Anda di halaman 1dari 23

Metode Sampling:Random dan Non

Random Sampling

Metodologi Penelitian
Ajeng Hapsari
Tri Agustina
Pengertian
Populasi (Population)
 Adalah ide abstrak dari sehimpunan besar kasus, yang
peneliti mengambil sampel dan hasil dari sampel itu
digeneralisasikan (Neuman, 2013)
 Kumpulan yang lengkap dari elemen-elemen yang
sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena
karakteristiknya (J. Supranto, 2007).
 Keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran
penelitian (W. Gulo, 2002).

2
 Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada objek/subjek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Contoh:
Pada satu orang pun dapat di gunakan
sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya
gaya bicara, cara bergaul, displin pribadi,
hobi, dan lainnya.
3
Populasi di kaitkan dengan batasan dapat dibagi menjadi (S.
Margono, 1997) :
Populasi Terbatas (definite population)
Atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki
batas .kuantitatif secara jelas karena memiliki
karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang
guru SMA pada tahun 1985, dengan karakteristik: masa
kerja 2 tahun, dengan lulisan Strata 1.

Populasi

Populasi Tidak Terbatas (Indefinite population)


Populasi yang jumlahnya tidak dapat selesai dihitung
sehingga tidak terbatas. Sehingga tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Misal, Guru di
indonesia. Yang berarti jumlahnya harus di hitung sejak
guru pertama sampai dengan sekarang dan akan datang.

4
Sampel (Sample)
 Sehimpunan kecil kasus yang dipilih peneliti dari himpunan besar
dan akan menggeneralisasi pada populasi (Neuman,2013).
 Mengambil sesuatu bagian dari populasi atau semesta sebagai
wakil (representasi) populasi atau semesta itu (Kerlinger,2000)
 Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono,2011).

Elemen Sampel
Nama untuk suatu kasus atau unit tunggal yang dijadikan sampel
(Neuman, 2013).
Sesuatu yang menjadi obyek penelitian(J.Supranto,2007) seperti
karyawan, petani, mahasiswa, nasabah dsb.

5
Sampel Representatif
 Tujuan pengambilan sampel adalah membuat sampel yang
representatif dengan menciptakan data sampel yang mencerminkan
atau mewakili populasi yang tidak bisa diperiksa secara langsung
(Neuman, 2013)

Menurut Sugiarto (2001) Sampel yang baik :


1. Harus obyektif dapat menggambarkan keadaan seperti apa
adanya.
2. Representatif (mewakili keadaan sebenarnya)
3. Tepat waktu
4. Variasinya kecil
5. Harus ada hubungannya dengan persoalan (relevant). Yang
sedang menjadi pokok bahasan.

6
Teknik Sampel Representatif
• Menurut Sugiarto (2001), Untuk mencapai tujuan tersebut di
perlukan penggunaan metode pengambilan sampel yang tepat agar
dari sampel yang di ambil dapat di peroleh statistik yang dapat di
gunakan sebagai penduga bagi parameter populasi. Statistik yang
di peroleh akan menjadi penduga (estimator) yang baik jika
memenuhi syarat berikut:
 Tidak bias
 Efisien
 Konsisten

7
Tahap Pengambilan Sampel

1 2 3 4 5 6 7
Memilih Memilih Memilih Memilih Memilih
Memilih Memilih
Unit Kerangka Metode Ukuran Rancangan
Populasi Sampel
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel

(Jonathan Sarwono,2006)

8
Tahap 1 : Memilih Populasi
Proses awal ini menentukan populasi yang menarik untuk di teliti.
Populasi yang baik mencakup eksplisit semua elemen , unit
sampling, keluasan populasi dan waktu.
Tahap 2 : memilih Unit Sampling
Unit sampling adalah unit analisis darimana sampel yang akan
diambil berasal.
Tahap 3 : Memilih Kerangka Sampling
Kerangka sampling adalah suatu daftar kasus dari populasi atau
perkiraan terbaik dari hal tersebut.kerangka sampling dapat berupa
seperti buku petunjuk telepon atau data base nama lainnya.
Kerangka sampling sangat penting untuk sampling yang akurat
untuk menghindari error sampling.
Tahap 4 : Memilih Metode Sampling
Metode sampel merupakan memilih tipe sampling yang

digunakan untuk menganalisis sampling sebaiknya dipilih
sesuai dengan tujuan penelitian

9
Tahap 5 : Memilih Ukuran Sampel
Ukuran sampel tergantung beberapa faktor :
- Homogenitas unit sampel secara umum semakin mirip dalam populasi
semakin kecil sampel yang dibutuhkan untuk memperkirakan parameter
populasi. Parameter adalah karakteristik dari seluruh populasi yang
diperkirakan dari suatu sampel.
- Kepercayaan mengacu pada tingkatan dimana peneliti merasa yakin dengan
perkiraan parameter populasi yang benar. Semakin tinggi kepercayaan
semakin besar ukuran sampel yang diperlukan.
- Presisi yaitu mengacu pada ukuran kesalahan standar estimasi. Ukuran
sampel besar tingkat presisi juga besar.
- Kekuatan Statistik. Perkiraan numerik dari suatu parameter
populasi.Kemampuan mendeteksi perbedaan dalam situasi pengujian
hipotesis. Seperti menggunakan rumus slovin, cohran’s, lameshow dsb.

(Jonathan Sarwono,2006)
Tahap 6 : Memilih Rancangan Sampling
Rancangan sampling menentukan prosedur oprasional dan metode
sampling untuk mendapatkan sampel yang diinginkan.Jika dirancang
dengan baik menuntun peneliti dalam memilih sampel sehingga
kesalahan dapat ditekan sekecil mungkin.
Tahap 7 : Memilih Sampel
Tahap akhir dalam proses ini ialah penentuan sampel untuk digunakan
pada proses penelitian berikutnya yaitu pengambilan data.

(Jonathan(Jonathan Sarwono,2006)
Sarwono,2006( (Jonathan Sarwono,2006))
Contoh Sampel
• Topik Penelitian : Tingkat pendapatan Pengusaha Tembakau di
DKI Jakarta
• Populasi Sasaran : Semua pengusaha yang ada di DKI Jakarta.
• Populasi Sampel : Semua pengusaha tembakau di DKI Jakarta.
• Kerangka Sampel : Daftar nama/nomor dari semua pengusaha
tembakau di DKI Jakarta.
• Sampel : Sejumlah pengusaha yang di ambil dari
kerangka sampel dengan metode tertentu.

12
Teknik Pengambilan Sampling
Strategi pengambilan sampling umumnya dikenal dua cara yaitu (Neuman,
2013):
1.Probability Sampling (Random)
Sampel yang menggunakan metode acak secara matematis, seperti
tabel bilangan acak atau program komputer, sehingga tiap elemen
sampling dari populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih
dalam sampel tersebut. Ada banyak cara penarikan sampel yang
tergolong dalam probability sampling ini, antara lain simple random
sampling, systematic sampling, stratified sampling dan cluster
random sampling.
2. Non Probability Sampling (Non Random)
Penarikan sampel nonprobability sampling pada umumnya dilakukan
suatu penelitian yang populasinya tidak diketahui, sehingga tidak dapat
ditarik kesimpulan teradap populasi. Karena itu istilah“sampling” pada metode
ini sebenarnya tidak tepat karena kita tidak non representative.
Cara penarikan sampling ini diantaranya : Adaptive Sampling,
Covenience Sampling,Deviant Case Sampling, Purposive
sampling, Quota sampling, Sequental sampling, snowball
sampling, Theoretical sampling. 13
Gambar Teknik Sampling
Simple Random
Sampling

Systemic Sampling

Random Sampling
(Probability Sampling) Stratified Sampling

Cluster Sampling

Purposive Sampling
Teknik Sampling

Convenience Sampling

Quota Sampling

Non Random Sampling Snowball Sampling


(Non Probability
Sampling)
Case Deviant Sampling

Sequential

(Neuman, 2013) Theoritical Sampling

Adaptive Sampling 14
Sampel Acak (Random)
Simple Random Sampling ( Sampling Acak Sederhana)
• Sampel yang penelitiannya menciptakan kerangka sampling dan
menggunakan proses acak murni untuk memilih beberapa kasus
sehingga setiap elemen sampling dalam populasi akan mempunyai
probabilitas yang sama untuk terpilih (Neuman,2013)
• Sampel secara acak sederhana dipergunakan jika populasi
penelitian bersifat homogen sehinga setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai anggota
sampel. Ada beberapa cara untuk mengunakan metode sampling ini
diantara nya dengan sistem lotre, undian, tabel bilangan acak, atau
program komputer (W.Gulo,2002).
Contohnya: penelitian mengenai “Model Pembiayaan Pendidikan
Dasar diJawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang
ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP tersebut
dilakukan pemilihan secara random tanpa melakukan
pengelompokkan terlebih dahulu, dengan demikian peluang
masing-masing SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel
sama. Keuntungannya yaitu prosedur mudah dan sederhana 15
Sistematis Sampling
 Sampel acak yang penelitinya memilih setiap kasus dalam
kerangka sampling. Pengambilan sampel secara acak hanya
dilakukan pada pengambilan awal saja, sementara pengambilan
kedua dan seterusnya ditentukan secara sistematis,yaitu
menggunakan interval tertentu sebesar ‘k’. (Neuman, 2013)
 Keuntungan menggunakan sampel ini ialah peneliti
menyederhanakan proses pengambilan sampel dan mudah dicek
dan menekan keanekaragaman sampel (Jonathan Sarwono 2006)
Contoh :

16
• Contoh lain Kepala Dinas Pendidikan ingin mengetahui bagaimana
Motivasi Kerja Kepala Sekolah di Kabupaten Kuningan yg berjumlah
1000 orang dan akan mengambil sempel 100 orang Kepala sekolah
kemudian Nama-nama Kepala Sekolah disusun secara alpabetis
lalu dipilih sampel per sepuluh Kepala Sekolah utk itu disusun
nomor dari 1 sampai 10 lalu diundi utk memilih satu angka jika
angka lima yg keluar maka sampel adalah nomor 5 15 25 35 dan
seterus sampai diperoleh jumlah sampel yg dikehendaki.

17
Sampling Bersrata (Stratified Sampling)
adalah penarikan sampel berstrata yang dilakukan dengan mengambil sampel
dari setiap strata populasi yang sudah ditentukan lebih dulu. Membagi populasi
ke dalam kelompok-kelompok yang homogen (disebut strata), dan kemudian
menggabungkan beberapa sampel. Dilakukan sampling ini apabila anggota
populasinya heterogen (tidak sejenis) (Neuman, 2014).
Contoh :
Meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota
Jakarta.Karena kondisi Taman kanak-kanak sangat berbeda (heterogen) maka
dibuat kriteria tertentu yang dapat mengelompokan sekolah Taman Kanak-
kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya
untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman
Kanak-Kanak yang ada di Jakarta, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika
berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25
buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub tersebut di atas.

18
Cluster Sampling
 Jenis sampel acak yang memakai beberapa tahapan dan sering
digunakan untuk mengatasi daerah geografis yang luas dimana
unit yang dikumpulkan kemudian diseleksi secara acak dan
selanjutnya sampel diambil dikumpulkan unit sampel atau gugus
(Neuman,2013).
 Cluster (cluster) adalah unit yang berisi elemen sampling terakhir
tetapi dapat diperlakukan sementara sebagai elemen sampling itu
sendiri (Neuman, 2013).
Contoh: Seorang produser tv di sebuah stasiun Jawa Barat ingin mengetahui
tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah program tayangan
tv kemudian menyusun kerangka sampel yang menggambarkan peta
wilayah (Jawa Barat) atas kabupaten, kotamadya,kecamatan dan desa lalu
menentukan wilayah mana yang akan dijadikan sampel (kabupaten,
kotamadya, kecamatan dan desa).Menentukan wilayah untuk dijadikan
sampel secara acak jika ternyata masih banyak respondennya dibagi lagi
menjadi wilayah yang terpilih kedalam sub wilayah

19
Non Random Sampling
No Nama Keterangan Contoh
Sampling
1 Convenience Sampel non acak yang dipilih oleh peneliti Seorang peneliti ingin mengetahui tentang
(sampling dengan tidak mempunyai pertimbangan kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia
kemudahan) lain kecuali berdasarkan kemudahan saja menanyakan kepada orang yang ada dijalan
seperti dari orang yang kebetulan lewat. atau orang dia jumpai meskipun yang ditanya
belum tentu tahu wilayah Jakarta Selatan.

2 Purposive Jenis sampel yang bermanfaat untuk Dalam suatu perusahaan untuk memperoleh
sampling situasi khusus biasanya digunakan dalam data tentang bagaimana satu proses
riset eksplorasi atau riset lapangan. produksi direncanakan oleh suatu
Mengambil semua kasus yang sesuai perusahaan, maka manajer produksi
dengan kriteria tertentu dengan merupakan orang yang terbaik untuk bisa
menggunakan berbagai metode memberikan informasi.

3 Snowball Mengambil sampel dengan kasus Penelitian mengenai pola peredaran narkoba
sampling menggunakan referensi dari sesorang atau di wilayah tertentu kemudian berkembang
suatu kasus lalu mereferensikannya terus pada pihak-pihak lain sehingga
kedalam kasus tersebut responden terus berkembang

4 Quota Sampling Mengambil beberapa kasus yang ada pada seorang peneliti mewancarai 100 orang
tiap sejumlah kategori yang akan pegawai, maka ia mengambil 50 orang laki-
mencemirkan keragaman populasi dengan laki dan 50 orang perempuan.
menggunkan metode sembarang

20
Non Random Sampling
No Sampling Keterangan Contoh
5 Case Deviant Mengambil kasus yang secara Meneliti anak SMA putus sekolah, maka
Sampling substansial berbeda pola dominan( suatu meneliti anak putus sekolah dari keluarga
tipe tertentu dari sampel purposif) berpendapatan rendah,keluarga dengan
orang tua tunggal.

6 Sequantial Mengambil kasus dengan sampai tidak Meneliti 60 janda dengan usia lebih dari 70
Sampling ada tambahan informasi atau tahun yang telah hidup tanpa pasangan
karakteristik baru (biasanya dipakai selama 10 tahun atau lebih sehingga
dengan metode sampling yang lain) jumlah yang dijadikan sampel kurang
jumlahnya.

7 Theoretical Mendapatkan sejumlah kasus yang akan Meneliti suatu daerah untuk mencari
sampling membantu mengungkapkan masa depan wawasan baru seperti kebiasaan suatu
yang penting secara teoritis mengenai daerah pada hari kerja kemudian peneliti
kondisi/topik tertentu. meneliti kembali waktu malam dan akhir
pekan.

8 Adaptif sampling Mendapatkan kasus berdasarkan Meneliti penderita AIDS dan pengguna
beberapa tahap semacam bola salju obat terlarang memiliki populasi
yang diikuti dengan purposif. Sampel ini tersembunyi.
digunakan untuk populasi yang
tersembunyi

21
DAFTAR PUSTAKA
1. W. Lawrance Neuman, 2013, Metodologi Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif (terjemahan), Pearson: Boston
2. Kerlinger Fred N,2002, Asas – Asas Penelitian Behavioral (terjemahan),
Bulaksumur: GajahMada University Press
3. Prof.J.Supranto,M.A, 2007, Teknik Sampling: Untuk Survey dan Eksperimen,
Jakarta: Rineka Cipta
4. W.Gulo, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo
5. Jonathan Sarwono, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
Yogyakarta : Graha Ilmu
6. Drs. S. Margono,1997, Metodologi Penelitian pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta.
7. Prof. Dr. Sugiyono,2011, Metodologi Penelitian Kombinasi,
Bandung: ALFABETA cv

Anda mungkin juga menyukai