Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK SAMPLING

Kelompok 1 :

1. Ni Nyoman Sri Radhika Krsna Dewi Dasi (08)


2. Ni Komang Trisna Dewi (09)
3. Florensia Deviana Purba (10)
4. Ni Putu Tasya Tirana Charlist (25)

Kelas : A2
Dosen Pengampu : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E.,MSi, Ak, CA

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i

PETA KONSEP ................................................................................................................ ii

PEMBAHASAN

1. Probability / Random Sampling .................................................................................... 1


1.1 Simple Random Sampling atau Sampel Random Sederhana .................................. 1
1.2 Stratified Sampling atau Sampel Stratifikasi .......................................................... 2
1.3 Cluster Sampling atau Sampel Area ....................................................................... 5
1.4 Multistage Sampling ............................................................................................... 6
2. Non Probability / Non Random Sampling ................................................................... 6
2.1 Relience On Available Subject (Insidental) ............................................................ 7
2.2 Systematic Sampling atau Sampel Sistematis ......................................................... 8
2.3 Purposive Sampling ................................................................................................ 9
2.4 Snowball Sampling.................................................................................................. 10
2.5 Quota Sampling ..................................................................................................... 11

KESIMPULAN ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

i
PETA KONSEP
SIMPLE RANDOM SAMPLING/
SAMPEL RANDOM
SEDERHANA
Kerlinger (2006: 188), simple
random sampling adalah metode
DESKRIPSI TEKNIK penarikan dari sebuah populasi atau
SAMPLING semesta dengan cara tertentu
(Sugiyono (2001:56) Teknik
sehingga setiap anggota populasi
sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel atau semesta tadi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih atau
PROBABILITY/ RANDOM terambil.
SAMPLING
STRATIFIED RANDOM
Sugiyono (2001: 57) menyatakan
SAMPLING/ SAMPEL
bahwa probability sampling
TEKNIK STRATIFIKASI
adalah teknik sampling yang
SAMPLING Sugiyono (2001, hlm.58) teknik ini
memberikan peluang yang sama
digunakan bila populasi mempunyai
bagi setiap unsur (anggota)
anggota atau unsur yang tidak
populasi untuk dipilih menjadi
homogen dan bersrata secara
anggota sampel.
proporsional.

CLUSTER SAMPLING/
SAMPEL AREA
Margono (2004: 127), teknik ini
digunakan bilamana populasi tidak
terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-
kelompok individu atau cluster.

MULTISTAGE SAMPLING

Menurut Rahyuda (2016) teknik ini


mengumpulkan sampel dari dasar
sampel yang sudah ada dan dari
informasi yang diperoleh digunakan
mengambil sampel berikutnya.

ii
REALIANCE ON AVAILABLE
SUBJECT (INSIDENTAL)
Sampling insidental merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau insedental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel.

SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING/


SAMPEL ACAK SISTEMATIK
Sampel Acak Sistematik merupakan
NON PROBABILITY / pengambilan sampel acak dilakukan
NON RANDOM secara berurutan dengan interval tertentu
SAMPLING
TEKNIK Menurut Sugiono (2003;120)
SAMPLING sampel non probabilitas yaitu PURPOSIVE SAMPLING/
teknik pengambilan yang PENARIKAN SAMPEL SECARA
tidak memberi peluang atau SENGAJA
kesempatan yang sama bagi Sugiyono (2013:122), sampling purposive
setiap anggota populasi untuk adalah teknik penentuan sampel dengan
dipilih menjadi sampel. pertimbangan tertentu.

SNOWBALL SAMPLING/
PENARIKAN SAMPEL BOLA SALJU
Snowball Sampling yaitu sebuah prosedur
pengambilan sampel di mana responden
pertama dipilih dengan metode
probabilitas, dan kemudian responden
selanjutnya diperoleh dari informasi yang
diberikan oleh responden pertama.

QUOTA SAMPLING
Quota Sampling digunakan untuk
memastikan bahwa berbagai subgroup
dalam populasi telah terwakili dengan
berbagai karakteristik sampel sampai
batas tertentu seperti yang dikehendaki
oleh peneliti.
iii
PEMBAHASAN

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,2001: 56).


Menurut Margono (2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling
adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang
akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Menurut Rahyuda (2016) teknik sampling
merupakan teknik dalam sebuah penelitian yang digunakan untuk menentukan siapa saja
anggota dari populasi yang akan dijadikan sampel.

Tahapan-tahapan sampling terdiri dari :

1) Mendefinisikan populasi yang hendak diamati


2) Menentukan kerangka sampel, yakni kumpulan semua item atau peristiwa yang
mungkin
3) Menentukan metode sampling yang tepat
4) Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
5) Melakukan pengecekan ulang proses sampling

Secara garis besar teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
Probability sampling dan Nonprobability sampling.

1. Probability / Random Sampling

Sugiyono (2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Adapun jenis-jenis Probability Sampling adalah sebagai berikut :

1.1 Simple Random Sampling atau Sampel Random Sederhana

Menurut Kerlinger (2006: 188), simple random sampling adalah metode penarikan
dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi
atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.

Menurut Sugiyono (2001: 57) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan


sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Margono (2004: 126) menyatakan bahwa simple random sampling
adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat

1
dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.
Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit sampling). Untuk
memperoleh sampel sebanyak 150 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini,
baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Adapun teknik
sampling ini memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu:

1.1.1 Kelebihan Simple Random Sampling:


1) Prosedur pemilihan sampel dan desain sampel sangat mudah
2) Unit pemilihan sampel hanya satu macam
3) Sampling error dapat ditentukan secara kuantitatif
4) Cukup dengan gambaran garis besar dari populasi

1.1.2 Kekurangan Simple Random Sampling :


1) Sulit dilaksanakan jika tidak terdapat sampling frame dan populasi yang luas
dengan prasarana jalan yang tidak menunjang
2) Membutuhkan banyak tenaga, waktu, dan biaya

1.1.3 Contohnya Simple Random Sampling :


Peneliti ingin memilih 50 karyawan dari perusahaan tertentu. Peneliti akan
memilih 50 dari 200 orang, peneliti membuat daftar nomor karyawan dari nomor 1
sampai dengan 200 sebagai kerangka sampel. Selanjutnya pemilihan sampel acak
sederhana dapat dilakukan dengan bantuan komputer yang memuat tabel nomor
karyawan secara acak. Pemilihan sampel dilakukan dengan memilih 50 nomor
secara acak dari 200 nomor yang ada.

1.2 Stratified Random Sampling atau Sampel Stratifikasi

Menurut Sugiyono (2001, hlm.58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen dan bersrata secara proporsional. Sedangkan
menurut Margono (2004, hlm. 126) menyatakan bahwa starrified random sampling biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menggunakan metode penarikan
sampel secara strtatifikasi, yaitu :

2
1) Kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penentuan strata
(kelas/kelompok/lapisan) yang menjadi patokan adalah variabel yang akan diteliti.
2) Informasi mengenai sifat populasi yang digunakan sebagai kriteria untuk membuat
strata. Misal: jenis kelamin, status sekolah dan lainnya.

Metode ini dinilai sebagai metode pemilihan sampel secara acak yang paling efisien
dan lebih relevan dengan maslaah atau pertanyaan penelitian diantara alternatif metode
pemilihan sampel probabilitas. Penarikan sampel ini didasarkan strata yang menakankan
pada homogenitas. Jenis – jenis stratified sampling, yaitu :

1.2.1 Proportionate Stratified Sampling atau Sampel Terstratifikasi Proporsional

Menurut Sugiyono (2001) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau
unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Syarat penggunaan metode
stratified random sampling :

1) Populasi mempunyai unsur heterogenitas


2) Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan sesuai dengan unsure
heterogenitas yang dimiliki
3) Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang akan dipilih
(secara proporsional atau disproporsional)

A. Kelebihan Proportionate Stratified Sampling :


1) Dengan digunakannya jumlah sampel yang proporsional dengan jumlah
populasi pada masing – masing strata, sampel secara keseluruhan akan mampu
mewakili populasi yang ada dengan baik
2) Pengelompokkan sampel pada suatu strata tertentu yang tidak mencerminkan
populasi dapat dihindarkan
3) Karena data dari masing – masing strata dapat diperoleh, peneliti dapat
menyusun perbandingan dari masing – masing strata

B. Kekurangan Proportionate Stratified Sampling :


1) Perlu informasi yang cukup banyak untuk dapat menentukan proporsi yang
benar masing – masing strata jika tidak ingin terjadi bias dalam penentuan
jumlah sampel masing – masing strata

3
2) Apabila data tentang proporsi tidak diperoleh, penentuan proporsi akan
memerlukan biaya yang cukup besar disamping terdapatnya kesalahan proporsi
yang disusun

C. Contoh Proportionate Stratified Sampling :


Misalnya seorang peneliti yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap
suatu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki
sikap yang positif terhadap kebijakan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan
teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan
bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple
random sampling.

1.2.2 Disproportionate Stratified Sampling atau Sampel Terstratifikasi Tidak


Proporsional

Menurut Sugiyono (2001 : 59) 1.3.2 Disproportionate Stratified Sampling ini


digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang
proporsional. Contoh Disproportionate Stratified Sampling, yaitu dalam sebuah
penelitian, seorang peneliti ingin mengetahui rata – rata pengeluaran untuk gaji
pegawai dari PT tertentu. Maka dari itu, peneliti membagi pegawai berdasarkan latar
belakang pendidikannya yaitu terdiri dari 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90
orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP. Jumlah pegawai
yang berpendidikan S2 dan S3 sangat tidak seimbang (terlalu kecil dari strata yang
lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.

1.2.3 Kelebihan Stratified Random Sampling :


1) Biaya pengumpulan dan analisis data seringkali dapat diperkecil dengan
adanya pembagian populasi yang besar menjadi strata-strata yang lebih kecil.
2) Estimasi yang terpisah dapat diperoleh untuk strata secara terpisah tanpa
harus melakukan penarikan sampel yang lain maupun pengambilan sampel
tambahan.
3) Nilai estimasi dengan presisi lebih tinggi, baik untuk setiap strata maupun
untuk populasi secara keseluruhan atau dengan kata lain taksiran mengenai
karakteristik populasi lebih tepat.

4
4) Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga presisi yang
dikehendaki maupun penyajiannya bisa tersendiri.
5) Masalah penarikan sampel berbeda dalam bagian populasi yang berbeda.

1.2.4 Kekurangan Stratified Random Sampling :


1) Seringkali tidak ada informasi awal yang tepat sebagai dasar
pengelompokkan, akibatnya strata yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan.
Pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk menentukan ciri
heterogenitas yang ada pada populasi.
2) Harus dibuat kerangka sampel terpisah dan berbeda untuk tiap kelompok.
Sehingga dibutuhkan daftar populasi setiap strata

1.3 Cluster Sampling atau Sampel Area

Menurut Margono (2004: 127), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri
dari individu – individu, melainkan terdiri dari kelompok – kelompok individu atau
cluster . Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi
atau kabupaten. Alasan yang mendorong digunakannya sampel kluster adalah adanya
kebutuhan efisiensi ekonomis yang tidak bisa diperoleh peneliti jika menggunakan
sampel random sederhana, dan tidak tersedianya kerangka sampel untuk elemen tertentu.
Kelemahan sebagian besar sampel kluster adalah efisiensi statistik yang lebih rendah
dibandingkan dengan sampel random sederhana karena kIuster biasanya homogen.
Walaupun demikian, efisiensi ekonomis sampel kluster biasanya cukup besar untuk
mengatasi kelemahan tersebut (Kuncoro, 2009: 134).

Contoh Cluster Sampling :

1) Sebuah riset pasar terhadap pelanggan Handphone Samsung yang berada di sebuah
kota. Kemudian pelanggan tersebut dikelompokkan sesuai dengan lokasi. Sampel
dipilih dengan cara memilih secara random sampling satu lokasi yang merupakan
satu cluster. Semua pelanggan yang ada dalam lokasi tersebut akan diambil sebagai
sampel.
2) Suatu lembaga ingin melakukan survei mengenai performa sinyal telekomunikasi di
seluruh wilayah Sulawesi. Para peneliti dapat membagi-bagi populasi keseluruhan

5
wilayah Sulawesi ke dalam pengelompokan berdasarkan kota-kota. Lalu cara
selanjutnya dalam cluster sampling adalah dengan menyeleksi kota-kota dengan
populasi terbanyak, lalu menyaringnya lagi dan memilih individu-individu yang
menggunakan sinyal telekomunikasi saja.

1.4 Multistage Sampling

Menurut Rahyuda (2016) teknik ini mengumpulkan sampel dari dasar sampel yang
sudah ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel
berikutnya. Dimana unit sampel pertama disebut Primary Sample Unit (PSU).

1.4.1 Kelebihan Multistage Sampling :


1) Varians relatif kecil untuk biaya setiap unit
2) Kontrol terhadap kesalahan dan liputan penelitian menjadi lebih mudah
3) Membutuhkan biaya yang kecil dalam penelitian ulang

1.4.2 Kekurangan Multistage Sampling :


1) Penggambaran kurang baik terhadap populasi pada PSU besar
2) Pada PSU kecil, hanya dapat dilakukan bila individu dalam populasi tidak
tersebar dan transportasi mudah

1.4.3 Contoh Multistage Sampling :


Sebuah penelitan untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak badan di Bali.
Lalu kita memilih wajib pajak badan di wilayah Denpasar sebagai sampel pertama
atau PSU. Setelah itu memilih wajib pajak badan yang terdaftar pada KPP
Denpasar Timur sebagai sampel berikutnya.

2. Non Probability / Non Random Sampling

Menurut Sugiono (2003;120) sampel non probabilitas yaitu teknik pengambilan yang
tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.

Menurut Rahyuda (2004;51) ada kesempatan yang berbeda pada setiap anggota dalam
sampel non probabilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1) Tidak mungkinya diperoleh daftar yang lengkap dari populasi.

6
2) Adanya kondisi yang tidak memungkinkan penelitian yang sama.

Menurut Burhan (2005;123) ada beberapa sifat populasi yang jika tidak terjadi timpah-
tindih satu dengan yang lainnya maka terlihat sifat-sifat yaitu sebagai berikut:

1) Populasi Berstrata. Sifat populasi semacam ini yaitu terdiri atas unit-unit yang
sifatnya berlapis. Dimana unit populasi yaitu golongan-golongan, kelompok-kelompk
dan sebgainya yang memiliki sifat tingkat atau berlapis yang jelas.
2) Populasi Area. Sifat populasi area yaitu mudah ditentukan, asalkan penelitian
mengetahui batas-batas area tersebut. Apabila penelitian menggunakan suatu area
dilihat dari pembatasan sistem pemerintahan, maka unit populasi yaitu desa,
kecamatan, kabupaten, dan lain-lain.
3) Populasi Cluster. Sifat populasi ini menunjukan unit-unit yang berkelompok tanpa
ada pada tingkatan masing-masing. Dimana kelompok yang ada apabila populasinya
yaitu umat beragama maka ada umat Hindu, Islam, Kristen, Protestan, dan Buddha.
Dan apabila populasi yaitu penduduk berdasarkan etnis maka ada produk Jawa,
Ambon, Batak, Sunda, Kalimantan, Iran, Sulawesi, Tionghoa, dan lain-lain.
4) Populasi dengan Beraneka Sifat. Pada populasi ini harus sedikit menguras pikiran,
kalau menghadapi penilitian dengan populasi yang beranekan sifat, karena saat di
teliti terhadap keanekaragaman populasi sekilas seperti jenis populasi tertentu tetapi
saat diamati lebih jauh lagi ternyata merupakan rumpun-rumpun tertentu.

Pengambilan sampel secara nonprobabilitas memiliki banyak teknik yang sering


digunakan dalam penelitian. Menurut Babbie (2013:199) ada empat teknik sampling
nonprobabilitas yang umum digunakan, yaitu:

2.1 Reliance On Available Subject (Insidental)

Reliance on variabel subjects ini sering disebut sebagai penarikan sampel secara
kebetulan (insedental). Sampling insidental merupakan teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insedental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Maka cara ini menyebutkan bahwa
peneliti dapat memilih orang-orang terdekat yang bisa dijumpai dan dapat digumakan
sebagai sampel. Dan teknik ini dapat dikatakan sebagai salah satu teknik yang beresiko
terutama untuk penelitian yang bersifat sosial, karena ini tidak dapat menjamin apakah
sampel yang diambil tersebut represantif atau tidak. Pada penelitian biasanya yang
menggunakan teknik sampling ini yaitu penelitian yang populasinya merupakan individu-

7
individu yang tidak mudah ditemui dengan alasan sibu, tidak mau diganggu, tidak
bersedia menjadi responden, atau alasan lainnya.

Contohnya :

Penelitian mengenai pengaruh top manajemen terhadap laba suatu perusahaan. Karena
para top manajemen sangat susah ditemui maka peneliti dapat menemui para top manajer
yang bersedia dan mau menjadi responden dan diwawancara.

2.2 Systematic Random Sampling atau Sampel Acak Sistematik

Sampel Acak Sistematik (Systematic Random Sampling) merupakan pengambilan


sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu. Penarikan sampel
sistematis dilakukan melalui tiga tahap :

1) Mengecek keadaan daftar populasi, harus dalam keadaan acak


2) Menetapkan jarak interval yang akan digunakan atau menetapkan angka kelipatan
3) Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan sampel

2.2.1 Kelebihan Systematic Sampling :


1) Unit pemilihan sampel hanya satu macam
2) Tidak membutuhkan sampling frame
3) Caranya relatif mudah sehingga dapat dilakukan oleh petugas lapangan
4) Sangat praktis jika populasi dalam bentuk kartu
5) Membutuhkan waktu dan biaya yang sedikit

2.2.2 Kekurangan Systematic Sampling :


1) Setiap unit sampel tidak mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai
sampel.
2) Pengambilan sampel acak sistematik menjadi kurang sesuai jika terdapat
kecenderungan tertentu

2.2.3 Contoh Systematic Sampling :


Peneliti memilih 100 nomor sebagai sampel dari tabel yang berisi 1000 nomor.
Berdasarkan metode sampel sistematis, peneliti dapat memilih nomor tertentu,

8
misal nomor 50 untuk sampel pertama, sampel kedua nomor 100, ketiga nomor
150, demikian seterusnya sampai sampel keseratus nomor 1000. Sampel yang
dipilih adalah nomor-nomor dalam tabel yang mempunyai jarak 50 dimulai dari
nomor 50.

2.3 Purposive Sampling atau Penarikan Sampel secara Sengaja

Dalam menentukan siapa yang termasuk sampel dalam penelitiannya, peneliti harus
benar-benar mengetahui dan beranggapan bahwa orang/responden yang dipilihnya dapat
memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Penarikan
sampel ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan
penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Menurut Sugiyono
(2013:122), sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak
melakukan generalisasi. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat
dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Kelebihan dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat
terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi
yang ada.

Contohnya :

Judul : Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, Umur Perusahaan, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Automotif and Allied Produk di
Bursa Efek Jakarta.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Perusahaan automotif and allied
products yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003-2006 yang
diklasifikasikan ke dalam 20 sektor.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling dimana


populasi yang dijadikan sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Sampel terdaftar pada Indonesian Capital Market Directory selama empat tahun
berturut – turut yaitu tahun 2003-2006.

9
2) Emiten-emiten memiliki laporan keuangan yang lengkap dan jelas untuk priode
terpilih.

2.4 Snowball Sampling atau Penarikan Sampel Bola Salju

Snowball Sampling yaitu sebuah prosedur pengambilan sampel di mana responden


pertama dipilih dengan metode probabilitas, dan kemudian responden selanjutnya
diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden pertama. Menurut Sugiyono
(2013:123), snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian besar. Jika diibaratkan bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Menurut Rahyuda (2004) Dalam penarikan sampel bola salju
dilakukan dalam beberapa tahapan (dalam Rahyuda, 2016) :

1) Menentukan satu atau beberapa orang responden untuk diwawancarai. Responden ini
merupakan titik awal penarikan sampel.
2) Responden selanjutnya ditetapkan berdasarkan petunjuk dari responden sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai jumlah responden dianggap telah mencukupi.
3) Teknik pengambilan sampelnya ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Teknik penarikan Snowball Sampling banyak digunakan para peneliti kualitatif dan
juga peneliti kuantitatif, di mana informasi tentang populasi sangat terbatas.

Contohnya :

Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan sistem informasi akuntansi pada


peningkatan kualitas input output perusahaan tertentu. Dalam melakukan penelitan

10
tersebut, peneliti hanya tahu direktur utama perusahaannya saja yang menurutnya dapat
dijadikan sampel, namun karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi lalu dia
meminta kepada direktur utama perusahaan tersebut untuk menunjuk orang lain yang
kira – kira bisa dijadikan sampel, misalnya manajer keuangan dan manajer pemasaran.
Setelah wawancara dirasa cukup dengan jumlah sampel yang telah disebutkan, peneliti
bisa menghentikan pencarian sampel.

2.5 Quota Sampling

Quota Sampling digunakan untuk memastikan bahwa berbagai subgroup dalam


populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik sampel sampai batas tertentu
seperti yang dikehendaki oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2013:122) sampling quota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Rahyuda (2004:52), penarikan sampel
jatah (kuota) ini dilakukan bila peneliti tidak dapat mengetahui jumlah yang rinci dari tiap
strata populasinya.

Teknik sampling ini memiliki sifat yang tidak jauh dari puposive sampling, yaitu lebih
mementingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel
penelitian adalah unit populasi populasi yang ditentukan ditentukan terlebih terlebih
dahulu, dahulu, sehingga sehingga kuota sampling sampling digunakan hanya untuk
menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Hal yang perlu digaris
bawahi disini adalah, semua unit populasi yang telah ditentukan sebagai sampel
penelitian, haruslah diinterview atau diberi kuisioner, dengan kata lain semua unit
populasi yang termasuk dalam quota baru populasi yang termasuk dalam quota haruslah
dijadikan responden dalam penelitian tersebut.

Contohnya :

Misalnya, di sebuah perusahaan terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40%. Jika
seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai untuk menilai keefektifan
penerapan suatu sistem di perusahaan tempat mereka bekerja. Dari kedua jenis kelamin
tadi maka peneliti tersebut harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang
sedangkan pegawai perempuan sebanyak 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga
puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.

11
KESIMPULAN

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara garis besar
teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu Probability sampling dan
Nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Adapun jenis-jenis Probability Sampling, yaitu Simple Random Sampling, Systematic
Sampling, Stratified Sampling, Cluster Sampling dan Multistage Sampling.

Sampel non probabilitas yaitu teknik pengambilan yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut
Rahyuda (2004;51) ada kesempatan yang berbeda pada setiap anggota dalam sampel non
probabilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Tidak mungkinya diperoleh daftar
yang lengkap dari populasi dan Adanya kondisi yang tidak memungkinkan penelitian yang
sama. Pengambilan sampel secara nonprobabilitas memiliki banyak teknik yang sering
digunakan dalam penelitian. Terdapat empat teknik sampling nonprobabilitas yang umum
digunakan, yaitu : Reliance On Available Subject (insidental), Purposive Sampling, Snowball
Sampling dan Quota Sampling.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda, Ketut. 2016. Metodelogi Penelitian Bisnis Edisi Revisi 2017. Bali : Udayana
University Press

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta

Sakira. 2017. Stratified Random Sampling.


http://samplingkuliah.blogspot.com/2017/01/stratified-random-sampling.html
diakses pada tanggal 23 Oktober 2020

13

Anda mungkin juga menyukai