Anda di halaman 1dari 79

KULIAH UMUM

TEKNIK PANTAI DAN UPAYA


PENANGANAN KERUSAKAN PANTAI

Dr. Ir. Dede M. Sulaiman, M.Sc.


Peneliti Utama Bidang Teknologi Pantai dan Pelabuhan
Lingkungan pantai adalah jalur yang merupakan
pertemuan darat dan laut.
panjang garis pantai : 81.000 km (koreksi :95.181 km
, 17480 pulau, www.suarapembaruan.co.id, 24/2 2010 )
Garis pantai Kalimantan Barat  750 km
muara sungai :  5300 buah.
Permasalahan pantai dan muara : erosi, abrasi, dan
sedimentasi
Penanganan : setempat-setempat (parsial),
berdampak negatif pada pantai yang tidak diamankan.
Peta Indonesia
Terminologi menurut Permen PU No.07/PRT/M/2015 (Pasal 1)
 Pantai adalah daerah yang merupakan pertemuan antara laut dan daratan diukur
pada saat pasang tertinggi dan surut terendah.

 Daerah pantai adalah suatu daratan beserta perairannya di mana pada daerah
tersebut masih saling dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun laut.

 Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut.

 Pengamanan pantai adalah upaya untuk melindungi dan mengamankan daerah


pantai dan muara sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan akresi.
Batasan Daerah Pantai
Batasan Lingkungan Pantai
• Lingkungan Pantai pada hakekatnya merupakan :
a) ( i ) Tempat sumber daya alam yang perlu
dilestarikan potensi maupun fungsinya
b) ( ii ) ruang yang perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya

• Dengan luas daratan  1.900.00 Km2 dan laut 


3.270.000 Km2 (Puslitbang Pengairan, 1992),
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia dan terdiri atas lima pulau besar, ribuan pulau
kecil (17.480 pulau); sehingga mempunyai pantai
sangat panjang mencapai  95.181 Km
(www.suarapembaruan.co.id, 24/2 2010 ) dan
muara sungai :  5300 buah (puslitbang
Pengairan, 1992).
Fungsi Pantai

Secara alami Pantai berfungsi sebagai :

• (i) pembatas antara darat dan laut


• ( ii ) tempat hidup biota Pantai;
• ( iii ) tempat sungai bermuara ;
Perkembangan Fungsi Pantai

• ( iv ) tempat saluran (misal : tambak ) bermuara,


praktis seperti no. ( iii ) ;
• ( v ) tempat peralihan kegiatan hidup di darat dan di
laut (pelabuhan, pelayaran);
• ( vi ) tempat hunian nelayan
• ( vii) tempat wisata/rekreasi ; tempat usaha /niaga;
• ( viii ) tempat budidaya Pantai (antara lain : tambak,
pertanian) ;
• ( ix ) sumber bahan bangunan (antara lain : pasir,
batukarang)
• (x) tempat permukiman (exclusive)
Pantai dikatakan rusak apabila perubahan
atau mundurnya garis pantai (erosi dan
abrasi) telah menyebabkan kerusakan atau
mengancam sarana dan prasarana.

Disebut mengancam bila dalam waktu 3


tahun proses erosi atau abrasi akan
menyebabkan kerusakan sarana dan
prasarana di pantai.
JENIS KERUSAKAN DAN PENYEBABNYA

1. Erosi Pantai adalah proses mundurnya pantai dari


kedudukan semula yang antara lain disebabkan oleh
tidak adanya keseimbangan antara pasok dan kapasitas
angkutan sedimen. Perubahan morphologi Pantai jenis
ini biasa terjadi pada jenis Pantai landai (berpasir, atau
berlumpur).
Penyebab :
Pengaruh adanya bangunan pantai yang menjorok
ke laut (Pantai Kuta, pantai Cupel-Jembrana).
Penambangan material pantai dan muara (Tanjung
Pasir).
Pemindahan muara sungai (Pantai Padang).
Pencemaran lingkungan (Pantai Carita).
Pembuatan waduk dan bangunan melintang sungai
(Muara Gembong)
Penebangan bakau (mangrove) (Pantai Karawang).
Bencana alam seperti tsunami(Aceh dan Flores).
Ilustrasi Arus Menyusur Pantai, Tegak Lurus Pantai,
dan Arah Gelombang
(Sumber ; Manual Pantai PU, 2007)

pantai

Arus menyusur pantai


Arus tegak Arus tegak
rip current lurus
offshore bar offshore bar

undertow undertow

breaker zone

arah gelombang
Ilustrasi Erosi-akrasi
groin Qnetto = Qright - Qleft
Downdrift
Akresi Updrift

Garis pantai mula-mula

Erosi

(a) Erosi-Akrasi di sekitar groin/krib

Qnet Arah angkutan sediment

(b) Sistim groin dan bentuk pantai yang dihasilkan


Gambar 4. Situasi Pantai di Sekitar Pier Hotel Bali Beach
PENYEBAB EROSI PANTAI

Sebelum Sesudah

Pantai
Sebelum Penambangan Karang

Dataran Karang
Setelah Penambangan Karang Ujung Karang

ILUSTRASI BERTAMBAHNYA ENERGI GELOMBANG


AKIBAT PENAMBANGAN PASIR/BATU KARANG

Sumber : BBCP 2004)


PENYEBAB UTAMA EROSI PANTAI

Tinggi Gelombang Sebelum Tinggi Gelombang Sesudah


bertambahnya muka air laut bertambahnya muka air laut

Pantai

Dataran Karang Ujung Karang

ILUSTRASI KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP EROSI PANTAI

Sumber : BBCP 2004)


EROSI PANTAI KARENA SLR
“BRUUN RULE”
Erosi Pantai Sei Duri, Kalbar
Erosi Pantai di Nusa Penida, Bali

Erosi di pantai Pasauran-Anyer


2. ABRASI

• Abrasi adalah proses terkikisnya batuan atau


material keras seperti dinding atau tebing batu,
yang biasanya diikuti dengan longsoran atau
runtuhan material. Abrasi terjadi akibat lemahnya
daya dukung material terhadap gempuran
gelombang.
CONTOH PROSES ABRASI
DI PURA TANAH LOT, BALI
ABRASI PADA STRUKTUR BANGUNAN PANTAI
SEDIMENTASI
• Sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen di pantai
atau muara sungai
• Sedimentasi di muara terdiri atas : proses penutupan dan
proses pendangkalan muara.
• ( I ) penutupan muara sungai terjadi tepat di mulut sungai pada
Pantai yang berpasir atau berlumpur yaitu dengan terjadinya
formasi ambang (bar) di muara. Proses ini biasanya disebabkan
debit sungai kecil, terutama di musim kemarau, sehingga tidak
mampu membilas sedimen.
• ( ii ) Pendangkalan muara sungai dapt terjadi mulai dari muara
ke udik sampai pada suatu lokasi di sungai dimana pengaruh
intrusi air laut (pasang surut dan kegaraman) masih ada
Sedimentasi

• Penutupan Mulut Muara

Penutupan mulut muara terutama terjadi akibat angkutan sedimen/pasir sejajar pantai.

S0 S0

Lidah

Q=0
Q besar Q kecil

Q besar Q kecil Q=0


a. Mulut muara membuka b. Mulut muara mengecil c. Mulut muara menutup
Pendangkalan

Pendangkalan muara sungai terjadi dari mulut sampai pengaruh pasang surut /
intrusi air asin masih ada, terutama diakibatkan oleh adanya flokulasi /
penggumpalan sedimen pada pertemuan air asin dan air tawar.

HWL

LWL

Pendangkalan

Muara Laut

Mulut
Muara

Proses Tejadinya Penutupan Muara


STRATEGI PENANGANAN

Tidak melakukan pengamanan (membiarkan sampai


terjadi keseimbangan alami yang baru) – do nothing
Menyesuaikan diri dengan kondisi setempat, Adaptasi-
akomodasi
Melindungi dan mempertahankan garis pantai yang
ada - proteksi
Memajukan garis pantai pada kedudukan awal
sebelum terjadi erosi.- Restorasi/rehabilitasi
Mundur dari posisi semula -Retreat
STRATEGI PENANGANAN EROSI PANTAI
(CEM, 2003)
Do Nothing
• Tidak Melakukan apa-apa, biarkan pantai mencari keseimbangan
sendiri
1). Pencegahan
Menghindarkan terjadinya kerusakan :
• Sosialisasi / meningkatkan pengetahuan dalam
bidang pantai
• Larangan pengambilan material pantai.
• Larangan penebangan bakau.
• Larangan penggalian karang.
2). Rehabilitasi
Mengembalikan pantai kepada awal sebelum terjadi erosi
• Pantai berpasir dengan pengisian pasir.
• Pantai berlumpur dengan menanam bakau.
• Pantai berkarang dengan menanam karang.
3). Pengamanan
/perlindungan:
Bangunan pengaman pantai ( tembok laut, krib,
revetment, ).
Non-struktur (pengisian pasir, penanaman bakau).
Kombinasi.
Regulasi (perda sempadan pantai, zona
penyanggah,dll)
Alternatif Pengamanan
Hard Structure

(1). Revetment

(2).Tembok Laut (Seawall)

(3).Offshore Breakwater

Bangunan sejajar pantai ini efektif melindungi pantai akibat gelombang datang tegak lurus dan
datang miring terhadap garis pantai

(4). Groin
Bangunan tegak lurus pantai ini efektif melindungi pantai akibat longshore transport yang dihasilkan gelombang pecah
yang datang miring terhadap pantai
Alternatif Pengamanan

(1).Revetmen
Revetmen juga dapat dibangun sebagai bangunan pantai yang dibuat terutama untuk mencegah
longsor serta melindungi pergeseran garis pantai karena erosi akibat arus dan gelombang air laut
maupun akibat adanya beban bangunan-bangunan lain yang berada di dekat garis pantai tersebut.
Umumnya revetmen merupakan bangunan pantai konstruksi teringan dibandingkan dengan jenis-
jenis bangunan pantai yang lainnya.
Proteksi/Lindungi
Alternatif Pengamanan
Ilustrasi Penggunaan Revetmen

Tanpa bangunan pelindung, pantai akan tergerus

Crosshore Transport
Alternatif Pengamanan
Ilustrasi Penggunaan Revetment

Dengan pembuatan revetment pada garis pantai ,


Crosshore Transport
pantai tidak akan tergerus, tetapi tidak ada
penambahan lahan.
Alternatif Pengamanan

Keuntungan Pembangunan Revetmen


(1). Biaya pembangunan lebih murah daripada Offshore Breakwater

(2). Pengerjaannya lebih mudah

Kerugian Pembangunan Revetmen


(1). Tidak menambah lahan , erosi terjadi di depan revetment dan pantai bisa lenyap

(2). Tidak mengurangi energi gelombang yang sampai di pantai.

(3). Run-up besar , sehingga bangunan harus tinggi agar tidak terjadi overtopping.

(4). Akses masyarakat ke pantai menjadi terganggu


Alternatif Pengamanan

(2).Tembok Laut (Sea Wall)


Tembok laut biasanya dibangun untuk melindungi pantai atau tebing dari hantaman gelombang laut,
sehingga tidak terjadi erosi ataupun abrasi.
Tembok laut pada umumnya dipasang di garis pantai dengan struktur pondasi sampai tanah keras.
dan pada kondisi pantai yang curam.
Alternatif Pengamanan

(2).Tembok Laut (Sea Wall)


Harus cukup tinggi untuk mengakomodasi tinggi gelombang dan run-up.
Pondasi harus dipasang sampai tanah keras dan diberi toe protection agar dapat bertahan dari
gempuran gelombang.

Cukup Tinggi
Drainase Cukup Tinggi
Urugan

Pipa Suling

Toe Protection

Lapisan Tanah Keras


Alternatif Pengamanan
Ilustrasi Penggunaan Tembok Laut (Seawall)

Crosshore Transport Tanpa bangunan pelindung, pantai akan tergerus


Alternatif Pengamanan
Ilustrasi Penggunaan Tembok Laut (Seawall)

Dengan pembuatan seawall pada garis pantai ,


Crosshore Transport
pantai tidak akan tergerus, tetapi tidak ada
penambahan lahan.
Alternatif Pengamanan

Keuntungan Pembangunan Seawall


(1). Pelaksanaan konstruksi hanya dilakukan pada pasang surut

Kerugian Pembangunan Seawall

(1). Tidak menambah lahan , erosi terjadi di depan seawall dan pantai bisa lenyap

(2). Tidak mengurangi energi gelombang yang sampai di pantai, sehingga run –up atau limpasan
tinggi dan diperlukan bangunan seawall yang tinggi

(3). Run-up besar , sehingga bangunan harus tinggi agar tidak terjadi overtopping.

(4). Harus didesain kuat untuk menghadapi hantaman gelombang


FASILITAS LABORATORIUM BALAI LITBANG
PANTAI
Saluran Kaca

Dimensi:
• Panjang : 40 m
• Lebar : 0.6 m
• Kedalaman : 1.2 m
• Tinggi gelombang max : 0.25 m (regular)
Pembangkit Gelombang Reguler
o Panjang : 20 m
o Penggerak : motor listrik
o Panjang mesin : 20 m 4 blade (segmen terpisah), panjang @ 5 m
o Tinggi blade : 0,5 m
o Material blade : Baja
o Tinggi gelombang :Operasi (10 cm), maksimum (20 cm pada kedalaman air 50 cm)
o Perioda : 1,5 - 2,5 detik
Pembangkit Gelombang Multi-Segmented
1. Tipe : piston - bersegmen
2. Dimensi : 25 m, terdiri dari 50 paddle, lebar @0.5 m, tinggi 1 m.
3. Monochromatic, spectrum
4. Periode gelombang: 0 - 10 s
5. Gelombang bersudut
6. Tinggi gelombang max : 0.20 m (tipe regular) and 0.35 m (tipe irregular)
Big Flume
Dimensi:
• Panjang : 100 m
• Lebar :3m
• Kedalaman :3m
• Belum beroperasi, mesin gelombang dalam
tahap pengembangan
Instruments
Instrumentasi Kegunaan
Acoustic Doppler Velocimeter Mengukur kecepatan pada model fisik
(ADV)
Wave Gauges Mengukur perubahan tinggi muka air pada model fisik
Pressure Sensor Mengukur tekanan pada struktur
Data Acquisition Mensinkronkan data pada berberapa alat ukur secara
bersamaan
Data Analysis and Acquisition Pengolahan data gelombang, kecepatan dan tekanan dari satu
Software uji model fisik
Electromagnetic Water Level Mengukur ketinggian muka air pada model fisik
Sensor
3-axis velocity sensor Mengukur kecepatan pada model fisik
Accelerometer Mengukur gerakan benda uji
High Speed camera Mengambil gambar selama pengujian
Digital levelling Mengukur ketinggian (leveling) suatu permukaan
Pengukuran dan Analisis di Laboratorium
o Pengukuran Elevasi Muka Air
o Tinggi gelombang (Hmax, H1/3, H1/10, Haverage)
o Periode gelombang (Tp, Tm0, Tm-1,Taverage)
o Pengukuran kecepatan dan arah arus
o Analisis tingkat kerusakan struktur (S) dan jumlah kerusakan
(Nod)
o Pengukuran debit limpasan rata-rata
o Perubahan morfologi pantai
Alat Survei
• Bathymetri(Single Beam Echo
sounder)
• Topografi (RTK, TS,
Theodholit, Waterpass)
• Perekam arus dan
gelombang(ADV)
• Kualitas air (In situ for pH,
salinity, TDS, temperature)
• Perekam pasang surut
• Sediment grabber

Balai Pantai
Jl. Raya Gilimanuk – Singaraja Km 122,
Ds. Musi, Kec. Gerokgak Kab. Buleleng
Kegiatan Survey Lapangan
Kegiatan Survey Lapangan
PEGAR-Pemecah Gelombang Ambang Rendah

struktur pelindung pantai yang dibangun sejajar pantai dengan bagian


puncak berada di bawah air mendekati permukaan atau sedikit muncul di
atas permukaan air rerata (Buccino dan Calabrese, 2007).
•.
FUNGSI PEGAR
• sebagai pelindung pantai yang terletak di belakang struktur Pegar
dari hempasan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi
• Sebagai peredam energi gelombang, menjadikan gelombang dan arus
di belakang struktur tersebut relatif lebih tenang dan memungkinkan
terjadinya proses sedimentasi
• Perehab pantai yang tererosi, menambah lebar pantai ke arah laut
dengan terbentuknya salien dan tombolo
• Penumbuh tanah timbul
• Penahan pasir (arah offshore) pada proyek sand nourishment
Jenis Bangunan Pemecah Gelombang
Pegar Geobag Rangka Bambu
PEGAR Geobag Rangka Bambu -
Timbulsloko
PEGATIP 3B Timbulsloko
PEMASANGAN PEGATIP 3B
PEGAR DARI KARUNG GEOTEKSTIL
Woven
PEGAR GEOTEKSTIL WOVEN PEBUAHAN BALI
PEGAR GEOTUBE WOVEN –PANTAI PEBUAHAN
BALI
PEMASANGAN PEGAR BERBAHAN
GEOTEKSTIL
Penanganan Erosi Pantai

Pengamanan “Lunak” (Soft Protection)


Non Struktur
(1). Regulasi ( UU, PP, Perda)

(2). Pengisian Pasir (Beach Fill/BeachNourishment)

(3). Sand Bypassing (Pemindahan Pasir)

(4). Hutan Bakau (Coastal Habitat)


Penanganan Erosi Pantai
(1). REGULASI : Perda (Sempadan Pantai, Zona Penyangga, set-
back)
Penanganan Pantai
Adaptasi

Adaptasi

Erosi
Deposisi
Pile

Penerapan alternatif pengamanan ini memerlukan desain pondasi bangunan di pinggir pantai berupa pondasi tiang (pile)
ADAPTASI dengan SISTEM RUMAH PANGGUNG dan
JALAN SETAPAK /WALKWAY

Tanjung Benoa, Nusa Dua


Penanganan Pantai
Restorasi dengan Pengisian Pasir (Beachfill)
Penanganan Pantai
Mundur (Relokasi)

Relokasi

Erosi
Deposisi

Penerapan alternatif pengamanan ini akan menimbulkan permasalahan sosial dan akan diperlukan lahan luas untuk
relokasi penduduk
Alternatif Penanganan
PENANGANAN
PANTAI

SOFT SOLUTION HARD SOLUTION


1) Regulasi: UU, PP, Perda
2) Do Nothing, relokasi
3) Adaptasi
4) Buffer zone
mangrove/coastal forest Crosshore Longshore
Transport Transport

1) Revetmen 1) Groin/Krib
2) Tembok Laut/Seawall 2) Tanggul Laut
3) Offshore Breakwater 3) Offshore Breakwater

Alternatif Pengamanan, Penilaian Kerusakan


Pantai, dan Penentuan Prioritas
Penentuan Garis Sempadan Pantai /Set-back line

Garis pantai eksisting


y
Jalan raya
Kemunduran pantai:. x m/tahun

Zona bangunan eksisting

50 x meter
Zona bangunan dlm 25 thn

50 x meter
Profil pantai eksisting
Garis pantai dalam 50 thn
Profil pantai dalam 25 thn
Garis pantai dalam 25 thn
Profil pantai dalam 50 thn
Kawasan publik = Kawasan privat
sempadan

Jalan setapak

Sebelah Selatan Bali Beach Hotel, Sanur, Bali


Kawasan privat Kawasan publik

Jalan setapak

Grand Hyyat, Sanur, Bali.


(3). Sand Bypassing

Area Sedimentasi
Menggunakan pompa
sedot pasir dan semprot
Arah Transport

Area Erosi
Penanganan Pantai
(4). Coastal Habitat
Di antara jenis-jenis pohon tanaman pantai, yang sering di gunakan untuk penanganan Erosi Pantai
adalah:
1) Mangrove dengan jenis-jenis antara lain: “White mangrove” (Laguncularia racemosa),
“Red mangrove” (Rhizopora Mangle) , dan “Black mangrove” (Avicennia germinans)
1) Cemara laut (Padang, Bengkulu)
2) Randu Laut (Bali Utara)

1 2 3
Bakau/Mangrove kecil yg ditanam

Muka Air Laut

Sill (Breakwater tenggelam) Lumpur , penting untuk


untuk menahan lumpur bakau kehidupan Bakau

Anda mungkin juga menyukai