Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

NILAI ASAS-ASAS JATI DIRI MANUSIA DAN TUNJUK


AJAR MELAYU RIAU

Bagi orang Melayu, kehalusan dan ketinggian budi pekerti menjadi halyang utama. Orang Melayu Riau
megenal pola saling menghormati dan saling memberi dengan istilah menanam budi, yang bertujuan
menanam budi. Tinggi rendah derajat seseorang selalu diukur dari budi yang diberikan kepada orang
lain. Semakin banyak menanam budi maka kedudukan dan kehormatan seseorang di masyarakat akan
semakin tinggi. Menanam budi tidak hanya bebentuk pemberian materi, tetapi juga dapat berbentuk
bantuan tenaga,pemikiran,serta perlakuandan tutur bahasa yang sopan, dan halus.

A.Nilai Asas-Asas Jati Diri Melayu Riau

Asas identik dengan dasar (sesuatu yang menjadi tumpah berpikir atau berpendapat) sedangkan jati diri
bisa diterjemahkan sebagai suatu perwujudan ideologi hidup seseorang atau identitas seseorang.
Ungkapan adat Melayu mengatakan: "Adat sebanjar bertunjuk ajar, adat sedusun bersopan santun, adat
sedesaa rasa-merasa, adat senegri bertanam budi, adat sebangsa seia sekata". Inti dari nilai ini
mengajarkan kehiduoan yang santun,berbudi pekerti terpuji dan menjunjung tinggi asas kebersamaan
yang adil dan merata. Ungkapan lain menegaskan: "Hidup serumah beramah-tamah, hidup sedusun
tuntun-menuntun, hidup sekampung tolong-menolong, hidup senegri beri-memberi, hidup sebangsa
bertenggang-rasa". Ungkapan ini mencerminkan nilai-nilai asas dan budaya Melayu yang mengutamakan
kehidupan yang rukun dan damai, aman dan sejahtera, saling hormat menghormati, tolong-menolong
dan bertimbang rasa. Oleh sebab itu, para pemuka adat Melayu selalu mengigatkan, bahwa tegak nya
tuah dan maruah harkat serta martabat sesuatu kaum dan bagsa berpunca dari asas kebersamaan yang
disebut senasib sepenanggungan, seaib dan semalu serta kesadaran semua pihak untuk megekalkan
musyawarah dan mufakat atau dikatakan: "elok kerja karena bersama, elok niat karena mufakat", atau
dikatakan: "karena sefaham tercapai azam, karena serasi kerja menjadi". Asas inilah menyebabkan
kebersamaan melalui musyawarah dan mufakat menjadi landasan dalam mengambil keputusan,
merancang dan melaksanakan kegiatan dalam kehidupan berumah tangga, bermasyarakat,berbangsa
dan bernegara.

Diantara nilai-nilai assas budaya Melayu yang menjadi jati diri kemelayuan orang Melayu sejak turun-
temurun adalah sebagai berikut.
1. TAM 4

Nilai-nilai asas budaya Melayu yang termaktub pada TAM-4 adalah sebagai berikut.

a.Senenek semoyang

Dalam ruang lingkup lebih kecil, akan menyadarkan orang akan kesemaan nenek moyang nya yakni
berasal dari serumpun Melayu. Nilai ini mampu menumbuhkan rasa kekeluargaan dalam arti luas
smapau pada peringkat persebatian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada
dasarnya, nilai ini mengajarkan orang untuk merrasa seasal dan seketurunan sebagai cucu Adam.

Ungkapan pantun ada mengatakan:

Ketuku batang ketakal

Kedua batang keladi muyang

Sesuku kita seasal

Senenek kita semoyang

Selanjutnya dijelaskan:

Tanda merasa senenek semoyang

Duduk bersama berkasih sayang

Twgak beramai tenggang-menenggang

Berfikiran jernih berdada lapang

b.seaib dan semalu

Nilai ini mengajarkan dan menyadarkan orang agar hidup saling menjaga dan pelihara hubungan baik,
saling menjaga maruah, saling menjaga agar tidak melanggar pantang larang yang terdapat dalam setiap
suku dan puak, saling menjaga agar tidak ada perilaku hujat-menghujat , maki-memaki, caci-
mencaci,fitnah-memfitnah dan sebagainya yang dapat menimbulkan aib malu bagi orang maupun
dirinya sendiri, atau dapat menimbulakan pertikaian dan perpecahan di dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Pada dasarnya, nilai ini mengajarkan tentang saling
memelihara hubungan antara pribadi maupun antara kelompok masyarakat.

Ungkapan adat mengatakan:


Tanda sehidup seaib semalu

Yang buruk sama dibuang

Yang keruh sama dijernihkan

Yang kusut sama diluruskan

Yang menyalah sama diluruskan

Salah besar diperkecil

Salah kecil dihabisi

c.Senasib sepenanggungan

Nilai ini dapat meredam tumbuhnya kesenjangan sosial, dapat menjauhkan kecemburuan sosial baik
antara sesama anggota masyarakat maupun antara suku dan etnis dan dapat pula mengikis sifat dengki
dan iri-mengiri, sifat mau menang sendiri, sehingga dapat mewujudkan tali persaudaraan yang kental.
Dengan demikian, nilai ini mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial untuk saling tolong-
menolong,bantu-membantu,ingat-mengingat dalam kehidupan sehari-hari.

Dari sisi lain, nilai ini dapat menumbuhka rassa kebersamaan dan menjauhkan perilaku yang hanya
mementingkan diri sendiri,kelompok,golongan atau kaum dan sukunya saja.

Ungkapan adat mengatakan:

Tanda senasib sepenanggungan

Bila ke laut sama basah

Bila kedarat sam kering

Bila mendapat sama berlaba

Bila hilang sama berugi

Bila berlebih beri-memberi

Bila kurang isi-mengisi


d.seadat sepusaka, sepucuk setali darah

Melalui kesamaan nilai-nilai luhur dan budaya itulah ditumbuhkan rasa persaudaraan yang kekal, yang
dapat mewujudkan terjalinnya hubungan tali darah atau tali persaudaraan yang kental. Para tetua masih
silam memahami benar bagaimana mencari kesamaan terdapat pada hati nurani dan nilai-nilai asas
kemanusiaan yang universal.

Ungkapan adat mengatakan:

Walau pun lain padang lain pandangan

Lain lubuk lain ikannya

Namun yang belalang tetaplah belalang

Yang ikan tetaplah ikan

Dalam berbeda banyak samanya

e.Seanak sekemenakan

Nilai ini dapat menumbuhkan rasa keadilan, serta dapat memberikan perlindungan ynag sama terhadap
seluruh anggota masyarakat. Hal ini dikarenakan nilai seanak sekemenakan mampu mengajarkan agar
orang merasa bertanggung jawab terhadap setiap anggota masyarakat tanpa memandnag asal
suku,keturunan,dan sebagainya.

Di dalam ungkapan adat dikatakan:

Adat seanak-kemenakan

Yang anak sama dipinak

Yang kemenakan sama dibela

Yang jauh diperdekat

Yang menyalah diberi petuah

Yang terlanjur sama ditegur

f.Sesampan sehaluan
Budaya Melayu selalu mengibaratkan kerajaan, negara bagaikan sebuah sampan,perahu atau bahtera
yang besar yang didalamnya hidup rakyat dengan nahkoda sebagai pemimpinnya. Sampan, bahtera atau
perahu tau lancang itu akan berlayar dwngan selamat apabila seluruh awaknya dapat menjalin
kebersamaan,menyatukan tujuan dan cita-citanya.

Ungkapan adat mengatakan:

Elok berkayuh sama merengkuh. Elok berjalan sama pedoman

Elok berdayung sama sealun. Elok belayar sama tujuan

g. Mendapat sama berlaba, hilang sama merugi

Nilai ini mengajar orang untuk tidak bersifat serakah, untuk tidak mencari keuntungan bagi diri atau
kelompok sendiri saja, tetapi mengutamakan kebersamaan dan pemerataan yang adil. Nilai juga
mengajarkan orang agar menjunjung tinggi keadilan dan kebersamaan dalam memanfaatkan SDA dan
sebagainya.

Ungkapan adat mengatakan:

Makan jangan menghabiskan

Minum jangan mengeringkan

Orang tua-tua mengigatkan:

Makan jangan kenyang seorang

Ingat-ingat penderitaan orang

2. TAM-10 : Bertanam budi dan berbalas budi

Sejak manusia lahir hingga meninggal dunia mereka ditanami nilai budi. Nilai kemanusiaan seseorang
dan nama baiknya setelah meninggal dunia diukur dari nilai dasar tersebut. Di lingkungan masyarakat
Melayu kata "Budi" digunakan secara masif, sismetik, dan mencakup berbagai aspek dan rentang
kehidupan .

3. TAM-11: Ingat dan Minat

Nilai ini bisa diterjemahkan sebagai sifat ingat kepada diri, ingat hidup akan mati, ingat segala tugas dan
tanggung jawabnya, ingat kepada beban yang dipikulnya , dan menaruh minat dan kepedulian yang
sebesar-besarnya terhadap masyarakat dan lingkungannya, serta meminati dan mencermati berbagai
perubahan, pergeseran nilai dan perkembangan yang terjadi didalam masyarakat, bangsa dan
negaranya.

4. TAM-15 : Meneggakkan marwah dalam musyawarah, Meneggakkan daulat dalam mufakat

Peribahasa ini memiliki makna anjuran untuk menjunjung tinggi asa musyawarah dan mufakat dalam
kehidupan. Nilai ini juga bisa diterjemahkan sebagai nilai yang berusaha untuk tetap memlihara dan
meneggakkan tuah dan marwah, harkat dan martabat sebagai jati diri (kemelayuan).

5. TAM-16 : Tahan menentang matahari; tuah sakit hamba negeri, esa hilang dua terbilang,patah
tumbuh hilang tak berganti, tak Melayu hilang bumi.

Nilai-nilai asas budaya Melayu yang termaktub pada TAM-16 adalah sebagai berikut.

a.Tahan menantang matahari

Sifat ini dapat menjadikan dirinya sebagai seorang patriot bangsa dan pahlawan yang handal,
sebagaimana dikatakan dalam pepatah: "esa hilang dua terbilang, pantang melayu berbalik belakang"
atau dikatakan : sekali masuk gelanggang,kalau tak berjaya nama yang pulang". selain itu, Nilai ini juga
bisa diterjemahkan sebagai sifat berani dan pantang menyerah,tabah mengahdapi musibah,mandiri
dalam hidup dan berusaha, tidak gentar menghadapi canbaran, tangguh mengahdapi musuh,tahan
menghadapi cobaan, berani menghadapi mati dan rela berkorban untuk membela kepentingan agama,
masyarakat, bangsa dan negaranya, serrta bertanggung jawab atas perbuatannya.

b. Tuah sakti hamba negeri, esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti, tak akan Melayu
hilang dibumi

Kata-kata ini sebagai ungkapan yang diungkapkan oleh laksamana Hang Tuah kwtika beliau menjabat
sebagai laksamana di kerajaan Malaka. Ungkapan ini terdiri dari empat kalimat, diantaranya sebagai
berikut.

1) Tuah Sakti Hamba Negeri

Nilai ini menunjukan bahwa orang itu identik dengan orang yang bertuah. Orang yang bertuah berarti
memiliki harkat,martabat,maruah,harga diri,kemampuan,keahlian dan sebagainya sehingga orang
melayu itu memiliki kelebihan dan keutamaan yang disebut dengan "Tuah" itu sendiri dan itulah yang
disebut dengan melayu.

2) Esa Hilang Dua Terbilang


Bagi orang melayu berpantang dengan yang namanya menyerah dan berputus asa. Pantang mundur
dalam gelanggang, sekali layar terkembang pantang kota mundur kebelakang. Itulah semangat orang
Melayu yang selalu diungkapkan oleh orang tua melalui pantun, syair, dan lain sebagainya.

3) Patah Tumbuh Hilang Berganti

Maka dari itu ia semua nilai-nilai budi pekerti yang luhur,. nilai-nilai kepahlawanan harus diturunkan
dari generasi ke generasi berikutnya. Jika semuanya sudah berjalan dengan baik maka harapan Hang
Tuah dan mungkin harapan kita semua akan tercapai.

4) Tak Akan Melayu Hilang Dibumi

Banyak generasi muda Melayu yang sudah tidak lagi mengenal akan hakekat Melayu itu sendiri. Banyak
pula yang sudah tidak mengetahui bahwa ia adalah orang Melayu. Sungguh sangat disayangkan sekali
bisa semua itu terjadi tanpa ada yang mau mencegahnya, berusaha untuk memperbaiki, dan mewarisi
nilai-nilai luhur budi pekerti yang baik kepada generasi muda Melayu. Hal ini terjadi karena adanya
proses pewarisan nilai luhur Melayu yang terputus di tengah masyarakat pada di masa sekarang.

6. TAM-19

Nilai-nilai asas budaya Melayu yang termaktub pada TAM-19 adalah sebagai berikut.

a. Merendah menjunjung tuah

Sifat rendah hati, tidak sombong dan tidak angkuh,tidak membesar-besarkan diri sendiri,tidak merendah
kan orang lain,tidak membangga-banggakan keturunan,tidak menyombonkan pangkat dan harta,tidak
melebih-lebihkanbilmu sendiri,tidak "besar kepala dan tidak besar bual" dan sebagainya. Orang tua-tua
mengatakan: "adapun sifat Melayu terpuji, lidahnya lembut dan rendah hati" atau dikatakan: "yang
disebut melayu terbilang,hatinya rendah dadanya lapang".

b.Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, dimana air disau, disitu ranting dipatah

Pepatah "Air Disauk" berfungsi untuk memberikan nasihat dan. sindiran halus kepada orang yang tak
mau mengikuti dan atau menghormati, bahkan melawan adat-istiadat masyarakat negeri atau kampung
tempat dia bermastautin, mencari rezeki, dan membangun kehidupan yang lebih baik. Orang seperti itu
disindir dengan ungkapan kasar "Tak tahu di untung" yang berarti tak menghargai adat-istiadat dan
masyarakat, yang padahal di tempat itulah dia mencari kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin beroleh
kejayaan. Padahal, di negeri dan bersama masyarakat itulah dia hidup dan mengembangkan diri dalam
perjalanan hidupnya walaupun dia bukan anak watan (penduduk asal) negeri tersebut. Dengan
menggunakan pepatah "Air Disauk" diharapkan oranv yang dinasihati dan disindir menjadi sadar akan
pentingnya arti dan peran negeri, masyarakat, dan adat-istiadat neheri tempat tinggal barunya itu bagi
perkembangan hidupnya sekarang atau pun nanti.
Pada dasarnya, orang Melayu tergolong orang yang memuliakan adat-istiadat atau tata peraturan yang
baik-baik untuk mengatir kehidupan. Pepatah di atas ditunjukan kepada anggota keluarga atau warga
masyarakat agar jika merantau ke negeri orang lain, hendaklah menghormati dan atau mengikuti adat-
istiadat masyarakat setempat. Dalam pengertian adat-istiadat itu termasuklah peraturan bertingkah
laku, adab bermasyarakat, norma-norma yang dianggap baik, tata cara bertutue sapa, dan lain-lain. Oleh
sebab itu, orang melayu pun sangat menghormati orang lain yang merantau ke negeri mereka yang
sanggup menghargai dan atau mengikuti adat-istiadat Melayu seperti halnya orang Melayu seperti
halnya orang Melayu pun akan melakukan hal yang sama jika merantau ke negeri orang lain.

B. Tunjuk Ajar Melayu

Bagi orang melayu, tunjuk ajar harus mengandung nilai-nilai luhur agama Islam dan juga sesuai dengan
budaya dan norma-norma sosial yang dianut masyarakatnya. Orang tua-tua mengatakan didalam tunjuk
ajar, agama memancar, atau di dalam tunjuk ajar Melayu, tersembunyi berbagai ilmu. Hakekat isi tunjuk
ajar tidaklah kaku dan tidak mati, tetapi terus hidup, terbuka, dan terus mengalir bagaikan gelombang
air laut. Menurut Tenas Effendy, tunjuk ajar identik dengan segala jenis petuah, petunjuk, nasihat,
amanah, pengajaran, dan suri teladan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam arti luas. Butir-
butir tunjuk ajar semakna dengan butir-butir yang menunjukan bahwa lekatnya melayu kepada agama
isla. Butir-butir tersebut sebagai manifestasi dari dua pedoman ajaran agama islam, yaitu AL-Quran dan
Hadits, Inti dari tunjjuk ajar bukanlah dilihat dari syairnya, melainkan hal yang tersiratlah yang menjadi
intinya, bagaimana dengan membacanya kita dapat memahami hikmahnya untuk dijadikan acuan dalam
menjalani hidup, tentunya juga tidak meninggalkan acuan pokok, yaitu al-Quran dan Hadits.

Tunjuk ajar bisa dijadikan sebagai landasan hikmah menata diri, keluarga, masyarakat,dan negara,
terlebih bisa menata dunia, Jika tunjuk ajar ini dihayati dan diamalkan dalam setiap individu negeri,
niscayalah cita-citan negeri madani yang diinginkan akan mudah terwujud dengan kenyataan
sebenarnya.

1. Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa

seluruh nilai budaya dan norma-norma sosial masyarakat wajib merujuk pada ajaran islam dan dilarang
kertas bertikai, apalagi menyalahinya. Bagi orang Melayu, agama islam adalah anutannya. Semua nilai
budaya yang belum serasi dan belum sesuai dengan ajaran islam harus diluruskan terlebih dahulu,
sehingga nilai yang tidak dapat diluruskan segera dibuang. Acuan ini meyebabkan islam tidak dapat
dipisahkan dari budaya, adat istiadat, maupun norma-norma sosial lainnya dalam kehidupan orang
melayu.

2. Ketaatan Kepada Ibu Dan Bapak

Sastra lisan melayu amat banyak mengisahkan kebirukan anak durhaka yang hidupnya berakhir dengan
malapetaka dan kemalangan, Sebaiknya, banyak pula dikisahkan kemuliaan anak yang berbakti kepada
orang tuanya. Nilai mentaati orang tua amat diutamakan dalam kehidupan orang. Melayu. Sebagaimana
juga yang dikatakan Rasulullah bahwa keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua dan dan
sebaliknya. Orang tua-tua mengatakan, siapa taat ke orang tuanya, di dunia selamat di akhirat pun mulia

Pehatikan ungkapan berikut.

Ketaatan kepada pemimpin

Ungkapan adat Melayu mengatakan:

bertuah rumah ada tuanya,

bertuah negeri ada pucuknya

elok kampung ada tuanya,

elok negeri ada raja nya

Ungkapan di atas menunjukan bahwa kehidupan manusia harus ada pemimpinnya. Dalam masyarakat
melayu pemimpin dikemukakan, ditinggikan seranting, didahulukan selangkah, Lazimnya diambil atau
dipilih dari warga masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu

3. Pesatuan dan Kesatuan, Gotong Royong, dan Tenggang Rasa

Orang Melayu perprinsip bahwa pada hakikatnya manusia identik dengan bersaudara, bersahabat, dan
berkasih sayang, maka tunjuk ajar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan, gotong royong, dan
bertenggang rasa senantiasa hidup dan diwariakan secara turun temurun. Oleh sebab itu, sifat-sifat ini
bisa diterjemahkan sebagai ini kepribadian yang diajarkan oleh orang tua-tua Melayu. mereka juga
menegaskan, bahwa prinsip-prinsip tersebut akan mampu mewujudkan kedamaian di muka bumi ini.

4. Keadilan dan Kebenaran

Orang melayu berrani mati untuk membela kebenaran. Orang tua-tua menegaskan, takut karena salah,
berani karena benar. Bagi orang melayu keadilan dan kebenaran identik dengan kunci utama dalam
menegakkan tuah dan menjaga mawah, mengagkat harkat dan martabat, serta, mendirikan daulat dan
kewibawaan. Kebenaran wajib didirikan demi terlaksananya syarak dan sunnah, petuah dan amanah,
ketentuan adat lembaga, dan sebagainya. Hukum yang adil wajib ditegakkan demi terwujudnya
masyarakat yang adil dan sejahtera.

5. Keutamaan Menuntut Ilmu

Orang tua-tua menegaskan bahwa ilmu pengetahuan harus bermanfaat bukan saja untuk kepentingan
pribadi, tetapi harus juga bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Tunjuk ajar
mengamanahkan agar ilmu yang dituntut hendaklah ilmu yang berfaedah dan sesuai menurut ajaran
islam, nilai adat, dan nilai luhur yang sudah ada dalam masyarakat.Oleh sebab itu, keutamaan ilmu
tercermin dalam ungkapan, sebaik-baik manusia banyak ilmunya, seburuk manusia yang buta kata atau
mulia insan karena pengetahuan, hina orang ilmunya kurang.

6. Ikhlas dan Rela Berkorban

Dengan sifat ikhlas dan rela berkorban l, serta rassa kesetiakawanan sosial akan semakin tinggi,
mengakar , dan kemudian mwmbuahkan persaudaraan sejati. Sifat ikhlas dan rela berkorban menjadi
sifat orang melayu. Orang tua-tua mengatakan, bahwa dengan bersifat ikhlas, setiap pekerjaan akan
menjadi amal saleh yang diridhoi Allah swt.

7. Sifat Amanah

Dalam ungkapan dikatakan, orang amanah membawa tuah, orang amanah hidup berwara, dan orang
bermarwah dikasihi Allah. Sifat amanah,taat,setia,teguh pendirian, dan. tepercaya, dan menunjukan
tahu tanggung jawab, jujur, dan setia. Ungkapan lain mengatakan, siapa hidup memegang amanah
amanah, ke mana pergi tidakkan susah.

Kesimpulan Dan Saran:

Kesimpulan:

Pengertian mengenai nilai asas-asas dan jati diri manusia dalam tunjuk ajar melayu riau. Lalu ada juga
pembahasan mengenai jati diri melayu riau, lalu mengenai tunjuuk ajar melayu, tunjuk ajar melayu ini
meliputi manfaat dan kandungan nya.

Saran:

saran yang dapat kami berikan bagi pembaca yang cewek maupun cowok, tua ataupun muda, murid
ataupun guru, rata-rata pembahasan di bab ini adalah mengenai sikap kita, adab, kata-kata, jati diri,
banyak deh. Jadi kami ambil inti menyeluruh saran kami saja

Anda mungkin juga menyukai