Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

BUDAYA MELAYU RIAU

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHANIA ANTOANETA

KELAS : X MIPA 3

SMA NEGERI 2 TAMBANG

KECAMATAN TAMBANG

KABUPATEN KAMPAR

2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya telah selesai menuyusun makalah Budaya Melayu


Riau (BMR) ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh guru saya.
Saya harap makalah yang berisi 3 bab ini dapat memenuhi standar dan dapat
bermanfaat.

Materi yang dibahas dalam makalah ini ada 3, yang pertama mengenai “nilai nilai
asas jati diri melayu riau”, yang kedua mengenai“alam dan kearifan melayu
dengan lingkungan”, dan yang ketiga mengenai “adab dan kesantunan bahasa
melayu”.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis sangat jauh dari kata sempurna, akan
tetapi saya harap ibuk tidak memberikan nilai yang rendah kepada saya. Saya
harap usaha yang saya keluarkan untuk membuat makalah ini sapat bermanfaat
dan dijadikan lautan amal yang berbuah pahala dikemudian hari, akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Pengetik

Chania Antoaneta
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................

Daftar Isi ...............................................................................

Bab 1. Nilai – Nilai Asas Jati Diri Melayu Riau ......................

Rangkuman ................................................................

Bab 2. Alam Dan Kearifan Melayu Dengan Lingkungan ........

Rangkuman ...............................................................

Bab 3. Adab Dan Kesantunan Bahasa Melayu ........................

Rangkuman ................................................................

Kesimpulan Dan Saran ..........................................................

Daftar Pustaka ......................................................................


BAB I

NILAI – NILAI ASAS JATI DIRI MELAYU RIAU

A. Definisi dan Istilah

Menurut kamus bahasa indonesia lengkap, nilai-nilai adalah sifat-sifat penting


yang berguna bagi kemanusiaan. Menurut Spranger, nilai adalah suatu tatanan
yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif
keputusan dalam situasi sosial terteuntu. Kalau menurut Horrocks, nilai adalah
sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan
mengenai apa yang ingin dicapai.

Menurut bahasa asas adalah dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir
atau berpendapat seseorang.

Menurut kamus bahasa, jati diri adalah ciri-ciri atau gambaran seseorang, cita
cita, identitas, semangat seseorang. Jati diri berarti suatu manifesta ideologi hidup
seseorang.

B. Melayu Riau

Melayu riau adalah salah satu dari banyak rumpun Melayu yang ada di
Nusantara. Sekarang di Riau terdapat sekitar 33 Paguyuban dari berbagai suku
dan puak di tanah air, mulai dari Persatuan Masyarakat Aceh sampai kepada
Persatuan Masyarakat Papua dan Ambon. Semua Paguyuban itu berpadu satu
dalam organisasi yang dinamakan Forum Kesatuan Masyarakat Riau (
FOSKESMAR ).

C. Jati Diri Melayu

Jati diri melayu adalah gambaran, identitas dan manifesta hidup dari orang-orang
Melayu yang menjalankan dan mengamalkan adat istiadat Melayu. Jati diri
Melayu tersebut meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Hidup rukun, damai, dan sejahtera
Nilai-nilai asas adat dan budaya Melayu yang mengutamakan
kehidupan yang rukun dan damai, aman dan sejahtera, saling
hormat-menghormati, tolong-menolong dan berimbang rasa.
2. Memiliki asas kebersamaan dan mufakat
Asas kebersamaan orang Melayu terlihat sari kebiasaan untuk
bermusyawarah dan mufakat menjadi dalam mengambil keputusan,
merancang dan melaksanakan kegiatan dalam kehidupan berumah
tangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Terbuka dan berbaik sangka kepada sesama makhluk
Asas ini dituangkan ke dalam ungkapan adat yang mengatakan “
apabila hidup hendak terpuji buka kulit tampaklah isi, kalau hidup
hendak sejahtera, sesama makhluk berbaik sangka ”.
Pada hakikatnya nilai-nilai asas jati diri bangsa adalah nilai-nilai
luhur adat dan budaya sebagai perekat kehidupan bermasyarakat,
berbangasa dan bernegara yang dimiliki oleh semua suku dan puak
yang ada di bumi tercinta ini.

D. Pengertian Tunjuk Ajar Melayu

Menurut Tenas Effendy, tunjuk ajar adalah segala jenis petuah, petunjuk,
nasehat, amanah, pengajaran, dan contoh

teladan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan berkahnya menyelamatkan


manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat.

E. Kedudukan Tunjuk Ajar Melayu

Tunjuk ajar bagi masyarakat Melayu ditempatkan pada kedudukan yang tinggi,
bahkan sebagian orang tua-tua menempatkannya teramat penting karena
kandungan isinya banyak manfaat yang akan terbuang luhur.

F. Manfaat Tunjuk Ajar Melayu


Tunjuk ajar Melayu bermanfaat dan memiliki nilai positif dalam kehidupan dunia
maupun kehidupan akhirat, baik bagi pribadi, maupun bagi masyarakat, bangsa
dan negara. Intinya adalah manfaat dalam tunjuk ajar sangat luas, sehingga tidak
dapat dihingga ( tak terbatas ).

G. Kandungan Tunjuk Ajar Melayu

Berikut beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam tunjuk ajar Melayu:

1. Nilai senenek dan semoyang


Nilai ini mengajarkan orang untuk merasa seasal dan seketurunan, yakni
sama sama cucu adam. Ungkapan pantun ada yang mengatakan:
Ketuku batang ketakal
Kedua batang keladi muyang
Sesuku kita seasal
Senenek kita semoyang

2. Nilai seaib dan semalu


Nilai seaib dan semalu adalah nilai saling memelihara hubungan antara
pribadi maupun kelompok. Nilai ini mengajarkan dan menyadarkan orang
agar hidup saling menjaga hubungan baik, saling menjaga marwah, saling
menjaga agar tidak melanggar “ pantang larang ” yang terdapat di dalam
setiap suku dan puak. Ungkapan adat mengatakan:
Aib orang jangan dibilang
Aib diri yang kita kaji

3. Nilai senasib sepenanggungan


Nilai ini adalah nilai untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial
untuk saling tolong-menolong,
bantu-membantu, ingat-mengingat dalam kehidupan sehari-hari.
Ungkapan adat mengatakan:
Adat senasib sepenanggungan
Dalam sempit sama berhimpit
Dalam lapang sama melenggang

4. Nilai seanak sekemenakan


Nilai ini mengajarkan orang merasa bertanggung jawab terhadap setiap
anggota masyarakat tanpa memandang asal suku, keturunan dan
sebagainya. Ungkapan adat mengatakan:
Tanda seinduk dan sebahasa
Menyanggah tidak mencerca
Bercakap tidak menista

5. Nilai seadat sepusaka, sepucuk setali sedarah


Nilai ini mengajarkan untuk saling mengkaji asas-asas nilai adat dan
budaya yang memiliki kesamaan,
kemudian menjadikannya sebagai pengikat, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Ungkapan adat mengatakan:
Walaupun lain padang lain belalang
Lain lubuk lain ikannya
Namun yang belalang tetap belalang
Yang ikan tetaplah ikan
Dalam berbeda banyak samanya

6. Nilai sesampan dan sehaluan


Nilai ini menyadarkan orang tentang kehidupan berbangsa dan bernegara,
agar mereka turut menyelamatkan, memelihara bangsa dan negaranya,
kemudian menyatukan tekad dan niat untuk mencapai azam dan matlamat
dalam pembangunan hari depannya. Ungkapan adat mengatakan:
Adat berlayar di tengah laut
Pedoman diingat petunjuk diikut
Dikemudikan menurut alur dan patut
Supaya selamat menentang ribut

7. Nilai mendapat sama berlaba, hilang sama merugi


Nilai ini mengajarkan orang agar menjunjung tinggi keadilan dan
kebersamaan dalam berusaha, atau dalam memanfaatkan Sumber Daya
Alam ( SDA ) dan sebagainya. Ungkapan adat mengatakan:
Makan jangan menghabiskan
Minum jangan mengeringkan

8. Nilai menegakkan marwah marwah dalam musyawarah,


menegakkan daulat dalam mufakat

Nilai ini mengajarkan orang agar mengutamakan musyawarah dan


mufakat, baik merancang sesuatu maupun menyelesaikan
permasaalahan yang timbul. Ungkapan adat mengatakan:

Adat duduk di dalam musyawarah


Tentu banyak berselisih lidah
Adat duduk bermuafakat
Tentulah banyak bersilang pendapat

9. Nilai tahan menentang matahari

Nilai ini berani dan pantang menyerah, tabah menghadapi musibah,


mandiri dalam hidup berusaha, berani menghadapi mati dan rela
berkorban untuk kepentingan agama, masyarakat, bangsa dan
negaranya, dan sebagainya.

10. Nilai ingat dengan minat

Sifat ingat kepada diri, ingat gidup akan mati, ingat segala tugas dan
tanggung jawabnya, ingat kepada beban yang dipikulnya dan menaruh
minat dan kepedulian yang sebesar-besarnya terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
11. Nilai merendah menjunjung tuah

Nilai rendah hati, tidak sombong, dan tidak angkuh, tidak membesar-
besarkan diri, tidak merendahkan orang lain, tidak besar kepala dan
sebagainya.

Nilai-nilai asas adat Melayu yang diuraikan diatas, bila di hayati dan di
amalkan dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah atau dimanapun
dapat mewujudkan rasa sejahtera, tentu saja sejahtera lahiriah dan
batiniah.
BAB II

ALAM DAN KEARIFAN MELAYU

DENGAN LINGKUNGAN

A. Budaya Dan Tradisi Masyarakat Melayu dengan Alam

Alam bukan saja dijadikan alat mencari nafkah, tetapi juga berkaitan
dengan kebudayaan dan kepercayaan. Dalam ungkapan mengatakan:

Kalau tidak ada laut, hampalah perut

Kalau tidak ada hutan, hilanglah adat

Menyadari eratnya kaitan antara kehidupan manusia dengan alam,


menyebabkan orang Melayu berupaya memelihara serta menjaga kelestarian
dan keseimbangan alam melalui tradisi, pantang larang, kearifan lokal, dan
lain sebagainya.

Tradisi, pantang larang dan kearifan orang Melayu dalam menjaga lingkungan
hidup secara turun-temurun sudah diterapkan, diantaranya:

1. Tradisi menanam rumbia di tepi ladang

Tanaman rumbia telah membuat ladang mendapat cadangan simpanan air ketika
tiba musim kemarau karena tanaman ini dapat menyimpan air. Pohonnya
mengandung tepung sagu yang dapat di olah untuk berbagai keperluan. Daun
rumbia bisa dijadikan untuk atap rumah, pelepah rumbia dapat digunakan untuk
dinding atau pagar rumah, kayu rumbia bisa dimanfaatkan sebagai kayu bakar.

2. Tradisi larangan memanjat buah durian

Jika durian sudah berbuah, orang Melayu punya tradisi mengambil buah durian
dengan dibiarkan jatuh buah yang sudah masak.
Larangan yang berisi mitos ini mengandung makna adanya larangan untuk
menghindar pemetikan terhadap buah durian yang amsih muda.sudah jelas
tujuannya adalah membiarkan buah durian matang dengan alami.

3. Tradisi menjaga pohon sialang tempat bersarangnya lebah


Dukun diberi tugas mengambil madu lebah. Dia dapat mengambil madu
lebah dengan aman dengan mendekatkan asap tunam kepada lebah. Ketika
lebah terkena asap, maka lebah menghindar, demikian madunya diambil.
Ritual pengambilan madu sialang
a) Memindahkan penunggu sialang
Yaitu memindahkan hantu penunggu pohon sialang.
b) Memasang lantak
Orang Melayu memanjat pohon sialang menggunakan lantak,
lantak tersebut disusun rapi didalam tekuluk.
c) Mengusir lebah
Orang Melayu menggunakan suluh untuk mengusir lebah dari
sarang.
4. Tradisi larangan membunuh hewan musang
Binatang ini tidak pernah diberantas oleh orang Melayu sampai punah.
Meskipun musang dapat mengancam ternak, tetapi peranannya terhadap
kelestarian lingkungan sangat besar.
5. Tradisi upacara menjumput padi
Padi semasa belum dituai disebut sebagai buah rumput. Hal ini
mengandung saran makna kehati-hatian, sehingga petani tidak terlanjur
merasa bahagia sebelum hasil ladangnya selamat sampai ke rumah.
6. Tradisi menanam pohon kelapa
Pohon kelapa mempunyai multi fungsi, yaitu buahnya biasa dijadikan
untuk santan dan memasak gulai, dapat dijadikan minyak goreng.
Tempurung kelapa dapat menjadi arang membakar ikan, bahan untuk
pemanas penggosok. Daun kelapa berfungsi untuk membuat atap dan
anyaman, lidi daun kelapa untuk dijadikan sapu. Batang kelapa dijadikan
sebagai tongkat rumah, umbi kelapa dijadikan bahan makan biasa jika
pesta perkawinan. Hampir seluruh bagian dari pohon kelapa dapat
digunakan, karena itu orang Melayu menyebut pohon kelapa sebagai
pohon kehidupan.
7. Tradisi gurindam yang berisi tentang pelestarian lingkungan
Orang Melayu memberi kearifan kepada anak cucu dan kemenakannya,
agar menjaga dan memelihara alam lingkungan telah dikumpulkan bidal,
gurindam dan pantunnya, misalnya:
Ketika manusia tidak dikawal dengan agama, tidak dipandu dengan adat,
dan tidak mempunyai tradisi yang baik,maka dia akan mendatangkan
bencana, namun kemudian, kerusakan itu akan berbalik mengancam
manusia itu sendiri. Ini yang akan mempercepat kiamat dari sudut
pandang budaya manusia, meskipun kiamat yang sebenarnya adalah
rahasia allah swt semata.

B. HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM


Dalam hal pemeliharaan tanah adat, pimpinan adat Melayu telah membuat
semacam tata ruang untuk masyarakat adat. Adapun mengenai hutan itu
ditetapkan paling kurang ada 4 bagian, yaitu:
1) Rimba simpanan atau rimba larangan
Rimba ini adalah hutan belantara yang sengaja dibiarkan
lestari begitu rupa.
2) Tanah kebun atau peladangan
Adalah lahan yang diperuntukkan untuk berkebun dan
berladang.
3) Rimba kepungan Sialang
Adalah hutan yang dilindugi, terpelihara kelestariannya,
dan bernilai ekonomi yang cukup besar tanpa harus
mengeluarkan biaya yang tinggi.
4) Tanah pekarangan
Adalah area yang tidak terpisah dari bangunan atau rumah.

 Peran sosial-ekonomi dan ekologi tanah bagi orang melayu

Tanah bagi orang melayu dapat dijadikan sebagai simbol dari status sosial
seseorang atau suku. Semakin banyak tanah pusaka yang dimiliki seseorang,
semakin tinggi status sosial seseorang atau sukunya. Jumlah tanah pusaka yang
dimiliki mempunyai hubungan dengan kedudukan seseorang sebagai penduduk
asal. Sebaliknya, seseorang yang berasal orang atau kaum pendatang disebut
dengan malakok (menyatu dengan suku asal).

 Peran sosial-ekonomi dan ekologi hutan bagi orang melayu

Dua aturan pemanfaatan hasil hutan dan hasil laut untuk peran sosial-ekonomi
dan ekologi orang melayu yang ditetapkan oleh pemangku adat Melayu, yaitu:

1. Pemenuhan kebutuhan hidup kebutuhan sehari-hari


2. Untuk diperjualbelikan
 Peran sosial-ekonomi dan ekologi tanah kebun dan ladang bagi orang
melayu

Orang Melayu telah lama mengenal kebun lada, kelapa, getah, gambir,
tembakau dan cengkeh. Sedangkan ditanah ladang atau peladangan mereka
menanam padi, jagung, labu dan berbagai sayuran.

 Peran sosial-ekonomi dan ekologi rotan bagi orang melayu

Rotan yang umum digunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa
yang paling umum dipergunakan adalah manau, batang, tohiti, mandola, tabu-
tabu, suti, sega, lambang, blubuk, jawa, pahit, kubu, lacak, slimit,cacing,
semambu, dan pulut.

 Peran sosial-ekonomi dan ekologi pohon Damar bagi orang melayu


Orang Melayu juga memanfaatkan getah pohon dammar, pasa masa lalunya,
damar merupakan alat penerangan yang turun temurun dipakai dan diwariskan
dari generasi ke generasi.

 Peran sosial-ekonomi dan ekologi obat-obatan alami bagi orang


melayu

Tumbuhan obat-obatan yang digunakan masyarakat Melayu adalah:

o Daun cincau untuk mengobati radang lambung


o Daun duduk obati wasir dan sakit pinggang
o Daun binahong obati kencing manis dan sesak
o Temulawak untuk obati radang sendi
o Dan lain sebagainya ya.

 Hutan dan Ekologis

Jenis-jenis penamaan hutan bagi orang Melayu adalah:

1. Rimba
Adalah sebutan untuk hutan secara keseluruhan yang diberikan oleh
orang Melayu.
2. Beluka
Merupakan jenis hutan sekunder yang vegetasinya didominasi oleh
tumbuhan semak-semak.
3. Hutan adat
Adalah hutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat,
hutan adat memiliki fungsi yang sangat besar bagi orang Melayu,
selain berperan sebagai sumber makanan berupa buah-buahan dan
beberapa jenis kayu yang sangat bermamfaat seperti pohon sialang
juga berperan sebagai tanah yg di sakralkan oleh masyarakat adat.
Hutan adata adalah kawasan hutan yang ditandai dengan vegetasi yang
rapat dan relatif utuh atau merupakan kawasan hutan primer. Kawasan
ini merupakan kawasan dipercaya orang Melayu merupakan tempat
roh-roh menetap.
BAB III
ADAB DAN KESANTUNAN BAHASA MELAYU

A. Pengertian Adab dan Kesantunan


Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang
didasarkan atas aturan sistem religi.
Kesantunan adalah aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati
bersama oleh suatu masyarakat sehingga menjadi prasyarat dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kesantunan berbahasa adalah kesopanan dan kehalusan dalam
menggunakan bahasa ketika berkomunikasi melalui lisan atau
tulisan. Kesantunan berbahasa merangkumi aspek pemilihan kata,
nada, gerak laku dan gaya. Macam macam adab dan kesantunan
orang Melayu:
1. Adab Mendaki
Adab mendaki adalah adab bertutur terhadap orang tua-
tua yang harus dihormati dan disegani. Kata-kata yang
dipakai hendaklah terkesan meninggikan martabat atau
dengan gaya menghormati.
2. Adab Melereng
Berbicara dengan semenda. Caranya tidak boleh
langsung begitu saja. Terhadap orang semenda dalam
masyarakat adat, disamping dipanggil dengan gelar,
juga dipakai gaya berkias atau kata perlambangan, hal
ini dilakukan untuk menghormati orang semenda itu.
3. Adab Mendatar
Cara berkomunikasi dengan orang sebaya. Dalam hal
ini bebas memakai gaya dan kata-kata.
4. Adab Menurun
Merupakan komunikasi terhadap orang yang lebih
muda dari kita, serta orang yang berkedudukan sosial
lebih rendah dari kita. Kata-kata yang dipakai
menunjukkan ajaran, memberi petunjuk, pedoman, dan
berbagai pesan mengenai kehidupan yang mulia dan
bermartabat.

B. Jenis dan Bentuk Kesantuanan Berbahasa

Kesantunan berbahasa dari aspek verbal


Kesantunan ini merujuk kepada semua aspek komunikasi secara lisan,
pertuturan atau percakapan. Semua komunikasi ini memerlukan bahasa yang
sopan, kesantunan dan bahasa yang halus. Dalam berkomunikasi, komponen yang
harus diperhatikan adalah:

 Fenotik dan Fonologi, berkaitan dengan penyebutan dan bunyi bunyi


bahasa.
 Sintaksis, merujuk kepada ayat-ayat yang digunakan secara betul.
 Morfologi, berkaitan dengan dengan struktur, bentuk dan golongan kata.
 Semantik, berkaitan dengan makna kata atau ayat.

Aspek kesantunan berbahasa verbal yang perlu dititikberatkan adalah


penggunaan bahasa yang halus. Orang Melayu amat memandang berat terhadap
nilai berbahasa. Nilai terhadap berbahasa menentukan jenis-jenis bahasa seperti
bahasa halus, bahasa kesat, bahasa kasar, dan bahasa biadab.

Kesantunan berbahasa dari aspek non verbal


Kesantunan ini merujuk kepada semua perlakuan yang tidak menggunakan
bahasa lisan untuk menyampaikan suatu pesan tanpa menggunakakan kata-kata.
Kesantunan ini hanya memerlukan gerakan tubuh ya. Contoh-contoh kesantunan
berbahasa dari aspek non verbal di mayarakat Melayu adalah:
 Menggunakan tangan kanan untuk melakukan sesuatu perkara yang
dianggap mulia. Budaya ini merupakan budaya yang harus diamalkan
karena amalan ini merupakan sunnah Rasulullah SAW.

 Menggunakan anggota badan dengan cara yang sopan, gerakan anggota


badan yang perlu dijaga supaya tidak menimbulkan spekulasi kurang
respon,karena gerakan badan juga mencerminkan pribadi seseorang.

 Tidak menunjukkan sesuatu menggunakan jari telunjuk, tapi


gunakanlah ibu jari. Penggunaan ibu jari dianggap sopan karena isyarat
ini tidak akan mewujudkan salah faham.

 Membungkukkan badan apabila lewat dihadapan orang yang lebih tua.


Budaya ini melambangkan penghormatan orang muda terhadap orang
yang lebih tua.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari 3 bab diatas, yang dapat saya simpulkan tidaklah banyak karna sungguh
saya penat mengetik ini.

Kesimpulan dari Bab I


Pengertian mengenai nilai, asas dan jati diri. Lalu ada juga pembahasan
mengenai jati diri Melayu Riau, lalu mengenai tunjuk ajar Melayu, tunjuk
ajar Melayu ini meliputi manfaat dan kandungannya.
Kesimpulan Bab II
Di Bab ini membahas mengenai hubungan manusia dengan
lingkungannya, lalu memelihara serta menjaga dan melestarikan
lungkungan, menjaga keseimbangan alam, cara pemanfaatannya ,dan
membahas tentang tradisi pantang larang yang ada.
Kesimpulan Bab III
Pembahasannya mengenai adab dan kesantunan, terus macam macam adat
dan kesantunan masyarakat Melayu, dan yang terakhir pembahasan
mengenai jenis-jenis kesantunan, mulai dari aspek verbal dan aspek non
verbal.

Saran

Saran yang dapat saya berikan bagi pembaca yang cewek maupun cowok, tua
ataupun muda, murid ataupun guru ,rata-rata pembahasan di setiap bab adalah
mengenai sikap kita, adab, kata-kata, jati diri, banyak deh. Jadi saya ambil inti
menyeluruh saran saya saja.
Bentuklah diri kita menjadi orang yang lebih baik, jaga kata-kata, jaga ucapan,
jaga sikap, dalam kehidupan ada nilai-nilai yang dapat membentuk kita menjadi
lebih baik lagi. Selain itu, jaga juga lingkungan tempat kita, bukan hanya tempat
kita, kalau bisa seluruh lingkungan kita jaga.

Jagalah lingkungan dan diri masing-masing, jadikanlah diri kalian menjadi lebih
baik begitu juga lingkungan, jaga dan lestarikanlah lingkungan disekitar kalian.

Sekian saran dari saya, assalamualikum wr, wb.

Daftar Pustaka

Dari Buku Cetak BMR Peniti Media.

Al Azhar.2015.Nilai-Nilai Asas Jati Diri Melayu Sebagai Perekat Persatuan Dan


Kesatuan Bangsa. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.

Ali, Muhammad Dan Muhammad. A.2010, Psikologi Remaja (Perkembangan


Peserta Didik). Bumi Aksara: Jakarta.

Effendy, Tenas. 2004. Tunjuk Ajar Melayu: Butir-Butir Budaya Melayu Riau
Yogyakarta

http://hydayahnur.blogspot.co.id/2014/09/kesantunan-berbahasa-masyarakat-
melayu.html,diketik tanggal 01/12/18.

Anda mungkin juga menyukai