Kelompok 1 :
Kelas : A2
Dosen Pengampu : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E.,MSi, Ak, CA
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
PEMBAHASAN
KESIMPULAN ................................................................................................................ 12
i
PETA KONSEP
SIMPLE RANDOM SAMPLING/
SAMPEL RANDOM
SEDERHANA
Kerlinger (2006: 188), simple
random sampling adalah metode
DESKRIPSI TEKNIK penarikan dari sebuah populasi atau
SAMPLING semesta dengan cara tertentu
(Sugiyono (2001:56) Teknik
sehingga setiap anggota populasi
sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel atau semesta tadi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih atau
PROBABILITY/ RANDOM terambil.
SAMPLING
STRATIFIED RANDOM
Sugiyono (2001: 57) menyatakan
SAMPLING/ SAMPEL
bahwa probability sampling
TEKNIK STRATIFIKASI
adalah teknik sampling yang
SAMPLING Sugiyono (2001, hlm.58) teknik ini
memberikan peluang yang sama
digunakan bila populasi mempunyai
bagi setiap unsur (anggota)
anggota atau unsur yang tidak
populasi untuk dipilih menjadi
homogen dan bersrata secara
anggota sampel.
proporsional.
CLUSTER SAMPLING/
SAMPEL AREA
Margono (2004: 127), teknik ini
digunakan bilamana populasi tidak
terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-
kelompok individu atau cluster.
MULTISTAGE SAMPLING
ii
REALIANCE ON AVAILABLE
SUBJECT (INSIDENTAL)
Sampling insidental merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau insedental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel.
SNOWBALL SAMPLING/
PENARIKAN SAMPEL BOLA SALJU
Snowball Sampling yaitu sebuah prosedur
pengambilan sampel di mana responden
pertama dipilih dengan metode
probabilitas, dan kemudian responden
selanjutnya diperoleh dari informasi yang
diberikan oleh responden pertama.
QUOTA SAMPLING
Quota Sampling digunakan untuk
memastikan bahwa berbagai subgroup
dalam populasi telah terwakili dengan
berbagai karakteristik sampel sampai
batas tertentu seperti yang dikehendaki
oleh peneliti.
iii
PEMBAHASAN
Secara garis besar teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
Probability sampling dan Nonprobability sampling.
Sugiyono (2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Adapun jenis-jenis Probability Sampling adalah sebagai berikut :
Menurut Kerlinger (2006: 188), simple random sampling adalah metode penarikan
dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi
atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.
1
dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.
Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit sampling). Untuk
memperoleh sampel sebanyak 150 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini,
baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Adapun teknik
sampling ini memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu:
Menurut Sugiyono (2001, hlm.58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen dan bersrata secara proporsional. Sedangkan
menurut Margono (2004, hlm. 126) menyatakan bahwa starrified random sampling biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menggunakan metode penarikan
sampel secara strtatifikasi, yaitu :
2
1) Kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penentuan strata
(kelas/kelompok/lapisan) yang menjadi patokan adalah variabel yang akan diteliti.
2) Informasi mengenai sifat populasi yang digunakan sebagai kriteria untuk membuat
strata. Misal: jenis kelamin, status sekolah dan lainnya.
Metode ini dinilai sebagai metode pemilihan sampel secara acak yang paling efisien
dan lebih relevan dengan maslaah atau pertanyaan penelitian diantara alternatif metode
pemilihan sampel probabilitas. Penarikan sampel ini didasarkan strata yang menakankan
pada homogenitas. Jenis – jenis stratified sampling, yaitu :
Menurut Sugiyono (2001) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau
unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Syarat penggunaan metode
stratified random sampling :
3
2) Apabila data tentang proporsi tidak diperoleh, penentuan proporsi akan
memerlukan biaya yang cukup besar disamping terdapatnya kesalahan proporsi
yang disusun
4
4) Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga presisi yang
dikehendaki maupun penyajiannya bisa tersendiri.
5) Masalah penarikan sampel berbeda dalam bagian populasi yang berbeda.
Menurut Margono (2004: 127), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri
dari individu – individu, melainkan terdiri dari kelompok – kelompok individu atau
cluster . Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi
atau kabupaten. Alasan yang mendorong digunakannya sampel kluster adalah adanya
kebutuhan efisiensi ekonomis yang tidak bisa diperoleh peneliti jika menggunakan
sampel random sederhana, dan tidak tersedianya kerangka sampel untuk elemen tertentu.
Kelemahan sebagian besar sampel kluster adalah efisiensi statistik yang lebih rendah
dibandingkan dengan sampel random sederhana karena kIuster biasanya homogen.
Walaupun demikian, efisiensi ekonomis sampel kluster biasanya cukup besar untuk
mengatasi kelemahan tersebut (Kuncoro, 2009: 134).
1) Sebuah riset pasar terhadap pelanggan Handphone Samsung yang berada di sebuah
kota. Kemudian pelanggan tersebut dikelompokkan sesuai dengan lokasi. Sampel
dipilih dengan cara memilih secara random sampling satu lokasi yang merupakan
satu cluster. Semua pelanggan yang ada dalam lokasi tersebut akan diambil sebagai
sampel.
2) Suatu lembaga ingin melakukan survei mengenai performa sinyal telekomunikasi di
seluruh wilayah Sulawesi. Para peneliti dapat membagi-bagi populasi keseluruhan
5
wilayah Sulawesi ke dalam pengelompokan berdasarkan kota-kota. Lalu cara
selanjutnya dalam cluster sampling adalah dengan menyeleksi kota-kota dengan
populasi terbanyak, lalu menyaringnya lagi dan memilih individu-individu yang
menggunakan sinyal telekomunikasi saja.
Menurut Rahyuda (2016) teknik ini mengumpulkan sampel dari dasar sampel yang
sudah ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel
berikutnya. Dimana unit sampel pertama disebut Primary Sample Unit (PSU).
Menurut Sugiono (2003;120) sampel non probabilitas yaitu teknik pengambilan yang
tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
Menurut Rahyuda (2004;51) ada kesempatan yang berbeda pada setiap anggota dalam
sampel non probabilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
6
2) Adanya kondisi yang tidak memungkinkan penelitian yang sama.
Menurut Burhan (2005;123) ada beberapa sifat populasi yang jika tidak terjadi timpah-
tindih satu dengan yang lainnya maka terlihat sifat-sifat yaitu sebagai berikut:
1) Populasi Berstrata. Sifat populasi semacam ini yaitu terdiri atas unit-unit yang
sifatnya berlapis. Dimana unit populasi yaitu golongan-golongan, kelompok-kelompk
dan sebgainya yang memiliki sifat tingkat atau berlapis yang jelas.
2) Populasi Area. Sifat populasi area yaitu mudah ditentukan, asalkan penelitian
mengetahui batas-batas area tersebut. Apabila penelitian menggunakan suatu area
dilihat dari pembatasan sistem pemerintahan, maka unit populasi yaitu desa,
kecamatan, kabupaten, dan lain-lain.
3) Populasi Cluster. Sifat populasi ini menunjukan unit-unit yang berkelompok tanpa
ada pada tingkatan masing-masing. Dimana kelompok yang ada apabila populasinya
yaitu umat beragama maka ada umat Hindu, Islam, Kristen, Protestan, dan Buddha.
Dan apabila populasi yaitu penduduk berdasarkan etnis maka ada produk Jawa,
Ambon, Batak, Sunda, Kalimantan, Iran, Sulawesi, Tionghoa, dan lain-lain.
4) Populasi dengan Beraneka Sifat. Pada populasi ini harus sedikit menguras pikiran,
kalau menghadapi penilitian dengan populasi yang beranekan sifat, karena saat di
teliti terhadap keanekaragaman populasi sekilas seperti jenis populasi tertentu tetapi
saat diamati lebih jauh lagi ternyata merupakan rumpun-rumpun tertentu.
Reliance on variabel subjects ini sering disebut sebagai penarikan sampel secara
kebetulan (insedental). Sampling insidental merupakan teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insedental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Maka cara ini menyebutkan bahwa
peneliti dapat memilih orang-orang terdekat yang bisa dijumpai dan dapat digumakan
sebagai sampel. Dan teknik ini dapat dikatakan sebagai salah satu teknik yang beresiko
terutama untuk penelitian yang bersifat sosial, karena ini tidak dapat menjamin apakah
sampel yang diambil tersebut represantif atau tidak. Pada penelitian biasanya yang
menggunakan teknik sampling ini yaitu penelitian yang populasinya merupakan individu-
7
individu yang tidak mudah ditemui dengan alasan sibu, tidak mau diganggu, tidak
bersedia menjadi responden, atau alasan lainnya.
Contohnya :
Penelitian mengenai pengaruh top manajemen terhadap laba suatu perusahaan. Karena
para top manajemen sangat susah ditemui maka peneliti dapat menemui para top manajer
yang bersedia dan mau menjadi responden dan diwawancara.
8
misal nomor 50 untuk sampel pertama, sampel kedua nomor 100, ketiga nomor
150, demikian seterusnya sampai sampel keseratus nomor 1000. Sampel yang
dipilih adalah nomor-nomor dalam tabel yang mempunyai jarak 50 dimulai dari
nomor 50.
Dalam menentukan siapa yang termasuk sampel dalam penelitiannya, peneliti harus
benar-benar mengetahui dan beranggapan bahwa orang/responden yang dipilihnya dapat
memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Penarikan
sampel ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan
penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Menurut Sugiyono
(2013:122), sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak
melakukan generalisasi. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat
dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Kelebihan dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat
terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi
yang ada.
Contohnya :
Judul : Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, Umur Perusahaan, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Automotif and Allied Produk di
Bursa Efek Jakarta.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Perusahaan automotif and allied
products yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003-2006 yang
diklasifikasikan ke dalam 20 sektor.
1) Sampel terdaftar pada Indonesian Capital Market Directory selama empat tahun
berturut – turut yaitu tahun 2003-2006.
9
2) Emiten-emiten memiliki laporan keuangan yang lengkap dan jelas untuk priode
terpilih.
1) Menentukan satu atau beberapa orang responden untuk diwawancarai. Responden ini
merupakan titik awal penarikan sampel.
2) Responden selanjutnya ditetapkan berdasarkan petunjuk dari responden sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai jumlah responden dianggap telah mencukupi.
3) Teknik pengambilan sampelnya ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Teknik penarikan Snowball Sampling banyak digunakan para peneliti kualitatif dan
juga peneliti kuantitatif, di mana informasi tentang populasi sangat terbatas.
Contohnya :
10
tersebut, peneliti hanya tahu direktur utama perusahaannya saja yang menurutnya dapat
dijadikan sampel, namun karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi lalu dia
meminta kepada direktur utama perusahaan tersebut untuk menunjuk orang lain yang
kira – kira bisa dijadikan sampel, misalnya manajer keuangan dan manajer pemasaran.
Setelah wawancara dirasa cukup dengan jumlah sampel yang telah disebutkan, peneliti
bisa menghentikan pencarian sampel.
Teknik sampling ini memiliki sifat yang tidak jauh dari puposive sampling, yaitu lebih
mementingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel
penelitian adalah unit populasi populasi yang ditentukan ditentukan terlebih terlebih
dahulu, dahulu, sehingga sehingga kuota sampling sampling digunakan hanya untuk
menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Hal yang perlu digaris
bawahi disini adalah, semua unit populasi yang telah ditentukan sebagai sampel
penelitian, haruslah diinterview atau diberi kuisioner, dengan kata lain semua unit
populasi yang termasuk dalam quota baru populasi yang termasuk dalam quota haruslah
dijadikan responden dalam penelitian tersebut.
Contohnya :
Misalnya, di sebuah perusahaan terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40%. Jika
seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai untuk menilai keefektifan
penerapan suatu sistem di perusahaan tempat mereka bekerja. Dari kedua jenis kelamin
tadi maka peneliti tersebut harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang
sedangkan pegawai perempuan sebanyak 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga
puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
11
KESIMPULAN
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara garis besar
teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu Probability sampling dan
Nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Adapun jenis-jenis Probability Sampling, yaitu Simple Random Sampling, Systematic
Sampling, Stratified Sampling, Cluster Sampling dan Multistage Sampling.
Sampel non probabilitas yaitu teknik pengambilan yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut
Rahyuda (2004;51) ada kesempatan yang berbeda pada setiap anggota dalam sampel non
probabilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Tidak mungkinya diperoleh daftar
yang lengkap dari populasi dan Adanya kondisi yang tidak memungkinkan penelitian yang
sama. Pengambilan sampel secara nonprobabilitas memiliki banyak teknik yang sering
digunakan dalam penelitian. Terdapat empat teknik sampling nonprobabilitas yang umum
digunakan, yaitu : Reliance On Available Subject (insidental), Purposive Sampling, Snowball
Sampling dan Quota Sampling.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rahyuda, Ketut. 2016. Metodelogi Penelitian Bisnis Edisi Revisi 2017. Bali : Udayana
University Press
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta
13