksir, atau
pembawa. untuk mengobati sorbitol dan linctus)
Pembawa terdiri membran pemanis lainnya. menyesuaikan
dari sukrosa mukosa yang dengan
dengan mengalami karakteristik
konsentrasi tinggi, inflamasi fisikokimia bahan
bila diperlukan aktif
bisa
menggunakan Bahan aktif
pemanis yang dengan rasa
lain. yang sangat
pahit 
linctuses
LARUTAN ORAL LAINNYA
Mouthwashes/gargles

Didesain untuk mengatasi infeksi dan inflamasi pada rongga


oral

Formulasi  air sebagai pembawa, meskipun ko solven


seperti alkohol juga digunakan melarutkan bahan obat

Alkohol sebagai ko-solven  meningkatkan


aktifitas antimikroba bahan obat
Komponen lain untuk meningkatkan rasa dan
aseptabilitas  pengawet, pewarna, flavouring agent,
dan pemanis non kariogenik
DAFTAR Allen, L. V, & Ansel, H. C. (2014). Ansel’s
Pharmaceutical Dosage Forms and Drug
PUSTAKA Delivery Systems. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Chambers Fox S. (2014). Remington


Education Pharmaceutics. Remington
Education Pharmaceutics, 454–458.

York, P., Aulton, M., Marriott, C., Fell, J.,


Attwood, D., Pugh, J., Wells, J., Buckton,
G., Staniforth, J., Twitchell, A., Ashford, M.,
Collett, J., Moreton, C., & Billany, M. (2001).
Pharmaceutics: The Science of Dosage
Form Design.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai