Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus Blok Elektif

“DAMPAK PSIKIS KORBAN LUKA


BAKAR AKIBAT KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA”
Disusun oleh: Nabila Ashila Fathya
NPM: (1102017161)
Dosen Pembimbing: dr. Fitri, M.Biomed
Abstrak
Pendahuluan: Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu kasus yang semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Salah satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga seperti luka bakar yang membahayakan korban
bahkan menimbulkan cedera pernafasan dan mengancam kematian serta turut berdampak pada psikologis korban.
Kasus: Pada tanggal 15 Oktober 2019, sekitar pukul 09.00 pagi, seorang perempuan berusia 19 tahun mengalami luka
bakar dibagian kepala, wajah, dada, lengan, dan kaki dengan luas luka bakar 16% dan derajat II B (luka bakar sedang)
akibat disiram bensin dan disulut dengan api oleh suaminya yang menolak untuk bercerai.
Diskusi: Luka bakar merupakan salah satu bentuk kekerasan fisik dalam rumah tangga yang menimbulkan tekanan
psikologis yang dialami korban. Adanya kekerasan psikologis lebih berdampak pada kejiwaan dan pemulihan tidaklah
mudah, bahkan dapat melampaui waktu yang cukup lama sehingga dibutuhkan pendampingan psikologis. Menurut
hukum di Indonesia, para pelakunya dapat dikenai Pasal 353 (2), 354 (1), dan 355 (1) KUHP dan Undang-Undang
No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pasal 44 (2) dan 45 (1). Dalam Islam,
sangat melarang keras adanya perlakuan kekerasan terhadap siapapun baik laki-laki maupun perempuan.
Kesimpulan: Kekerasan psikologis yang terjadi pada sebuah pernikahan menimbulkan kekerasan lain yang berakibat
pada terancamnya nyawa, misalnya kasus luka bakar yang dialami seorang istri oleh suaminya. Hal tersebut
berdampak buruk bagi psikis korban sehingga diperlukan pendampingan psikologis untuk membantu korban KDRT
dalam mengembalikan dan memulihkan kondisi psikisnya. Selain itu, pendekatan kuratif, preventif serta penanaman
dasar moral agama kepada masyarakat penting sebagai upaya mengatasi KDRT.

Kata kunci: kekerasan dalam rumah tangga, luka bakar, kekerasan psikologis
Latar Belakang
UU No. 23 Tahun 2004 ttg
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga

Catatan Tahunan
Komnas Kasus luka bakar & cedera
Perempuan (2020) nafas yg mengancam nyawa
serta berdampak pada
psikologis korban
11.105 kasus KDRT yg
sebanyak 6.555 (59%)
terjadi pada perempuan
(Kumala, et al., 2020)
Tujuan
Mengetahui dampak dari kondisi psikis korban yang mengalami
kekerasan dan penanganan agar tidak menimbulkan trauma psikis
yang lebih mendalam serta memberikan edukasi kepada pembaca
mengenai kekerasan psikologis supaya angka kejadian terhadap KDRT
berkurang.
Laporan Kasus
Perempuan (19 thn) Selasa, 15 Oktober 2019
Akibat berselisih dg
mengalami luka bakar pada (pukul 9 pagi) korban
suaminya & mengajukan
kepala, wajah, dada, lengan baru pulang dari rumah
rencana cerai
& kaki orang tuanya

Setiba dirumah korban Korban mengalami


Suami tidak setuju dan
berselisih dg suaminya dan kekerasan psikologis selama
menyiram korban dg
mengajukan rencana cerai 2 bulan pasca pernikahan dg
bensin & menyalakan api
suaminya

Ibu korban membawa Korban di rujuk ke RS Permohonan visum et


korban ke RS utk Dr. Soetomo tgl 15 repertum oleh Polsek
mendapat pertolongan Oktober 2020 dan tiba Gayungan Polrestabes
pertama pukul 12.56 siang Surabaya
Laporan Kasus (Lanjutan)
Pada PF: pasien tampak nyeri, compos Pada tubuh: luka bakar pada seluruh wajah,
mentis, TD 130/80 mmHg, nadi 120x/mnt, telinga, leher, dada, kedua lengan & kaki;
frekuensi nafas 22x/mnt, suhu 37⸰ C, tdk beraturan, gelembung coklat kehitaman
saturasi O2 99% (masker O2) berisi air, kulit air mengelupas

Terapi medis: Korban mengalami luka


debridement luka, skin Korban diberikan terapi bakar derajat II B (luka
graft, ventilator medis dan terapi psikiatri bakar sedang seluas 16%,
trauma mata, cedera nafas

Korban dirawat di RS
Dilanjutkan ke poliklinik
Terapi psikiatri: terapi selama 22 hari dan
bedah RSUD Dr.
penyembuhan trauma dipulangkan dalam kondisi
Soetomo
baik
Diskusi

KDRT
Penanganan
Luka Bakar KDRT

Kekerasan Dasar Hukum


Psikologis KDRT

Dampak Pencegahan
Psikis KDRT KDRT

Pandangan Islam
ttg KDRT
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan Psikis

Kekerasan Fisik

Kekerasan
• Menampar Seksual
• Memukul
• Meludahi
• Menjambak
• Menyulut dg rokok
• Memukul/melukai dg senjata dsb
(Merung, 2016)
Contoh: kasus luka bakar
Luka Bakar

Suatu cedera termal yg disebabkan


oleh agen biologis, kimia, listrik, dan Etiologi
fisik dg dampak lokal dan sistemik
(JA, et al., 2017)

• Nyala api
Sering merusak lapisan kulit. Dapat
• Bahan kimia (asam/basa)
merusak jaringan (lemak & otot), tulang
• Listrik tegangan tinggi (> 1000
(Simko, et al., 2018)
mV) dan rendah (< 200 Mv)
• Kontak dg panas/dingin (JA, et
al., 2017)
Luka Bakar: Klasifikasi (Berdasarkan
Kedalaman Jaringan)

Derajat 1 (superfisial) Derajat 3 (ketebalan penuh)


01 Hanya merusak epidermis, 03 Menembus dermis & epidermis,
terlihat kemerahan, tdk pecah, tampak hitam/putih/merah tua,
sembuh 3-5 hari (tdk ada tdk sakit, trombosis pemb.
bekas luka). darah. Butuh pencangkokan
kulit.
Derajat 2 (parsial) Derajat 4
02 Merusak dermis & epidermis, 04 Merusak semua lapisan kulit,
sakit, kemerahan dan bengkak. jar. lemak subkutan, otot &
tendon, tulang.

(Simko, et al., 2018; Yasti, et al., 2015)


Luka Bakar: Total Luas Permukaan Tubuh
yang Terbakar (TBSA)
TBSA: persentase tubuh yg
terbakar & faktor penentu
derajat luka bakar.
“Rule of Nine” dari Wallace
Kepala & leher (9%),
lengan (18%), badan depan
(18%), badan belakang
(18%), tungkai (36%), dan
genitalia/perineum (1%).
Pada anak
9 aturan Lund & Browder,
berdasarkan usia (0,1,5,10,15
thn) (Simko, et al., 2018; Yasti, et al., 2015)
Kriteria Luka Bakar: Berdasarkan Berat
Ringannya Luka
Ringan
• Dewasa, derajat 2 (< 15% TSBA)
01 • Anak, derajat 2 (< 10% TBSA)
• Anak/dewasa, derajat 3 (< 2% TBSA)
Sedang
• Dewasa, derajat 2 (15-25% TSBA)
02 • Anak, derajat 2 (10-20% TSBA)
• Anak/dewasa, derajat 3 (2-10% TBSA)
Berat
• Dewasa, derajat 2 (> 25% TSBA)
03 • Anak, derajat 2 (> 20% TSBA)
• Anak/dewasa, derajat 3 (> 10% TBSA)
(Yasti, et al., 2015)
Cedera Pernafasan akibat Luka Bakar

Etiologi

Penghirupan bahan pengiritasi Hipoksemia


termal (panas) atau kimiawi.
Kerusakan tergantung: jenis
partikel gas & asap yg dihirup, Acute Respiratory Distress
lamanya paparan. Syndrome (ARDS)

(Dries & Marini, 2017; Simko, et al., 2018)


Pada kasus,
Pasien mengalami luka bakar derajat II B (16%)
pada wajah, leher, dada, kedua tangan, dan kaki
dg luka pernafasan disertai trauma mata.

Terapi:
Luka bakar derajat II B, pucat,
• Medis  pembedahan luka debridement, skin
melepuh, nyeri (sebagian
graft, ventilator dermis) pada dada
• Penyembuhan trauma (karena kekerasan
psikologis)

(Kumala, et al., 2020; Kurniawan, 2017)


Kekerasan Psikologis
Perbuatan yg mengakibatkan ketakutan,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
tdk berdaya, dan/atau penderitaan psikis yg
berat pada seseorang (UU No. 23 Tahun 2004
Pasal 7 ttg PKDRT).

Pada kasus, • Penghinaan


Penyebab suami melakukan • Komentar
kekerasan terhadap istri karena menyakitkan/merendahkan diri
perasaan hak atas perempuan • Mengisolir istri dari dunia luar
(perilaku suami yg mendominasi • Mengancam/menakuti utk
& mengekang istri). memaksakan kehendak (Merung,
2016)
Dampak Psikis KDRT

Tdk mau
Tdk mau merawat Perilaku depresif
berinteraksi dengan
diri
orang lain

Terganggunya Tdk mampu melihat Kehilangan


aktivitas sehari-hari kelebihan diri keberanian untuk
bertindak

Kebingungan dan Menyakiti diri dan


Stres pasca trauma
hilangnya orientasi percobaan bunuh diri

Sakit tanpa ada


Perilaku berlebihan
Perilaku agresif penyebab medis
dan tdk lazim
(psikosomatis)

(Lianawati, 2011)
Dampak Psikis KDRT (Lanjutan)

Jangka Pendek Jangka Panjang

• Marah-marah • Sikap & persepsi negatif terhadap


• Merasa bersalah, malu laki-laki
• Jatuhnya harga diri • Banyak menyalahkan diri
korban • Depresi
• Korban merasa harga • Bentuk gangguan lain sbg akibat
diri negatif & hina bertumpuknya tekanan,
kekecewaan & kemarahan
(Yuhono, 2018)
Penanganan KDRT
Pendampingan Psikologis
Suatu bantuan pembinaan berupa bimbingan serta kegiatan layanan
konseling, yg dilakukan oleh pekerja sosial maupun tenaga profesional
dibidang konseling (konselor & psikolog) untuk membantu korban dalam
memperbaiki kondisi psikologis yakni mental maupun kejiwaan dg upaya
mengembalikan/memulihkan kondisi normal.
Dasar Hukum Pendampingan Psikologis
UU No. 23 Tahun 2004 ttg PKDRT pada Pasal 10 dan Pasal 23 point d.

Dasar Hukum Membantu Perempuan Korban KDRT


UU No. 23 Tahun 2004 ttg PKDRT pada Pasal 15.

(Yuhono, 2018)
Penanganan KDRT (Lanjutan)

Tujuan Pendampingan Tugas Pendampingan


Psikologis Psikologis
• Memberdayakan korban utk • Melakukan pengungkapan dan pemahaman
perubahan perilaku & masalah
kesehatan mental yg positif • Mendengarkan keluhan kesulitan yg dialami
• Pemecahan masalah & korban
mandiri dalam mengambil • Membuat rencana pendampingan
keputusan hidupnya • Membantu korban merancang langkah-langkah
pemecahan masalah yg dialami (berkaitan dg
pemulihan psikologisnya)
• Memberi bimbingan & motivasi sosial
(Yuhono, 2018)
Dasar Hukum KDRT

Pasal 90 KUHP Pasal 353 (2), Pasal Pasal 44 (2) dan Pasal 50 UU PKDRT
Kriteria luka 354 (1), dan Pasal Pasal 45 (1) Pidana tambahan
berat 355 (1) UU No. 23 Tahun (pembatasan gerak
KUHP ttg Penyiksaan 2004 ttg PKDRT & konseling pelaku)
Berat dan Terencana

(Fatriah, et al., 2017; Reform, 2012; RI, 2004)


Pencegahan KDRT

Iman yg kuat, akhlak yg Harus ada komunikasi yg baik antara


baik, dan berpegang suami & istri agar rumah tangga rukun
teguh pada agama & harmonis

Harus tercipta kerukunan & Butuh rasa saling percaya,


kedamaian di dalam keluarga pengertian, saling menghargai, dsb
antar anggota keluarga

(Iskandar, 2016)
Pencegahan KDRT: Pendekatan Kuratif
(Lanjutan)
Memberikan keterampilan ke Filter terhadap media massa
anggota keluarga untuk secepatnya (cetak/elektronik) yang menampilkan
melapor jika ada kasus KDRT informasi kekerasan
Mendidik untuk menjaga diri dari Mendidik, mengasuh, dan
KDRT memperlakukan anak sesuai jenis
kelamin, kondisi, dan potensinya
Membangun kesadaran ke semua
Menunjukkan rasa empati dan peduli
anggota keluarga untuk takut pada
terhadap korban KDRT
akibat KDRT
Mendorong & memfasilitasi
Membekali calon suami pengembangan masyarakat untuk
istri/orangtua baru untuk lebih peduli & responsif terhadap
menjamin kehidupan yg damai, KDRT
saling pengertian (Iskandar, 2016)
Pencegahan KDRT: Pendekatan Preventif
(Lanjutan)
Memberikan sanksi edukatif Menyelesaikan kasus-kasus KDRT
kepada pelaku KDRT berlandaskan kasih sayang &
Memberikan incentive bagi setiap keselamatan korban
orang yg berjasa dalam Mendorong pelaku KDRT untuk
mengurangi, mengeliminir, dan segera bertaubat kepada Allah SWT
menghilangkan salah satu bentuk Pemerintah perlu bertindak cepat &
KDRT tegas terhadap setiap kasus KDRT
Menentukan penanganan KDRT dg mengacu pada UU PKDRT
sesuai kondisi korban KDRT
Membawa korban KDRT ke
dokter/konselor agar mendapatkan
penangan segera
(Iskandar, 2016)
Pandangan Islam ttg KDRT

Islam menghapuskan kekerasan terhadap perempuan, sebagaimana


tertera dalam Q.S. al-Nahl (16): 16

ٍ ‫َﻭ َﻋ ٰ َﻠ ٰ َﻤ‬
َ‫ﺖ ۚ َﻭ ِﺑﭑﻟﻨﱠ ْﺠ ِﻢ ُﻫ ْﻢ َﻳ ْﻬﺘَﺪُﻭﻥ‬
Artinya: Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan
dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.

Penghapusan KDRT dalam Islam dan diskriminasi


berdasarkan jenis kelamin.

(Maisah, 2016)
Pandangan Islam ttg KDRT (Lanjutan)
Laki-laki dan perempuan setara dan sejajar dalam hak & kewajiban yg
sama dihadapan Allah SWT, sebagaimana dalam Q.S. al-Mu’min: 40
ٓ
‫ﺻ ِﻠ ًﺤﺎ ِ ّﻣﻦ ﺫَ َﻛ ٍﺮ ﺃ َ ْﻭ ﺃُﻧﺜ َ ٰﻰ َﻭ ُﻫ َﻮ ُﻣﺆْ ِﻣ ٌﻦ َﻓﺄ ُ ۟ﻭ ٰ َﻟ ِﺌ َﻚ‬
َ ٰ ‫ﻯ ﺇِ ﱠﻻ ِﻣﺜْ َﻠ َﻬﺎ ۖ َﻭ َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ‬
ٓ ٰ َ‫ﺳ ِﻴّﺌَﺔً َﻓ َﻼ ﻳُ ْﺠﺰ‬
َ ‫َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ‬
‫ﺏ‬ٍ ‫ﺴﺎ‬ َ ‫َﻳ ْﺪ ُﺧﻠُﻮﻥَ ْٱﻟ َﺠﻨﱠﺔَ ﻳُ ْﺮﺯَ ﻗُﻮﻥَ ِﻓﻴ َﻬﺎ ِﺑ َﻐﻴ ِْﺮ ِﺣ‬

Artinya: Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak


akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan
barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun
perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan
masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab

Tidak merendahkan dan mendiskriminatif laki-


laki maupun perempuan berdasarkan gender
(Maisah, 2016)
Pandangan Islam ttg KDRT (Lanjutan)
Para suami seharusnya menyayangi istri-istri mereka dan menggauli
dengan baik, sebagaimana dalam Q.S. An-Nisa: 19 yang artinya “Dan
bergaulah dengan mereka (istri-istri) secara patut”.

Tdk membenarkan tindakan yg mengekang & merampas hak-hak


istri, karna Islam mengajarkan kebajikan dan kasih sayang.

Dalam Islam, dituntut menggunakan akal (baik & sehat) untuk


mengatasi setiap permasalahan agar berakhir damai & tidak melakukan
KDRT terutama kepada perempuan.

(Maisah, 2016; Yuhono, 2018)


Kesimpulan
Kekerasan psikologis dalam pernikahan menimbulkan kekerasan lain yang
berakibat pada dampak psikis dan terancamnya nyawa korban, misalnya pada
kasus ini luka bakar yg dialami seorang istri oleh suaminya akibat dipicu oleh
perilaku suami yang mendominasi dan mengekang istri.
KDRT telah melanggar UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekekerasan Dalam Rumah Tangga.
Diperlukan pendekatan kuratif & preventif sebagai upaya mengatasi KDRT.

Penanaman dasar moral agama berupa keimanan yang kuat dan akhlak yang
baik diperlukan agar KDRT tidak terjadi dan dapat diatasi dengan baik & sabar.

Pendampingan psikologis juga diperlukan untuk membantu korban KDRT


mengembalikan dan memulihkan kondisi psikisnya.
Ucapan
Terimakasih
Pada bagian ini, penulis ingin berterima kasih kepada DR. Drh. Hj.
Titiek Djannatun selaku koordinator penyusun Blok Elektif, kepada dr.
RW. Susilowati, M.Kes selaku koordinator pelaksana Blok Elektif, kepada
dr. Ferryal Basbeth, Sp.F. DFM selaku koordinator pengampu bidang
kepeminatan Domestic Violence, kepada Pak M. Arsyad, M.Ag selaku
dosen pengampu agama. Dan juga, terima kasih kepada dr. Fitri, M.Biomed
sebagai pembimbing kelompok Domestic Violence III, yang telah
memberikan bimbingan dan waktunya untuk menyelesaikan laporan kasus
ini, serta terima kasih kepada semua anggota kelompok Domestic Violence
III atas dukungan dan kerjasamanya.
Daftar Pustaka
Amanullah, F. Z., Cahyo, K. & Kusumawati, A., 2018. Adaptasi Psikologis Sosial Istri Korban
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Pati (Studi Kualitatif pada Istri
Korban KDRT di Kabupaten Pati). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(4), pp. 565-573.
DerSarkissian, C., 2019. WebMD. [Online] Available at: https://www.webmd.com/first-aid/types-
degrees-burns#2 [Diakses 22 November 2020].
Dries, D. J. & Marini, J. J., 2017. Management of Critical Burn Injuries: Recent Developments.
Korean Journal of Critical Care Medicine, 32(1), pp. 9-21.
Fatriah, S. H., Sampurna, B. & Firmansyah, A., 2017. Analisis Medikolegal Terhadap Kriteria
Derajat Luka Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 67(11), pp. 514-521.
Mahkamah Agung RI & AIPJ 2, 2018. Pedoman Mengadili Perkara Perempuan Berhadapan
dengan Hukum. Dalam: A. Hanifan, penyunt. Apa yang Dimaksud Budaya Patriarki?.
s.l.:Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Australia Indonesia Partnership for Justice 2
(AIPJ 2), p. 16.
Iskandar, D., 2016. Upaya Penanggulangan Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Yustisi,
3(2), pp. 13-22.
JA, G. E. et al., 2017. Burns: Definition, Classification, Pathophysiology and Initial Approarch.
General Medicine, 5(5).
Karakurt, G. & Silver, K. E., 2013. Emotional Abuse in Intimate Relationships: The Role of
Gender and Age. National Institutes of Health, 28(5), pp. 804-821.
Daftar Pustaka
KomnasPerempuan, 2020. Menemukenali Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). [Online]
Available at: https://www.komnasperempuan.go.id/reads menemukenali-kekerasan-dalam-
rumah-tangga-kdrt [Diakses 21 November 2020].
Kumala, R., S, T. B., Yudianto, A. & Solichin, S., 2020. Clinical Forensic Aspect of Burn Injury
in Domestic Violence: A Case Report. Atlantis Press, Volume 140, pp. 176-179.
Kurniawan, S. W., 2017. Luka Bakar Derajat II-III 90% karena Api pada Laki-laki 22 Tahun di
Bagian Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Lampung. Medula Unila, 7(2),
pp. 140-143.
Lianawati, E., 2010. Konseling Laki-Laki Pelaku KDRT: Mari Membangun Dunia Tanpa
Kekerasan.[Online] Available at: https://esterlianawati.wordpress.com/2010/01/15/konseling-
laki-laki-pelaku kdrt-mari-membangun-dunia-tanpa-kekerasan/ [Diakses 21 November 2020].
Maisah, 2016. Rumah Tangga dan HAM: Studi atas Trend Kekerasan dalam Rumah Tangga di
Provinsi Jambi. Musawa, 15(1).
Manumpahi, E., Goni, S. Y. & Pongoh, H. W., 2016. Kajian Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Terhadap Psikologi Anak di Desa Soakonora Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.
Acta Diurna, 5(1).
Merung, P. V., 2016. Kajian Kriminologi Terhadap Upaya Penanganan Kasus Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT) di Indonesia. 2(2), pp. 397-423.
Daftar Pustaka
Reform, I. F. C. J., 2012. Ketentuan Pidana dalam KUHP untuk Perkara Penyiksaan. [Online]
Available at: https://icjr.or.id/ketentuan-pidana-dalam-kuhp-untuk perkara-penyiksaan/
[Diakses 21 November 2020].
RI, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. [Online] Available at:
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/24.pdf [Diakses 21 November 2020].
Simko, L. C., Ohrtman, E. A., Carrougher, G. J. & Gibran, N. S., 2018. Understanding a Burn
Injury. [Online] Available at:https://msktc.org/burn/factsheets/Understanding_Burn_Injury
[Diakses 20 November 2020].
Sutrisminah, E., 2012. Dampak Kekerasan Pada Istri Dalam Rumah Tangga Terhadap Kesehatan
Reproduksi. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 50(127).
Yasti, A. C. et al., 2015. Guideline and Treatment Algorithm for Burn Injuries. 21(2), pp. 79-89.
Yuhono, E., 2018. Pendampingan Psikologis Bagi Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) di Lembaga Advokasi Perempuan Damar Bandar Lampung. Lampung, Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai