Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG PADA ANAK

DENGAN METODE BFS (Breadth First Search) DAN DFS (Depth First Search)

Sulistio Adi Mulia


Jurusan Sistem Informasi Industri Otomotif, Politeknik STMI Jakarta
e-mail : sulistio2110@gmail.com
Krisna Dwi Andrianto
Jurusan Sistem Informasi Industri Otomotif, Politeknik STMI Jakarta
e-mail : krisnadwiandrianto04@gmail.com
Rhino Ari Wicaksono
Jurusan Sistem Informasi Industri Otomotif, Politeknik STMI Jakarta
e-mail : rhinoari0@gmail.com

ABSTRAK

Jantung merupakan organ vital bagi manusia yang juga berperan sebagai pusat kehidupan bagi
manusia. Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dialami oleh kebanyakan
orang, salah satunya anak-anak. Gangguan pada jantung biasanya identik dengan orang dewasa dan
kaum lanjut usia. Namun ternyata, ada beberapa penyakit jantung yang juga kerap mengintai bagi
sebagian anak-anak. Selanjutnya kurangnya pengetahuan orang tua penderita terhadap penyakit ini,
maka diperlukan aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi awal penyakit jantung pada anak. Orang tua
dapat mendeteksi anak yang terindikasi menderita penyakit jantung melalui diagnosis dari ciri-ciri fisik
yang tampak pada anak. Aplikasi ini menggunakan metode Breadth First Search (BFS) dan Depth First
Search (DFS) pada inferensi Forward Chaining.

Kata Kunci : sistem pakar, penyakit jantung, BFS, DFS, Forward Chaining

ABSTRACT

The heart is a vital organ for humans which also acts as the center of life for humans. Heart
disease is one of the most common diseases experienced by most people, one of which is children. Heart
disorders are usually synonymous with adults and the elderly. But apparently, there are some heart
diseases that also often lurk for some children. Furthermore, the lack of knowledge of the parents of
sufferers of this disease, an expert system application is needed to detect early heart disease in children.
Parents can detect children who are indicated to have heart disease through a diagnosis of the physical
characteristics that appear in the child. This application uses the Breadth First Search (BFS) and Depth
First Search (DFS) methods in Forward Chaining inference.

Keywords : expert systems, heart disease, BFS, DFS, Forward Chaining

1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang modern memicu dikembangkan suatu teknologi yang
mampu mengadopsi cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence atau kecerdasan
buatan. Sistem pakar adalah salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang menggabungkan
pengetahuan dan penelusuran data untuk memecahkan masalah yang memerlukan keahlian
manusia. Tujuan dari sistem pakar adalah sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia,
tetapi untuk mempresentasikan pengetahuan manusia dalam bentuk sistem, sehingga dapat
digunakan oleh khalayak. Dengan meningkatnya penderita penyakit jantung pada anak diperlukan
penanganan yang cepat.
Kurangnya pencegahan dini dan pengetahuan orang tua penderita akan penyakit jantung
pada anaknya. Diperlukan suatu aplikasi sistem pakar. Dengan adanya aplikasi ini akan
membantu keluarga penderita penyakit jantung yang dialami oleh anaknya dalam pendeteksian
secara dini berdasarkan diagnosis yang tampak secara fisik.
Aplikasi sistem pakar menggunakan metode Breadth First Search (BFS) dan Depth First
Search (DFS) pada inferensi Forward Chaining. Aplikasi ini menjawab pertanyaan dalam
memecahkan masalah menirukan keahlian seorang pakar.
Dengan adanya aplikasi ini dapat membantu pencegahan dini dan meningkatnya
pengetahuan orang tua penderita penyakit jantung. Disamping itu akan menekan tingginya
penderita penyakit jantung pada anak.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)


Kecerdasan buatan dapat didefinisikan sebagai mekanisme pengetahuan yang ditekankan
pada kecerdasan pembentukan dan penilaian pada alat yang menjadikan mekanisme itu serta
membuat komputer berpikir secara cerdas (Feri Fahrur Rohman, 2008).

2.2. Sistem Pakar


Sistem Pakar adalah sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia yang ditangkap
dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia
(Whenty H, Delima, & Purwadi, 2010). Sistem pakar dipakai untuk membantu orang-orang
yang tidak ahli dalam hal tertentu dalam mengambil keputusan, atau bisa juga dipakai oleh
para pakar sebagai asisten.

2.2.1. Komponen Sistem Pakar


Ada dua bagian dari sistem pakar yaitu lingkungan pengembangan (Development
Environment) dan lingkungan konsultasi (Consultation Environment) (Sutojo, et al,
2010).

Gambar 1 : Komponen-komponen sistem pakar


2.3. Forward Chaining
Forward Chaining adalah metode pencarian/ penarikan kesimpulan yang berdasarkan
pada data atau fakta yang ada menuju kesimpulan, penelusuran dimulai dari fakta yang ada
lalu bergerak maju melalui premis-premis untuk menuju ke kesimpulan/ bottom up reasoning
(Whenty H et al., 2010).

2.3.1. Breadth First Search (BFS)


Adalah teknik penelusuran data pada semua node dalam satu level atau salah satu
tingkatan sebelum ke level atau tingkatan di bawahnya. Keuntungan pencarian
daengan teknik ini adalah sama dengan depth first search, hanya saja penelusuran
dengan tehnik ini mempunyai nilai tambah, dimana semua node akan di cek secara
menyeluruh pada setiap tingkatan node.
Kekurangan teknik penelusuran ini terletak pada waktu yang dibutuhkan yang
sangat lama apabila solusi berada dalam posisi node terakhir sehingga menjadi tidak
efisien. Kekurangan dalam implementasi juga perlu di pertimbangkan, misalnya
teknik penelusuran menjadi tidak interaktif antara suatu topik dengan topik yang lain
atau harus melompat dari satu topik ke topik yang lain sebelum topik tersebut selesai
di telusuri.
Teknik Breadth First Search, bisa dijelaskan seperti gambar berikut ini :

Gambar 2 : Breadth First Search (BFS)

2.3.2. Depth First Search (DFS)


Adalah teknik penelusuran data pada node-node secara vertical dan sudah
terdefinisi, misalnya kiri ke kanan, keuntungan pencarian dengan teknik ini adalah
bahwa penelurusan masalah dapat di gali secara mendalam sampai di temukannya
kapasitas suatu solusi yang optimal.
Kekurangan teknik penelesuran ini adalah membutuhkan waktu yang sangat lama
untuk ruang lingkup masalah yang besar.
Teknik Depth First Search, bisa digambarkan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 3 : Depth First Search (DFS)


2.4. Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan
itu sendiri bisa bermacam-macam. Ada gangguan pada pembuluh darah jantung, irama
jantung, katup jantung, atau gangguan akibat bawaan lahir.
Saat ini masalah penyakit jantung tetap banyak, bahkan akan terus meningkat. Disamping
itu menurut pakar menyebutkan bahwa penyebab peningkatan kasus penyakit jantung pada
anak itu disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan sejak
dini.

2.4.1. Gangguan Jantung Kongenital


Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan merupakan cacat lahir
pada janin yang terjadi akibat perkembangan embrio yang tidak normal. Kondisi ini
umumnya terjadi pada 8 dari setiap 1000 kelahiran bayi. Bayi-bayi ini biasanya
memiliki masalah dengan struktur seperti:
- Adanya kebocoran jantung akibat adanya lubang pada sekat jantung.
- Stenosis katup mitral.

2.4.2. Aterosklerosis
Gangguan jantung ini terjadi karena pembentukan plak dari lemak dan kolesterol
di arteri. Ketika plak menumpuk, pembuluh darah menjadi kaku dan sempit,
membuat anak lebih berisiko mengalami penyumbatan darah dan akhirnya serangan
jantung. Ini merupakan kondisi jangka panjang dan sering tidak terdeteksi.
Sebenarnya anak jarang terkena penyakit ini.Namun, mereka akan berisiko
apabila mengalami kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kondisi kesehatan
lain.

2.4.3. Gangguan Kawasaki


Penyakit jantung ini tergolong langka, kemunculannya ditandai dengan
meradangnya pembuluh darah pada seluruh tubuh, seperti di lengan, tangan, mulut,
bibir, dan tenggorokan. Gejala lainnya termasuk demam dan kelenjar getah bening
yang membengkak. Sayangnya penyebab penyakit ini masih belum jelas. Bisa
dibilang penyakit kawasaki ini adalah salah satu penyakit jantung pada anak yang
umum terjadi. Sebanyak 1 dari 5 anak yang mengalami penyakit jantung adalah
karena penyakit kawasaki dan kebanyakan umurnya berusia di bawah 5 tahun.

2.4.4. Aritmia
Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa
merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Sebenarnya aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun bila
terjadi terus menerus atau berulang, aritmia bisa menandakan adanya masalah pada
organ jantung.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini, akan diuraikan kerangka kerja penelitian. Adapun kerangka kerja
penelitian ini diawali dengan Identifikasi Masalah yang dihadapi , Analisa Masalah, Tujuan
Penelitian, Literatur Penelitian dari berbagai daftar pustaka, Pengumpulan Data dengan cara
Observasi dan Wawancara langsung, Penerapan Metode Breadth First Search dan Depth First
Search, Perancangan Sistem, Implementasi Sistem dan Pengujian Sistem.

Identifikasi Masalah

Analisa Masalah

Tujuan Penelitian

Literatur Penelitian

Pengumpulan Data

Penerapan Metode Breadh First Search dan Depth


First Search

Perancangan Sistem Pakar

Pengujian Sistem Pakar

Gambar 4 : Metodologi Penelitian

4. PERANCANGAN SISTEM

4.1. Arsitektur Umum Sistem Pakar


Dengan melakukan penyederhanaan di beberapa komponen, maka aristektur umum sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit jantung pada anak dan penanggulangannya didesain
sebagai berikut :
Knowledge Base Database
Berisi himpunan aturan sbb : Berisi fakta-fakta tentang :
- Aturan untuk jenis penyakit - Data pasien
jantung pada anak - Data gejala penyakit jantung
pada anak
- Data penyakit

Inference Engine
Merupakan prosedur untuk
mencocokkan fakta dengan aturan
tentang data dan gejala untuk
mendapatkan hasil diagnose penyakit
jantung pada anak

User Interface Explanation Facilities


Berisi : Berisi :
- Prosedur untuk membaca data - Prosedur untuk menampilkan
input dari user berupa prosedur gejala penyakit
pemilihan pertanyaan gejala jantung pada anak.
penyakit jantung pada anak - Prosedur tentang cara
yang terlihat. penggunaan program.
- Prosedur untuk menentukan
hasil diagnosa dan
penanganannya.

User

Gambar 5 : Desain arsitektur umum sistem pakar

4.1.1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)


Basis pengetahuan berisi pengetahuan dalam penyelesaian masalah dalam
domain tertentu. Pendekatan basis pengetahuan yang digunakan pada sistem ini
adalah penalaran berbasis aturan (RuleBased Reasoning). Perancangan rule (aturan)
pada sistem ini menggunakan metode forward chaining. Metode ini dimulai dari
fakta-fakta yang ada. Aturan-aturan tentang gejala ini berdasarkan Knowledge Base
(basis pengetahuan) yang berasal dari pakar.

4.1.2. Inference Engine


Inference Engine berisi prosedur-prosedur untuk pencocokan fakta dengan aturan
dan hasil, juga berisi prosedur atau langkah pertama dalam pengembangan Inference
Engine adalah penelusuran gejala penyakit jantung pada anak yaitu dari gejala sesak
nafas sampai dengan gejala nyeri dada.
Penerapan Breadth First Search (BFS) dan Depth First Search (DFS) pada
inferensi Forward Chaining tampak pada penelusuran gejala-gejala penyakit jantung
pada anak. Mesin inferensi ini merupakan langkah berikutnya yang digunakan untuk
menentukan semua tahap yang terjadi dalam dialog dan pengambilan keputusan
setelah menentukan struktur basis pengetahuan (Knowledge Base) yang telah dibuat.

Gambar 6 : Pohon keputusan forward


chaining

5. IMPLEMENTASI PENGUJIAN

5.1. Database

Gambar 7 : Database gejala


Gambar 8 : Database penyakit
5.2. Implementasi dan Pengujian Sitem
Untuk menguji aplikasi sistem pakar ini, langkah awalnya adalah membuka Form
Penyakit untuk memasukkan jenis-jenis penyakit jantung yang dialami oleh anak-anak.

Gambar 9 : Form penyakit

Setelah menginput nama penyakit, kemudian input gejala-gejala yang dialami.

Gambar 10 : Form gejala


Setelah menginput gejala yang dialami selanjutnya kita masukkan nama penyakit
untuk mengetahui gejala-gejalanya.

Gambar 11 : Form aturan

Setelah mengetahui nama penyakit dan gejalanya, kemudian kita centang gejala yang
dialami dan klik proses maka nama penyakit akan keluar.

Gambar 12 : Form konsultasi


Dan data tersebut akan terinput otomatis di database.

Gambar 13 : Database konsultasi

6. KESIMPULAN
1. Membuat program aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit jantung pada anak.
2. Dapat membantu para pakar atau non pakar dalam mendiagnosa penyakit jantung pada anak
sehingga adanya pencegahan dini.
3. Di samping itu, penggunaan sistem pakar dapat meningkatkan kinerja bidang kesehatan dalam
mendiagnosa penyakit jantung pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

“4 Jenis Penyakit Jantung Pada Anak Yang Sering Terjadi.” Hello Sehat, 4 May 2017,
hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-jantung-pada-anak/#gref. Accessed 1 Feb. 2021.

“Jurnal Sistem Pakar PDF.” UmarDanny.com, 30 Mar. 2014, umardanny.com/jurnal-sistem-pakar-pdf/.


Accessed 1 Feb. 2021.

Munaiseche, C, et al. “Implementasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jantung Pada Manusia.” Agustus,
vol. 1, no. 2, 2018. Accessed 1 Feb. 2021.

“Pengertian Metode Forward Dan Backward Chaining Sistem Pakar.” UmarDanny.com, 15 Mar. 2014,
umardanny.com/pengertian-metode-forward-dan-backward-chaining-sistem-pakar/. Accessed 1 Feb.
2021.

Putri, Kurnia, and Handayani. “ISSN: 1979-2328 UPN „Veteran‟ Yogyakarta.” , 2012.

S-B-P Siswanto GANJIL 2000 STMIK Budi Luhur.

Anda mungkin juga menyukai