ABSTRAK
Penelitian tentang karakterisasi N-Grafena dari tempurung kelapa telah dilakukan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui N-Grafena yang dihasilkan dari tempurung
kelapa dapat terbentuk dan untuk menyiapkan elektroda pada baterai primer. Penelitian ini
menggunakan arang tempurung kelapa untuk menghasilkan grafena. N-Grafena dihasilkan
dengan metode dopan nitrogen. Data XRD menunjukkan adanya perubahan posisi puncak
difraksi (Grafena dengan 2θ = 24,030 dan 44,60 dan N-Grafena 2θ = 26,110), artinya terjadi
interaksi atom-atom nitrogen dengan karbon. Adanya atom N pada N-Grafena ditunjukkan
oleh data EDX, yaitu 0,49 % atom, dan pada puncak bilangan gelombang 1396 cm -1
menunjukkan adanya interaksi antara C-N. Hasil analisa grafena dengan BET menunjukkan
luas permukaan dari grafena 1140,2 m2/g dengan volume pori dan ukuran pori yaitu 0,06144
cc/g dan 1,072 nm. Penentuan energi gap dengan cara mengukur resistansi R bahan
semikonduktor pada suhu beragam. Resistivitas dan konduktivitas dipengaruhi oleh suhu,
semakin tinggi suhu, resistivitas semakin kecil sedangkan konduktivitas semakin besar.
Grafik ln σ versus 1/T adalah kurva linier dengan kemiringan masing-masing b=915,22,
b=1529,b=2515,1 yang merupakan nilai Eg/(2kB) karena itu diperoleh nilai Eg sebesar 0,15
eV, 0,26 eV, 0,43 eV. Dari karakterisasi tersebut menunjukkan bahwa hasil N-Grafena
berbahan dasar tempurung kelapa telah dihasilkan.
ABSTRACT
Research on the characterization of N-graphene from coconut shells has been carried out.
The purpose of this study was to determine the N-Graphene produced from a coconut shell
can be formed and to prepare electrodes in the primary battery. This research uses coconut
shell charcoal to produce graphene. N-Graphene is produced by the nitrogen dopant method.
XRD data shows a change in the diffraction peak position (Graphene with 2θ = 24.03 0 and
44.60 and N-Graphene 2θ = 26.110), meaning that the interaction of nitrogen atoms with
carbon occurs. The presence of N atoms in N-Graphene is shown by EDX data, which is
0.49% atoms, and at the peak of the wave number 1396 cm -1 indicates the interaction
between C-N. The analysis of graphene with BET shows the surface area of graphene 1140.2
m2/g with pore volume and pore size of 0.06144 cc/g and 1.072 nm. Determination of gap
energy by measuring the resistance of R semiconductor material at various temperatures.
Resistivity and conductivity are affected by temperature, the higher the temperature, the
smaller the resistivity while the greater the conductivity. The graph ln σ versus 1/T is a linear
curve with the slope of b = 915.22, b = 1529, b = 2515.1 which is the value of Eg/(2kB)
therefore an Eg value of 0.15 eV, 0 , 26 eV, 0.43 eV. The characterization shows that the
results of N-graphene based on coconut shell have been produced.
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia
semikonduktor berkisar antara 0,2 eV Analisa BET untuk luas permukaan dan
sampai 2,5 eV (Jorena, 2009). porositas yang sangat penting pada
berbagai material. Metode penentuan luas
2.3.6 Karakterisasi Hasil Reaksi permukaan melalui dua tahapan yaitu :
2.3.6.1 Analisa Struktur kristal dengan operasi tanpa sampel dan operasi sampel.
XRD Penentuan dari isoterm adsorpsi dan
Analisis difraksi sinar X (XRD) dilakukan desorpsi merupakan variabel yang sangat
untuk menentukan struktur kristalin dari penting untuk menentukan struktur pori
Arang, Grafena dan N-Grafena dari dan menentukan total luas permukaan
tempurung kelapa dengan menggunakan operasi tanpa sampel adalah operasi buret
alat difraktometer sinar-X Rigaku D/max kosong hingga dicapai keadaan jenuh.
2500. Radiasi Cu-Kα yang digunakan
(λ=0.154 nm) untuk mengamati sampel III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari 50 hingga 300 dengan kecepatan scan 3.1 Analisa Arang,Grafena,N-Grafena
20 min-1, tegangan 40kV, dan arus 200mA. dari tempurung kelapa tua
Data yang diperoleh menggunakan Hasil analisis dengan menggunakan XRD
software MDI/JADE6 paket yang melekat pada arang, grafena dan N-Grafena dapat
pada alat XRD Rigaku. Indeks kristalinitas diperoleh seperti gambar dibawah ini :
(CI).
2.3.6.2 Analisa Gugus Fungsi FT-IR
Analisis FT-IR untuk mengetahui gugus
fungsi yang terdapat pada Grafena, N-
Grafena tereduksi NH3 10 M. Sampel
disiapkan dalam bentuk cair (suspensi
koloidal), lalu sampel diteteskan pada
antara dua plat KBr untuk membuat film
tipis. Kemudian plat diletakkan pada
tempat sampel untuk dilewati oleh sinar
infra red. Analisis FT-IR menggunakan
alat Shimadzu IR Prestige-21 dilakukan
pada rentang bilangan gelombang 450-
4500 cm-1.
grafena yang berukuran nano dan Gambar : Skala morfologi permukaan oleh
bertumpuk pada interlayer dari grafena. Scanning Electron Microscope dari Arang
Pada N-Grafena menunjukkan puncak Morfologi permukaan serbuk arang
yang berada pada 26,110 yang sesuai garis tempururng kelapa yang dihasilkan pada
difraksi C(002). Hasil tersebut perbesaran 100 kali dan 100 kali
mendominasikan suatu grafena di doping menunjukkan permukaan yang tebal dan
N dari amonia kedalam grafena. rapat. Serta perbesaran 4000 kali serbuk
arang berbentuk tumpukan memiliki
3.2 Analisis Hasil FT-IR struktur berlapis.
Hasil karakterisasi FT-IR untuk 3.3.1.1 Data EDX dari arang Tempurung
mengidentifikasi gugus fungsi yang Kelapa
terdapat dalam grafena dan N-Grafena.
Analisis FTIR mengunakan alat Shimadzu
IR Prestige-21 dilakukan pada rentang
bilangan gelombang 4000-500 cm-1.
Gambar : Spektrum FT-IR Grafena dan N- 3.3.2 Grafena Dari Tempurung kelapa
Grafena dari Tempurung Kelapa Tua Tua
Hasil analisis pada gambar 3.2
menunjukkan bahwa Spektrum FTIR
grrafena memiliki gugus fungsi C-H, dan
C=C. Sedangkan pada N-Grafena, atom
nitrogen menggantikan atom karbon
dimana terdappat puncak pada 3435, 2337,
1573 dan 1396 cm-1 sesuai dengan ikatan
O-H, C-H, C=C dan C-N.