Anda di halaman 1dari 34

1.

2.
3.
4.
Analisis variansi yang tidak hanya memiliki satu variabel disebut dengan
analisis variansi dengan klasifikasi ganda (dua jalur). Jika dalam analisis variansi
satu jalur hanya memiliki kolom variabel, maka dalam analisis variansi dua
jalan/jalur memiliki variabel kolom dan variabel baris. Anava dua jalur analisis
yang digunakan untuk membandingkan lebih dari dua sampel dan setiap sampel
terdiri atas dua jenis atau lebih bersama-sama.
Pertanyaan penelitian yang kemudian muncul adalah:
1. Apakah siswa wanita dan siswa pria mempunyai prestasi yang sama jika
belajar dengan bahan belajar sendiri,
2. Apakah ketiga bahan belajar mandiri (A,B,dan C) berkualitas sama, dan
3. Apakah perbedaan prestasi antara siswa wanita dan siswa pria dan siswa
wanita konsisten (berlaku sama) pada tiap-tiap jenis bahan belajar dan
apakah perbedaan antara masing-masing jenis bahan belajar konsisten
(berlaku sama) pada setiap jenis kelamin.
Tujuan dari analisi variansi dua jalan adalah untuk menguji
signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Kedua
variabel bebas tersebut disebut faktor “baris” (faktor A) dan faktor “kolom”
(faktor B). Kecuali itu, analisis variansi dua jalan juga bertujuan untuk
menuji signifikansi interaksi kedua variabel bebas terhadap variabel
terikat. Pada dasarnya, pengujian pertama adalah pengujian rerata antar
baris, pengujian kedua adalah pengujian rerata antar kolom, dan
pengujian ketiga adalah pengujian rerata anatar sel pada baris atau kolom
yang sama. Perhatikanlah dalam analaisi variansi dua jalan ini, variabel
bebas harus berskala nominal dan variabel terikat harus berskala interval.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh analisis variansi dua jalan dengan
sel sama yaitu :
1. Setiap sampel diambil secara random dari populasinya.
2. Masing-masing populasi saling independen dan masing-masing
data amatan saling independen di dalam kelompoknya.
3. Setiap populasi berdistribusi normal (sifat normalitas populasi)
4. populasi-populasi mempunyai variansi yang sama (sifat homogenitas variansi
populasi).
Tabel 13.14
Tabel Populasi
Bahan Belajar A Bahan belajar B Bahan belajar C
Pria Pria-A Pria-B Pria-C
Wanita Wanita-A Wanita-B Wanita-C

1. Sebelum anava di uji. Asumsikan bahwa data dipilih secara random, berdistribusi
normal, dan variansinya homogen.
2. Buatlah hipotesis H0 dan H1 dalam bentuk kalimat :
H0A : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat;
H1A : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat.

H0B : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat;
H1B : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat.

H0AB : Tidak ada perbedaan efek antar baris dan kolom terhadap variabel terikat;
H1AB : Ada perbedaan efek antar baris dan kolom terhadap variabel terikat.
3. Buatlah hipotesis H0 dan H1 dalam bentuk statistik:
H0A : αi = 0 untuk setiap i=1,2,3,…,p
H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol

H0B : βj= 0 untuk setiap j=1,2,3,….,q


H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol

H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i=1,2,3,…,p dan j=1,2,3,…,q


H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol
4. Buatlah statistika induknya dan tata letak datanya:
Faktor A Faktor B
b1 b2 …. bq
X111 X121 …. X1q1
X112 X122 …. X1q2
a1
…. …. …. ….
X11n X12n …. X2qn
X211 X221 …. X2q1
X212 X222 …. X2q2
a2
…. …. …. ….
X21n X22n …. X1qn
…. …. …. …. ….
Xp11 Xp21 …. Xpq1
Xp12 Xp22 …. Xpq2
ap
…. …. …. ….
Xp1n Xp2n …. Xpqn
5. hitunglah jumlah kuadrat Total (JKT), jumlah Kuadrat Antar Group (JKA), dan
jumlah kuadrat dalam group (JKD) dengan rumus:

p q n
JKT   ( X ijk  )
2 2 2
2 ABij Ai Bj G2
JKAB     
i 1 j 1 k 1 i, j n i nq j np N
2 2
2 ABij
JKA  
Ai

G JKG  X
i , j ,k
2
ijk 
i, j n
i nq N
G2
Bj
2
G 2 JKT  X 2
ijk 
JKB  
N
 i , j ,k

j np N
6. hitunglah derajar kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat dengan
rumus:

dkA  p  1
dkB  q  1
JKA
dkAB  ( p  1)( q  1) RKA 
dkA
dkG  pq(n  1)  N  pq JKB
RKB 
dkT  N  1 dkB
JKAB
RKAB 
dkAB
JKG
RKG 
dkG
7. Statistik uji yang digunakan:
RKA
H0A  Fa 
RKG
RKB
H 0b  Fb 
RKG
RKAB
H 0 AB  Fab 
RKG
8. Daerah Kritis
Fa  DK  F F  F ; p 1; N  pq 
Fb  DK  F F  F ;q 1; N  pq 
Fab  DK  F F  F ;( p 1)( q 1); N  pq 
G2
1 
N
2   X 2 ijk JKA  (3)  (1)
JKB  (4)  (1)
i , j ,k

2 JKAB  (1)  (5)  (3)  (4)


3   Ai
i nq JKG  (2)  (5)
2 JKT  (2)  (1)
4   B j (atau  JKT  JKA  JKB  JKAB  JKG)
j np

2
5   AB Ij
i, j n
9. Rangkuman Analisis
Tabel 13.21
Rangkuman analisis variansi dua jalan
Sumber JK dk RK Fobs Fα p
Baris (A) JKA P-1 RKA Fa F* <α atau >α
Kolom (B) JKB Q-1 RKB Fb F* <α atau >α
Interaksi (AB) JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab F* <α atau >α
Galat JKG N-pq RKG - - -
Total JKT N-1 - - - -
Keterangan : p adalah probabilitas amatan; F* adalah nilai F yang diperoleh dari tabel.
Contoh :
Serorang peneliti ingin melihat manakah strategi pembelajaran yang paling efektif diantara
strategi pembelajaran A, B, dan C. Dengan pengertian srategi pembelajaran yang satu lebih
efektif dibanding dengan strategi pembelajaran lainnya, apabila strategi yang pertama
menghasilkan rerata prestasi belajar yang lebih baik dari pada rerata prestasi belajar yang
dihasilkan oleh strategi yang kedua. Peneliti tersebut juga ingin melihat manakah yang lebih
baik, prestasi belajar siswa-siswa pria ataukah prestasi belajar siswa-siswa wanita dan
sekaligus juga ingin melihat apakah terdapat perbedaan prestasi antara siswa-siswa pria dan
wanita pada tiap-tiap strategi pembelajaran.setelah dilakukan eksperimen dan diambil
sampelk yang representatif terhadap populasinya , datanya adalah sebagai berikut:
Strategi Mengajar
Jenis kelamin
A B C
Pria 4 7 5 2 3 2 5 6 4
Wanita 9 8 8 8 7 5 10 8 7

Jika diambil tingkat signifikansi 5%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?


Diasumsikan semua persyaratan analisis variansi dipenuhi.
Solisi:
Dilakukan dengan analisis variansi dulu untuk melihat apakah terdapat efek utama
pada baris dan kolom serta efek interaksi.
1. Hipotesis
a. H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1,2
H1A : paling sedikit ada αi yang tidak nol
b. H0B : βi = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3
H1B : paling sedikit ada satu βi yang tidak nol
c. H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3
H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol
2. α = 5 % = 0.05
3. Komputasi:
A B C Total
Pria 16 7 15 38 (A1)
Wanita 25 20 25 70 (A2)
Total 41 (B1) 27 (B2) 40 (B3) 108 (G)
Dari tabel diatas diperoleh : JKA  (3)  (1)
 704,889  648
 56,889
JKB  (4)  (1)
G 2 108 2
1    648  668,333  648
N 18
2   X 2 ijk 4 2  7 2  5 2  ....  10 2  8 2  7 2  744  20,333
i , j ,k
JKAB  (1)  (5)  (3)  (4)
2
38 2 70 2  648  726,667  704,889  668,333
3   Ai
 
i nq 3 3 33  1,445
2
412 27 2 40 2
4   Bj
    668,333 JKG  (2)  (5)
np 32  32  32 
j
 744  726,667
2
16 2 25 2 7 2 20 2 15 2 25 2
5   AB Ij
       726,667  17,333
i, j n 3 3  3  3  3  3  JKT  (2)  (1)
 744  648
 96
dkA  p  1  2  1  1 RKA 56,889
Fa    39,40
dkB  q  1  3  1  2 RKG 1,444
dkAB  ( p  1)( q  1)  (1)( 2)  2 RKB 10,167
dkG  pq(n  1)  (2)(3)( 2)  12 Fb    7,04
RKG 1,444
dkT  N  1  18  1  17
RKAB 0,723
Fab    0,50
JKA 56,889 RKG 1,444
RKA    56,889
dkA 1
JKB 20,333
RKB    10,167
dkB 2
JKAB 1,445
RKAB    0,723
dkAB 2
JKG 17,333
RKG    1,444
dkG 12
5. Daerah Kritis
Fa  DK  F F  F0, 05;1;12   F F  4,75
Fb  DK  F F  F0, 05; 2;12   F F  3,89
Fab  DK  F F  F0, 05; 2;12   F F  3,89
6. Rangkuman Analisis

Sumber JK dk RK Fobs Fα p
Jen.kelamin (A) 56,889 1 56,889 39,40 4,75 <0,55

Str.mengajar (B) 20,333 2 10,167 7,04 3,89 <0,55

Interaksi (AB) 1,445 2 0,723 0,50 3,89 >0,55

Galat 17,333 12 1,444 - - -

Total 96,000 17 - - - -
7. Keputusan Uji: H0A Ditolak; H0B Ditolak; H0AB Diterima
8. Kesimpulan
a. Siswa-siswa pria dan siswa-siswa wanita mempunyai prestasi belajar yang
berbeda.
b. Tidak Benar bahwa ketiga strategi mengajar memberikan efek yang sama
terhadap prestasi belajar.
c. Tidak ada interaksi antara jenis kelamin dan strategi mengajar terhadap
prestasi belajar.
Langkah-langkah komparasi ganda dengan metode Scheffe’ untuk analisis
variansi dua jalan pada dasarnya sama dengan langkah-langkah pada komparasi
ganda untuk analisis variansi satu jalan. Bedanya ialah pada anava dua jalan
terdapat empat macam komparasi, yaitu komparasi ganda rerata antara: (1) baris ke-
i dan baris ke-j, (2) kolom ke-i dan kolom ke-j, (3) sel ij dan sel kj (sel-sel pada kolom
ke-j), dan (4) sel ij dan sel ik (sel-sel pada baris ke-i). Perhatikan bahwa tidak ada
komparasi ganda antara sel pada baris dan kolom yang tidak sama.
Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar baris adalah
H0 : i. = j.
Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar baris adalah:

Fi  j 
 i j
2

1 1
RKG   
n n 
 i j 
Dengan:
Fi.- j. = nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
Xi. = rerata pada baris ke-i
Xj. = rerata pada baris ke-j
RKG = Rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava
ni. = ukuran sampel baris ke-i
nj. = ukuran sampel baris ke-j
DK = {F F > (p – 1) F;p-1, N-pq}
Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar kolom adalah:
H0 : i. = j.
Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah:

Fi  j 
 i j
2

1 1
RKG   
n n 
 i j 
Dengan daerah kritis:
DK = {F F > (q – 1) F;q-1, N-pq}
Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah
H0 : ij = kj
Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah

   kj 
2

Fij kj 
ij

 1 1 
RKG  
n 
 ij nkj 
Dengan:
Fij- jk = nilai Fobs pada pembandingan rerata pada sel ij dan pada sel kj
Xij = rerata pada baris ke ij
Xkj = rerata pada baris ke kj
RKG = Rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava
nij = ukuran sampel baris ke ij
nkj = ukuran sampel baris ke kj
DK = {F F > (pq – 1) F;pq-1, N-pq}
Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah
H0 : ij = ik
Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah sebagai
berikut
   ik 
2

Fij ik 
ij

 1 1 
RKG  
n n 
 ij ik 
Dengan daerah kritis:
DK = {F F > (pq– 1) F;pq-1, N-pq}
Contoh Metode Scheffe:
Dari kesimpulan penelitian pada contoh sebelumnya, perlukah dilakukan uji lanjut pasca anava?
Jika H0 ditolak maka diperlukan uji lanjutan yang menggunakan metode scheffe’ ini. Maka
berdasarkan contoh sebelumnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Rerata Masing-masing Sel dari Data diatas

Strategi Mengajar
Jenis
Rerata Marginal
Kelamin
A B C

Pria 5.3 2.3 5.0 4.2

Wanita 8.3 6.7 8.3 7.8

Rerata
6.8 4.5 6.7 -
Marginal
H0A ditolak. Ini berarti bahwa siswa pria dan wanita berbeda prestasi belajarnya.
Dalam kasus ini, karena variabel jenis kelamin hanya mempunyai 2 nilai (yaitu pria
dan wanita), maka untuk antar baris tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava.
Kalaupun dilakukan komparasi ganda antara rerata pria dan wanita dapat
dipastikan bahwa H0 juga akan ditolak. Komparasi itu menjadi tidak berguna, karena
anava telah menunjukkan bahwa H0A ditolak.
Dari rerata marginalnya, yang menunjukkan bahwa rerata siswa wanita lebih
tinggi daripa pria, dapat disimpulkan bahwa siswa wanita lebih baik prestasi
belajarnya dibandingkan dengan siswa pria.

H0B ditolak. Ini berarti bahwa tidak semua strategi pembelajaran memberikan
efek yang sama terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain, pasti terdapat paling
sedikit dua rerata yang tidak sama. Karena variabel strategi pembelajaran
mempunyai tiga nilai (A, B dan C), maka komparasi ganda perlu dilakukan untuk
melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rerata yang berbeda.
Solusi:

1. Komparasi rerata, Ho dan H1 yang tampah pada tabel berikut:


Komparasi H0 H1
.A vs .B .A = .B .A ≠ .B
.B vs .C .B = .C .B ≠ .C
.A vs .C .A = .C .A ≠ .C

2. Taraf signifikansi (α= 0.05)


3. Statistik uji yang digunakan:

Fi  j 
 i j
2

1 1
RKG   
n n 
 i j 
4. Komputasi:
5. Daerah kritis:
FA  B 
6,8  4,5 2

2,3  5,29  11,02 DK = {F | F > (2)(3,89)} = {F | F>7,78}
2

1 1  2  0,48 6. Keputusan Uji:


1,444   1,444  Dengan membandingkan Fobs dengan
6 6 6 daerah kritis, tampak bahwa perbedaan
yang signifikan hanyalah antara A dan B.

FB C 
4,5  6,7 2 
 2,2
2

4,84
 10,08
7. Kesimpulan :
a. Strategi pembelajaran A lebih efektif
1 1  2 0, 48
1,444   1,444  daripada strategi pembelajaran B
6 6 6 b. Strategi pembelajaran C lebih efektif
daripada strategi pembelajaran B
c. Strategi pembelajaran A sama
FA C 
6,8  6,7 2 
0,1
2

0,01
 0,02 efektifnya dengan strategi
1 1   0,48
2 pembelajaran C, tetapi strategi
1,444   1,444 
6 6 6 pembelajaran A lebih baik daripada
strategi pembelajaran C.
H0AB diterima. Ini berarti tidak terdapat interaksi antara variabel jenis kelamin dan
strategi mengajar terhadap prestasi belajar. Dari kenyataan bahwa tidak terdapat interaksi
itu, dapat disimpulkan bahwa karakteristik perbedaan antara siswa pria dan siswa wanita
untuk setiap strategi pembelajaran sama. Karakteristik tersebut tentu saja sama dengan
karakteristik marginal perbedaan jenis kelamin. Perhatikanlah bahwa secara marginal
(secara umum, dilihat dari rerata marginal), siswa wanita lebih baik dibandingkan dengan
siswa pria karena tidak ada interaksi, maka hal tersebut berlaku juga pada kelompok siswa
yang diberi pelajaran dengan strategi A; dalam arti pada strategi pembelajaran A, siswa
wanita juga lebih andai daripada siswa pria. Demikian pula halnya kalau hanya diperhatikan
strategi pembelajaran B atau strategi pembelajaran C saja.
Bagaimana kalau ditinjau perbandingan antar sel pada baris yang sama? Karena
interaksi tidak ada, maka karakteristik perbedaan strategi pembelajaran akan sama pada
setiap jenis kelamin dan akan sama pula dengan karakteristik marginalnya.
Jadi, kalau interaksi antara variabel bebas tidak ada, maka tidak perlu dilakukan uji
lanjut antar sel pada kolom atau baris yang sama. Kesimpulan perbandingan rerata antar sel
mengacu kepada kesimpulan perbandingan rerata marginalnya.
Berdasarkan analisis variansi dan uji lanjut (metode scheffe) setelah
analisis variansi, kesimpulan untuk contoh soal sebelumnya adalah:
1. Siswa wanita lebih baik prestasinya dibandingkan dengan siswa pria, baik
secara umum maupun jika ditinjau pada masing-masing strategi
pembelajaran.
2. Strategi pembelajaran A lebih efektif dibandingkan dengan strategi
pembelajaran B
3. strategi pembelajaran C lebih efektif dibandingkan dengan strategi
pembelajaran B
4. Strategi pembelajaran A sama efektifnya strategi pembelajaran C tetapi
strategi pembelajaran A lebih baik daripada strategi pembelajaran C.
5. Tidak terdapat interaksi antara gender (Pria dan wanita) dan strategi
pembelajaran A, B dan C terhadap prestasi belajar

Anda mungkin juga menyukai