Anda di halaman 1dari 33

MODUL V

ANALISA VARIANSI (ANOVA)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Praktikum


1. Praktikan dapat merumuskan hipotesis, mengolah, dan
mengintretasikan hasil pengujian One Way ANOVA,
2. Praktikan dapat merumuskan hipotesis, mengolah, dan
mengintretasikan hasil pengujian Two Way ANOVA.
I.2 Landasan teori

Analisis varians (analysis of variance, ANOVA) adalah suatu


metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang
statistikainferensi. Dalam literatur Indonesia metode ini dikenal
dengan berbagai nama lain, seperti analisis ragam, sidik
ragam, dananalisis variansi. Ia merupakan pengembangan dari
masalahBehrens-Fisher, sehingga uji-F juga dipakai dalam
pengambilan keputusan. Analisis varians pertama kali diperkenalkan
oleh Sir Ronald Fisher, bapak statistika modern. Dalam
praktik, analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering
dipakai) maupun pendugaan (estimation, khususnya di bidang
genetika terapan.
Anova dapat digolongkan kedalam beberapa kriteria, yaitu
klasifikasi 1 faktor (One Way Anova) yang didasarkan pada
pengamatan 1 kriteria, klasifikasi 2 faktor ( Two Way Anova) yang
didasarkan pada pengamatan 2 kriteria, klasifikasi banyak faktor
ANOVA banyak arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada
pengamatan banyak kriteria. Asumsi pengujian ANOVA :
1. Populasi yang akan diuji berdistribusi normal
2. Varians/ragam dan populasi yang diuji sama
3. Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain

Pada Pengujian ANOVA 1 arah dipergunakan rumus hitung sebagai


berikut :

Tabel 1.1 Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah (One-way ANOVA)

Sumber Jumlah Derajat Kuadrat


F hitung
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah
Nilai Tengah 2 JKK
JKK k–1 S1 = 2
Kolom k −1 s1
2
2 JKG s2
Galat (Error) JKG n-k S1 =
n−k
Total JKT n–1
Dimana :

k n
T 2 ..
JKT =∑ ∑ xij 2−
i=1 j=1 nk

∑ T i2 T 2 ..
JKK = i=1 −
n nk

JKG = JKT – JKK

Pada pengujian ANOVA 2 arah yaitu pengujian ANOVA yang


didasarkan pada pengamatan 2 kriteria. Dalam pengujian ANOVA ini,
dipergunakan rumus hitung sebagai berikut :
Tabel 1.2 Analisa Ragam Klasifikasi Dua Arah

Sumber Jumlah F hitung


Derajat bebas Kuadrat
Keragaman Kuadrat
(db) Tengah (KT)
(SK) (JK)
Nilai tengah
S2 B = KTB 2
Baris S1
JKB r–1 JKB f 1= 2
r−1 S2

Nilai tengah JKK c–1 S2 K = KTK


Kolom JKK
c −1
S 21
f 2=
S 22
Galat 2
S G = KTG
(error) JKG (r – 1)(k – 1) JKG
( r−1 ) (c−1)
Total JKT rc-1

Dimana :

r k r 2
T
JKT = ∑ ∑ ∑ xijm −
2 ¿∗¿
rkn
i=1 j=i i=1

Σ ir=I T 2i∗¿ T 2¿∗¿


JKB = −
kn rkn

T ¿ j∗¿ 2
T 2¿∗¿
JKK = Σ ri=I − ¿
rn rkn

JKG = JKT −¿JKB −¿ JKK – JK[BK]


BAB II
PENGUMPULAN DATA
2.1 Tugas Praktikum
A. One Way Anova
Lakukan eksperimen untuk mengetahui apakah
terdapat variansi yang bersumber dari 1 faktor perlakuan.
Rekapitulasi hasil eksperimen pada hasil eksperimen pada
form pengumpulan data one way anova.

Tabel 1.3 pengumpulan data One Way Anova


Form Pengumpulan Data One Way ANOVA
Study Kasus : One Way ANOVA

Judul Penelitian : Pengaruh cahaya terhadap lama waktu perakitan Tamiya

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui apakah terdapat variansi yang dikarenakan oleh
pencahayaan yang berbeda-beda

Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh pencahayaan terhadap waktu yang dibutukan
untuk perakitan tamiya
H1 : Ada pengaruh pencahayaan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk
perakitan Tamiya

Jenis Perlakuan : Perbedaan terangnya cahaya


1 : pecahayaan 10 watt
2 : pecahayaan 100 watt
3 : pecahayaan 26 TL

Hasil Eksperimen :

Pencahayaan
Eksperimen Ke-
10 Watt 100 Watt 26 TL
1 59 s 56 s 50 s
2 56 s 55 s 54 s
3 60 s 59 s 59 s
4 49 s 50 s 50 s
5 53 s 45 s 48 s
6 51 s 51 s 47 s
7 56 s 49 s 45 s
8 51 s 48 s 45 s
9 58 s 50 s 48 s
10 49 s 48 s 48 s
 
Malang, 22 November 2017
B. Two Way Anova
Lakukan eksperimen untuk mengetahui apakah terdapat
variansi yang bersumber dari 1 faktor perlakuan.
Rekapitulasi hasil eksperimen pada hasil eksperimen pada
form pengumpulan data two way anova,

Tabel 1.4 pengumpulan data Two Way Anova

Form Pengumpulan Data Two Way ANOVA


Study Kasus : Two Way ANOVA

Judul Penelitian : Pengaruh tingkat kebisingan suara dan cahaya terhadap lama waktu
perakitan tamiya

Tujuan Penelitian : Mengetahui Pengaruh tingkat kebisingan suara dan cahaya terhadap
lama waktu perakitan tamiya

Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan lama waktu perakitan tamiya berdasarkan
tingkat kebisingan suara dan gelap-terangnya cahaya.
H1 : Ada perbedaan lama waktu perakitan tamiya berdasarkan tingkat
kebisingan suara dan gelap-terangnya cahaya.

Jenis Perlakuan 1 : Tingkat Kebisingan


1 : 30 desibel
2 : 60 desibel
3 : 90 desibel

Jenis Perlakuan 2 : Tingkat Pencahayaan


1 : 10 Watt
2 : 100 Watt
3 : 26 TL

Hasil Eksperimen :

Pencahayaan
10 Watt 100 Watt 26 TL
50 s 48 s 39 s
53 s 46 s 38 s
30 desibel 52 s 45 s 40 s
Tingkat

54 s 49 s 41 s
49 s 48 s 39 s
60 desibel 55 s 49 s 40 s
54 s 50 s 41 s
50 s 48 s 39 s
50 s 47 s 40 s
48 s 46 s 41 s
47 s 47 s 39 s
46 s 45 s 38 s
K 48 s 47 s 40 s
e 90 desibel 49 s 49 s 39 s
b
i 46 s 47 s 40 s
s

Malang, 22 November 2017


BAB III
PENGOLAHAN DATA dan ANALISA

3.1 Pengolahan Data Secara Manual


A. One- way ANOVA
1. H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata lama waktu perakitan
tamiya yang disebabkan oleh terangnya cahaya
H1 : Ada perbedaan rata-rata lama waktu perakitan tamiya yang
disebabkan oleh terangnya cahaya
2. α = 5% = 0,05
3. Wilayah Kritis
Berdasarkan f hitung dengan f tabel :
F tabel < f hitung, maka H0 ditolak
F tabel > f hitung, maka H1 diterima
Berdasarkan signifikansi dengan ∝ :
Sig < 0,05 maka H0 ditolak
Sig > 0,05 maka H1 diterima
4. Perhitungan Manual
k ni
T ¿∗¿
∑ ∑ x2ij -
2
JKT (jumlah kuadrat total) = ¿
i=1 j−1 N
= (592 + 562 + 602 + 492 + 532 + 512 + 582 + .... +
2
1547
482 + 482 ) -
30
= 80375 – 79773,6
= 601,37
k 2
T ¿i T ¿∗¿
JKK (Jumlah Kuadrat Kolom = ∑ -
2
¿
i=i ni N

= ( 5422 5112 494 2


10
+
10
+
10
- )
15472
30
= 79892,1 - 79773,6
= 118,47

JKG (Jumlah Kuadrat Galat) = JKT – JKK


= 601,37 - 118,47
= 482,9
JKK
KTK (Kuadrat Tengah Kolom) =
k −1
118,47
=
3−1
118,47
=
2
= 59,23
JKG
KTG (Kuadrat Tengah Galat) =
N −k
482,9
=
30−3
482,9
=
27
= 17,89
KTK
F hitung =
KTG
59,23
=
17,89
=3,312
Tabel 1.6 Analisa Ragam Klasifikasi Satu Arah

Sumber Kuadrat
Jumlah Derajat bebas
Keragama Tengah f hitung f tabel
Kuadrat (JK) (db)
n (SK) (KT)
Dbnumerator ∝=5 %
f hitung =
Rata-rata = db num= 2
JKK = 118,47 KTK = 59,23 3,312
Kolom k-1= db denum= 27
3-1=2 f tabel= 3,35
dbdenum =
Galat JKG = 482,9 N-k= KTG = 17,89
30 – 3 = 27
N–1=
Total JKT = 601,37
30 – 1 = 29

5. Keputusan :
Dari tabel anova diperoleh nilai F hitung sebesar 3,312 dan F
tabel sebesar 3,35 maka F tabel > F hitung maka H 1 diterima.
Yang artinya ada perbedaan rata-rata lama waktu perakitan
tamiya yang disebabkan oleh terangnya cahaya.

B. Two-Way ANOVA
1. H0 : Tidak ada perbedaan lama waktu perakitan tamiya yang
berdasarkan kerasnya suara dan terangnya cahaya
H1 : Ada perbedaan lama waktu perakitan tamiya yang
berdasarkan kerasnya suara dan terangnya cahaya
2. α = 5% = 0.05
3. Wilayah Kritik
Berdasarkan f hitung dengan f tabel
F tabel < f hitung, maka H0 ditolak
F tabel > f hitung, maka H1 diterima
Berdasarkan signifikansi dengan ∝
Sig < 0,05 maka H0 ditolak
Sig > 0,05 maka H1 diterima
4. Perhitungan :

r k n
T 2¿∗¿
= ∑ ∑ ∑ x ijin -
2
JKT
i=l j=l m=l rkn

2056 2
= [502 + 532 + 522 +........ + 402] -
3× 3 ×5
= 94990 – 93936,4
= 1053,64

JKK =
∑ T 2I∗¿ 2
T ¿∗¿
i=l

kn rkn

2 2 2 2
751 +711 +594 2056
=
3 ×5
- 3× 3 ×5

= 94823,9 – 93936,4
= 887,51

k
T2
JKB = ∑ T∗¿2 j∗¿
rn
¿¿ –
rkn
j=l

6912+ 6982+ 6672 2056 2


=
3 ×5
- 3× 3 ×5

= 93971,6 – 93936,4
= 35,244

258+2572 + 2362 …..+196 2 7512+7112 +594 2


JK[BK] = - –
5 3 ×5

6912+ 6982+ 6672 2056 2


= +
3 ×5 3× 3 ×5

= 94891,2 – 94823,9 – 93971,6 + 93936,4

= 32,089

JKG = JKT – JKB – JKK - JK[BK]

= 1053,64 – 35,244 – 887,51 - 32,089

= 98,8

Tabel 1.7 Perhitungan Two Way ANOVA

sumber
jumlah derajat kuadrat tengah
keragaman f hitung f table
kuadrat (JK) bebas (db) (KT)
(SK)
Dbn1= F hitung = α=5%
Nilai S2B = KTB =
r - 1= KTB dbn =2
Tengah JKB = 35,244 JKB
3 - 1= 2 = 17,622 KTG dbd =36
Baris r−1
= 6,422 f tabel =3.26

Dbn2= S2k = KTK = F hitung = α=5%


Nilai JKK KTK
k - 1= dbn =2
Tengah JKK= 887,51 =
3-1=2 K−1 KTG dbd =36
Kolom
443,755 = 161,718 f tabel =3.26

S2B = KT(BK) = α=5%


Dbn3= F hitung =
JK ( BK ) dbn =4
Interaksi JK(BK) = (3-1)(3-1)
KT ( BK ) dbd =36
(BK) 32,089 = 2x2 = 4 ( r−1 ) (k−1)
KTG f tabel =
= 8,02225 2,63
= 2,923
Dbd= S2B = KTG =
r.k (N-1) = JKG
JKG= 98,8
Galat 3x3x4= =
36
r . k ( N−1)
2,744

(r.k.n)-1 =
JKT =
Total (3.3.5)-1 =
1053,64
44

Tabel 1.8 perbandingan f hitung. f tabel. dan signifikan ∝

Keterangan f hitung
No F hitung F tabel
dengan f tabel
F tabel < f hitung
1 6,422 3,26
maka H0 ditolak
F tabel < f hitung
2 161,718 3,26
maka H0 ditolak
F tabel < f hitung
3 2,923 2,63
maka H0 ditolak
5. Kesimpulan :
Dari tabel anova diperoleh F tabel < F hitung maka H 0 ditolak.
Yang artinya H1 diterima yang membuktikan bahwa ada
perbedaan lama waktu perakitan tamiya yang berdasarkan
kerasnya suara dan terangnya cahaya

3.2 Pengolahan Data Menggunakan Software SPSS


A . One- way ANOVA
1. Pemasukan data ke SPSS
 Dari menu utama File, pilih menu New, lalu klik pada
Data, kemudian klik pada sheet tab Variable View

Gambar 1.1 tampilan pertama software SPSS


 Pengisian variable pencahayaan
Name. sesuai kasus, pencahayaan
Type. biarkan default numeric yang sudah ada
Width. untuk keseragaman, sesuai default
Decimals. Untuk keseragaman, sesuai default
Label. Ketikkan tingkat pencahayaan atau kosongi saja
Values. Pilihan untuk proses pemberian kode.
 Pengisian variable waktu
Name. sesuai kasus, ketik waktu.
Type. Biarkan saja default numeric yang sudah ada
Width. Untuk keseragaman, sesuai default
Decimals. Untuk keseragaman, sesuai default
Label. Ketikkan waktu atau kosongi saja.

Gambar 1.2 pengisian pada form variable pencahayaan dan waktu


Klik kotak kecil dikanan sel. Pengisian :
Value Label pada variable pencahayaan
Value =1 Value label = 10 watt
Value =2 Value label = 100 watt
Value =3 Value label = 26 TL

Gambar 1.3 pengisian form value label


2. Untuk variable pencahayaan pemasukkan data dengan
menggunakan angka 1, 2 dan 3 sesuai value label.
Sedangkan untuk variable waktu isikan sesuai data yang
ada.
Gambar 1.4 tampilan pengisian data
3. Pengolahan data
Klik Analyze > Compare – means > One-Way ANOVA

Gambar 1.5 cara membuka form One Way ANOVA

Pengisian :
 Dependent Lish atau variable yang akan diuji; masukkan
variable waktu.
 Factor , masukkan variable pencahayaan
 Untuk kolom option klik, kemudian pada Statistics, untuk
keseragaman klik pada pilihan Descriptive. Untuk
Missing Values klik Exclude cases analysis by
analysis. Setelah pengisian selesai klik Continue.

Gambar 1.6 tampilan One-Way ANOVA: Options


 Untuk kolom Post Hoc, untuk pengisian klik pada LSD.
Klik Continue jika telah selesai.

Gambar 1.7 tampilan menu Post Hoc


 Klik OK untuk proses data.
4. Hasil pengolahan data :
Gambar 1.8 Tampilan hasil proses data (Descriptives)
Interpretasi :
a. Mean yaitu nilai rata-rata dari waktu Perakitan tamiya
yang dipengaruhi oleh faktor terangnya cahaya pada
masing-masing bohlam antara lain rata-rata 10 watt
adalah 54.20 , 100 watt adalah 51.10 , dan 26 LT adalah
49.40.
b. Std.deviation yaitu ukuran yang menunjukkan
pengamatan terhadap rata-rata atau keseragaman data
tingkat waktu perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh
terangnya cahaya pada masing-masing bohlam 10 watt
adalah 4,131, 100 watt adalah 4.280 dan 26 LT adalah
4,274. Standar deviasi terendah adalah di bohlam 10
watt yaitu 4.131. Sementara yang tertinggi adalah pada
bohlam 100 watt dengan jumlah 4,280. Nilai ini
menunjukkan keseragaman data.
c. Std.error yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan
dari distribusi sampling pada tingkat waktu perakitan
tamiya yang dipengaruhi oleh faktor bohlam yang
dipasang pada 10 watt adalah 1.306 , 100 watt adalah
1.354 , dan 25 TL adalah 1.352.
d. Nilai batas bawah (lower bound) dari data tingkat waktu
perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh faktor bohlam
yang dipasang pada 10 watt adalah 51,24, 100 watt
adalah 48.04 dan 26 TL adalah 52.46.
e. Nilai batas atas (upper bound) dari data tingkat waktu
Perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh faktor bohlam
yang dipasang pada 10 watt adalah 57,16, 100 watt
adalah 54,16 , dan 26 TL adalah 52,46.

Gambar 1.9 Tampilan hasil proses data (ANOVA)


Interpretasi :
 Between Groups (Rata-Rata Kolom) memiliki Sum of Square
(Jumlah Kuadrat) 118,467, dan memiliki df (derajat
kebebasan) 2, didapat dari k-1= 3-1=2. Kemudian memiliki
Mean Square (Kuadrat Tengah) sebesar 59,233 . Lalu
didapat F sebesar 3,312.
 Within Groups (Galat) memiliki Sum of Square (Jumlah
Kuadrat) 482,900 , dan memiliki df (derajat kebebasan) 27,
didapat dari N-k = 30-3 = 27. Kemudian memiliki Mean
Square (Kuadrat Tengah) sebesar 17,885 .
 Total memiliki Sum of Square (Jumlah Kuadrat) sebesar
601,367 , dan memiliki df (derajat kebebasan) sebesar 29,
didapat dari N-1 = 30-1 = 29.
Gambar 1.10 Tampilan hasil proses data (Post Hoc)

Interpretasi :

 Mean difference pada bohlam 10 watt terhadap 100 watt


sebesar 3,1 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar
0.113, dan Std.error yaitu ukuran kesalahan atau
penyimpangan dari distribusi sampling pada tingkat waktu
perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh faktor tingkat
kebisingan dan tingkat pencahayaan yang dipasang adalah
1,891 .
 Mean difference pada bohlam 10 watt terhadap 26 TL
sebesar 4,800 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar
0.017 dan Std.error yaitu ukuran kesalahan atau
penyimpangan dari distribusi sampling pada tingkat waktu
perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh faktor tingkat
kebisingan dan tingkat pencahayaan yang dipasang adalah
1,891 .
 Mean difference pada bohlam 100 watt terhadap 10 watt
sebesar -3,1 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar
0.113 dan Std.error yaitu ukuran kesalahan atau
penyimpangan dari distribusi sampling pada tingkat waktu
perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh faktor tingkat
kebisingan dan tingkat pencahayaan yang dipasang adalah
1,891 .
 Mean difference pada bohlam 100 watt terhadap 26 TL
sebesar 1,7 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar 0.377
dan Std.error yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan
dari distribusi sampling pada tingkat waktu perakitan tamiya
yang dipengaruhi oleh faktor tingkat kebisingan dan tingkat
pencahayaan yang dipasang adalah 1,891 .
 Mean difference pada bohlam 26 TL terhadap 10 watt
sebesar -4,8 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar
0.017 dan Std.error yaitu ukuran kesalahan atau
penyimpangan dari distribusi sampling pada tingkat waktu
perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh faktor tingkat
kebisingan dan tingkat pencahayaan yang dipasang adalah
1,891 .
 Mean difference pada bohlam 26 TL terhadap 100 watt
sebesar -1.7 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar
0.377 dan Std.error yaitu ukuran kesalahan atau
penyimpangan dari distribusi sampling pada tingkat waktu
perakitan tamiya yang dipengaruhi oleh faktor tingkat
kebisingan dan tingkat pencahayaan yang dipasang adalah
1,891.
Tabel 1.9 Perbandingan signifikansi dan ∝

N Signifikansi ∝ (0.05) Keterangan sig dengan ∝


o
1 .113 0.05 Sig > ∝ maka H0 diterima
2 .017 0.05 Sig < ∝ maka H0 ditolak
3 .113 0.05 Sig > ∝ maka H0 diterima
4 .377 0.05 Sig > ∝ maka H0 diterima
5 .017 0.05 Sig < ∝ maka H0 ditolak
6 .377 0.05 Sig > ∝ maka H0 diterima
B. Two-Way ANOVA
1. Pemasukan data ke SPSS
 Dri menu utama File, pilih menu New, lalu klik pada
Data, kemudian klik pada sheet tab Variable View

Gambar 1.11 tampilan pertama software SPSS


 Pengisian variable pencahayaan
Name. sesuai kasus, pencahayaan
Type. biarkan default numeric yang sudah ada
Width. untuk keseragaman, sesuai default
Decimals. Untuk keseragaman, sesuai default
Label. Ketikkan tingkat pencahayaan
Values. Pilihan untuk proses pemberian kode.
 Pengisian variable Kebisingan.
Name. sesuai kasus, ketik kabisingan.
Type. Biarkan saja default numeric yang sudah ada
Width. Untuk keseragaman, ketik 8 (sesuai default).
Decimals. Untuk keseragaman ketik 2 (sesuai default).
Label. Ketikkan tingkat kebisingan.
 Pengisian variable waktu
Name. sesuai cacat, ketik waktu.
Type. Biarkan saja default numeric yang sudah ada
Width. Untuk keseragaman, ketik 8 (sesuai default).
Decimals. Untuk keseragaman ketik 2 (sesuai default).
Label. Ketikkan waktu.
Abaikan bagian yang lain.

Gambar 1.12 pengisian pada form variable pencahayaan


dan kebisingan
Klik kotak kecil dikanan sel. Pengisian :
Value Label pada variable pencahayaan
Value =1 Value label = 10 watt
Value =2 Value label = 100 watt
Value =3 Value label = 26 TL

Gambar 1.13 pengisian form Value Labels


Klik kotak kecil dikanan sel. Pengisian :
Value Label pada variable kebisingan
Value =1 Value label = 30 dB
Value =2 Value label = 60 dB
Value =3 Value label = 90 dB
Gambar 1.14 pengisian Value Labels, variable kebisingan
2. Untuk variable pencahayaan dan variable kebisingan
pemasukkan data menggunakan angka 1, 2 dan 3. Sedangkan
untuk variable waktu isikan sesuai data yang ada. Jika telah
selesai simpan data.

Gambar 1.15 tampilan pengisian data


3. Pengolahan data
Klik Analyze > General Linier Model > Univariate,
Gambar 1.16 cara membuka tampilan Univariate
Pengisian :
 Dependent Variable atau variabel yang akan diuji:
masukkan variabel waktu.
 Fixed Factor(s), masukkan variabel variabel kebisingan
dan variable pencahayaan.
 Klik Post Hoc, pilih LSD

Gambar 1.17 tampilan form Univariate


Gambar 1.18 tampilan form Post Hoc
 Pilih Option, isikan variable “overall” ke Display Means
for. Klik Display “Descriptive statistics”. Klik Continue
dan kemudian klik OK

Gambar 1.19 tampilan form Options


4. Hasil pengolahan data :

Gambar 1.20 Tampilan hasil (Between Subject Factors)


Interpretasi :

Gambar di atas menunjukkan salah satu outputan


dari hasil pemecahan sekaligus penarikan kesimpulan
masalah yang berupa ANOVA dua arah. Dari gambar di
atas dapat dijelaskan bahwa nama variabel tingkat
kebisingan ke 1 adalah 30 dB dengan jumlah data
sebanyak 15. Nama variabel tingkat pencahayaan yang
ke 2 adalah 100 watt dengan banyaknya data sebesar
15. Demikian seterusnya hingga ke bawah.
Gambar 1.21 Tampilan hasil (Descriptive Statistic)

Interpretasi :
Dari tabel di atas maka dapat diketahui nilai rata-rata
dan standard deviasi dari masing-masing variabel, yaitu
variabel pencahayaan dan kebisingan. Adapun cara baca
dari tabel tersebut di atas adalah: nilai rata-rata dari
tingkat kebisingan 30 dB dan tingkat pencahayaan 10
watt adalah 51.60 dengan standard deviasinya sebesar
2.074. Demikian seterusnya hinggan kebawah. Dan di
bagian paling bawah terdapat total dari nilai rata-rata
dan standard deviasi dari masing-masing variabel. Yaitu
total rata-rata pada saat tingkat pencahayaan 10 watt
adalah sebesar 46,07 dengan total standard deviasinya
sebesar 5.444 . Demikian seterusnya hingga ke bawah .
Gambar 1.22 Tampilan hasil (Test Between Subject Effect)

Gambar 1.23 Tampilan hasil (Grand Mean)

Interpretasi :
Berdasarkan tabel keluaran spss di atas dapat diketahui
bahwa rata-rata dari pengumpulan data adalah 45,689
dan standard erornya 0,247 . Dengan tingkat kepercayaan
sebesar 95% maka lower bound sebesar 45,188 dan
upper bound 46,190.
Gambar 1.24 Tampilan hasil (Multiple Comparison)

Interpretasi :
 Mean difference pada bohlam 10 watt terhadap 100 watt sebesar
2,67 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar 0.000 dan Std.error
yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling
adalah 0,605
 Mean difference pada bohlam 10 watt terhadap 26 TL sebesar
10,47 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar 0.000 dan Std.error
yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling
adalah 0,605
 Mean difference pada bohlam 100 watt terhadap 10 watt sebesar
-2,67dan pada nilai signifikansi hitung sebesar 0.000 dan Std.error
yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling
adalah 0,605
 Mean difference pada bohlam 100 watt terhadap 26 TL sebesar
7,80 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar 0.000 dan Std.error
yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling
adalah 0,605
 Mean difference pada bohlam 26 TL terhadap 10 watt sebesar -
10,47 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar 0.004 dan Std.error
yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling
adalah 0,605
 Mean difference pada bohlam 26 TL terhadap 100 watt sebesar -
7,80 dan pada nilai signifikansi hitung sebesar 0.000 dan Std.error
yaitu ukuran kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling
adalah 0,605

Gambar 1.25 Tampilan hasil (multiple comparison)


Interpretasi :
 Mean difference pada tingkat kebisingan 30 disabel terhadap
tingkat kebisingan 60 disabel sebesar -0.47 dan pada nilai
signifikansi hitung sebesar 0.605 dan Std.error yaitu ukuran
kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling adalah 0,605
 Mean difference pada tingkat kebisingan 30 disabel terhadap
tingkat kebisingan 90 disabel sebesar 1,60 dan pada nilai
signifikansi hitung sebesar 0.605 dan Std.error yaitu ukuran
kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling adalah 0,605
 Mean difference pada tingkat kebisingan 60 disabel terhadap
tingkat kebisingan 30 disabel sebesar 0,47 dan pada nilai
signifikansi hitung sebesar 0.605 dan Std.error yaitu ukuran
kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling adalah 0,605
 Mean difference pada tingkat kebisingan 60 disabel terhadap
tingkat kebisingan 90 disabel sebesar 2,07 dan pada nilai
signifikansi hitung sebesar 0.605 dan Std.error yaitu ukuran
kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling adalah 0,605
 Mean difference pada tingkat kebisingan 90 disabel terhadap
tingkat kebisingan 30 disabel sebesar -1,60 dan pada nilai
signifikansi hitung sebesar 0.605 dan Std.error yaitu ukuran
kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling adalah 0,605
 Mean difference pada tingkat kebisingan 90 disabel terhadap
tingkat kebisingan 60 disabel sebesar -2,07 dan pada nilai
signifikansi hitung sebesar 0.605 dan Std.error yaitu ukuran
kesalahan atau penyimpangan dari distribusi sampling adalah 0,605
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas disimpulkan bahwa :
1. One Way ANOVA
Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata lama waktu perakitan
tamiya yang disebabkan oleh perbedaan terangnya cahaya
H1 : Ada perbedaan rata-rata lama waktu perakitan tamiya yang
disebabkan oleh perbedaan terangnya cahaya
Dari tabel anova diperoleh nilai F hitung sebesar 3,312 dan F
tabel sebesar 3,35 maka F tabel > F hitung maka H1 diterima. Yang
artinya ada perbedaan rata-rata lama waktu perakitan tamiya yang
disebabkan oleh terangnya cahaya.
2. Two Way ANOVA
H0 : Tidak ada perbedaan lama waktu perakitan tamiya yang
berdasarkan kekerasan suara dan terangnya cahaya
H1 : Ada perbedaan lama waktu perakitan tamiya yang
berdasarkan kekerasan suara dan terangnya cahaya
 Berdasarkan cahaya
Dari hasil perbandingan tabel two way dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yang berarti bahwa tidak ada perbedaan
tingkat variansi kecepatan perakitan berdasarkan cahaya saat
perakitan. Karena yang paling berpengaruh pada
perbandingan tersebut adalah tingkat pencahayaan 26 TL
yang memiliki nilai Mean difference paling tinggi di LSD
sebesar 10,47.
 Berdasarkan kebisingan
Dari hasil perbandingan tabel two way dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yang berarti bahwa ada perbedaan tingkat
variansi kecepatan perakitan berdasarkan tinglat kebisingan.
Karena yang paling berpengaruh pada perbandingan tersebut
adalah tingkat kebisingan 90 dB yang memiliki nilai Mean
difference paling tinggi di LSD sebesar 2,07
 Berdasarkan tingkat kebisingan dan cahaya
Dari hasil perbandingan tabel two way dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yang berarti bahwa ada tidak ada
perbedaan tingkat variansi kecepatan perakitan.
Daftar Pustaka
Walpole,Ronald E edisi ke3.1982. Pengantar statistika.
Jakarta.PT.Gramedia Pustaka Utama)

Anda mungkin juga menyukai