Anda di halaman 1dari 10

Hari, Rabu 6 Oktober 2019

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA III

TROPISME

Dosen Pembimbing:

Listika Yusi Risnani, M.pd

Disusun Oleh:

Aulia Rizqi Wisudani

(1801070012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018/2019
ACARA III

TROPISME

I. Tujuan :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mengatur pertumbuhan tumbuhan
2. Untuk mengamati pengaruh cahaya terhadap gerak pertumbuhan..
3. Untuk mengetahui macam-macam gerak tropisme.
II. Dasar Teori

Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan


eksternal. Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan
peran spesifik dari faktor tumbuh dapat diketahui (Heddy, S. 1986).

Tropisme dapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu


fototropisme disebabkan oleh cahaya, geotropisme dengan rangsangan gaya tarik
bumi, thigmo tropisme dengan rangsangan berupa sentuhan; chemotropisme
dengan rangsangan yang berupa zat kimia dan lain-lain (Heddy, S. 1986).

Respon tropisme bisa positif bisa negatif. Respon positif jika bagian tumbuhan
tumbuh kearah yang berlawanan. Respon negatif jika bagian tumbuhan tumbuh
kearah yang berlawanan dari datangnya rangsangan (Heddy, S. 1986).

Fototropisme dan geotropisme merupakan aktivitas yang jelas berperan dalam


perkembangan tumbuhan. Respon fototropik menentukan letak atau kedudukan
daun dan batang untuk dapat menangkap sinar matahari sebanyak-banyaknya bagi
keperluan fotosintesis. Tropisme menyebabkan pula tunas tumbuh ke atas dan
akar ke dalam tanah (Ismail, 2011).

Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan di


bagian apeks atau ujung organ yang disebut sebagian dominansi apikal.
Dominansi apikal diartikan sebagia persainangan antara tunas pucuk dengan tunas
lateral dalam hal pertumbuhan. Dominansi apikal atau dominansi pucuk biasanya
menandai pertumbuhan vegetative tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan
daun. Dominansi apical setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan
lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat
sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominansi pucuk dapat dikurangi dengan
memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas
lateral. (Dahlia, 2001).

Pada permulaan perkembangan lembaga semua sel membelah terus tetapi pada
pertemuan dan perkembangan selanjutnya pembelahan sel dan pertambahan
jumlah sel menjadi terbatas pada daerah yang sangat sedikit mengalami
diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap bersifat embrionik di dalam jaringan
dan sel-selnya tetap mempunyai kemampuan membelah. Jaringan embrionik di
dalam jaringan dewasa ini yang kita sebut jaringan meristem. Meristem adalah
jaringan sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus
membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel penyusun
meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta relative lebih kaya
protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak
menemukan kriteria umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem
dan sel jaringan dewasa yang belum mengalami spesialisasi (Setjo, 2004).

Teori Cholodniy-Went tentang fototropisme menetapkan bahwa penyinaran


sepihak merangsang penyebaran yang berbeda (diferensial) IAA dalam batang.
Sisi batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dari pada sel-sel yang
disinari, sehingga batang akan membengkok kearah sumber cahaya. (Heddy, S.
1986). Jika perangsang itu berupa cahaya maka gerak bagian tanaman menuju
kecahaya kita sebut sebagai fototropi yang positif. Sebaliknya jika gerak itu
menjauh dari perangsang, gerak itu kita sebut sebagai fototropi yang negatif
(Dwijoseputro 1984)

Telah diketahu bahwa optimum konsentrasi IAA untuk perpanjangan sel akar
adalah kira-kira 100.000 kali lebih rendah daripada optimum konsentrasi untuk
perpanjangan sel-sel batang. Dengan kata lain, konsentrasi IAA yang merangsang
pertummbuhan akar . Sebaliknya konsentrasi IAA yang merangsang pertumbuhan
adalah sangat rendah untuk bisa menghambat pertumbuhan batang maupun untuk
merangsang pertumbuhan (Heddy, S. 1986). Contoh fototropi: ujung batang
membengkok menuju ke cahaya. Hal ini dapat keta saksikan pada tanaman pot
yang kita tempatkan dekat jendela atau dibawah tuturan, dimana cahaya hanya
batang satu fihak (Dwijoseputro 1984) Sisi yang mengarah matahari akan tumbuh
lebih cepat dari ujung akar akan tumbuh erah yang berlawanan dari arah
datangnya cahaya, sehingga terjadinya fototropik negatif (Heddy, S. 1986).

Geotropi adalah gerak yang menuju ke pusat bumi; gerak ini dilakukan oleh
akar. Gerak ujung akar kepala itu kita sebut sebagai dia-geotropik atau transfersal-
geotropik (Dwijoseputro 1984). Geotropi adalah gerak akar karena adanya gaya
tarik grfitasi bumi (Prawiroharjo, S. 1991).

Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau gerak berpindah tempat bagian dari
tubuh tumbuhan yang arah berpindahnya dipengaruhi rangasangan. Gerakan yang
arahnya mendekati sumber rangsangan disebut: taksis positif. Dan yang menjauhi
sumber rangsangan taksis negative, Macam atau sumber rangsangan taksis
meliputi: Cahaya, zat kimia, dan rangsang listrik. Jika rangsangan berupa zat
kimia, gerak itu disebut: kemotaksis. Jika rangsangan yang dating berupa cahaya
disebut fototaksis. Jika rangsangan berupa listrik disebut: galuanotaksis.

Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti
antara lain: Fotonasti, Niktinasti, Tigmonasti/seismonasti, Termonasti, Haptonasti,
Hidronasti, Nasti kompleks.
III. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Toples
b. Koran
c. Isolasi
2. Bahan :
a. Kacang hijau
b. Aquadest
c. Kapas
IV. Cara Kerja
1. Mengambil kacang hijau yang telah di rendam, mambil yang tenggelam.
2. Mengambil toples kosong yang telah di bersihkan.
3. Mengisi 3 toples dengan kapas yang telah dibasahi dengan air.
4. Memasukan 10 biji kacang hijau pada setiap toples.
5. Memberi perlakuan pada setiap toples :
a. Toples 1 : membiarkan toples tidak di tutup dibiarkan terbuka.
b. Toples 2 : menutup toples dengam menggunakan kertas koran yang
telah di beri celah.
c. Toples 3 : menutup rapat toples dengan kertas koran sampai tidak aca
celah.
V. Hasil Pengamatan

Perlakuan Kecambah Arah Warna Alasan


yang tumbuh pertumbuhan
Tidak ditutup 1 dari 10 biji Ke arah Hijau tua Karena
sumber mendapat
cahaya cahaya yang
cukup sehingga
pertumbuhannya
baik
Ditutup 7 dari 10 biji Ke arah atas Hijau muda Karena kurang
sedikit arah celah cahaya
Ditutup 7 dari 10 biji Bengkok Hijau muda Karena tidak
mencari (pucat) mendapat
cahaya kuning cahaya

VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini pengamatan dilakukan selama satu minggu. Pada
botol 1 perlakuan yang dilakukan tidak ditutup apapun, agar cahaya dapat masuk
ke dalam botol. Hasil pengamatan menunjukan dari 10 biji kacang hijau yang di
tanam hanya satu yang tumbuh. Kemuadian arah pertumbuhannya mengarah ke
arah sumber cahaya, warna tanamannya hijau tua. Hal ini dikarenakan tanaman
mendapat cahaya yang cukup sehingga pertumbuhnnya baik. Namun, dari 10 biji
hanya 1 yang tumbuh dengan baik dan 9 biji lainnya menjamur. Hal ini mungkin
dikarenakan kapas kurang basah pada saat menanam.

Pada botol kedua perlakuan yang dilakukan dinding botol ditutup sedikit dan
di beri celah agar cahaya dapat masuk ke dalam botol. Pada percobaan ini
kecambah yang tumbuh ada 7 biji dari 10 biji yang di tanam. Kemudian arah
pertumbuhannya mengarah ke atas arah celah cahaya. Warna kecambahnya hijau
muda, hal ini dikarenakan kurangnya cahaya yang masuk sehingga warnanya
menjadi hijau muda.

Pada botol ketiga diberi perlakuan semua dinding botol ditutup rapat sampai
tidak ada cahaya yang masuk. Pada percobaan ini kecambah yang tumbuh ada 7
biji dari 10 biji yang ditanam. Arah pertumbuhannya bengkok mencari cahaya.
Warna kecambah hijau muda cenderung pucat dan kuning, hal ini mungkin
dikarenakan kecambah tidak mendapat cahaya sama sekali.

Cahaya mempengaruhi gerak tanaman dengan merangsang tanaman yang


berada di permukaan substrat untuk mendekat atau menjauh darinya, dan
tanaman merespon rangsang dengan cara bergerak ke arah cahaya atau menjauhi
cahaya. Yang bertugas sebagai reseptor rangsang adalah plsmodesmata.

Faktor - faktor yang mempengaruhi gerak pertumbuhan tanaman adalah arah


rangsang dari rangsangan tertentu seperti cahaya, gaya gravitasi bumi, suhu, air,
dan zat kimia tertetu.

VII. Kesimpulan
1. Gerak pada kecambah disebut gerak fototropi positif karena gerak tumbuh
kecambah mengarah ke arah sumber cahaya.
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi gerak pertumbuhan tanaman adalah
arah rangsang dari rangsangan tertentu seperti cahaya, gaya gravitasi bumi,
suhu, air, dan zat kimia tertetu.
3. Berdasarkan pengamatan kecambah akan tetap tumbuh walau tidak
mendapat cahaya (tempat tertutup) , namun warna kecambah hijau muda
atau pucat cenderung ke kuning dan arah pertumbuhannya bengkok
mencari cahaya.
4. Fotoropisme dibagi menjadi 4 yaitu geotropisme, hidrotopisme,
kemotropisme, dan tigmotropisme.
5. Pengaruh cahaya dalam tumbuhan sangat penting yaitu sebagai salah satu
sumber energi untuk melakukan fotosintesis.

VIII. Daftar Pustaka


1. Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang :UM
Press.
2. Dwijoseputro, W. 1984. Pengantar Fiologi Tumbuhan. Jakarta :
Gramedia.
3. Heddy, Suwasono. 1986. Hormon Tumbuhan. Jakarta :Rajawali Press.
4. Ismail. 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makasar : FMIPA
UNM.
5. Prawiroharjo, S. Dkk. 1991. Biologi. Jakarta : Erlanggga.
6. Setjo, Sustetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang : UM Press.
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai