Dalam makalahnya yang ditulis bersama dr Nila F Moeloek dan dr Rossalyn
Sandra, dr Tetty memaparkan, dermis di mata berupa palpebra dan konjungtiva. Palpebra adalah kelopak mata yang terdiri dari dua bagian atas dan bawah, dapat bergerak membuka dan menutup yang berfungsi sebagai pelindung bola mata. Sedang konjungtiva yang merupakan mukosa berfungsi sebagai pembungkus bola mata.
Lapisan epidermal merupakan kulit bertanduk dengan susunan selnya berlapis.
Kulit tersebut melekat secara longgar dengan jaringan dibawahnya, berisikan bulu-bulu rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea yang menghasilkan lemak.
Adanya keganasan didaerah palpebra dan konjungtiva menyebabkan masalah
dalam penanganannya. Selain fungsi kedua organ tersebut vital terhadap bola mata atau secara tidak langsung terhadap tajamnya penglihatan, palpebra dan konjungtiva mempunyai area luas anatomi yang terbatas.
Sebaliknya, tambah dr Tetty, penanganan tumor ganas dilakukan secara prinsip
onkologis, pengangkatan tumor dengan eksisi di daerah bebas tumor, sejauh mungkin dari batas pinggir tumor. Pada daerah mata disepakati minimal 2mm batas bebas tumor. Pada tumor yang cukup besar, luas palpebra yang terbatas akan menyukarkan pembedahan eksisi.
Kelemahan lain dari palpebra dan konjungtiva terdapatnya daerah yang
tersembunyi, seperti forniks dan kantus yang berdekatan dengan orbita. Tumor yang sampai berada di daerah forniks dan kantus medial menyukarkan mendapatkan daerah bebas tumor dan rekonstruksi untuk pengembalian fungsi palpebra.
Hal ini menyebabkan keputusan pembedahan secara radikal. Juga pada
konjungtiva dimana ketebalan konjungtiva sangat tipis, tumor ganas dengan mudah berinvasi ke sklera, sehingga tidak mungkin eksisi dilakukan tanpa dengan melakukan enukleasi bola mata. Tindakan radikal ini juga dalam upaya mencapai prognosis kehidupan baik, menghindari kematian. ***
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis