Anda di halaman 1dari 5

1.

Fungsi Umum CAM: Untuk membantu proses manufaktur (manufactur planning and control)
2. Fungsi khusus CAM: Untum mebuat NC program
3. CAD : menentukan 3D model
CAM : untuk mensimulasikan NC program
CAE : mensimulasi analisis kekuatan
CNC : eksekutor
4. Software CAM: ArtCAM, Cura, Powermill, SolidCAM
5. G-Code

6. Post Processor: Driver/konektor untuk mensingkronkan antara G-Code dengan mesin


7. Stepover: pemakanan arah sumbu X dan Y
Stepdown: kedalaman pemakanan arah sumbu Z
Thickness: keteblan sisa pemakanan, hanya terjadi pada roughing
Rapid move height : menentukan posisi start aman tool agar tool tidak bertabrakan dengan
benda kerja pada saat proses pemesinan
8. Tip : ujung/pahat
Shank : batang/poros sebelum tip dan holder
Holder : pemegang/penjepit pahat

1. Balok dengan ukuran 100x100x20mm dibuat alur pada setiap sisinya dengan kedalama 5mm
dan lebar 10mm. Pahat endmill 20mm dengan posisi pahat ditengah dan diakhir ditengah
dengan ketinggian 30mm dari permukaan balok.
Gcode:

N G X Y Z F
00 00 -60 0 0 -
01 00 0 -50 0 -
02 00 0 0 -35 -
03 01 110 0 0 200
04 01 0 100 0 200
05 01 -110 0 0 200
06 01 0 -100 0 200
07 00 0 0 35 -
08 00 0 50 0 -
09 00 50 0 0 -

2. Strategi Roughing
Offset All
Model pemotongan ini menggunakan pettern yang melingkar secara terus meneruss,
melingkar membentuk model dengan efektif karena model pemakanan melingkar sesuai
ukuran benda kerja.

Offset Model

Model pemotongan ini menggunakan pettern yang melingkar secara terus meneruss,
melingkar membentuk model tetapi tidak efektif karena model pemakanan tetap melingkar
melebihi benda kerjanya.
Raster

Ini terdiri dari gerakan garis lurus paralel pada bidang X – Y seperti arsiran secara linier dan
menghasilkan ketebalan potongan sesuai Z-active / ketinggian yang diinginkan. Gerakan
pahat sesuai dengan ukuran bentuk benda kerja.

Vortex

Ini menghasilkan lintasan pahat offset yang tidak pernah melebihi sudut keterlibatan pahat
maksimum untuk pemesinan yang optimal. Saat alat mendekati sudut keterlibatan
maksimum, lajur alat berubah ke jalur trochoidal untuk menghindari kelebihan alat. Lintasan
pahat Vortex adalah lintasan pahat 3 sumbu, jadi miliki sumbu pahat vertikal.
3. Raster Finishing : bekerja dengan memproyeksikan wireframe, pola menurun dari sumbu z
ke model. Pola standar yang dipakai pada raster finishing diperoleh dengan memasikan nilai
langsung ke dialog box finishing. Ada tipe RF: raster, spiral (obatnyamuk), radial (matahari),
user_defined. Strat pola finishing ini menggunakan strat yang sudah ada, pola/toolpath pre-
defined, yang sudah diproyeksikan dari sumbu z ke model.
Corner Finishing : Strategi yang mengidentifikasi dan menghilangkan material di pojokan
yang tidak dapat diakses oleh pahat sebelumnya atau yang lebih besar ada 3 tipe: Along,
Stitch, Automatic.
Semua strat ini ada opsi threshold angle (sudut batas). Ini adalah sudut kebawah dari sudut
horizontal, dimana porsi “steep and shallow” bertemu. Jika threshold angle =90 maka steep
dianggap tidak ada

Corner multi pencil : membuat jalur banyak, rest finishing toolpath berdasarkan pencil
finishing. Hampir sama dengan corner finishing, tetapi dilihat lebih dekat ada beda tipis pada
urutan toolpath dan menyediakan jalur pahat sepanjang perpotongan model
Step and shallow

Steep and shallow : ada 2 opsi tambahan: 1. Input threshold angle untuk mengontrol tingkat
luas toolpath dari constant z dan 3d offset. 2. Input nilai steep and shallow overlap antara
luas toolpath constant z dan 3d offset

Kelebihan steep and shallow adalah threshold angle dapat diatur sendiri / user-defined.
Sudut batas / threshold angle dapat diatur jadi 0, membuak stepover besar diaplikasian pada
area datar saja.

Constant Z

Constant Z : Memproyeksikan setiap jalur pahat menjadi horizontal dengan komponen pada
ketinggian / Z yang ditentukan oleh stepdown. Ketika permukaan komponen menjadi
shallow/dangkal , stepover pahat akan naik sampai stepover itu tidak ada pada area yang
datar.

Baik strat constant Z dan steep and shallow punya opsi untuk memakai stepover terpisah
yang lebih besar sepanjang area dangkal, opsi ini dirancang untuk memakai pemesinan yang
lebih efisien pada area dangkal dengan pahat tip radius

4.
a. Pemesinan yang dibutuhkan : CNC milling 6 axis
 CNC milling untuk pembuatan prototype Connecting Rod piston
 CNC bubut untuk pembuatan mur dan baut termasuk ulirnya, dan pembuatan ulir
pada connecting rod
b. Roughing :
 Block raw material
 Pengaturan sumbu
 Pemilihan pahat menggunakan Endmill/toolset
 Rapid move height
 Pemilihan toolpath untuk roughing : menggunakan 3d area clearance, model
area clearance

Finishing 1 : finishing untuk kehalusan permukaan

 Pemilihan pahat menggunakan ball nose


 Rapid move height
 Pemilihan toolpath untuk finishing 1 : finishing, step and shallow finishing

Finishing 2 : finishing sudut

 Pemilihan pahat menggunakan end mill


 Rapid move height
 Pemilihan toolpath untuk finishing 1 : finishing, corner finishing
c. Step over : langkah pemakanan arah sumbu x atau y (horizontal)
Step down: langkah pemakanan arah sumbu z (vertical)
Rapid move height : control pergerakan cepat tool across komponen
 Safe z : ketinggian diatas jalur pemakanan dimana pahat bisa bergerak dengan feed
rate cepat, bebas dari gangguan/halangan seperti benda kerja atau penjepitnya.
 Start z : ketinggian dimana tool akan turun dengan feed rate cepat (plunge feed rate
sudah diatur sebelumnya)

Anda mungkin juga menyukai