Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA GAMBIRAN

KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

(The Correlation Of Stress With The Insomnia For Elderly People At Gambiran Village,
Mojoagung Sub District, In Jombang District)

Indah Novianti1 , Pepin Nahariani2.


1
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang
2
Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang

ABSTRAK

Pendahuluan : Insomnia tidak bisa dianggap sebagai gangguan yang sederhana karena secara umum tidak
bisa sembuh spontan. Kondisi ini juga menimbulkan berbagai dampak buruk antara lain kecemasan,
gangguan mood, alkoholisme dan substance abuse yang nantinya akan berujung pada penurunan kualitas
hidup pada usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stress dengan insomnia pada
lansia di Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang. Metode : Desain penelitian ini
menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua
lansia di Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang yang berjumlah 62 orang. Besar
sampel yang di gunakan sebanyak 31 responden. Teknik sampling menggunakan simple random sampling.
Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu stress dengan menggunakan kuesioner skala DASS
dan variabel dependen yaitu insomnia pada lansia dengan menggunakan Insomnia rating scale. Selanjutnya di
uji analisis menggunakan uji statistik rank spearman dengan α = 0,05. Hasil : Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa setengahnya responden tingkat stress sedang sejumlah 16 orang dari 31 responden
(51,6%). Sebagian besar responden insomnia sejumlah 19 orang dari 31 responden (61,3%). Hasil dari uji
rank spearman didapatkan bahwa 0,000 < 0,005. Hal ini terbukti ada hubungan stress dengan insomnia pada
lansia di Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang. Pembahasan : Cara pencegahan
stress pada lansia yaitu mengukur kemampuan sendiri,temukan penyebab perasaan negatif dan belajar untuk
menanggulanginya, rencanakan waktu dengan baik, buat keputusan dengan hati-hati dan napas dalam.

Kata Kunci : Stress, insomnia, lansia.

ABSTRACT

Introduction : Insomnia can not be regarded as a simple nuisance because it generally can not recover
spontaneously. This condition also causes a variety of bad effects includes anxiety, mood disorders,
alcoholism and substance abuse that will lead to decrease the quality of life for the elderly people. This
research aimed to determine the correlation of stress with insomnia for the elderly people at Gambiran
Village Mojoagung Sub district , in Jombang District. Method : This research design used an analytic
correlation with retrospectiveapproach.Population in this research was all elderly people atGambiran
Village Mojoagung Sub district , in Jombang District as many as 62 people. The total of samples that
wasused as many as 31 respondents. Sampling technique used simple random sampling. The research
variables consisted of independent variable was stress with using a questionnaire and DASS scale
dependent variable was insomnia for the elderly people with using Insomnia rating scale. Furthermore, it
was tested by the statistical analysis of Spearman rank test with α = 0.05. Result : The results of research
showed that a half of the respondent’s stress levels were moderate as many as 16 people from 31
respondents (51.6%). The most respondents were insomnia as many as 19 people from 31 respondents
(61.3%). Spearman rank test results were obtained that 0.000 <0.005.This case was proved that there was
a correlation of stress with insomnia for the elderly people at Gambiran Village ,Mojoagung Sub district ,
in Jombang District.Discussion : motivated to do stress prevention for elderly people namely measure
their own ability, find the cause of negative feelings and learn to cope with them, plan the time well,
makedecisionscarefully and a deep breath.

Keywords: Stress, insomnia, elderly people

PENDAHULUAN banyak dihadapi kelompok lanjut usia adalah


insomnia (susah tidur) (Yerly, 2009).
Salah satu masalah kesehatan yang Prevalensi gangguan tidur di Indonesia setiap
tahun cendrung meningkat, hal ini juga sesuai obat-obatan dan alkohol, kebiasaan tidur serta
dengan peningkatan usia dan berbagai penyakit komorbid lain yang di derita.
penyebabnya. Kaplan dan Sadock (2007) Seseorang dapat mengalami insomnia akibat
melaporkan kurang lebih 40-50% dari stres situasional seperti masalah keluarga,
populasi usia lanjut menderita gangguan kerja, penyakit, atau kehilangan orang yang
tidur. Gangguan psikiatri, ketergantungan di cintai (Potter & Perry, 2005). “Penyebab
obat dan alkohol menyebabkan gangguan kesulitan kronik untuk mendapatkan tidur
tidur kronik (10-15%). yang cukup adalah insomnia akibat stress
Lanjut usia kondisi dan fungsi tubuh (Potter & Perry, 2005). Insomnia tidak bisa
pun semakin menurun sehingga semakin dianggap sebagai gangguan yang sederhana
banyak keluhan yang terjadi.Insomnia tidak karena secara umum tidak bisa sembuh
bisa dianggap sebagai gangguan yang spontan. Berkenaan dengan hal di atas,
sederhana karena secara umum tidak bisa penyembuhan terhadap insomnia sangat
sembuh spontan. Kondisi ini juga diperlukan (Arina, 2014).
menimbulkan berbagai dampak buruk antara Penanganan gangguan tidur dapat
lain kecemasan, gangguan mood, alkoholisme dilakukan dengan tindakan non farmakologis
dan substance abuse yang nantinya akan seperti hindari dan meminimalkan
berujung pada penurunan kualitas hidup pada penggunaan minum kopi, teh, soda dan
usia lanjut. Dampak terburuk dari insomnia alkohol, hindari tidur siang .Selain itu lansia
pada usia lanjut adalah adanya resiko bunuh harus membuat kontak sosial dan aktivitas
diri (Wijayanti (2012). fisik secara teratur di siang hari dan lansia
Prevalensi insomnia yang di definisikan harus pula dibantu untuk menghilangkan
sebagai gangguan tidur kronis yaitu sebanyak kecemasannya. Kegiatan membaca sampai
50-70% dari semua lansia yang berusia >65 mengantuk dan mendengarkan lagu-lagu
tahun, penelitian sebelumnya juga jawa. Pendekatan secara sistematik terhadap
menyebutkan di thailand, hampir 50% pasien gangguan tidur lebih ditekankan pada
yang berusia >60 tahun mengalami insomnia. pendekatan komprehensif terhadap seluruh
(Dewi, 2013). Di Indonesia setiap tahun kondisi kesehatan fisik dan mentalnya dan
diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa lebih bersifat konservatif. Upaya
melaporkan adanya keluhan susah tidur meningkatkan higiene tidur seperti
(insomnia) dan sekitar 17% mengalami membersihkan tempat tidur sebelum tidur
keluhan tidur yang serius. Sekitar 67% perlu dilaksanakan di Panti Werda.Terapi
prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup dengan obat-obatan psikotropika perlu
tinggi. (Irawan, 2009 ). Setiap tahun diberikan dengan dimulai dosis efektif paling
diperkirakan sekitar 20% _ 50% orang kecil, sehingga tidak menimbulkan efek
dewasa melaporkan gangguan tidur dan kumulatif (Kurniawan, 2012). Stress dapat
sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang diatasidengan cara mengubah cara
serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia kitabereaksi pada suatu keadaan.Mengurangi
tergolong tinggi yaitu sekitar 67% (Amir, stress dapat dilakukandengan berbagai
2010). Berdasarkan data Dinas Kesehatan macam caraseperti olahraga secara teratur,
Jombang jumlah lansia pada tahun 2013 danmelakukan relaksasi.
sebanyak 352.031 orang (36,01%) (Dinkes Dari uraian di atas, penulis tertarik
Jombang, 2014). Jumlah lansia di Wilayah untuk melakukan penelitian tentang
kerja puskesmas Gambiran Mojoagung hubungan stress dengan insomnia pada lansia
Jombang sasarannya kunjungan lansia di Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung
sejumlah 10.533 dan cakupannya sejumlah Kabupaten Jombang.
6508 (Puskesmas Gambiran Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang , 2015). Dari METODE PENELITIAN
studi pendahuluan dalam 10 orang lansia
yang mengalami insomnia ditemukan 6 orang Desain penelitian adalah korelasional
yang mengalami stres. dengan pendekatan retrospektif. Populasi
Zion & Israel (2003 dikutip dari dalam penelitian ini semua lansia usia 60-74
Darmodjo, 2009) mengatakan ada beberapa tahun di Desa Gambiran Kecamatan
faktor penyebab insomnia pada usia lanjut Mojoagung Kabupaten Jombang yang
yaitu faktor fisik, psikologis, penggunaan berjumlah 62 orang. Sampel pada penelitian
ini adalah sebagian lansia usia 60-74 tahun di stress, dan variabel dependen yaitu insomnia
Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung pada lansia. Instrumen yang digunakan
Kabupaten Jombang yang berjumlah 31 penelitian adalah kuesioner. Untuk
orang. Dalam penelitian menggunakan simple mengetahui hubungan antara variabel,
random sampling. Penelitian dilaksanakan dilakukan uji statistik chi square dengan
pada tanggal 4-7 Juli 2015. Variabel dalam tingkat signifikan 0,05 (Nursalam. 2013).
penelitian adalah variabel independen yaitu

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stress di Desa Gambiran Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang tanggal 4-7 Juli 2015

No Tingkat stress Frekuensi Persentase (%)


1 Normal 7 22,6
2 Ringan 7 22,6
3 Sedang 16 51,6
4 Berat 1 3,2
5 Sangat berat 0 0
Total 31 100

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan insomnia pada lansia di Desa Gambiran
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang tanggal 4-7 Juli 2015

No Insomnia Frekuensi Persentase (%)


1 Insomnia 19 61,3
2 Tidak insomnia 12 38,7
Total 31 100

Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian berat yang mempengarhi insomnia pada


besar responden tingkat stress sedang lansia sejumlah 1 responden (100%). Dari
sejumlah 16 orang dari 31 responden hasil uji statistik spearman rank diperoleh
(51,6%). Tabel 2. menunjukkan bahwa angka signifikan atau nilai probabilitas
sebagian besar responden insomnia sejumlah (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan
19 orang dari 31 responden (61,3%). dari 0,05 atau (<), maka data Ho ditolak
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan dan H1 diterima yang berarti ada hubungan
bahwa dari 31 responden tingkat stress stress dengan insomnia pada lansia di Desa
sedang hampir seluruhnya mempengaruhi Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten
insomnia pada lansia sejumlah 13 orang Jombang.
(81,3%) dan yang mengalami tingkat stress

Tabel 3. Tabulasi silang hubungan stress dengan insomnia pada lansia di Desa Gambiran
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang tanggal 4-7 Juli 2015

Insomnia
Stress Insomnia Tidak insomnia Total
%  %  %
Berat 100 0 0 1 100
Sedang 81,3 3 18,8 16 100
Ringan 71,4 2 28,6 7 100
Normal 0 7 100 7 100
Total 61,3 12 38,7 31 100
Uji chi square  = 0,000  = 0,05
PEMBAHASAN hidup yang akhirnya mengakibatkan
kematian (Setiabudi, 2010).Usia lanjut
Tabel 1. menunjukkan setengah mempengaruhi stress, hal ini dikarenakan
responden mengalami tingkat stress sedang pada lansia terjadi penurunan kemampuan
sejumlah 23 orang dari 31 responden (50%). mempertahankan hidup, menyesuaikan diri
Keadaan tersebut kemungkinan dipengaruhi terhadap lingkungan, fungsi badan dan
oleh faktor usia. kejiwaan secara alami. Selain itu pada usia
Stress merupakan kondisi dimana lanjut kondisi tubuh tidak seimbang terjadi
manusia melihat adanya tuntutan situasi menyeluruh pada tubuh yang tercipta bila
sebagai beban diluar batas kemampuan untuk orang yang bersangkutan melihat
memenuhinya (Nazir, 2011). ketidaksamaan antara keadaan dan sistem
Tingkat stress sedang pada lansia sumber daya psikologis,biologis dan sosial,
dikarenakan pada waktu memasuki masa usia dimana terjadi penurunan kemampuan
lanjut, terjadi berbagai perubahan baik yang mempertahankan hidup (Kurniawan, 2011).
bersifat fisik, mental, maupun sosial. Jadi, Tabel 2. menunjukkan bahwa sebagian
memasuki usia lanjut tidak lain adalah upaya besar responden insomnia sejumlah 30 orang
penyesuaian terhadap perubahan-perubahan dari 31 responden (65,2%). Keadaan tersebut
tersebut. Sebagai proses alamiah, kemungkinan dipengaruhi faktor usia.
perkembangan manusia sejak periode awal Insomnia menurut Chaplin (2010)
hingga masa usia lanjut merupakan kenyataan adalah ketidakmampuan yang kronis untuk
yang tidak bisa dihindari. Perubahan- tidur. Sedangkan menurut Silber (2010).
perubahan menyertai proses perkembangan Menurut asumsi peneliti, banyak
termasuk ketika memasuki masa usia lanjut. responden yang mengalami insomnia
Ketidaksiapan dan upaya melawan disebabkan insomnia yang mereka alami
perubahan-perubahan yang dialami pada terlalu mengganggu kualitas tidur mereka dan
masa usia lanjut justru akan menempatkan hanya berlangsung beberapa hari saja.
individu usia ini pada posisi serba kalah yang Bentuk gejala insomnia yang jarang dialami
akhirnya hanya menjadi sumber akumulasi responden tersebut seperti jarang bermimpi
stress dan frustasi. Adapun perubahan fisik buruk, waktu yang dibutuhkan untuk jatuh
yang menjadi indikator penentu dalam tingkat tidur tidak terlalu lama, dan tidak merasa
stres individu, dalam hal ini lansia antara lain: segar setelah bangun pagi dalam waktu 2 – 7
panas, dingin, nyeri, masuknya organisme, hari. Terjadinya insomnia tersebut karena
trauma fisik, kesulitan eliminasi, dan responden memiliki kebiasaan buruk tidur
kekurangan makan. Perubahan mental atau siang hari dalam waktu yang lama, sehingga
psikologis yang menjadi indikator seperti: pada malam hari mereka sulit untuk
kritik yang tidak dapat dibenarkan, krisis memejamkan mata dan tidur. Rasa gelisah
situasi ,kehilangan, serta ketakutan. sebelum tidur dan rasa tidak segar setelah
Sedangkan perubahan sosial sebagai stresor bangun tidur terjadi karena adanya penyakit
dan penentu tingkat stres pada lansia antara fisik yang diderita seperti rasa pusing karena
lain: isolasi atau diasingkan, status sosial dan darah tinggi, sering berkemih di malam hari,
ekonomi, perubahan tempat tinggal atau rasa gatal pada salah satu bagian tubuh.
tempat kerja, dan bertambahnya anggota Berdasarkan tabel 3. menunjukkan
keluarga. (Yeniar Indriana.2010) bahwa sebagian besar 19 responden (61,3%)
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan berumur 60-74 tahun dengan terjadi
bahwa sebagian besar 16 responden (51,6%) insomnia.
mengalami stres sedang dan 1 responden Penyakit fisik dan kegelisahan lansia
(3,2%) mengalami stres berat dengan usia 60- tersebut tidak terlepas dari pengaruh faktor
74 tahun. usia yang telah lanjut, seperti perubahan
Stress pada lansiia adalah kondisi sistem genitourinaria yang mengakibatkan
tidak seimbang, terjadi menyeluruh pada kapasitas kandung kemih menurun sehingga
tubuh yang tercipta bila orang yang sering berkemih terutama pada malam hari,
bersangkutan melihat ketidaksepadanan dan perubahan sistem integumen yang
antara keadaan dan sistem sumber daya menyebabkan penurunan perlindungan
biologis, psikologis dan sosial, dimana terjadi terhadap suhu yang ekstrim serta
penurunan kemampuan mempertahankan berkurangnya sekresi minyak alami dan
keringat. Sehingga pada saat bangun tidur terselesaikan ataupun kuatir akan hari esok.
responden kurang merasa segar, karena tidur Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
yang terganggu. Beberapa faktor dapat insomnia yang terjadi di masyarakat adalah
menyebabkan ketidakmampuan untuk tidur dengan memberikan pengetahuan kepada
dengan baik pada lanjut usia. Umumnya, mereka bahwa salah satu faktor yang
orang tua cenderung mengalami kesulitan menyebabkan insomnia terjadi adalah stres.
tidur yang akan memicu gangguan tidur. Memberikan informasi agar responden sering
Beberapa penyebab tersebut meliputi berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
psikiatri seperti depresi dan cemas sekitar Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
40% penderita lansia kecemasan mengalami bahwa yang mengalami stress sedang,
gangguan tidur. Keluhan tidur dapat pula mengalami insomnia. Stress dapat membuat
memprediksi akan terjadinya kecemasan pikiran seseorang menjadi kacau, takut,
pada lansia. Faktor lingkungan seperti suara gelisah, tidak nyaman. Stress ini dapat
gaduh, cahaya, dan temperatur dapat mengganggu tidur para lanjut usia dengan
mengganggu tidur. Gaya hidup seperti masalah yang dihadapi membuat sulit
minum kopi, teh, dan soda, serta merokok memulai tidur( Fransiska ,S . 2014).
sebelum tidur dapat mengganggu tidur.
Alkohol dapat mempercepat tidur tetapi KESIMPULAN DAN SARAN
beberapa jam kemudian pasien kembali tidak
bisa tidur. Kondisi medis meliputi penyakit KESIMPULAN
akut dan kronik seperti alzheimer,
hipotiroidisme, demensia dan delirium, Stress di Desa Gambiran Kecamatan
penyakit musculoskeletal, kanker, penyakit Mojoagung Kabupaten Jombang adalah
paru, penyakit kardiovaskuler. hampir dari setengahnya mengalami stress
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan sedang (51,6%).
bahwa dari 31 responden tingkat stress Insomnia pada lansia di Desa
sedang hampir seluruhnya mempengaruhi Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten
insomnia pada lansia sejumlah 19 orang Jombang adalah sebagian besar terjadi
(82,6%) dan yang mengalami tingkat stress insomnia (61,3%).
berat yang mempengaruhi insomnia pada Terdapat hubungan antara stress
lansia sejumlah 1 responden (100%). Dari dengan insomnia pada lansia di Desa
hasil uji statistik spearman rank diperoleh Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten
angka signifikan atau nilai probabilitas Jombang dengan koefisien korelasi (0,602)
(0,000) jauh lebih rendah standart signifikan yang menunjukkan berhubungan kuat
dari 0,05 atau (<), maka data Ho ditolak
dan H1 diterima yang berarti ada hubungan SARAN
stress dengan insomnia pada lansia di Desa
Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten Bagi responden,diharapkan responden
Jombang. mampu melakukan koping yang efektif untuk
Menurut Zion & Israel (2003 dikutip menghindari stress yang dialami misalnya
dari Darmodjo, 2009) mengatakan ada berkumpul dengan anak dan saudara,
beberapa faktor penyebab insomnia pada usia menonton televisi atau jalan-jalan ke tempat
lanjut yaitu faktor fisik, psikologis, yang sejuk dan menyenangkan.Bagi
penggunaan obat-obatan dan alkohol, Penelitian Selanjutnya,diharapkan mampu
kebiasaan tidur serta penyakit komorbid lain melakukan penelitian tentang factor-faktor
yang di derita. Seseorang dapat mengalami lain yang mempengaruhi stress dengan
insomnia akibat stres situasional seperti insomnia pada lansia misalnya kejadian
masalah keluarga, kerja, penyakit, atau hidup sehari-hari baik gembira dan sedih
kehilangan orang yang di cintai (Potter & seperti kehilangan orang yang dicintai baik
Perry, 2005 http://jurnal.umsb.ac.id/wp- karena meninggal atau cerai, pekerjaan yang
content/uploads/2014/09. Diakses membutuhkan jadwal waktu yang ketat,
08/04/2015). Insomnia dapat disebabkan oleh kondisi sosio cultural, umur, pendidikan.
masalah emosional dan gangguan kesehatan Bahasa tentang cara mengatasi stress dan
mental, diantaranya kecemasan. Ini sering penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan
terjadi karena adanya masalah yang belum penelitian. Bagi institusi pendidikan ,dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat Kurniawan, 2012. Penanganan insomnia.
menambah informasi dan bahan pustaka http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk.
sehingga bisa menambah ilmu pengetahuan Diakses 09/02/2015.
bagi mahasiswa tentang stress dengan Kurniawan,2012. Stress Pada Lansia.
insomnia pada lansia. Bagi tempat penelitian, http://dusept.blogspot.co.id/2012/05/str
dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi ess-pada-lansia.html Diakses 09/02
petugas kesehatan bisa memberikan /2015.
informasitentang pentingnya melakukan Lanywati. 2008. Insomnia gangguan tidur.
pencegahan stress agar lansia tidak terjadi Jakarta. Kanisius.
insomnia. Nasir. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa
Pengantar dan Teori. Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Nugroho, 2008. Keperawatan Gerontik Dan
Arina. 2014. Dampak Insomnia pada lansia. Geriatrik. Jakarta: EGC.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmke Potter & Perry, 2005. Gejala insomnia.
perawatanFK. Diakses 07/04/2015 http://jurnal.umsb.ac.id/wp-content/
Aspuah. 2013. Kumpulan kuesioner dan uploads/2014/09. Diakses 08/04/2015.
instrumen penelitian kesehatan. Potter, 2006. Insomnia. http:// eprints. ums.ac
Yogyakarta. Nuha Medika. .id/30484/2. Diakses 12/04/2015.
Bandiyah. 2012. Psikologi Kesehatan. Puskesmas Gambiran Jombang , 2015.
Yogyakarta. Nuha Medika. Jumlah Lansia di Wilayah kerja
Brunner and Suddart, 2002. Buku Ajar Puskesmas Gambiran.
Keperawatan Medical Bedah. Jakarta. Qimy, 2009. Insomnia. http://eprints.ums
Dadang. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan .ac.id/30484/2. Diakses 12/04/2015.
Depresi. Jakarta. FKUI. Rafknowledge, 2010. Insomnia dan
Darmodjo, 2009, Faktor penyebab insomnia gangguan tidur lainnya. Jakarta. Elex
pada lansia. http : / / jurnal . umsb . ac Media Computindo.
. id / wpcontent / uploads / 2014 / 09 . Saryono. 2010. Metode penelitian.
Diakses 08 / 04 / 2015. Jogjakarta. Mitra Cendikia.
Dewi. 2013. Faktor-faktor yang Stuart and Sudden. 2007. Buku Saku
mempengaruhi insomnia pada lansia. Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/arti Tarwoto. 2006. Kebutuhan dasar manusia
cle/download. Diakss 10/04/2015. dan proses keperawatan. Jakarta.
Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Salemba Medika.
Jatim, 2009. Jumlah Lansia di Yerly, 2009. Masalah insomnia pada lansia.
Jatim.http://kominfo.jatimprov.go.id/w http://jurnal.umsb.ac.id/wp-content/
atch/16334. Diakses 15/02/2015. uploads/2014/09. Diakses 08/04/2015.
Dinkes Jombang. 2014. Jumlah Lansia di Yeniar Indriana.2010. Tingkat Stres
Jombang. Dinkes Jombang. Lansia Di Panti Wredha “Pucang
Irawan, 2009. Prevelensi gangguan tidur. Gading” Semarang. http
http://jurnal.umsb.ac.id/wp-content/ ://ejournal.undip
uploads/2014/09.Diakses08/04/2015. .ac.id/index.php/psikologi/article/vie
Kane. 2007. Aspek Fisiologik Dan Patologik w/2953.Diakses 08/04/2015.
Akibat Proses Menua http : / / Fransiska ,S. 2014. Hubungan Tingkat
repository .usu.ac.id/ bitstream/ Kecemasan Dengan Insomnia Pada
123456789. Diakses 5/04/2015. Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut
Kaplan dan Sadock. 2007. Data lansia Usia Senja Cerah Paniki Kecamatan
mengalami gangguan tidur .http: Mapanget Manado journal. unsrat.
//research-report.umm.ac.id /index.php. ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/51
Diakses 09/04/2015. 63/4679.Diakses 08/04/2015.

Anda mungkin juga menyukai