Merupakan suatu rancangan percobaan dimana perlakuannya dibentuk oleh kombinasi antara
taraf-taraf beberapa faktor ¿ faktor). Disimbolkan dengan percobaan faktoria f t, misal 23 artinya
ada 2 faktor dan tiap faktor ada 3 taraf.
Bersilang
Faktor-faktor penyusun dari taraf-taraf perlakuan saling bebas satu sama lain
Tersarang
Taraf-taraf dari suatu faktor berbeda untuk setiap taraf faktor yang lain.
Sifat Perlakuan
Tetap (Fixed): Seluruh faktor penyusun perlakuan bersifat tetap, dimana taraf-taraf faktornya
ditentukan secara subjektif oleh peneliti
Acak (Random): Seluruh faktor penyusun perlakuan bersifat acak dimana taraf-taraf faktornya
merupakan sampel acak dari populasi tara-tara faktor yang bersangkutan
Campuran (Mixed): Faktor-faktor penyusun perlakuan ada yang bersifat acak dan ada yang
bersifat tetap
Rancangan acak lengkap merupakan salah satu bentuk rancangan lingkungan yang berkaitan
dengan bagaimana perlakuan-perlakuan dikenakan pada unit percobaan. RAL adalah rancangan
dimana perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit percobaan. Dengan
demikian, tidak terdapat batasan terhadap pengacakan seperti misalnya dengan adanya
pemblokan dan pengalokasian daripada perlakuan terhadap unit-unit eksperimen.
Rancangan ini merupakan rancangan paling sederhana yang digunakan pada rancangan yang
memiliki unit-unit percobaan yang relatif homogen. Apabila unit-unit percobaan bersifat
heterogen maka diperlukan pengelompokkan, dan sebaiknya menggunakan rancangan acak
kelompok. Secara umum asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan pada rancangan acak lengkap,
antara lain:
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah data yang telah dikumpulkan berdistribusi
normal atau diambil dari populasi berdistribusi normal. Ada banyak uji yang digunakan dalam
menguji normalitas. Misalnya jika dilihat dari plot, data dikatakan memenuhi asumsi
berdistribusi normal apabila plot sudah mendekati garis linier. Dengan menggunakan uji statistik
normalitas, kenormalan suatu data juga dapat dilihat dari nilai P-value yang dibandingkan
dengan nilai α. Data berdistribusi normal jika nilai P-value ¿ α.
2. Uji Homogenitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variansi yang sama atau homogen. Uji homogenitas yang paling umum dilakukan
adalah uji Bartlett. Sebelum uji Bartlett dilakukan, terlebih dahulu harus diperiksa mengenai
normalitas populasinya. Kehomogenan data pada uji Bartlett adalah dengan memperhatikan nilai
P-value jika lebih besar dari α atau jika nilai x 2 kurang dari x 2tabel, maka data memiliki variansi
yang sama atau homogen.
3. Independen
Nilai residual dan data setiap pengamatan satuan percobaan dikatakan independen apabila
plot residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Salah satu cara agar
residual bersifat independen adalah dengan melakukan pengacakan terhadap unit percobaan pada
setiap kelompok perlakuan.
Dengan adanya 3 faktor perlakuan yang dikenakan pada unit percobaan, dimisalkan faktor
pertama adalah faktor A dengan taraf sebanyak i, faktor kedua adalah faktor B dengan taraf
sebanyak j, dan faktor ketiga adalah faktor C dengan taraf sebanyak k. Kemudian, kombinasi
dari ketiga faktor perlakuan tersebut dikenakan pada n independen subjek dalam setiap
kombinasi perlakuan, maka layout desain dari rancangan ini disajikan dalam tabel berikut ini:
Pada diagram blok di atas, terdapat tujuh puluh dua unit percobaan yang ditempatkan pada 3
taraf faktor A , 2 taraf faktor B, dan 4 taraf faktor C.
Dimana terdapat tiga unit percobaan atau subjek pada setiap kombinasi perlakuan.
Berdasarkan diagram blok di atas terdapat faktor A, faktor B, faktor C, interaksi faktor
AB , interaksi faktor AC, interaksi faktor BC, interaksi faktor ABC, dan galat R/ ABC. Jadi,
diperoleh sumber variansi A , B , C , AB , AC , BC , ABC , dan R/ ABC.
Model rancangan acak lengkap 3 faktor sebagai berikut:
Dengan:
p=1,2 , … , i
q=1,2 , … , j
r =1,2, … , k
n=1,2 ,… , l
μ = rataan umum
(αβγ ) pqr = pengaruh interaksi faktor A taraf ke p, faktor B taraf ke q, dan faktor C taraf ke
r
e npqr = pengaruh eror/galat yang muncul dari kombinasi percobaan ke n dalam faktor A
taraf ke p, faktor B taraf ke q, dan faktor C taraf ke r
Karena model yang digunakan adalah model tetap, maka asumsi model di atas adalah
i j k i j i k i j
∑ α p=0 , ∑ β p=0 , ∑ γr =0 , ∑ ( αβ ) pq=0 , ∑ ( αβ ) pq=0 , ∑ ( αγ ) pr=0 , ∑ ( αγ )pr =0 , ∑ ( αβγ ) pqr=0 , ∑ ( αβγ ) pqr=0
p=1 q=1 r=1 p=1 q =1 p=1 r=1 p=1 q=1
Berdasarkan model yang digunakan, yaitu model tetap, maka E( KT ) dapat dituliskan
sebagai berikut:
dengan:
∑ X 2p ..
JKA= p=1 −¿ ¿
jkl
i
∑ X 2q ..
JK B= q =1 −¿ ¿
ikl
i i i i
2 2
∑∑X pq .. ∑X p.. ∑ X 2q ..
JKA B= p =1 q =1 − p=1 − q=1 +¿ ¿
kl jkl ikl
k
∑ X 2r ..
JK C= r =1 −¿ ¿
ijl
i i i k
2 2
∑∑X pq.. ∑X p .. ∑ X 2r ..
JKA C= p=1 q=1 − p=1 − r=1 +¿¿
jl jkl ijl
j k i k
∑ ∑ X 2pq .. ∑ X 2q .. ∑ X 2r ..
JK BC = q =1 r=1 − q =1 − r=1 + ¿¿
il ikl ijl
i j k i j r k j k i i k
2 2 2 2 2 2
∑∑∑ X pq r .. ∑∑ X pq . ∑∑X p r .. ∑∑ X q r .. ∑X p .. ∑X q .. ∑ X 2r ..
JKA B C= p=1 q=1 r =1 − p=1 q=1 − p=1 r=1 − q =1 r=1 + p=1 + q=1 + r=1 −¿ ¿
l kl jl il jkl ikl ijl
i j k
JKR
l i j k ∑ ∑ ∑ X 2pqr
=∑ ∑ ∑ ∑ X 2 − p=1 q=1 r=1
ABC n=1 p =1 q=1 r =1 npqr l
l i j k
JKT=∑ ∑ ∑ ∑ X 2npqr −¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
n =1 p =1 q=1 r=1