Anda di halaman 1dari 21

Kapan digunakan?

Perlakuan yang dicoba merupakan kombinasi


antar taraf-taraf beberapa faktor ( 2 faktor).
Faktor-faktor yang dilibatkan bersifat saling
bersilang, bukan tersarang.
Kondisi lingkungan yang dihadapi tidak
homogen, sumber ketidak homogen dapat
dihomogenkan dengan sistem blok satu arah.
Ilustrasi
Perlakuan: Varietas x Dosis Pupuk N = 3 x 4 = 12
Varietas : V1, V2, V3
Dosis pupuk N : N0, N1, N2, N3
Ulangan: 3 kali
Kondisi lahan: Tidak rata tetapi miring dengan sudut
kemiringan tertentu. Oleh karena itu perlu dibentuk tiga
kelompok lahan yang relatif homogen. Misal skema lahannya
sebagai berikut:
Pengacakan Perlakuan
Bangkitkan bilangan acak untuk memilih kelompok
kemudian lakukan langkah-langkah berikut untuk
menentukan posisi perlakuan:
1.  Beri nomor setiap kombinasi perlakuan (1-12)
(1). V1N0 (2). V1N1 (3). V1N2 (4). V1N3
(5). V2N0 (6). V2N1 (7). V2N2 (8). V2N3
(9). V3N0 (10). V3N1 (11). V3N2 (12). V3N3
2.  Beri nomor petak lahan pada kelompok terpilih (1-12)
3. Pilihlah bilangan acak (3 digit) sebanyak 12 bilangan kemudian
petakan nomor perlakuan (1-12). Peringkatkanlah bilangan-
bilangan acak tersebut.
4. Petakanlah perlakuan-perlakuan pada unit-unit percobaan dalam
kelompok terpilih sesuai dengan peringkat bilangan acak.
Bagan Percobaan
1 2 3 4 5 6
V2N0 V2N3 V2N1 V1N2 V3N1 V3N2
12 11 10 9 8 7 Blok 1
V3N3 V1N0 V3N0 V1N1 V1N3 V2N2

1 2 3 4 5 6
V3N3 V2N3 V1N2 V3N1 V3N0 V1N3
12 11 10 9 8 7
Blok 2
V1N0 V1N1 V2N2 V2N1 V2N0 V3N2

1 2 3 4 5 6
V2N3 V1N1 V1N2 V2N0 V1N0 V2N2 Blok 3
12 11 10 9 8 7
V1N3 V3N1 V3N0 V3N2 V2N1 V3N3
Model Linier Aditif
Yijk     i   j   ij   k   ijk
Keterangan:
Yijk Nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan
kelompok ke k
(, i , j) Komponen aditif dari rataan, pengaruh utama faktor A dan
pengaruh utama faktor B
(ij) Komponen interaksi dari faktor A dan faktor B
k Pengaruh aditif dari kelompok dan diasumsikan tidak berinteraksi
dengan perlakuan (bersifat aditif)
ijk Pengaruh acak yang menyebar Normal(0,2).
Hipotesis
Pengaruh utama faktor A:
H0: 1 = …= a=0 (faktor A tidak berpengaruh terhadap respon yang
diamati)
H1: paling sedikit ada satu i dimana i  0
Pengaruh utama faktor B:
H0: 1 = …= b=0 (faktor B tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu j dimana j  0
Pengaruh sederhana (interaksi) faktor A dengan faktor B:
H0: ()11 =()12 = …= ()ab=0 (Interaksi dari faktor A dengan faktor B
tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada sepasang (i,j) dimana ()ij  0
 Pengaruh Pengelompokan:
H0: 1 = …= r=0 (Blok tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu k dimana k  0
Struktur Tabel Sidik Ragam
Sumber Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung
keragaman (Db) (JK) (KT)

A a-1 JKA KTA KTA/KTG


B b-1 JKB KTB KTB/KTG
AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG
Blok r-1 JKK KTK KTK/KTG
Galat (ab-1)(r-1) JKG KTG
Total abr-1 JKT

Kriteria pengambilan keputusan: tolak H0 jika F-


hitung lebih besar dari F-tabel pada taraf nyata 
Langkah-langkah perhitungan jumlah kuadrat

2
Y
FK  ...
abr
a b r
JKT   Yijk  Y...   Yijk  FK
2 2

i 1 j 1 k 1
2
a b r Y. j.
JKB   Y. j .  Y...  
2 2
a b r
Yi..  FK
JKA   Yi..  Y...    FK
2
i 1 j 1 k 1 ar
i 1 j 1 k 1 br
a b r a b r
JKAB   Yij.  Yi..  Y. j .  Y...   Yij .  Y...   JKA  JKB
2 2

i 1 j 1 k 1 i 1 j 1 k 1

JKAB  JKP  JKA  JKB


2
Yij .
JKP     Yij .  Y...    
2
 FK
r

Y
2 JKG  JKT  JKP  JKK
JKK   Y..k  Y...    ..k  FK
2

ab
CONTOH SOAL

Seorang peneliti bermaksud melakukan percoban faktorial


tentang pengaruh pupuk kandang dan pengapuran terhadap
ketersediaan P (fosfor) di tanah masam podsolik, merah kuning,
bekas padang alang-alang yang ditanami kedelai.
Berdasarkan data dan informasi terdahulu maka dirumuskanlah
hipotesis sebagai berikut :
1. Pupuk kandang akan berpengaruh positif nyata terhadap
ketersediaan P dan akan optimum pada takaran 10 ton/ha.
(Hipotesis H1)
2. Kapur akan berpengaruh positif nyata terhadap
ketersediaan P dan akan optimum pada takaran setara 1 x Al-dd.
3. Pupuk kandang dan Kapur akan berinteraksi secara nyata
dalam meningkatkan ketersediaan P dan akan optimum pada
kombinasi perlakuan 10 ton/ha dan setara dengan 1 x Al-dd.
Perhatikan :
1. Hipotesis (H1 ) diajukan berdasarkan salah satu kemungkinan hasil uji F yang
kemudian dilanjutkan dengan salah satu kemungkinan hasil uji lanjutan (beda pengaruh
tingkat faktor).
2. Hipotesis ini menunjukkan bahwa derajat kepentingan pengaruh utama A,
pengaruh utama B dan pengaruh interaksi AB dalam percobaan ini sama besar.
Maka kombinasi perlakuan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor pupuk kandang (A), terdiri atas taraf perlakuan :


A0 = tanpa pupuk kandang
A1 = 5 ton/ha pupuk kandang
A2 = 10 ton/ha pupuk kandang
A3 = 15 ton/ha pupuk kandang

2. Faktor Kapur (B), terdiri atas taraf pelakuan :


B0 = tanpa kapur
B1 = 0,5 x Al-dd
B2 = 1,0 x Al-dd
Kombinasi Perlakuan Kelompok
Jumlah Rataan
Pupuk Kapur I II III
  B0 2.0 3.1 3.3 8.5 2.83
  B1 2.3 2.9 3.7 8.9 2.97
A0 B2 2.5 3.0 3.8 9.3 3.10
B3 2.0 1.5 1.7 5.2 1.73
  B0 3.1 3.2 3.4 9.7 3.23
  B1 3.3 3.9 3.8 11.0 3.67
A1 B2 3.7 3.8 3.6 11.1 3.70
B3 3.5 3.2 3.3 10.0 3.33
  B0 4.0 4.5 4.1 12.6 4.20
  B1 4.7 5.1 5.2 15.0 5.00
A2 B2 7.5 8.1 7.6 23.2 7.73
B3 7.6 7.9 7.9 23.4 7.80
  B0 4.2 4.1 4.2 12.5 4.17
  B1 4.5 4.7 4.5 13.7 4.57
A3 B2 6.2 6.3 6.0 18.5 6.17
B3 6.0 6.0 6.1 18.1 6.03
Analisis jumlah kuadrat :
 
210,7 2
1. FK = ------------------ = 924,88521
4x4x3
 
 
 
2. JK Total = (2,02 + 2,32 + ... + 6,12 ) - FK = 141,115
 
 
 
67,22 + 71,32 + ... + 72,22
3. JK Kelompok = --------------------------------------- - FK = 0,888
4x4
 
Kemudian untuk memudahkan perhitungan selanjutnya maka dibuat tabel
kombinasi perlakuan seperti berikut Ini :
Penyajian Faktor-faktor dan Kombinasi Perlakuan
Faktor A
Faktor B Jumlah Rataan
A0 A1 A2 A3
B0 8.5 9.7 12.6 12.5 43.3 3.61
B1 8.9 11.0 15.0 13.7 48.6 4.05
B2 9.3 11.1 23.2 18.5 62.1 5.17
B3 5.2 10.0 23.4 18.1 56.7 4.72
Jumlah 32.9 41.8 74.2 62.8 210.7 -
Rataan 2.66 3.48 6.18 5.23 - 4.39
8,5 + 8,9 + ... + 18,12
2 2

4. JK Perlakuan = --------------------------------------- - FK = 137,331


3
 
5. JK galat = JK total - JK kelompok - JK Perlakuan =
141,115 - 0,888 - 13F7,331 = 2,896
 
32,92 + 41,82 + 74,22 + 62,82
6. JK faktor pupuk (A) = -------------------------------------------- - FK = 92,979
4x3

43,32 + 48,62 + 62,12 + 56,72


7. JK faktor kapur (B) = --------------------------------------------- - FK = 17,461
4x3
 
8. JK interaksi AxB = JK Perlakuan - JK faktor A - JK faktor B =
137 ,33 - 92,979 - 17,461 = 26,891
Analisis Sidik Ragam :
Tabel Hasil analisis sidik ragam pengaruh utama dan interaksi pupuk
kandang dan kapur pertanian terhadap ketersediaan P dalam tanah.
Keterangan : ** berbeda sangat siknifikan, * berbeda siknifikan
derajat Jumlah Kuadrat F hitung
bebas Kuadrat Tengan
Sumber Keragaman F tabel

Kelompok r–1 =2 0,888 0,444 4,601 3,32 5,39


Kombinasi AxB (a x b) – 1 = 15 17,3331 9,155 94,875 2,06 2,79

- Pupuk kandang (a - 1) = 3 92,976 30,992 321,161 2,92 4,51

  (b - 1) = 3 17,461 5,820 60,314 2,92 4,51

- Interaksi (a -1) x (b -1) = 9 26,894 2,988 30,966 2,21 3,07

Galat 30 2,896 0,0965      

Total (a x b x r) – 1= 47 141,115      

√ KTg
Koefisien Keragaman : ( KK ) = ----------- x 100% = 7,08 %
Rataan
Kesimpulan hasil uji F :
Semua faktor utama dan interaksi pupuk kandang dan kapur berpengaruh
sangat siknifikan terhadap ketersediaan P tanah, sehingga semua H1 umum
diterima pada taraf uji 5% dan 1% (sasaran utama uji F). Atas dasar
kesimpulan ini dapat disarankan bahwa pupuk kandang dan kapur dapat
diterapkan secara terpisah, salah satu atau secara bersama-sama

Pengaturan lokal kontrol menurut kelompok berpengaruh siknifikan terhadap


pening- katan P, berarti pengelompokan satuan percobaan in berhasil
memisahkan pengaruh keragaman dalam areal percobaan dari galat,
sehingga ketelitian, keandalan dan kebenaran percobaan meningkat

Dengan KK yang kecil (=7,08%) menunjukkan percobaan mempunyai


derajat ketelitian yang tinggi, sehingga uji lanjutan cukup dengan uji BNJ yang
berderajat ketelitian rendah.
Ilustrasi
Seorang peneliti mengkombinasikan penambahan seng
dengan minyak ikan ke dalam pakan sapi untuk
mempengaruhi pertambahan berat badan sapi (kg per
ekor per hari). Kombinasi perlakuan yang dicobakan
sebanyak 12 (ss=0, 25, 50, 75 dan sm=0.0, 1.5, 3.0) dimana
setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
Pengulangan perlakuan dilakukan dalam bentuk
kelompok karena pengulangan perlakuan dilakukan dalam
waktu yang berbeda. Datanya diperoleh seperti terlihat
pada program berikut:
Data Pertambahan Berat Badan
Suplemen Minyak Ikan
 
 
   
Suplemen Zeng Blok 0 1.5 3
0 1 0.550 0.750 0.800
0 2 0.491 0.790 0.772
0 3 0.436 0.718 0.667
25 1 0.768 0.804 0.643
25 2 0.772 0.737 0.624
25 3 0.667 0.744 0.692
50 1 0.732 0.786 0.893
50 2 0.772 0.702 0.737
50 3 0.718 0.795 0.744
75 1 0.788 0.982 0.823
75 2 0.807 1.018 0.965
75 3 0.769 1.205 0.795
Langkah Perhitungan:
Rekap total Perlakuan
Y… = 27.4560
Total
s
FK = 20.9398   0 1.5 3 s
0 1.477 2.258 2.239 5.974
JKT = 0.6733
25 2.207 2.285 1.959 6.451
50 2.222 2.283 2.374 6.879
JKSS = 0.2913
75 2.364 3.205 2.583 8.152

JKSM= 0.1292 10.03 27.45


Total sm 8.270 1 9.155 6

JKSS*SM= 0.1532
Rekap Blok

JKBlok= 0.0058265   1 2 3

Total
JKG = 0.0937 blok 9.319 9.187 8.950
Tabel Sidik ragam
Sumber db JK KT F-hitung

Blok 2 0.0058 0.0029 0.6838

SS 3 0.2913 0.0971 22.7925

SM 2 0.1292 0.0646 15.1646

SS*SM 6 0.1532 0.0255 5.9946

Galat 22 0.0937 0.0043  

Total 35 0.6733    

Anda mungkin juga menyukai