Anda di halaman 1dari 24

BUDAYA MELAYU

“Jati Diri Masyarakat Melayu”

DISUSUN OLEH :

Ermala (1832180004)
Safrina SuryaNingsih (1832180019)

Dosen Pengampu : H. Amrizal, M.Ag

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
BENGKALIS
TAHUN AJARAN 2020/20

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
taufik-nyalah semata sehingga penulis diberikan kesehatan lahir dan batin serta
kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang harus kami selesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta tidak
luput dari kesalahan, mengingat karena penulis bukanlah manusia sempurna dan
keterbatasan pengetahuan penulis dalam menyusun makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan saran-saran
penyempurnaan dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya produktif agar dalam
pembuatan tugas selanjutnya dapat lebih baik dari yang sebelumnya.

Bantan, 22 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 5

2
B. Rumusan Masalah 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Jati diri masyarakat Melayu 6
1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Taat Kepada Ibu Bapak
3. Taat Kepada Pemimpin
4. Bersatu Bergotong Royong Dan Tenggang Rasa
5. Adil Dan Benar
6. Suka Menuntut Ilmu
7. Ikhlas Dan Rela Berkorban
8. Bekerja Keras, Rajin Dan Tekun
9. Mandiri Dan Percaya Diri
10. Bertanam Budi Dan Membalas Budi
11. Penuh Rasa Tanggung Jawab
12. Pemalu
13. Pengasih
14. Hak Dan Milik
15. Suka Bermusyawarah dan Mufakat
16. Berani
17. Jujur
18. Hemat dan Cermat
19. Rendah Hati
20. Bersangka Baik dengan Makhluk
21. Perajuk
22. Tahu Diri
23. Terbuka
24. Pemaaf dan Pemurah
25. Amanah
26. Memanfaatkan Waktu

3
27. Berpandangan Jauh ke Depan
28. Bersyukur atas Nikmat Allah
29. Hidup Sederhana
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah gemilang eksistensi Melayu pada masa lalu sangat membanggakan
bagi orang Melayu dan selalu dikenang dari masa ke masa. Kegemilangan Melayu
masa lalu ditandai dengan kekhasan jati diri Melayu yang santun, bersahaja, dan
mampu beradaptasi dengan beragam kultur dengan tidak melepas keMelayuannya.
Sejarah mencatat bahwa begitu banyak bermunculan para penulis, ulama, dan
cendekiawan Melayu, sehingga tidak berlebihan kemudian bahasa Melayu pun
dinobatkan sebagai bahasa Nasional. Keputusan mengangkat bahasa Melayu
sebagai Bahasa Indonesia tentu telah dikaji secara mendalam dan dipertimbangkan
dengan matang oleh para pahlawan yang berbeda kultur pada saat itu, baik ditinjau
dari aspek sosial, politis, maupun psikologis.
Filosofi hidup Melayu dikembangkan oleh orang Melayu terdahulu dikenal
sedemikian bijak,berupaya menghindari konflik dan tetap eksis dengan
keMelayuannya yang santun dan bersahaja, karena Islam mengajarkan demikian.
Keberhasilan orang Melayu dahulu yang sangat kuat dengan jatidirinya perlu
ditransformasi kepada generasi saat ini. Oleh sebab itu, perlu ditelisik lebih dalam
upaya apa saja yang harus dilakukan sehingga kegemilangan jatidiri Melayu tetap
bertahan, meskipun dunia berubah dalam bentuk apa pun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu jati diri masyarakat Melayu ?
2. Apa saja sifat-sifat orang Melayu berdasarkan jati diri masyarakat Melayu?

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jati Diri Masyarakat Melayu
Jati di masyarakat Melayu secara eksplisit diungkap oleh Tenas Effendy
dalam bukunya Tunjuk Ajar Melayu yang merinci ada 29 sifat-sifat orang Melayu,
yaitu :
1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Orang Melayu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam
keseharian mereka selalu menjalankan kewajiban mereka sebagai hamba
Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Tahu asal mula kejadian Di dunia ia bertuah
Tahu berpegang pada yang satu Di akhirat peroleh berkah
Lembah tahu akan Tuhannya Apa tanda melayu sejati
Makhluk tahu akan khaliqnya Tahu asal kejadian diri
Yang agam berkokohan Tahu hidup akan mati
Yang iman berteguhan Tahu akhirat tempat berhenti
Yang sujud berkekalan Tahu syahadat pangkat ibadat
Yang amal berkepanjangan Tahu iman jadi pegangan
Sesama manusia ia berguna Tahu Islam penyelamat alam
Sesama makhluk ianya elok Tahu kaji sempurna budi
Tampak jelas bahwa ajaran Islam menjadi ciri utama yang melekat
pada diri orang-orang Melayu. Dalam kaitanya dengan ini, tidak berlebihan
bila dikatakan bahwa orang-orang Melayu yang tidak mau berpegangan teguh
pada ajaran Islam tidak pandai mengaji Al-Qur’an dan lain-lain berarti mereka
telah kehilangan jati diri sebagai orang Melayu
2. Taat Kepada Ibu Bapak
Apa tanda melayu jati Apa tanda melayu jati
Kepada ibu bapa ia berbakti Ibu bapanya dijunjung tinggi
Apa tanda melayu jati Apa tanda melayu berbudi
Mentaati ibu bapa sepenuh hati Membela ibu bapa sampai mati

6
Apa tanda melayu beradat Supaya hidup aman sentosa
Kepada bapak ibu ia berkhidmat Wahai ananda dengarlah madah
Wahai ananda kekasih bunda Ibu dan bapak jangan disanggah
Janganlah durhaka kepada ibu bapa Dosanya besar azab terdedah
Tunjuk ajarnya janganlah lupa Dunia akhirat mendapat susah
Orang Melayu sangat menghormati kedua orang tua orang tua di
anggap sebagai sumber kebajikan dan keberkatan dalam kehidupan
mereka. mereka berupaya untuk selalu berbuat baik kepada keduanya dan
menyenangkan hati mereka serta sangat takut untuk bersikap durhaka
terhadap mereka. seorang anak yang durhaka kepada orang tua akan
dipandang miring atau buruk oleh masyarakat Melayu.
3. Taat Kepada Pemimpin
Pemimpin dalam pandangan masyarakat Melayu adalah orang yang
menempati posisi yang terhormat dan mempunyai kedudukan Mulia dalam
masyarakat. karena itu, dia Harus dipatuhi dan ditaati serta tidak boleh
bersikap durhaka kepadanya. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam tunjuk
ajar Melayu berikut ini:
Wahai Ananda dengarlah Madah
Terhadap pemimpin Jangan menyalah
Tunjuk ajarnya jadikan petuah
Supaya hidupmu beroleh berkah
Wahai Ananda dengarlah pesan
Terhadap pemimpin hendaklah sopan
Tunjuk ajarnya wajib kau simpan
Supaya hidupmu dirahmati tuhan
Para pemimpin memikul amanah dan tanggung yang sangat berat
untuk mengurus rakyatnya. Jikalau mereka didapati melakukan perbuatan
yang menyalah, maka dibolehkan untuk menyampaikan nasehat kepadanya
tapi tidak merendahkan harkat dan martabatnya. hal ini sebagaimana
dikatakan dalam pepatah Melayu:

7
Raja adil, Raja disembah
Raja zalim, raja disanggah
Ungkapan ini menunjukkan bahwa menyampaikan nasehat kepada
pemimpin dibolehkan asal menggunakan cara-cara yang santun dan beradab
tidak boleh menghujat dan memberi malu kepadanya di hadapan khalayak .
4. Bersatu Bergotong Royong Dan Tenggang Rasa
Hal ini sebagaimana terdapat dalam tunjuk ajar Melayu :
Tahu unjuk jangan beri Hidup sedesa rasa merasa
Tahu menjalin gelegar patah Hidup senegeri beri memberi
Tahu menjirat lantai terjungkat Hidup bersuku bantu memvantu
Tahu menampal liang dinding Hidup berbangsa bertenggang rasa
Tahu menenggang hati orang
Tahu menimbang perasaan orang Yang sekarang sama dibagi
Tahu menjaga aib malu orang Yang sekuku sama dibelah
Hidup sedusun tuntun menuntun Yang secebis sama dicebis
Hidup sebanjar ajar mengajar Yang secelis sama dicelis
Hidup sekampung tolong Kaluau makan tidak sendiri
menolong Kalau senang tidak seorang
Orang Melayu dalam kesehariannya tidak bersifat individualis atau
mementingkan urusan sendiri. mereka memiliki rasa kepedulian sosial yang
cukup tinggi. bahkan kadang-kadang terkesan selalu” ingin tahu hal orang
lain” ( dalam Pengertian positif) dengan maksud mana tahu mereka sewaktu-
waktu bisa membantunya. mereka tak segan-segan akan mengorbankan apa
saja demi menolong kerabat dan tetangga nya apabila memerlukan bantuan

5. Adil Dan Benar


Hal ini sebagaimana terdapat dalam tunjuk ajar Melayu :
Bila menimbang sama beratnya Bila mengukur sama panjangnya
Bila menyukat sama penuhnya Sesuai sukat dengan timbangnya
Bila membelah sama baginya Sesuai belah dengan ukurnya

8
Sesuai peluh dengan upahnya Besarnya tidak melendan
Sesuai penat dengan dapatnya Menangnya tidak melenjin
Sesuai hukum dengan salahnya Duduknya pada yang hak
Sesuai alur dengan patutnya Tegaknya pada yang benar
Tingginya tidak menimpa Kasihnya tidak memilihi
Kuatnya tidak mematah Sayangnya tidak berbilang

Orang Melayu teguh pendirian dalam memegang prinsip. Mereka


tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun dalam pengambilan keputusan dalam
menegakkan keadilan dan kebenaran. Hal ini menyangkut kepercayaan orang
lain terhadap mereka. Prinsip ini sebagaimana tercermin dalam pepatah
Melayu lainnya yang menyatakan: “sekali orang tak percaya kepada kita,
seumur hidup orang tak akan pernah percaya.” Karena itu orang-orang
Melayu selalu berhati-hati dalam memutuskan perkara dan bertindak supaya
kepercayaan orang selalu diperolehnya.
6. Suka Menuntut Ilmu
Hal ini sebagaimana terdapat dalam tunjuk ajar Melayu :
Apa tanda melayu jati Berguru tidak membilang hari
Belajarnya tekun sampai mati Wahai anak dengarlah madah
Apa tanda melayu jati Menuntut ilmu janganlah lengah
Belajar dengan sepenuh hati Supaya kelak hidup tak susah
Apa tanda melayu jati Kepada Allah mohonkan berkah
Tunjuk ajar Melayu menggambarkan jati diri orang Melayu yang
selalu tekun dan sepenuh hati dalam belajar dan menuntut ilmu. Ilmu dalam
pandangan orang Melayu dianggap sebagai jalan untuk mendapatkan
kesenangan dan berkah dalam kehidupannya. Orang Melayu selalu merasa
bahwa pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya selalu
belum memadai alias masih kurang sempurna. Karena itu, mereka selalu mau
belajar dan menuntut ilmu kepada siapa saja yang dianggapnya memiliki
kelebihan, selalu bertanya dan meminta tunjuk ajar dari orang lain

9
7. Ikhlas Dan Rela Berkorban
Ikhlas dan rela berkorban merupakan ciri khas orang-orang Melayu
pada umumnya. Mereka memiliki karakter yang tulus baik dalam pergaulan
sosial maupun menolong orang. Selain itu, mereka senang mengorbankan apa
saja yang dimiliki untuk membantu orang lain. Bantuan itu diberikan tanpa
mengharapkan imbalan.
Tunjuk ajar Melayu mmperkuat karakter orang Melayu yang tulus
ikhlas. Mereka sanggup mengorbankan apa saja atau “tahan berhabis” untuk
mewujudkan tujuan-tujuan yang mulia. Mereka tidak berhitung akan nilai
yang sudah diberikan dan tidak mengharapkan ganti atau imbalan dari
pengorbanannya. Pengorbanan itu terus dilakukan hingga sampai ke akhir
hayatnya.
8. Bekerja Keras, Rajin Dan Tekun
Tipikal orang-orang Melayu berikutnya adalah suka bekerja keras,
rajin dan tekun. Mereka tidak suka menghabiskan waktu dengan melakukan
hal-hal yang sia-sia atau tak berfaedah. Mereka sanggup membanting tulang,
tak peduli hujan panas untuk mencari nafkah. Mereka sanggup melakukan apa
saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya yang penting halal karena halal ada
kaitannya dengan keberkahan. Kemudia dalam bekerja, mereka tidak suka
menunda-nundanya dan sebelum pekerjaannya selesai mereka tidak mau
berhenti
Tunjuk ajar Melayu ini pula menggambarkan karakter orang Melayu
yang tekun dan rajin dalam bekerja. Dalam bekerja, mereka tidak lali dan lupa
diri yang menyebabkan mereka sampai melakukan hal-hal yang kurang
terpuji. Bagi mereka, harta itu yang diutamakan bukan jumlahnya tapi
berkahnya sehingga membawa faedah di dunia dan di akhirat.
9. Mandiri Dan Percaya Diri
Mereka selalu mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam bekerja
dan berusaha. Mereka tidak akan meminta bantuan dari orang lain kecuali
kalau memang dibutuhkan tau terdesak.

10
Tunjuk ajar Melayu tersebut menjelaskan jati diri orang Melayu ysng
selalu bersikap mandiri dalam hidupnya. Mereka percaya dengan kemampuan
dan kekuatan yang dimilikinya. Kesulitan dan kesusahan hidup di atas dunia
tidak membuat mereka menyerah dan berputus asa. Mereka selalu penuh
semangat dan kerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
10. Bertanam Budi Dan Membalas Budi
Tunjuk ajar Melayu ini menggambarkan bahwa bertanam budi dan
membalas budi termasuk perangai yang elok dan mulia. Bertanam budi
dilakukan sepanjang hayat dan dalam keadaan apapun baik senang maupun
susah. Selain itu juga, orang Melayu tidak memilih dan memilah dalam
melakukannya. Kepada siapapun, budi itu selalu ditanamkan, baik keluarga,
kerabat dan tetangga.
11. Penuh Rasa Tanggung Jawab
Sifat orang Melayu selanjutnya adalah penuh rasa tanggung jawab
baik terhadap diri, keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negaranya. Rasa
tanggung jawab akan membuat mereka dihormati dan dihargai masyarakat.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak bertanggung jawab akan direndahkan,
dilecehkan, bahkan diejek oleh masyarakat.
Tunjuk ajar Melayu ini menunjukkan secara eksplisit bahwa orang-
orang Melayu selalu bertanggung jawab atas perkataan yang diucapkan,
perbuatan yang sudah dilakukan dan keputusan yang sudah diambil. Mereka
selalu memegang amanah, siap menanggung akibat (risiko) atas perbuatannya
dan tidak mau melrikan diri dari masalah.

12. Pemalu
Sifat malu menjadi pakaian batin sehari-hari orang Melayu. Sifat ini
menjadi penghalang bagi mereka untuk melakukan perbuatan yang tercela
yang akan rusak nama baik dan marwah mereka.
Sifat malu inilah yang membuat orang Melayu selalu hati-hati dalam
bersikap dan bertindak dalam keseharian mereka. Telancang dalam berkata-

11
kata, telajak dalam berbuat mengakibatkan mereka akan dinilai buruk oleh
orang lain. Penilaian yang buruk akan membuat mereka kehilangan
kepercayaab dari orang lain.
13. Pengasih
Sifat pengasih menjadi ciri orang Melayu lainnya. Kasih sayang
ditunjukkan terhadap ahli keluarga, jiran dan tetangga, teman dan masyarakat
pada umumnya. Kasih sayang itu diwujudkan dalam bentuk penuh perhatian,
kepedulian, mau hidup berbagi dan suka menolong.

14. Hak Dan Milik


Sifat orang Melayu selanjutnya adalah tahu mana yang menjadi
haknya dan mana yang menjadi milik orang lain. Apa yang menjadi haknya,
mereka selalu membelanya dan bersikap hati-hati. Dan apa yang menjadi
milik orang lain, mereka selalu menghargainya.
15. Suka Bermusyawarah dan Mufakat
Sifat ini sebagaimana terdapat dalam tunjuk ajar Melayu berikut ini:
Wahai ananda dengar amanat
Jangan sekali meninggalkan mufakat
Elok berunding sebelum berbuat
Supaya kerjamu jadi selamat
Wahai ananda dengarlah syair
Duduk musyawarah pantang menyindir
Mufakat akal gunakan pikir
Supaya kerja tidak mubazir
Tunjuk ajar Melayu ini menyiratkan pesan agar orang Melayu selalu
berunding sebelum berbuat dan tidak meninggalkan mufakat. Perundingan
dan mufakat akan mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi kehidupan
manusia. Selain itu, musyawarah dan mufakat dijadikan acuan dan landasan
agar rasa kebersamaan, saling hormat-menghormati, saling isi-mengisi, saling
menunjuk ajari dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya.

12
16. Berani
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam tunjuk ajar Melayu berikut
ini:
Tahan menentang matahari Matinya di pekuburan sendiri
Taham menepis mata pedang Apa tanda Melayu jati,
Tahan menyilang mata keris Di jalan Allah berani mati
Tahan asak dengan banding Apa tanda Melayu jati,
Tahan capek dengan ugut Negakkan keadilan berani mati
Tahan bergelang tali terap Apa tanda Melayu jati,
Tahan berbedak dengan arang Membela yang hak lupakan mati
Tahan berbantal dengan tumang Apa tanda Melayu jati,
Yang berani pada haknya Menebus malu tak ingat mati
Yang kuat pada patutnya Apa tanda Melayu jati,
Yang keras pada adilnya Membela negeri sampai ke mati
Duduknya di tikar sendiri Apa tanda Melayu jati,
Tegaknya di tanah sendiri Pada yang benar tempatnya mati
Hidupnya di negeri sendiri
Tunjuk ajar Melayu ini melukiskan jiwa patriot orang Melayu dalam
berbuat, berjuang, membela kebenaran (keadilan), dan mempertahankan
negeri. Mereka pantang menyerah (tangguh), tidak merasa lemah terhadap
sesuatu yang terjadi dan menimpanya
17. Jujur
Kejujuran menjadi ciri khas orang Melayu. Jikalau bekata, selalu lurus
dan jikalau bercakap, selalu benar, sesuai kulit dengan isi, sesuai cakap
dengan buat, sesuai janji dengan bukti, sesuai akad dengan buat, sesuai
sumpah dengan karenahnya, dan seterusnya.
Orang Melayu memandang kejujuran adalah penampilan harga diri
yang utama. Mereka selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam
prilaku keseharian mereka. akan merasa malu dan kehilangan muka di
hadapan orang ramai. Orang Melayu sangat mengecam prilaku munafik

13
karena prilaku itu akan menodai arti dan makna kejujuran yang selalu
dijunjung tinggi. Ada sejumlah ungkapan dalam pribahasa Melayu yang
menggambarkan kecaman terhadap kemunafikan, di antaranya:
Telunjuk lurus, kelingking berkait
Ibarat menggunting dalam lipatan
Lain didepan dan lain pula dibelakang
Kalau menikam itu biarlah dari depan, dangan dari belakang.
18. Hemat dan Cermat
Tunjuk ajar Melayu ini menjelaskan sifat orang Melayu yang tidak
suka kepada perbuatan ataupun tindakan yang terlalu berlebih-lebihan, tidak
rakus terhadap harta, tidak serakah kepada pangkat dan kedudukan, tidak iri
dan dengki kepada kelebihan dan kekayaan orang lain, tidak mabuk dunia dan
lupa diri, tidak menghalalkan segala cara untuk merebut kekuasaan, dan
sebagainya. Sifat ini tergambar dalam perkataan orang-orang tua dahulu:
Tahu mengukur baying-bayang sepanjang badan
Adat hidup berpada-pada.
Mencari harta berhingga-hingga,
Mengejar pangkat berkira-kira,
Mensyukuri nikmat berlapang dada.
Sikap berlebih-lebihan dalam kehidupan merupakan sikap yang tidak
terpuji karena lebih mengarah pada sikap dan perbuatan serta prilaku serakah.
19. Rendah Hati
Kerendahan hati orang Melayu juga tergambar dalam kepribadian
mereka yang tak suka terlalu menonjol-nonjolkan diri. Meskipun sebenarnya
mereka memiliki kemampuan atau keahlian untuk melakukan sesuatu. Mereka
lebih mendahulukan orang lain terutama orang tua (orang yang
berpengalaman) ketimbang dirinya. Kecuali kalau orang lain memberikan
kepercayaan (amanah) kepada mereka. Barulah kemudian mereka akan
mengarahkan segala kemampuan atau keahlian mereka tapi tetap meminta
pendapat (tunjuk ajar) dari orang-orang tua.

14
20. Bersangka Baik dengan Makhluk
Orang Melayu beranggapan bahwa dengan selalu berprasangka baik
terhadap orang lain, kemana pergi orang akan senang kepada mereka.
Sebaliknya, selalu berprasangka buruk akan membuat orang lain semakin
menjauh dari mereka dan akan merusak pergaulan. Hal ini seperti dalam
perkataann orang-orang tua dahulu:
Apabila selalu berbaik sangka, kemana pergi orang kan senang
Apabila suka bersangka buruk, mudanya rusak tuanya teruk
21. Perajuk
Cirri khas orang Melayu selanjutnya adalah perajuk. Perajuk disini
mengandung dua konotasi;bisa positif bisa pula negative. Merajuk yang
berkonotasi positif artinya sifat ini dimaknai memilih untuk mendiamkan dan
meninggalkan suatu masalah yang ada di hadapannya. Sikap itu diambil agar
tidak terjadi perselisihan dan pertarungan fisik. Merajuk dalam pengertian ini
semacam menjadi teknik menahan diri agar pertikaian tidak terjadi. Mencari
kemenangan sepihak dalam berselisih dianggap tidak baik. Ungkapan Melayu
mengatakan “menang jadi abu kalah jari arang.” Dan merajuk mengandung
konotasi negative artinya sifat ini merupakan cerminan dari sifat lemah
semangat, rendah diri, berpikiran sempit, pemalu, cepat putus asa, dan tidak
memiliki keberanian serta harga diri.
Tentang sifat perajuk yang seperti ini sebaiknya dihindarkan
sebagaimana diungkap dalam tunjuk ajar Melayu berikut ini:
Apa tanda Melayu jati, Sifat merajuk ia haramkan,
Dari pada merajuk eloklah mati, Apa tanda Melayu budiman,
Apa tanda Melayu jati, Dari pada merajuk biar tak makan,
Sifat perajuk ia jauhi, Apa tanda Melayu beriman,
Apa tanda Melayu budiman, Dari pada merajuk biar terhumban
Berdasarkan tunjuk ajar Melayu di atas, sifat perajuk sebaiknya
dihindari karena lebih banyak mudharatnya, di antaranya akan membuat
seseorang tersingkir dari kehidupan masyarakat.

15
22. Tahu Diri
Tahu diri merupakan sifat bijaksana yang melekat pada diri orang
Melayu pada umumnya. Tahu diri ini terkait dengan asal usul, tujuan hidup,
martabat, kedudukan, peraturan, adat istiadat, kebiasaan, kelebihan dan
kekurangan, dan sebagainya. Terhadap semua itu, orang Melayu pandai
menempatkan diri mereka.
Tunjuk ajar Melayu ini menyiratkan sifat tahu diri orang Melayu yang
berawal dari kesadaran sepenuhnya akan hakikat hidup dan kehidupan di
dunia dan di akhirat. Kemudian tahu siapa diri mereka, tahu dari mana asal
mereka, tahu untuk apa hidup didunia dan kemana akhir hidup mereka, tahu
alur dengan patutnya, tahu membawa diri mereka didalam pergaulan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tahu memahami hak dan kewajiban
mereka, tahu menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka dan
sebagainya.
23. Terbuka
Orang Melayu memiliki sifat terbuka kepada semua pihak yang datang
ke daerahnya, mereka menyambutnya dengan “muka yang jernih” dan “hati
yang lapang”, kemudian mempersilahkannya untuk hidup dan berusaha, serta
memberikan ruang untuk menetap dan berketurunan. Jalinan hubungan yang
mesra inilah yang selalu bermuara kepada ikatan perkawinan sehingga
wujudlah kekerabatan yang kekal. Selain itu, adat Melayu memberi peluang
kepada siapa saja yang ikhlas untuk mengikat tali prsaudaraan melalui
upacara adat yang disebut “begito”, yakni mengaku bersaudara dunia akhirat.
Tunjuk ajar Melayu menyatakan:
Yang hidup beretnggangan,
Sesama saudara berbaik-baikan,
Sama sebangsa pelihara memeliharakan,
Sama sekaum jaga menjagakan,
Sesama makhluk bertenggang-tenggan,
Yang mati berpegangan,

16
Berpegang ke tali Allah,
Berpegang ke Kitabullah,
Berpegang ke Sunnah Nabi,
Adat hidup menjadi manusia,
Pahit manis sama di cecah,
Adat hidup berkaum bangsa,
Sakit senang sama dirasa,
Adat hidup diatas dunia,
Mencari kawan serta saudara,
Adat hidup berkaum bangsa,
Tolong-menolong rasa merasa.
24. Pemaaf dan Pemurah
Tunjuk ajar Melayu ini menggambarkan sifat orang Melayu yang suka
berlapang dada dalam menyikapi kesalahan dan kekhilafan orang lain
terhadap mereka. Mereka dengan mudak melupakannya dan memaklumi
kesusahan orang lain serta menjauhi sifat dendan kesumat. Orang-orang tua
menyatakan:
Apabila hidup dendam mendendam, kedarat sesat kelaut karam.
Apabila hidup berdendam kesumat, kemana pergi takkan selamat.

Selain itu pula, orang Melayu senang meringankan beban dan


penderitaan orang lain. Tangannya selalu terbuka untuk menolong orang.
Tidak peduli kehidupan mereka yang tengah dihimpit kesusahan. Kalau
mengetahui saudara atau teman mereka berada dalam kesulitan, mereka
dengan segera akan ikut mengatasinya, cepat kaki dan ringan tangan mereka.
25. Amanah
Sifat orang Melayu lainnya adalah amanah. Amanah artinya bisa
dipercaya dan bertanggung jawab. Sifat amanah ini berkaitan dengan urusan
agama, hokum, sumpah, janji, kewajiban (tugas) dan lain-lain. Sifat mulia ini
sebagaimana tertuang dalam tunjuk ajar Melayu berikut ini:

17
Yang disebut hidup memegang amanah
Taat setia kepada agama
Taat setia kepada amanah
Taat setia kepada sumpah
Mau mati memegang janji
Mau binasa memegang petuah
Mau melarat memegang amanat
Cakapnya dapat dipegang janjinya boleh disandang
Apa tanda Melayu jati,
Memegang amanah sampai mati
Apa tanda Melayu jati,
Karena amanah berani mati
Apa tanda Melayu jati,
Amanah melekat didalam hati
Apa tanda Melayu jati,
Sifat amanah pakaian diri
Apa tanda Melayu terbilang,
Membela amanah berputih tulang
Apa tanda Melayu terbilang,
Amanah melekat sampai ketulang
Apa tanda Melayu terbilang,
Taat memegang amanah orang
Tunjuk ajar Melayu ini menggambarkan sifat orang Melayu yang
selalu setia memegang amanah, kokoh menjunjung sumpah, teguh memegang
janji, tekum menjalankan tugas dan kewajiban, patuh menjalankan hukum dan
undang-undang, taat menjalankan agama. Apabila mereka diberikan tugas dan
tanggung jawab, mereka tidak akan mengkhianatinya. Berkhianat dianggap
perbuatan tercela.

18
26. Memanfaatkan Waktu
Menghargai waktu artinya menggunakan waktu yang dimiliki untuk
melakukan hal-hal yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain. Orang Melayu, dalam pengertian lain, bisa mengelola waktu
dengan sebaik-baiknya; ada waktunya mereka untuk bekerja atau berusaha,
ada waktunya mereka beribadah, ada waktunya mereka bermain dan
bersenang-senang, ada waktunya mereka berkumpul dengan keluarga, ada
waktunya mereka belajar dan ada waktunya mereka melakukan hal-hal yang
berguna lainnya. Pemanfaatan waktu dengan baik dan tepat inilah menjadi
langkah awal untuk memperoleh kesuksesan di masa depan.
27. Berpandangan Jauh ke Depan
Sifat orang Melayu berikutnya adalah berpandangan jauh ke depan.
Kehidupan dalam perspektif orang-orang Melayu tidak hanya menyangkut
masa silam dan hari ini saja tapi juga yang tak kalah pentingnya adalah masa
depan. Orang Melayu tidak hanya memikirkan kehidupan saat ini saja tapi
juga memikirkan tentang masa yang akan datang. Tunjuk ajar Melayu
menyatakan:
Apa tanda Melayu terbilang, Menuntut ilmu tak pernah
Dada lapang pandangan panjang, kenyang,
Apa tanda Melayu terbilang, Tunjuk dan ajar tiada kurang,
Jauh memandang ke masa depan, Petuah amanah tiada berkelang,
Apa tanda Melayu bertuah, Nasihat amanat tiada hilang,
Tahu berguru pada yang sudah, Hatinya lurus dadanya lapang,
Berpijak pada yang nyata, Bijak menghitung masa
Tahu memandang jauh ke muka. mendatang,
Yang disebut berpikiran panjang, Bijak mengira masa belakang.
Tunjuk ajar Melayu diatas membahasakan bahwa orang Melayu
memandang jauh kedepan dan berpikiran lapang. Tidak hanya itu saja tapi
juga bijak dalam menghitung masa mendatang dan mengira masa yang telah
lalu. Mereka selalu memandang ke belakang dan menoleh ke depan. Masa lalu

19
dijadikan rujukan untuk mengambil iktibar dan hikmah untuk merencanakan
masa depan yang lebih baik.
28. Bersyukur atas Nikmat Allah
Bersyukur atas nikmat Allah swt merupakan kepribadian orang
Melayu lainnya. Mereka menyadari bahwa berbagai kenikmatan yang mereka
peroleh dalam kehidupan didunia pada hakekatnya pemberian Yang Maha
Kuasa. Sifat selalu bersyukur atas nikmat Allah swt ini digambarkan dalam
tunjuk ajar Melayu berikut ini:
Wahai ananda dengarlah pesan, Nikmat Allah ia syukuri
Mensyukuri nikmat jangan Apa tanda Melayu jati,
lupakan, Nikmat yang ada ia syukuri
Kalau terlupa binasalah badan Apa tanda Melayu jati,
Hidup dan mati dalam sesalan Mensyukuri nikmat sepenuh hati
Apa tanda Melayu jati,
Tunjuk ajar Melayu diatas menggambarkan karakter orang Melayu
sebenarnya yang mau mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah kepada
mereka. Dengan mensyukuri nikmat, maka mereka akan terhindar dari sifat
loba dan tamak, jauh dari sifat serakah dan kufur nikmat, serta terhindar dari
keburukan lainnya.
29. Hidup Sederhana
Kesederhanaan menjadi ciri khas orang Melayu. Mereka tidak suka
hidup berlebih-lebihan dan bermewah-mewah dalam kaitannya dengan hal-hal
yang bersifat duniawi. Sikap yang suka berlebih-lebihan dan bermewah-
mewah dalam hidup dianggap sebagai sikap yang kurang patut dan kurang
elok. Tunjuk ajar Melayu menyatakan:
Tahu makan sesuap jadi,
Tahu minum seteguk hati,
Makan tidak menghabiskan,
Minum tidak mengerikan

20
Orang Melayu, dalam kaitannya dengan kesederhanaan, memilih sikap
berpada-pada, yakni suatu sikap penuh kehati-hatian dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan duniawiyah. Sikap berpada-pada ini dikedepankan agar
mereka terhindar dari hal-hal buruk yang akan menerpa kehidupan mereka.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesmipulan
Jati di masyarakat Melayu secara eksplisit diungkap oleh Tenas Effendy
dalam bukunya Tunjuk Ajar Melayu yang merinci ada 29 sifat-sifat orang Melayu,
yaitu :
1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Taat Kepada Ibu Bapak
3. Taat Kepada Pemimpin
4. Bersatu Bergotong Royong Dan Tenggang Rasa
5. Adil Dan Benar
6. Suka Menuntut Ilmu
7. Ikhlas Dan Rela Berkorban
8. Bekerja Keras, Rajin Dan Tekun
9. Mandiri Dan Percaya Diri
10. Bertanam Budi Dan Membalas Budi
11. Penuh Rasa Tanggung Jawab
12. Pemalu
13. Pengasih
14. Hak Dan Milik
15. Suka Bermusyawarah dan Mufakat
16. Berani
17. Jujur
18. Hemat dan Cermat
19. Rendah Hati
20. Bersangka Baik dengan Makhluk
21. Perajuk
22. Tahu Diri
23. Terbuka
24. Pemaaf dan Pemurah

22
25. Amanah
26. Memanfaatkan Waktu
27. Berpandangan Jauh ke Depan
28. Bersyukur atas Nikmat Allah
29. Hidup Sederhana

23
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal, dan Sri Kamalasari. 2021. Budaya Melayu. Bandung : Manggu Makmur
Tanjung Lestari

24

Anda mungkin juga menyukai