Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU

PELAPORAN KEUANGAN

(STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BEJ)

LULUK MUHIMATUL IFADA

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

ABSTRACT

Financial reporting is used for the company to communicate various information and

measurement of performance. Information can be used for decision making if submitted on

schedule. Indonesian’s public company obligation in reporting the annual financial report

has arranged in UU No.80 / 1995 about Capital Market and Rule of BAPEPAM No.80 PM /

1996. The samples of the study are the manufacturing firms listed in Jakarta Stock Exchange.

Data are collected using purposive sampling method. The number of the firms serving as the

samples is 69 in 2003-2005. Data analysis using Logistic Regretion. The study show that

firms size and insider ownership have significant influence the firms compliance timeliness.

While to four other independent variable has not significant.

Key Words : compliance,debt to equity, size, profitability, outsider ownership concentration,

insider ownership, age

PENDAHULUAN

Sekarang ini pertumbuhan perekonomian di negara Indonesia telah berkembang

dengan pesat. Banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh untuk ikut

menyemarakkan dunia bisnis. Inilah yang menyebabkan banyaknya investor baik yang

berasal dari dalam negri maupun luar negri yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan-

perusahaan di Indonesia. Kesempatan ini tentunya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan

yang ingin mengembangkan usahanya agar mendapatkan kucuran dana dari investor tersebut.

Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 1


Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu laporan (timeliness) merupakan

karakteristik penting bagi laporan keuangan, pihak-pihak tersebut misalnya akuntan, manajer

dan analis keuangan. Bahkan asosiasi profesi akuntansi pada tahun 1954 telah melakukan

penelitian, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan

elemen pokok bagi catatan taporan keuangan yang memadai (Dyer dan Mchugh, 1975 : 204).

Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan,

pemakai tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan

keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru, dan tidak hanya berhubungan

dengan periode yang lalu. Ketepatan waktu ini hanya mengandung arti bahwa informasi yang

digunakan oleh investor dan kreditor harus bisa tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan

(Hendriksen, 1982 : 74).

Lawrence (1983), Alford et al (1994), dan Schwartz dan Soo (1996) yang dikutip dari

penelitian Na'im (1998), membuktikan bahwa ketidakpatuhan terhadap kelepatan waktu

penyampaian informasi dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, adanya kesulitan finansial dan

tipe-tipe auditor. Schwartz dan Soo juga mempelajari ketidakpatuhan atas peraturan ketepata

ketepatan waktu terhadap peraturan pengungkapan Security Excange Commision (SEC)

perusahaan AS. Chambers dan Penman (1984) dan Bandi (2000) di Amerika nicnemukan

bukti empiris bahwa ada hubungan terbalik antara besarnya perusahaan dan keterlambatan

laporan.

Bandi (2000) melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan

dan hubungannya dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu. Hasil penelitiannya menemukan

bukti empiris bahwa keterlambatan antara perusahaan besar dan kecil berbeda dan temuan

empiris lainnya dalam penelitian ini yaitu ketepatan waktu pelaporan antara petaporan

sebelum dan sesudah waktu yang diharapkan tidak berpengaruh. Sedangkan Ainun Na'im

(1998) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu

2 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56


pelaporan keuangan di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor ukuran

perusahaan, financial distress yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio tidak

signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu sedangkan faktor profitability secara

signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan

sebagai berikut : Apakah debt to equity secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah ukuran perusahaan secara signifikan

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah ada pengaruh

profitability terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah konsentrasi

kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) mempengaruhi

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah kepemilikan perusahaan yang

dimiliki oleh pihak dalam (insider ownership) berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan ?, Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap ketetapan

waktu pelaporan keuangan perusahaan ?

TELAAH PUSTAKA

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Menurut IAI (2002) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat

bagi para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau

kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Ketepatan waktu

menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi

pelaporan informasi. Apabila informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu akan

menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.

Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 3


Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam UU No. 8 tahun 1995

tentang pasar modal. Dalam undang-undang tersebut disampaikan bahwa perusahaan publik

diwajibkan menyampaikan laporan keuangan.

Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio juga dikenal sebagai rasio financial leverage, menurut Weston

dan Copeland (1995: 238) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva

perusahaan yang dibiayai oleh penggunaan hutang. Perusahaan yang mempunyai leverage

yang tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai aktivanya.

Sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage yang rendah lebih banyak membiayai

investasinya dengan modal sendiri. Dengan demikian semakin tinggi leverage berarti

semakin tinggi risiko karena ada kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa

melunasi kewajiban hutangnya baik pokok maupun bunganya.

Tingginya rasio debt to equity atau rasio financial leverage mencerminkan tingginya

risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan

bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan perusahaan

merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat.

Pihak manajemen cenderung akan menghapus informasi tersebut dalam neraca (off balanced)

dan mencatatnya sebagai leasing (Hendriksen, 1992: 663).

Ukuran Perusahaan (Size)

Dalam beberapa penelitian bahwa variabel untuk ukuran perusahaan diukur

menggunakan total asset dan total penjualan, seperti yang digunakan oleh Dyer dan McHugh

(1975), Soo dan Schwartz (1996), Ainun Naim (1998), dan Respati (2001) dalam

penelitiannya. Nilai pasar atau kapitalisasi pasar adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah

saham yang beredar.

Profitability

4 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56


Menurut Robert Ang (1997: 18.23) rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas

menunjukan kebehasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Santoso (1995: 96)

menyatakan bahwa profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang

dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Dasar pemikiran bahwa tingat keuntungan dipakai

sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentunya berkaitan

dengan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan

oleh perusahaan dalam periode berjalan.

Struktur Kepemilikan

Menurut Budi Raharja (2001: 18) modal atau ekuitas adalah nilai perusahaan yang

menjadi hak pemilik. Bila perusahaan berbentuk perseorangan maka nilai perusahaan tersebut

merupakan modal pemilik yang biasanya dimiliki oleh satu orang dan bila perusahaan

berbentuk persekutuan, Firma, atau CV maka nilai perusahaan tersebut disebut modal sekutu

(partner’s equity). Dan jika perusahaan berbentuk perseroan (PT) maka modal saham

(shareholder’s equity atau stockholder’s equity).

Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai

agen dan pemilik sebagai prinsipal. Asimetri informasi timbul ketika manajer lebih

mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yan akan datang, jika

dibanding dengan pemegang saham dan stakeholder’s lainnya. Menurut Kim dan Verrechia

(1997) laporan keuangan yang tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi tersebut.

Umur Perusahaan (Age)

Tujuan keuangan mungkin sangat berbeda untuk setiap siklus hidup bisnis

(perusahaan). Teori strategis bisnis menawarkan beberapa strategi yang berbeda yang dapat

diikuti oleh unit bisnis, dari pertumbuhan pangsa pasar yang agresif sampai kepada

konsolidasi bisnis, keluar, dan likuiditas.

Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 5


Penelitian Owusu dan Ansah (2000) dalam konteks penelitiannya menyatakan bahwa

pengurangan waktu pelaporan akan terjadi ketika jumlah laporan tahunan yang dihasilkan

ditingkatkan. Selanjutnya Owusu dan Ansah (2000) menyatakan ketika sebuah perusahaan

berkembang dan para akuntannya (pekerja) belajar lebih banyak masalah teething,

menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat diminimalisasikan. Akibatnya, perusahaan

mapan yang memiliki umur lebih cenderung untuk menjadi lebih terampil dalam

pengumpulan, pemrosesan dan output informasi ketika diperlukan karena pengalaman

belajar.

Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

H1 : Debt to Equity Ratio secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

H2 : Ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan.

H3 : Profitability secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan perusahaan.

H4 : Konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar secara signifikan berpengarun

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

H5 : Kepemilikan perusahaan oleh pihak dalam secara signifikan berpengaruh terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

H6 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Debt to Equity Ratio

Ukuran Perusahaan

6 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56


Profitability
Ketepatan Waktu
METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta termuat dalam Capital Market Directory Indonesian dan yang mengeluarkan

atau menerbitkan laporan keuangan tahunan periode Desaember 2003 sampai Desember

2005. Sedangkan dalam penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling yang

berdasarkan pada pertimbangan (judgement) bahwa sampel yang digunakan lebih

representatif. Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah

pertama, perusahaan sampel merupakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kedua, perusahaan yang menyampaikan atau mempublikasikan

laporan keuangan di Indonesian Capital market Directory. Dan ketiga, yang mengeluarkan

atau menerbitkan laporan keuangan tahunan periode Desember 2003 sampai Desember 2005.

Definisi Operasional

Pengukuran ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan diukur dengan

menggunakan variabel dummy, dimana kategori 0, untuk perusahaan yang tidak tepat waktu

dan kategori 1, untuk perusahaan yang tepat waktu. Debt to equity ratio yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri (Suad

Husnan, 1998: 71). Profitability dalam penelitian ini penelitian ini diukur dengan

Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 7


menggunakan return on asset (ROA). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan natural log of market value. Umur perusahaan dalam penelitian ini

menggunakan umur perusahaan dari tanggal flotasinya di pasar modal (Owusu dan Ansah:

2000). Konsentrasi kepemilikan pihak luar dalam penelitian ini diukur dengan prosentase

kepemilikan saham terbesar yang dimiliki oleh outsider ownership. Konsentrasi kepemilikan

pihak dalam penelitian ini diukur dengan variabel dummy, dimana kategori 0, untuk

perusahaan yang tidak mempunyai struktur kepemilikan oleh pihak dalam dan kategori 1,

untuk perusahaan yang mempunyai struktur kepemilikan oleh pihak dalam

Teknik Analisa Data

Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan menggunakan regesi losistik

(logistic regression). Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena variabel

bebasnya kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal) (Imam Ghozali : 2002). Regresi

logistik digunakan untuk menguji variabel-variabel : debt to equity ratio, profitability yang

diproksi dengan return on asset (ROA), ukuran perusahaan (size) yang diproksi dengan

market value (MV), umur perusahaaan (age), konsentrasi kepemilikan pihak luar (outsider

ownership), dan konsentrasi kepemilikan pihak dalam (insider ownership) mempengaruhi

ketetpatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.

Dalam teknik analasis ini tidak melakukan uji normalitas data karena menurut Imam

Ghozali (2002) logistic regression tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel

bebasnya. Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel

bebasnya merupakan campuran antara kontinyu (metrik) dan kategorikal (non metrik).

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Ln TL = 0 + 1 DER + 2 PROFTAB + 3 LSIZE + 4 AGE + 5 OUTS + 5 INS +

1-TL

Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 51


Notasi :

Ln TL = Dummy Variable Ketepatan Waktu Penyampaian Pelaporan.

1-TL

DER = Debt to Equity Ratio

PROFTAB = Return on Asset

LSIZE = Natrural Log of Market Value

AGE = Flotasi Perusahaan

OUTS = Consentration Outsider Ownership

INS = Consentration Insider Ownership

= Variabel Gangguan

HASIL & PEMBAHASAN

TABEL 1. Hosmer and lemeshow Test

Step Chi-Square Df Sig.


1 7,273 8 ,507
Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Hosmer-Lemeshow sebesar 7.273 dan

signifikan pada 0,507. Karena nilai ini diatas 0.05 maka model dikatakan fit dan model dapat

diterima, berarti model layak dipakai untuk analisis selanjutnya karena tidak ada perbedaan

yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

TABEL 2. REGRESI LOGISTIK

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step X1 .012 .011 1.186 1 .276 1.012
1(a) X2 .000 .000 .081 1 .021* 1.000
X3 3.127 2.778 1.267 1 .260 22.806
X4 -1104 2.405 .211 1 .646 .331
X5 .007 .019 .141 1 .047* 1.007
X6 .076 .080 .896 1 .344 1.079
Constant .082 1.084 .006 1 .940 1.085
a Variable(s) entered on step 1: X1. X2. X3, X4. X5. X6.

Uji Hipotesis

52 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56


Uji hipotesis ini dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya pengaruh yang signiflkan

antara variabel bebas yaitu DER (X1), TA (X2), ROA (X3), OUTCON (X4), INSIDER (X5)

dan AGE (X6) terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y). Dalam uji hipotesis ini

dilakukan dengan uji pengaruh secara parsial /individual.

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa angka probabilitas pada

variabel DER terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan sebesar 0,276 > taraf

signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H1 = ditolak sehingga dapat

dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara DER terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Na'im (1998) dan

Respati (2001) yang menemukan bukti bahwa DER tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan tidak akan

mempengaruhi reaksi pasar sehingga hal ini tidak akan menghambat perusahaan untuk

menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Namun hal ini tidak sejalan dengan

penelitian Schwartz dan Soo (1996) dalam Syafrudin (2004) yang menunjukkan bahwa

perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam

menyampaikan laporan keuangan dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan

keuangan, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi

menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban

atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunganya. Sehingga ini merupakan berita buruk

bagi perusahaan. Maka dari itu pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian

laporan keuangannya yang berisi berita buruk.

Uji regresi logistik antara ukuran perusahaan (TA) terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan. Angka probabilitas pada variabel ukuran perusahaan (Total Asset)

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 0,021 < taraf signifikasi = 5% (0,05)

2 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56


jadi dapat disimpulkan bahwa H2 = diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Schwartz dan Soo (1996) dan

Owusu dan Ansah (2000) dalam Saleh (2004) yang membuktikan bahwa perusahaan secara

signifikan berpengaruh terhadap ketidakpatuhan dan keterlambatan pelaporan keuangan suatu

perusahaan, karena semakin besar perusahaan maka akan melaporkan dengan lebih cepat

akibat perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber informasi. Seperti yang dikatakan

Dyer Me Hugh (1975) bahwa manajemen perusahaan besar, memiliki dorongan untuk

mengurangi penundaan audit dan penundaan laporan keuangan, yang disebabkan karena

perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan

oleh agen regulator.

Angka probabilitas pada variabel profitability (ROA) terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan sebesar 0,260> taraf signifikasi a = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan

bahwa H3 = ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

antara profitability (ROA) terhadap ketepatan waktu pelaporari keuangan. Tidak adanya

pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa keuntungan yang dicapai perusahaan

tidak mempengaruhi tepat atau terlambatnya perusahaan dalam malaporkan laporan

keuangannya. Adanya keuntungan tinggi yang dicapai oleh perusahaan tidak dapat

memperlihatkan adanya kinerja manajemen yang baik sehingga tidak dapat dipastikan bahwa

perusahaan yang memperoleh keuntungan dapat menyajikan laporan keuangannya secara

tepat waktu.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Duer dan McHugh (1975) dan

Petronila (2003) dan Saleh (2004) yang menemukan bukti empiris bahwa profitability tidak

secara signifikan mempengaruhi keterlambatan pelaporan keuangan. Namun hasil ini tidak

konsisten dengan Dye dan Sridhar (1995) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki

Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 3


hasil gemilang akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang

operasionalnya gagal, termasuk perusahaan yang mengalami kerugian. Demikian pula yang

dikemukakan oleh Owusu dan Ansah (2000).

Angka probabilitas pada variabel OUTCON terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan sebesar 0,646 > taraf signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H3 =

ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara OUTCON

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa kepemilikan

pihak luar tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Besar kecilnya

prosentase saham yang dimiliki pihak luar ternyata tidak mempengaruhi manajemen untuk

menunjukkan kinerja yang baik.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004) yang

menemukan bukti bahwa kepemilikan saham oleh pihak luar tidak berpengaruh terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berbeda dengan Respati (2001) yang berhasil

membuktikan bahwa OUTCON secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan suatu perusahaan. Dalam struktur kepemilikan bahwa pemilik

perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan besar untuk menekan manajemen dalam

menyajikan informasi secara tepat waktu, karena ketepatan waktu pelaporan keuangan akan

mempengaruhi keputusan ekonomi.

Angka probabilitas pada variabel INSIDER terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan sebesar 0,047 < taraf signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H3 =

diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara INSIDER

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Adanya pengaruh yang signifikan ini

mengindikasikan bahwa kepemilikan saham pihak dalam perusahaan mempengaruhi tepat

waktu pelaporan keuangan perusahaan tersebut.

4 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56


Adanya kepemilikan saham oleh pihak dalam akan mempengaruhi kinerja Manajer.

Manajer akan lebih bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan karena adanya rasa

memiliki perusahaan sehingga mempengaruh kinerja manajer untuk dituntut lebih baik.

Adanya manajemen dengan kinerja yang baik mampu menyampaikan laporan keuangannya

secara tepat waktu.

Angka probabilitas pada variabel AGE terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

sebesar 0,344 > taraf signifikasi = 5% (0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa H3 = ditolak

sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara AGE terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil temuan dalam penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Owusu dan Ansah (2000) yang menemukan bukti empiris bahwa umur perusahaan

yang diukur berdasarkan tanggal listed perusahaan dipasar modal signifikan berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Karena penundaan dalam penyampaian

laporan keuangan dapat diminimalisasikan, akibatnya perusahaan yang memiliki umur lebih

tua cenderung untuk menjadi lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan

mcnghasilkan informasi ketika diperlukan karena pengalaman belajar.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut : Variabel ukuran perusahaan (TA) dan Insider Ownership (INSIDER) secara

signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan

manufaktur. Sedangkan DER,ROA,OUTCON, dan AGE secara signifikan tidak berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur. Hal ini mungkin

disebabkan pada kenyataan yang secara emplisit terjadi di pasar modal bahwa keempat

variable tersebut tidak cukup menjadi pembenaran atau ketidakmampuan

perusahaanmenyediakan laporan keuangan tepat waktu, mengingat tersedianya informasi

akuntansi merupakan batasan penting dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya.

Faktor-Faktor ………. (Luluk Muhimatul Ifada) 5


DAFTAR PUSTAKA

Audi. 2004. Buku Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 12. Edisi Keempat. Wahana
Komputer. Semarang.
Anogoro, Pandji. 2001. Pengantar Teori Pasar Modal, Edisi 3. Aneka Ripta Jakarta.
Bandi. 2000. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”.
Simposium Nasional Akuntansi III. pp 66.
Bandi. 2000. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 4, No. 2, Agustus 2002 : hal 155-164.
Bapepem. 1996, Himpunan Peraturan Pasar Modal.
Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Cetakan Pertama. BPFE.
Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Indonesia. Buku Satu. Salemba 4.
Iadrianloro, Nur dan Bambang Supomo. 1998. Melodologi Pvnelilian Bisnis Untuk Akuntansi
dan Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Jakarta Stock Exchange, 2002, wehxite : http://www.jsx.co.id.
Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Munawir, S. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Kedua belas.
Liberty Yogyakarta.
Na’im, Ainun. 1998. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan :
Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia 1999, Vol. 14, No. 2 : hal 85-100.
Respati, Novita Weningtyas. 2004, “Faktor-Faktor Yang Berpengaaih Terhadap Ketepatan
Waktu Pelaporan Laporan Keuangan : Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta”, Jumal
Maksi, Vol. 4, Januari 2004 : hal 67-81.
Saleh, Rachmaf, 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar
Bali, 2-3 Desember 2004 : hal 897-913.
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Siatistik Parametrik, Cetakan Kedua. PT. Elex
Media Komputindo. Gramedia. Jakarta.
Syafrudin, M. 2004. “Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan
Pada Earning Response Coefficient : Studi Di Bursa Efek Jakarta”, Simposium
Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2-3 Desember 2004 : hal 754-776.

6 JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 43-56

Anda mungkin juga menyukai