Anda di halaman 1dari 8

No……./Volume…….

Jurnal Sains Kimia

KARAKTERISASI N-GRAFENA DARI TEMPURUNG KELAPA TUA


Rista Haulian Purba dan Dr.Minto Supeno,M.S
Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara
Jalan Bioteknologi No. 01 Kampus USU Medan 20155
Email : haulianrista@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian tentang karakterisasi N-Grafena dari tempurung kelapa telah dilakukan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui N-Grafena yang dihasilkan dari tempurung
kelapa dapat terbentuk dan untuk menyiapkan elektroda pada baterai primer. Penelitian ini
menggunakan arang tempurung kelapa untuk menghasilkan grafena. N-Grafena dihasilkan
dengan metode dopan nitrogen. Data XRD menunjukkan adanya perubahan posisi puncak
difraksi (Grafena dengan 2θ = 24,030 dan 44,60 dan N-Grafena 2θ = 26,110), artinya terjadi
interaksi atom-atom nitrogen dengan karbon. Adanya atom N pada N-Grafena ditunjukkan
oleh data EDX, yaitu 0,49 % atom, dan pada puncak bilangan gelombang 1396 cm -1
menunjukkan adanya interaksi antara C-N. Hasil analisa grafena dengan BET menunjukkan
luas permukaan dari grafena 1140,2 m2/g dengan volume pori dan ukuran pori yaitu 0,06144
cc/g dan 1,072 nm. Penentuan energi gap dengan cara mengukur resistansi R bahan
semikonduktor pada suhu beragam. Resistivitas dan konduktivitas dipengaruhi oleh suhu,
semakin tinggi suhu, resistivitas semakin kecil sedangkan konduktivitas semakin besar.
Grafik ln σ versus 1/T adalah kurva linier dengan kemiringan masing-masing b=915,22,
b=1529,b=2515,1 yang merupakan nilai Eg/(2kB) karena itu diperoleh nilai Eg sebesar 0,15
eV, 0,26 eV, 0,43 eV. Dari karakterisasi tersebut menunjukkan bahwa hasil N-Grafena
berbahan dasar tempurung kelapa telah dihasilkan.

ABSTRACT

Research on the characterization of N-graphene from coconut shells has been carried out.
The purpose of this study was to determine the N-Graphene produced from a coconut shell
can be formed and to prepare electrodes in the primary battery. This research uses coconut
shell charcoal to produce graphene. N-Graphene is produced by the nitrogen dopant method.
XRD data shows a change in the diffraction peak position (Graphene with 2θ = 24.03 0 and
44.60 and N-Graphene 2θ = 26.110), meaning that the interaction of nitrogen atoms with
carbon occurs. The presence of N atoms in N-Graphene is shown by EDX data, which is
0.49% atoms, and at the peak of the wave number 1396 cm -1 indicates the interaction
between C-N. The analysis of graphene with BET shows the surface area of graphene 1140.2
m2/g with pore volume and pore size of 0.06144 cc/g and 1.072 nm. Determination of gap
energy by measuring the resistance of R semiconductor material at various temperatures.
Resistivity and conductivity are affected by temperature, the higher the temperature, the
smaller the resistivity while the greater the conductivity. The graph ln σ versus 1/T is a linear
curve with the slope of b = 915.22, b = 1529, b = 2515.1 which is the value of Eg/(2kB)
therefore an Eg value of 0.15 eV, 0 , 26 eV, 0.43 eV. The characterization shows that the
results of N-graphene based on coconut shell have been produced.
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

I. PENDAHULUAN bahwa grafena merupakan material semi


logam yang memiliki band gap kecil,
Sintesis grafena umumnya menggunakan berkisar 0-0.34 eV (Safitri, 2017). Hasil
bahan dasar grafit. Penggunaan grafit material tersebut memiliki telah dilakukan
sebagai dasar pembuatan grafena dapat untuk meningkatkan konduktivitas energi
diganti dengan bahan lain yang yang lebih tinggi dan kapasitas yang lebih
mengandung karbon tinggi, salah satunya besar.
tempurung kelapa. Mengingat Indonesia Dalam penelitian ini dilakukan
sebagai negara tropis dengan penyebaran mengenai karakterisasi suatu N-Grafena
tanaman kelapa yang ada di hampir dari tempurung kelapa yang bertujuan
seluruh nusantara, sehingga produksi untuk mengetahui nilai lebar pita energi
kelapa yang cukup melimpah maka dari N-Grafena hasil pemanasan dari
diperlukan pengolahan limbah tempurung berbagai variasi temperatur yang telah
kelap agar memiliki nilai ekonomi. Oleh ditentukan. N-Grafena disintesis bertujuan
karena itu, melalui penelitian ini untuk mengetahui konduktivitas listrik dan
digunakan tempurung kelapa sebagai lebar celah energi N-Grafena.
sumber karbon dalam sintesis grafena.
Grafena menjadi sangat menarik untuk II. METODOLOGI PENELITIAN
dikaji karena memiliki sifat kelistrikan,
termal dan mekanik yang luar biasa (Teng II.1. Alat-alat
dan Qingzhong, 2012). Namun grafena Alat-alat yang digunakan dalam
tidak memiliki celah energi (ban gap) penelitian ini antara lain:Alat-alat gelas,
sehingga sulit untuk diaplikasikan sebagai Hotplate, Neraca Analitik, Oven,
bahan semikonduktor dan elektroda pada Spektrofotometer FTIR, Instrumen XRD,
baterai. Grafena dapat dimodifikasi dengan Instrumen SEM, Instrumen BET.
menggunakan nitrogen (N-doping karbon)
untuk digunakan pada elektroda baterai II.2. Bahan-bahan
primer non-logam (Stein, 2009). Sintesis N Bahan-bahan yang digunakan
dopan grafena dapat dilakukan dengan dalam penelitian ini antara lain : Serbuk
cara : i) in-situ dopan dan ii) setelah grafena, Aquadest, Amonia, Karbon aktif.
perlakukan dopan. In- situ dopan disintesis
melalui inkoporasi langsung antara N-C 2.3 Prosedur Penelitian
dengan teknik pembakaran pada suhu 2.3.1 Pembuatan Arang
tinggi (Sun, 2013). Grafena tanpa logam, Pembuatan arang tempurung
memiliki aktivitas katalis yang rendah. kelapa dijemur di bawah cahaya matahari
Sehingga grafena harus dimodifikasi hingga kering. Diambil 1 kg tempurung
dengan mendekorasi struktur grafena (N- kelapa, selanjutnya dipirolisis didalam
doping grafena). Dopan nitrogen ke dalam tungku dalam keadaan bebas oksigen
grafena akan memodulasi sifat grafena, selama 5 jam antara suhu 6000C hingga
adanya amonia sebagai sumber nitrogen, menjadi arang, ditandai dengan tidak
sehingga mampu meningkatkan aktivitas adanya asap. Arang tempurung
elektronik dari grafena (Nakamura, 2013). didinginkan, dihaluskan menggunakan
Hal ini terjadi karena N-Grafena mortar. Diayak menggunakan ayakan 100
akan menambah nilai daya hantar listrik mesh. Serbuk arang dikarakterisasi dengan
dari grafena. Salah satu cara untuk XRD dan SEM-EDX.
mengetahui sifat kelistrikan tersebut
adalah melalui pengukuran nilai celah pita 2.3.2 Sintesis Grafena
energi. Beberapa penelitian menunjukkan
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

Pada sintesis grafena arang dari cuplikan semikonduktor 1,2 x 10-2 m


tempurung kelapa berbentuk chip, dengan luas penampang 2,46 x 10-7 m2.
selanjutnya ditimbang sebanyak 15 gram Pengamatan suhu dimulai pada suhu ruang
dan dicampur dengan serbuk karbon aktif. kamar dan dapat mulai menggunakan alat
Kemudian ditanur pada suhu 6000C selama pemanas. Pengamatan dilakukan untuk
1 jam. Diayak dengan menggunakan interval suhu sekurang-kurangnya 50C.
ayakan ukuran 150 mesh untuk Sehingga resistansi dapat dihitung dengan
memisahkan arang tempurung kelapa menggunakan rumus R=V/I. Konduktivitas
dengan karbon aktif. Tempurung kelapa semikonduktor dapat ditentukan pada
dicuci dengan aquadest hingga bersih dan setiap suhu T dengan mengetahui besarnya
dikeringkan pada oven suhu 700C. Serbuk hambatan R. Sehingga diketahui nilai
grafena dikarakterisasi dengan XRD,FT- konduktivitas ialah ukuran dari
IR,SEM-EDX,BET. kemampuan suatu bahan untuk
menghantar arus listrik dan dirumuskan
2.3.3 Sintesis N-Grafena dengan perumusan :
1 gram grafena ditambahkan 100 L.I L
σ= ,σ =
mL aquadest, distirer selama 1 jam. A .V R. A
Kemudian, campuran tersebut Dimana :
ditambahkan 10 mL amonia 10 M, distirer σ = Konduktivitas (1/Ωm)
selama 72 jam menghasilkan N-Grafena. ρ = Resistivitas (Ωm)
Campuran disaring dan dikeringkan pada L = Panjang Bahan (m)
suhu 800C selama 24 jam. Kemudian I = Arus Listrik (Ampere)
dikarakterisasi dengan menggunakan A = Luas Permukaan bahan (m2)
XRD, FT-IR dan SEM-EDX(Siburian, V = Tegangan Listrik (volt)
2014).
R = Hambatan (Ω)
2.3.4 Proses Pemanasan Nilai konduktivitas pada bahan
Pada proses pemanasan, grafena semikonduktor merupakan fungsi dari
sebanyak 10 gram dipanasakan pada suhu suhu dan dapat dinyatakan dalam fungsi
1500C , 2000C, dan 3000C. Dalam keadan eksponensial exp (-Eg/(2kBT) :
−Eg
panas, grafena dituangkan kadalm 50 mL σ = σo e
amonia 10 M lalu disaring dengan 2 kT
menggunakan kertas saring. Campuran dengan σo adalah tetapan kesebandingan.
dikeringkan didalm oven pada suhu 800C. Pengambilan nilai logaritma alamiah
kedua ruas persamaan 2, memberikan :
2.3.5 Pengukuran resistansi pada suhu Eg
ln σ = ln σo -
beragam 2 kT
𝜎0 = 2.17391/Ω𝑚, 𝑘 = 0.00008617 𝑒𝑉/𝑘
Dan untuk membandingkan nilai energi
gap grafik dari grafik konduktivitas
terhadap suhu, dengan menggunakan
perumusan :
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑏 = −𝐸𝑔 2𝑘𝑇
𝐸𝑔 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = −𝑏 . 2𝑘𝑇
Gambar : Rangkaian Pengukuran resistansi Pengukuran konduktivitas pada berbagai
untuk berbagai suhu (Jorena, 2009) suhu akan menghasilkan grafik ln σ versus
Sumber arus AC, Voltmeter dan 1/T. Lebar celah energi Eg dapat
ammeter dirakaian diatas. Tegangan ditentukan dari kemiringan (slope) grafik
masukkan Vin dipasang 1,5 volt, panjang tersebut. Semua umum energi gap bahan
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

semikonduktor berkisar antara 0,2 eV Analisa BET untuk luas permukaan dan
sampai 2,5 eV (Jorena, 2009). porositas yang sangat penting pada
berbagai material. Metode penentuan luas
2.3.6 Karakterisasi Hasil Reaksi permukaan melalui dua tahapan yaitu :
2.3.6.1 Analisa Struktur kristal dengan operasi tanpa sampel dan operasi sampel.
XRD Penentuan dari isoterm adsorpsi dan
Analisis difraksi sinar X (XRD) dilakukan desorpsi merupakan variabel yang sangat
untuk menentukan struktur kristalin dari penting untuk menentukan struktur pori
Arang, Grafena dan N-Grafena dari dan menentukan total luas permukaan
tempurung kelapa dengan menggunakan operasi tanpa sampel adalah operasi buret
alat difraktometer sinar-X Rigaku D/max kosong hingga dicapai keadaan jenuh.
2500. Radiasi Cu-Kα yang digunakan
(λ=0.154 nm) untuk mengamati sampel III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari 50 hingga 300 dengan kecepatan scan 3.1 Analisa Arang,Grafena,N-Grafena
20 min-1, tegangan 40kV, dan arus 200mA. dari tempurung kelapa tua
Data yang diperoleh menggunakan Hasil analisis dengan menggunakan XRD
software MDI/JADE6 paket yang melekat pada arang, grafena dan N-Grafena dapat
pada alat XRD Rigaku. Indeks kristalinitas diperoleh seperti gambar dibawah ini :
(CI).
2.3.6.2 Analisa Gugus Fungsi FT-IR
Analisis FT-IR untuk mengetahui gugus
fungsi yang terdapat pada Grafena, N-
Grafena tereduksi NH3 10 M. Sampel
disiapkan dalam bentuk cair (suspensi
koloidal), lalu sampel diteteskan pada
antara dua plat KBr untuk membuat film
tipis. Kemudian plat diletakkan pada
tempat sampel untuk dilewati oleh sinar
infra red. Analisis FT-IR menggunakan
alat Shimadzu IR Prestige-21 dilakukan
pada rentang bilangan gelombang 450-
4500 cm-1.

2.3.6.3 Analisa Mikroskop Skaning


Elektron SEM-EDX Gambar : Spektra XRD dari arang, grafena
Analisis SEM-EDX mikroskop elektron dan N-Grafena dari tempurung kelapa tua
yang didesain untuk mengamati struktur Pada analisa XRD menunjukkan
mikroskopik pada permukaan material. adanya puncak yang tajam dan rapat pada
SEM terdiri dari sebuah senapan elektron
beberapa daerah 2θ dimulai dari sudut
yang memproduksi berkas elektron pada
difraksi 21,80, 24,30,29,370, 45,10,64,80
tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV .
menunjukkan bahwa fasa dari arang
Berkas elektron menghasilkan image
terbentuk adalah kristalin. Kemudian ,
berukuran <10 nm pada sampel yang
karbon akan cenderung berkembang
ditampilkan dalam bentuk film fotografi
menjadi grafit (Liyanage dan Pieris, 2015).
kedalam tabung layar (Tucker,1988).
Muncul dua puncak dari pola difraksi yang
dihasilkan menggambarkan bahwa telah
2.3.6.4 Analisa Luas Permukaan dan
terbentuk fasa grafena karena memiliki
Pori menggunakan Brunauer Emmet
puncak difraksi pada 240 dan terdapat
Teller (BET)
puncak tidak terlalu tajam pada 2θ = 44,60,
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

grafena yang berukuran nano dan Gambar : Skala morfologi permukaan oleh
bertumpuk pada interlayer dari grafena. Scanning Electron Microscope dari Arang
Pada N-Grafena menunjukkan puncak Morfologi permukaan serbuk arang
yang berada pada 26,110 yang sesuai garis tempururng kelapa yang dihasilkan pada
difraksi C(002). Hasil tersebut perbesaran 100 kali dan 100 kali
mendominasikan suatu grafena di doping menunjukkan permukaan yang tebal dan
N dari amonia kedalam grafena. rapat. Serta perbesaran 4000 kali serbuk
arang berbentuk tumpukan memiliki
3.2 Analisis Hasil FT-IR struktur berlapis.
Hasil karakterisasi FT-IR untuk 3.3.1.1 Data EDX dari arang Tempurung
mengidentifikasi gugus fungsi yang Kelapa
terdapat dalam grafena dan N-Grafena.
Analisis FTIR mengunakan alat Shimadzu
IR Prestige-21 dilakukan pada rentang
bilangan gelombang 4000-500 cm-1.

Gambar : Kelimpahan elemen serbuk


arang tempurung kelapa menggunakan
EDX

Gambar : Spektrum FT-IR Grafena dan N- 3.3.2 Grafena Dari Tempurung kelapa
Grafena dari Tempurung Kelapa Tua Tua
Hasil analisis pada gambar 3.2
menunjukkan bahwa Spektrum FTIR
grrafena memiliki gugus fungsi C-H, dan
C=C. Sedangkan pada N-Grafena, atom
nitrogen menggantikan atom karbon
dimana terdappat puncak pada 3435, 2337,
1573 dan 1396 cm-1 sesuai dengan ikatan
O-H, C-H, C=C dan C-N.

3.3 Analisis Hasil SEM-EDX Gambar : Skala morfologi permukaan oleh


3.3.1 Arang Tempurung Kelapa Tua Scanning Electron Microscope (SEM)
Hasil analisa skala morfologi permukaan terhadap serbuk grafena
oleh analisa Scanning Electron Morfologi pada perbesaran 100 kali
Microscope (SEM) dan EDX dengan permukaan tidak teratur dan pada 1000
perbesaran 100 kali, 1000 kali dan 4000 kali menunjukkan masih ada penumpukan
kali pada Gambar ini: yang lebih halus dan permukaan yang
tidak sama. Serta pada perbesaran 4000
kali masih ada penumpukan yang lebih
halus dan permukaan tidak sama.
3.3.2.1 Data EDX dari Grafena
Tempurung Kelapa Tua
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

3.3.4 Analisis Adsorpsi Desorpsi


Nitrogen Isoterm Serbuk Grafena
Tempurung Kelapa Tua
Untuk mengukur porositas material
mesopori grafena dan distribusi ukuran
pori maka dilakukan adsorpsi-desorpsi
terhadap nitrogen secara isotherm. Kurva
grafik adsorpsi-desorpsi serbuk grafena
Gambar : Kelimpahan elemen serbuk dengan metode BJH dapat dilihat pada
grafena tempurung kelapa menggunakan Gambar berikut:
EDX
3.3.3 N-Grafena Tempurung Kelapa
Tua

Gambar : Grafik adsorpsi desorpsi Isoterm


Nitrogen Grafena Tempurung kelapa
Dari Gambar diatas ditunjukkan
isotherm adsorpsi tipe VI sesuai dengan
klasifikasi IUPAC. Permukaan grafena
Gambar : Skala morfologi permukaan oleh yang tidak seragam sehingga
analisa Scanning Electron Microscope menghasilkan Tipe VI merupakan
(SEM) terhadap serbuk N-Grafena dari karakteristik padatan dua dimensi yang
tempurung kelapa tua sangat homogen dan tidak berpori. Untuk
Hasil morfologi N-Grafena pada mengetahui grafik distribusi adsorpsi
perbesaran 100 kali permukaan yang ukuran pori dan luas permukaan digunakan
berkerut dan tidak teratur. Pada perbesaran metode Barret-Joyner-Halenda (BJH) dan
1000 kali dan 4000 kali terlihat partikel dapat dilihat pada Gambar 3.3.5.1 berikut:
tersusun dengan tumpukan yang tidak
teratur yang semakin sedikit dengan
agregat yang tersusun membentuk lapisan
tipis dan kecil akibat terjadinya
pengelupasan struktur dan membentuk
lapisan tunggal.
3.3.3.1 Data EDX untuk kelimpahan N-
Grafena

Gambar : Grafik Distribusi Ukuran Pori


dan Luas Permukaan digunakan Metode
Barret-Joyner-Halenda (BJH)
Grafena dari arang tempurung
Gambar : Kelimpahan elemen serbuk kelapa menyerap gas nitrogen pada
grafena tempurung kelapa dengan permukaan sampel pada tekanan yang
menggunakan EDX rendah. Tekanan gas lebih lanjut akan
membentuk multilayer. Pori-pori dalam
grafena akan menyerap gas nitrogen.
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

Grafik distribusi ukuran pori adsorpsi yang Grafik ln σ terhadap 1/T


dominan berada pada diameter 1,83 nm merupakan kurva linear dengan
yang merupakan mikropori. Hasil analisa kemiringan untuk pemanasan pada suhu
adsopsi-desopsi gas nitrogen serbuk 1500C, 2000C,3000C b=915,22, b=1529,
grafena metode BJH menghasilkan luas b=2515,1 yang merupakan nilai Eg/(2kB).
permukaan dan ukuran pori ditunjukkan Pada percobaan ini diperoleh nilai energi
pada. Tabel Hasil Analisa Adsopsi- gap sebesar 0,15 eV, 0,26 eV, 0,43 eV.
Desorpsi Gas Nitrogen Grafena dengan Dari variasi suhu yang telah diuji,
Metode BJH menghasilkan Luas diperoleh celah energi yang terbaik sebesar
Permukaan dan Ukuran Pori 0,43 eV pada suhu 300oC. Dengan
Hasil Analisa Grafena semakin tinggi suhu, resistivitas semakin
Adsoprsi-Desopsi kecil dan konduktivitas semakin besar ,
Luas Permukaan 1140,2 m2/g sehinggan celah energi yang dihasilkan
Volume Pori 0,06114 cc/g berbanding lurus. (Jorena,2009)
Ukuran Pori 1,072 nm
KESIMPULAN
Berdasarkan tabel tersebut
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh ukuran pori grafena sebesar
dilakukan dapat disimpulkan sebagai
1,072 nm sehingga digolongkan kedalam
berikut:
ukuran mikropori.
1. Pembuatan N-grafena dari
3.3.5 Analisis Celah Energi (band-gap)
tempurung kelapa dilakukan
Grafena sebanyak 1 gram dipanaskan pada
dengan mensintesis arang menjadi
suhu 150oC , 200oC dan 300oC sampai
grafena dengan metode
membara. Dalam keadaan panas grafena
konvensional yang dimodifikasi
dituangkan kedalam aquadest lalu disaring,
dilanjutkan dengan dopan nitrogen
kemudian dikeringkan ditambahkan
terhadap grafena dengan
kembali 10 ml NH3 kemudian dikeringkan
menggunakan amonia sehingga
dalam oven. Dilakukan pengukuran
dihasilkan N-Grafena.
konduktivitas, diperoleh hasil untuk celah
Keberhasilan sintesis ini dibuktikan
energi untuk berbagai variasi suhu.
dengan data XRD,FT-IR dan SEM-
Dengan cara mengukur resistansi dan
EDX.
konduktivitas dapat diketahui energi gap
2. Analisa band gap material N-
bahan semikonduktor. Berikut Grafik ln σ Grafena dihasilkan pada variasi
dan 1/T N-Grafena terhadap Variasi Suhu suhu yang telah diuji diperoleh
dapat dilihat pada Gambar berikut: nilai energi gap sebesar 0,15 eV,
0,26 eV, 0,43 eV. Diperoleh celah
energi yang terbaik sebesar 0,43 eV
pada suhu 300oC. Dengan semakin
tinggi suhu, resistivitas semakin
kecil dan konduktivitas semakin
besar , sehinggan celah energi yang
dihasilkan berbanding lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Jorena ., 2009. Penentuan energi gap
bahan semikonduktor silikon,
Gambar : Grafik Variasi ln Konduktivitas Laporan Penelitian, proyek
Terhadap 1/T pemanasan Grafena Dengan penelitian dana rutin UNSRI.
Penambahan Amoniak
Liyanage, C.D., Pieris, M., 2015. A
Physico-Chemical Analysis of
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

Coconut Shell Powder. Procedia


Chem.16,222–228.
doi:10.1016/j.proche.2015.12.045.
Nakamura J, 2013. Size Control to a Sub-
Nanometer Scale in Platinum
Catalysts on Graphene. ( Journal
of Physical Chemistry). Diakses 12
Mei 2018.
Safitri,D.,Susanti,D.,Nurdiansyah,H.,2017.
Analisis Pengaruh Doping
Nitrogen Terhadap Sifat Kapasitif
Superkapasitor Berbahan
Graphene. Jurnal Teknik
ITS,Vol.6,No.1, ISSN:2337-
3539.
Siburian RAF, 2014. Support Material
Effect For Pt Catalytic Activity at
Cathode. University of Nusa
Cendana. Kupang.
Stein, A., Wang, Z., Fierke, M.A, (2009),
Advanced Materials, 21, 265.
Sun, L., Wang, C., Zhou, Y., Zhang, X.,
Cai, B., Qiu, J. 2013. Flowing
nitrogen assisted-arc discharge
synthesis of nitrogen-doped single-
walled carbon anohorns. Appl.
Surf. Sci. 277: 88–93.
Teng Z, Qingzhongx., 2012. Theoretical
approaches to graphene and
graphene based materials. Nano
today (7) : 180 : 200
Tucker, M., 1998. Techniques in
Sedimentology. Blackwell
Scientific Publication.
Oxford/London. England.

Anda mungkin juga menyukai