1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal 72 :
50
FINANCIAL
WISDOM
Royalti yang diterima dari penjualan buku ini akan
disumbangkan kepada
Syamsi Dhuha Foundation (SDF) bagi kegiatan
Care for Lupus & Care for Low Vision.
Sekretariat :
Jl. Ir. H. Juanda 369 Komp DDK No. 1, Bandung 40135
Tlp/Fax : 022-250 2008, 022-250 4050
Hp : 081320509446
Email : end@cbn.net.id
Rekening :
A/N Syamsi Dhuha Yayasan
Bank Syariah Mandiri, Cabang Hasanuddin Jakarta
No. Rek 700 009 2497
Penerbit
KONTAN Publishing
Jl Kebayoran Lama No. 1119
Jakarta 12210
Telp : (021) 535 7636
: (021) 532 8134
Fax : (021) 535 7633
Email : kontanpublishing@kontan.co.id
ISBN : 978-602-98937-6-2
Sukses = Materi? 1
Mencicil Investasi 11
Pahami, Nikmati 17
Kemerdekaan Finansial 29
vii
FINANCIAL WISDOM |
Membangun Optimisme 47
Gaya Hidup 59
Mewariskan Perusahaan 75
Resolusi 2012 91
ix
L A N G K A H I N V E S TA S I
YA N G B E R M A K N A
xi
FINANCIAL WISDOM |
xii
Pasti ada saatnya laju ataupun siklus bisnis wahana investasi
itu berhenti menanjak, lalu melandai, bahkan turun sebelum
berpeluang mendaki kembali.
Salam,
Ardian Taufik Gesuri
Pemimpin Redaksi KONTAN
xiii
1
S U K S E S = M AT E R I ?
B
eberapa bulan terakhir kita dikagetkan dengan kasus
pembobolan bank dengan jumlah puluhan hingga
ratusan miliar. Berita ini menambah panjang sisi
gelap tentang hubungan manusia dan uang, setelah kasus
“klasik” tentang korupsi yang juga tidak kunjung habis.
Sungguh menyedihkan. Tapi bersedih melihat kenyataan
di atas saja tidak cukup. Walau kita belum tahu motif
sesungguhnya dan harus menunggu keputusan pengadilan
untuk membuktikan salah tidaknya tersangka, menarik
untuk mempertanyakan dan mengambil pelajaran mengapa
dan untuk apa mereka (jika terbukti bersalah) “berani dan
tega” melakukan itu?
1
FINANCIAL WISDOM |
2
2
HOBI MENGGESEK
KARTU KREDIT
A
da hobi baru di banyak keluarga Indonesia selain
hobi ber-SMS-an, ber-BBM-an, dan ber-Facebook ria,
yakni menggesek kartu kredit. Mengapa menggesek
bisa menjadi hobi? Sebagian keluarga sebenarnya “terpaksa”
memiliki hobi ini karena harus melakukan “gali lubang,
tutup lubang” untuk menutupi biaya kehidupan rumah
tangga, termasuk pemenuhan keinginan-keinginan yang
tidak prioritas, yang jumlahnya tidak sebanding dengan
penghasilan. Kartu kredit bisa menjadi dewa penyelamat
sementara, namun di kemudian hari bisa juga menjadi
sumber prahara finansial dalam keluarga.
Sehatkah hobi ini? Jawabnya adalah tidak, jika
penggunaan kartu kredit sudah menjadi fasilitas berutang
untuk menutup kebocoran anggaran rumah tangga dan
kita tidak lagi sanggup melunasi seluruh tagihan kartu kredit
tersebut saat jatuh tempo. Akibatnya, pembayaran secara
mencicil dengan beban bunga, justru akan menambah
besar tagihan utang, yang akan segera menjerat dan melilit
keluarga dengan kesulitan keuangan yang lebih parah.
3
FINANCIAL WISDOM |
4
3
H A R TA , M I L I K K I TA
ATAU T I T I PA N T U H A N ?
K
ita sering tidak menyadari bahwa harta yang kita
peroleh sebenarnya bukanlah “milik” kita, melainkan
hanyalah rezeki titipan dari Tuhan. Buktinya, harta
yang sudah kita “miliki” itu bisa saja berkurang atau hilang
tanpa kita kuasa menahannya, entah karena suatu bencana
atau terpaksa digunakan untuk hal-hal yang sebenarnya
tidak kita inginkan. Misalnya, musibah sakit yang menimpa
diri atau keluarga kita.
6
4
CERDASKAH ANDA
SECARA FINANSIAL?
A
nda malas atau tidak pernah mampu menabung
secara rutin? Hati-hati, Anda bisa dikategorikan
sebagai orang yang tidak cerdas secara finansial.
Mereka yang dianggap memiliki kecerdasan finansial
yang paling sederhana adalah mereka yang memiliki rasio
penghasilan dibagi pengeluaran selalu lebih besar dari 1
(satu). Artinya, berapa pun penghasilannya, pengeluarannya
selalu lebih kecil daripada penghasilan, sehingga selalu ada
kelebihan uang yang bisa ditabung dan diinvestasikan.
8
5
H A N YA M A S A L A H P E M A S U K A N
D A N P E N G E LUA R A N
M
asalah keuangan keluarga yang mendasar secara
duniawi sebenarnya hanya dipengaruhi dua
faktor besar, yakni pemasukan dan pengeluaran.
Hanya dari dua hal inilah solusi semua masalah keuangan
bersumber, kalau tidak meningkatkan penghasilan, ya,
mengurangi atau mengatur pengeluaran. Tidak ada yang
lain!
Pemasukan terdiri dari dua hal juga, yaitu dari
penghasilan dan utang. Pengeluaran juga dipengaruhi dua
hal, yakni untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
daripada penghasilan.
Persoalan mengatur pengeluaran adalah persoalan
memahami dan membedakan antara kebutuhan dan
keinginan. Kebutuhan merupakan sesuatu yang prioritas
dalam kehidupan yang harus dipenuhi. Adapun keinginan
bukan sesuatu prioritas yang harus dipenuhi, melainkan
bisa ditiadakan atau dihindari.
10
6
M E N C I C I L I N V E S TA S I
K
etika saya menyebut kata “mencicil”, hampir pasti
yang terlintas di pikiran Anda adalah mencicil utang.
Tapi saya ingin mengubah paradigma tersebut, agar
Anda jangan hanya memiliki cicilan utang, tapi juga memiliki
cicilan untuk investasi.
Mengapa? Salah satu tujuan berinvestasi adalah
memenuhi kebutuhan finansial masa depan yang dananya
belum tersedia saat ini. Untuk bisa berinvestasi, bukan
berarti Anda harus sudah memiliki dana dalam jumlah
besar. Berinvestasi yang bijak salah satu caranya adalah
mengakumulasi sejumlah dana dengan cara mencicil untuk
jangka waktu tertentu, sehingga kebutuhan dana masa
depan dalam jumlah besar bisa dipersiapkan dengan ringan
jauh-jauh hari.
11
FINANCIAL WISDOM |
12
7
T U J U H TA N D A T I D A K
S E H AT N YA K E UA N G A N
K E LUA R G A
K
ondisi keuangan harus dijaga seperti layaknya
menjaga kondisi jiwa dan raga kita agar tetap sehat.
Agar bisa menjaga kondisi kesehatan raga, kita perlu
tahu gejala-gejala yang muncul sebagai pertanda bahwa
kondisi tubuh mulai tidak sehat. Begitu pula dengan kondisi
keuangan. Kita perlu tahu tanda-tanda adanya gejala kondisi
keuangan kita yang mulai tidak sehat atau bahkan sudah
menjadi sakit.
14
8
AYO, J A N G A N M A L A S
MENABUNG!
K
ita sering lupa pentingnya menabung. Karena
biasanya kita tidak memiliki fokus dan tujuan spesifik
serta tidak mengerti mengapa harus menabung.
Kita perlu mengalokasikan sebagian penghasilan untuk
menabung dan berinvestasi. Kita memerlukan kedua hal
tersebut untuk menghadapi berbagai kebutuhan masa
depan. Problematikanya, sebagian dari kita tidak menyadari
adanya kebutuhan masa depan yang harus kita rencanakan
dan dipersiapkan sedini mungkin.
Mari kita coba ambil secarik kertas. Coba Anda
pikirkan, apa kebutuhan masa depan yang harus dipenuhi
dan tuliskan. Makin banyak kita berpikir, makin banyak
kebutuhan masa depan yang bisa kita tuliskan.
16
9
PA H A M I , N I K M AT I
S
ebagai praktisi investasi, saya sering mendapat
pertanyaan: “Apa investasi yang terbaik ?” Mungkin
sebagian orang mengharapkan saya menjawab salah
satu dari jenis instrumen investasi semisal saham, emas,
properti, reksadana, atau produk investasi lainnya. Namun,
saya selalu menjawab, investasi terbaik adalah ilmu. Ilmu
yang bisa didapat, baik melalui proses pembelajaran secara
formal maupun nonformal, mengikuti pelatihan, membaca,
atau dengan cara lainnya.
17
FINANCIAL WISDOM |
18
10
B A I K K A H K I TA
M E M I L I K I U TA N G ?
B
aikkah Kita Memiliki Utang? Utang timbul karena
adanya kesenjangan antara kebutuhan dana besar
dan ketersediaan dana tunai (tabungan) yang ada.
Dalam kehidupan masa kini, kadang kita tidak bisa terhindar
untuk berutang.
Kebutuhan prioritas, seperti memiliki rumah dan
memiliki kendaraan, sering hanya bisa dipenuhi dengan
bantuan fasilitas utang. Hal ini karena keterbatasan
penghasilan dan tabungan.
Memiliki utang memang bukan sesuatu yang buruk.
Namun, jika kita tidak bijak memanfaatkannya, utang dapat
membuat hidup kita sengsara.
20
11
KEBUTUHAN VERSUS
KEINGINAN
K
etika upaya meningkatkan pemasukan atau
penghasilan belum memenuhi hasil, pemecahan
persoalan keuangan hanya bisa melalui pengaturan
(pengurangan) pengeluaran dan penghematan dari
keborosan. Kemampuan memahami dan membedakan
antara kebutuhan dan keinginan menjadi salah satu
pintu masuk untuk mampu membatasi pengeluaran dan
mengatasi pemborosan.
22
12
S I A PA YA N G H A R U S
M E N A N G G U N G B I AYA
K E S E H ATA N ?
T
idak ada orang yang berharap sakit. Namun, tidak
seorang pun yang bisa menjamin bahwa dirinya tidak
akan pernah sakit. Itu sebabnya, dalam mengelola
keuangan keluarga, biaya kesehatan merupakan pos penting
yang harus dialokasikan sebagai bagian pengeluaran rutin,
jika kita belum memiliki tabungan darurat.
24
13
P UA S A D A N
P E N G E LO L A A N H A R TA
B
ulan Ramadan sudah di ambang pintu. Puasa tidak
sekadar menahan lapar dan dahaga. Mereka yang
berpuasa hanya untuk menahan lapar dan dahaga,
sungguh hanya memperoleh kesia-siaan.
Puasa harus lebih merupakan ajang pelatihan untuk
meningkatkan kualitas diri menjadi manusia mulia. Caranya,
berlatih memuasakan kehendak diri dan memberlakukan
hanya kehendak Tuhan (mengutip Renungan Kalbu, Permadi
Alibasyah).
Sudah seharusnya manusia mengikuti kehendak
Tuhan, dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Namun,
ternyata, manusia masih lebih sering mengikuti kehendak
(nafsu) mereka sendiri, yang sering banyak bertentangan
dengan kehendak-Nya.
26
14
ANGGARAN LEBARAN
DAN THR
M
ungkin Anda pernah menerima joke: “Teh apa yang
paling disukai di bulan Ramadan?” Jawabannya
tentu saja TeHR. Ya, rasanya semua pekerja
sangat menantikan THR alias Tunjangan Hari Raya Idul Fitri
(Lebaran) atau gaji ke-13.
Bagi sebagian besar pekerja, umumnya THR
ini segera habis untuk memenuhi pos-pos pengeluaran
tambahan di luar pengeluaran rutin bulanan. Seperti
anggaran ekstra makan-minum selama puasa, pakaian baru,
gaji ke-13 pembantu, hadiah ke orangtua, serta biaya mudik
Lebaran.
Bersisakah THR untuk keperluan penting lain,
misalnya membayar utang, biaya pendidikan anak? Besar
kemungkinan tidak. Sebagian bahkan terpaksa menggesek
kartu kredit, karena anggaran tambahan Lebaran lebih besar
daripada besarnya THR.
28
15
KEMERDEKAAN FINANSIAL
S
ering kita mendengar, tujuan finansial perencanaan
keuangan keluarga adalah mencapai kebebasan
finansial (financial freedom). Kebebasan finansial
sering diartikan terpenuhinya segala kebutuhan dan
keinginan hidup oleh penghasilan pasif (passive income),
yakni penghasilan dari aset atau kekayaan yang kita miliki.
Lalu, jika seseorang mencapai kondisi tersebut,
apa yang akan ia lakukan? Bersantai, tidak perlu bekerja,
bersenang-senang, menikmati hidup dan menikmati
kekayaan tanpa memikirkan nasib saudara, lingkungan dan
bangsanya? Tentu saja tidak.
29
FINANCIAL WISDOM |
30
16
K E UA N G A N
S
etiap menjelang Lebaran, fenomena mudik selalu
menjadi perhatian pemerintah, media, dan masyarakat
“pengembara”, khususnya yang tinggal di kota besar.
Besarnya pemudik, padatnya lalu-lintas, terbatasnya sarana
jalan dan sarana angkutan, selalu menjadi permasalahan
utama dari tahun ke tahun.
Namun, segala kesulitan itu tak pernah
menyurutkan niat para pemudik pulang kampung. Ada
kerinduan dengan keluarga, tradisi, kesempatan yang hanya
sekali ini saja dalam setahun, dan berbagai alasan lain untuk
tetap mudik. Rencana sudah disiapkan, dana THR sudah
dialokasikan, bahkan tidak sedikit yang terpaksa berhutang
mendanai perjalanan mudik ini.
32
17
A
da yang menarik dari upaya SPBU Pertamina untuk
mengubah citranya menjadi lebih baik dan lebih
“bersih”. “Mulai dari Nol ya pak...”, begitu sapa
petugas SPBU alias stasiun pengisian bahan bakar umum
dengan tak lupa memberi senyuman yang ramah kepada
konsumennya. Upaya tersebut sepertinya berhasil dan
masyarakat saat ini bisa lebih percaya kepada petugas SPBU
sekaligus kepada Pertamina.
“Mulai dari Nol” boleh jadi bisa menjadi slogan
untuk “berubah menjadi lebih baik” yang tidak hanya
berlaku bagi SPBU, tapi juga bagi kita sebagai manusia,
untuk berubah dari perilaku dan kebiasaan buruk dan
memulai hidup baru dengan perilaku dan kebiasaan yang
baik. Begitulah seharusnya momentum usainya bulan
puasa yang merupakan bulan perjuangan untuk melakukan
perubahan. Perubahan untuk menghapus kebiasaan lama
yang tidak baik dengan memulai kebiasaan yang baru.
33
FINANCIAL WISDOM |
jika masih ada hal baik yang belum kita lakukan dan hal yang
buruk yang tidak seharusnya kita lakukan sebelumnya.
Pertama, sudahkah kita memastikan “kebersihan”
sumber penghasilan dan harta kita sehingga terhindar
dari sesuatu yang tidak halal atau dilarang agama? Begitu
pula dengan pengeluaran ataupun pemanfaatan dari
penghasilan dan harta tersebut, apakah masih ada yang
digunakan secara sia-sia atau untuk hal-hal yang tidak
membawa manfaat?
Kedua, sudahkah kita membuat perencanaan hidup
sekaligus perencanaan keuangannya, baik perencanaan
jangka pendek (bulanan dan tahunan), jangka menengah
(hingga 5 tahun) dan jangka panjang (di atas 5 tahun).
Perencanaan akan memaksa kita berpikir dan menentukan
tujuan serta prioritas-prioritas dalam kehidupan kita,
sehingga kita akan termotivasi untuk meraih tujuan-tujuan
kehidupan dengan lebih bersemangat dan lebih terarah.
Ketiga, sudahkah kita “melek dan cerdas” secara
finansial? Salah satu hal penting untuk menyadari
pentingnya melakukan pengelolaan dan perencanaan
keuangan adalah kesadaran perlunya belajar hal-hal
mendasar (basic knowledge) tentang keuangan, termasuk
memahami masalah investasi. Tanpa adanya kesempatan
belajar, sulit diharapkan untuk memiliki kesadaran akan
pentingnya melakukan perencanaan dan mengaplikasikan
rencana tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
34
sebelumnya kita tidak sempat memikirkan dan melakukan
hal-hal di atas agar kita terhidar dari kegagalan, seperti
kata pepatah: “Gagal merencanakan sama artinya dengan
merencanakan kegagalan”.
35
FINANCIAL WISDOM |
36
18
P I N TA R V E R S U S C E R D A S
J
ika kita ditanya ingin menjadi orang pintar atau orang
cerdas, mayoritas atau mungkin semua di antara kita
akan menjawab ingin menjadi orang cerdas. Namun,
ketika ditanya lebih lanjut mengapa? Biasanya sulit
memberikan alasannya.
Mungkin kita bisa membuat definisi bebas seperti
di bawah ini untuk membedakan antara pintar dan cerdas,
sekaligus alasan mengapa kita perlu menjadi orang cerdas.
Orang pintar dianggap mampu mengatasi persoalan-
persoalan baik di sekolah atau dalam kehidupan. Adapun
orang cerdas tahu apa yang ia inginkan, ia impikan dan
berusaha sekuat tenaga meraih impian tersebut, termasuk
mampu menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan
dalam rangka meraih apa yang diinginkan dan diimpikan.
37
FINANCIAL WISDOM |
38
19
R I S I K O I N V E S TA S I
B
anyak investor, terutama yang berinvestasi dalam
saham dan obligasi, baik yang secara langsung,
maupun yang tidak langsung melalui reksadana,
mengalami kekhawatiran dengan tingkat penurunan
dan tingkat fluktuasi yang terjadi pada beberapa bulan
terakhir. Namun, begitulah karkteristik suatu instrumen
investasi yang diperdagangkan, selamanya akan terus
bergerak naik dan turun alias berfluktuasi. Fluktuasi harga-
harga tersebut bukan hanya karena mengikuti kondisi
fundamentalnya (kinerja perusahaan yang bersangkutan),
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan (makro,
regional, global), serta persepsi dan psikologis (“greed &
fear”- ketamakan & ketakutan ) dari investor sendiri, yang
kemudian membentuk sisi penawaran dan permintaan
(supply dan demand) antara investor beli dan investor jual.
Inilah bagian dari risiko investasi yang harus dipahami dan
diterima oleh investor yang mengharapkan keuntungan
yang tinggi dalam jangka panjang.
39
FINANCIAL WISDOM |
Biasanya, kekhawatiran muncul pada investor yang
berorientasi jangka pendek, dan yang belum atau
lupa melakukan proses investasi serta penerapan prinsip
umum dalam beinvestasi seperti : Penetapan tujuan dan
jangka waktu investasi, pemahaman atas karakteristik
profil risiko dan imbal hasil (risk & return profile), penerapan
prinsip diversifikasi investasi, penetapan alokasi aset
strategis (strategic asset allocation decision), serta penerapan
manajemen risiko. Memang tidak mudah mengelola suatu
portofolio investasi. Itu sebabnya, bagi investor individu yang
tidak cukup memiliki waktu dan kemampuan melakukan
analisis serta memiliki dana terbatas, berinvestasi melalui
reksadana adalah pilihan yang paling bijak, karena proses-
proses yang disebutkan di atas diterapkan oleh Manajer
Investasi dalam pengelolaan portofolionya. Lalu, apakah
kemudian reksadana bisa terbebas dari risiko penurunan
nilai dan fluktuasi ketika pasar bergejolak. Tentu tidak.
Reksadana, walau sudah berupaya menerapkan proses
investasi dan meminimalkan risiko dengan melakukan
diversifikasi dan seleksi perusahaan-perusahaan pilihan,
tetap tidak bisa melawan risiko pasar (market risk) yang
timbul karena faktor lingkungan (makro, regional, global),
serta persepsi dan psikologis (greed & fear) yang dijelaskan
di atas.
Lalu, sebagai investor bagaimana kita harus
menyikapinya? Sabar menanti terjadinya pemulihan
kondisi ekonomi global serta bertahan dengan orientasi
investasi jangka panjang merupakan salah satu kunci
sukses dalam berinvestasi. Itu sebabnya, investor harus
memiliki aset alokasi strategis dalam portofolio investasinya
40
dengan memilah-milah porsi alokasinya untuk jangka
pendek, menengah, dan panjang. Porsi alokasi investasi
jangka pendek yang diisi dengan instrumen berisiko
rendah (deposito/reksadana pasar uang) perlu ada sebagai
cadangan likuiditas, jika suatu saat diperlukan. Adapun
investasi pada saham dan obligasi, serta reksadana saham
dan pendapatan tetap, memang harus selalu berasal dari
dana yang dialokasikan untuk tujuan jangka panjang/
menengah. Dengan adanya pemilahan alokasi ini, investor
tidak pernah “terpaksa” harus melikuidasi ketika portofolio
investasinya tidak dalam posisi untung dan masih selalu
memiliki kapasitas untuk sabar menunggu keuntungan
ketika terjadi pemulihan ekonomi global
41
FINANCIAL WISDOM |
42
20
REBALANCING DALAM
B E R I N V E S TA S I
D
ua pekan terakhir, kondisi pasar investasi masih
dalam situasi yang cukup mengharu-biru, dengan
tingkat fluktuasi yang menyebabkan banyak investor
khawatir. Kita semua tentu berharap akan ada sinyal positif,
yakni segera ada keputusan-keputusan penting dari para
pemimpin dunia agar terjadi perbaikan kondisi ekonomi
global, khususnya dalam penyelesaian masalah krisis utang
Eropa di hari-hari mendatang.
Bagaimanapun, para investor tetap perlu berhati-
hati dan tidak menjadi panik menyikapi situasi pasar
investasi yang seperti ini. Kita pernah melewati krisis yang
cukup dalam di tahun 1997, 2005, dan 2008 dan semoga
pengalaman tersebut menjadi bekal dan pembelajaran.
44
strategis jangka panjang.
Ada beberapa manfaat proses rebalancing, yang
juga merupkan salah satu strategi, dari sekian banyak
strategi, untuk membantu investor mengatasi keraguan
menentukan keputusan beli, jual atau tahan.
Pertama, proses rebalancing memberikan sinyal
untuk melakukan penjualan dan membukukan keuntungan,
sekaligus menjadi bagian manajemen risiko. Investor akan
berdisiplin membatasi penempatan berlebihan pada suatu
aset berisiko dengan malakukan profit taking ketika terjadi
kenaikan positif signifikan dari salah aset (misalnya saham).
Kedua, investor juga mendapat sinyal melakukan
pembelian terhadap saham ketika terjadi penurunan
signifikan, dengan melakukan rebalancing untuk
mempertahakan komposisi saham (yang telah menurun)
untuk memenuhi target sesuai alokasi aset strategisnya.
Dinamika pasar investasi membuat setiap strategi
investasi selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak
ada yang sempurna. Namun, akan lebih baik investor
memiliki salah satu dari strategi agar bisa berdisiplin diri,
daripada tidak memiliki strategi sama sekali.
45
FINANCIAL WISDOM |
46
21
MEMBANGUN OPTIMISME
S
alah satu kunci keberhasilan untuk meraih kesuksesan
adalah optimisme. Optimisme membangkitkan
semangat dan keyakinan menjadi energi positif dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghadang untuk
mencapai tujuan.
Begitu juga dalam berinvestasi, khususnya di
pasar saham, investor perlu memiliki beberapa optimisme.
Pertama, saham perusahaan-perusahaan di bursa dalam
jangka panjang dan secara agregat akan tumbuh sejalan
dengan kinerja perusahaan dan pertumbuhan ekonomi.
Kedua, dalam jangka panjang, lebih banyak terjadi
pertumbuhan ekonomi daripada krisis. Ketiga, krisis ekonomi
adalah hal wajar dalam perjalanan peradaban dunia dan
dalam jangka panjang diharapkan akan terjadi pemulihan.
47
FINANCIAL WISDOM |
48
22
S E B E R A PA P E R LU K A H
TA B U N G A N D A R U R AT ?
A
pabila kita perhatikan, semua gedung publik
dan pesawat terbang pasti memiliki pintu
darurat. Mengapa? Karena entah kapan, akan ada
kemungkinan suatu kondisi darurat yang tidak kita duga
dan mau tak mau harus dihadapi.
Keberadaan pintu darat merupakan salah satu
cara meminimalisir risiko, agar masih ada berbagai upaya
penyelamatan untuk menghindari bahaya yang bisa
mencelakakan hidup kita.
50
23
M E N G A PA K I TA
CENDERUNG BOROS?
M
ari kita jawab dan sepakati terlebih dahulu, apa itu
boros? Boros memiliki arti berlebihan. Setiap hal
yang berlebihan pasti menjadi tidak bermanfaat,
karena ada sumber daya seperti dana, tenaga, dan waktu
terbuang percuma, yang sebenarnya bisa dialokasikan
untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.
Dalam masalah keuangan keluarga, pemborosan
sering menjadi sumber persoalan utama. karena tidak
terpenuhinya pos-pos kebutuhan yang bersifat prioritas
serta hilangnya potensi menabung dan investasi untuk
memenuhi kebutuhan masa depan. Akibatnya, pemborosan
dapat mengorbankan masa depan anak-anak dan masa
depan keluarga.
52
Masih sangat banyak peluang memanfaatkan harta
dan kekayaan untuk menolong sesama atau memperbaiki
kehidupan dan lingkungan yang telanjur rusak. Pahala
akhirat akan selalu menanti bagi mereka yang mampu
menjadikan harta dan kekayaannya bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan duniawi diri dan keluarganya sendiri,
melainkan juga sebagai sarana ibadah mencari pahala
akhirat. Salah satu caranya adalah dengan membantu dan
memberdayakan orang lain.
53
FINANCIAL WISDOM |
54
24
CO N T R O L L E D PA I N D A L A M
MENDIDIK ANAK
S
eorang sahabat pernah menyampaikan istilah
controlled pain. Saya ingin mencoba menghubungkan
istilah itu dengan kondisi finansial suatu keluarga
dengan bagaimana keluarga tersebut mendidik anak.
Suatu keluarga yang memiliki kemapanan finansial,
seharusnya memiliki kemungkinan lebih besar memberikan
bekal pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka,
mengingat biaya pendidikan yang semakin hari semakin
besar. Sayang, kemapanan secara finansial, terkadang bukan
menjadi modal dalam mendidik anak, melainkan juga bisa
menjadi racun, jika tidak menempatkan pada jalur yang
benar.
Rasanya tidak ada orangtua yang mampu secara
finansial, tidak ingin memenuhi semua fasilitas yang
dibutuhkan bagi anak-anak mereka. Apalagi jika pada masa
lalunya sang ayah atau ibu hidup dalam kondisi prihatin,
sederhana, atau bahkan susah dan tidak bisa menikmati
kehidupan yang nyaman, seperti keluarga yang mampu
ketika itu.
55
FINANCIAL WISDOM |
56
Memang belum pernah dilakukan survei, namun
boleh jadi, kebanyakan mereka yang sukses dalam
hidup ini adalah mereka yang prihatin dan harus berjuang
karena keterbatasan fasilitas orang tua mereka pada masa
lalunya.
Karena itu, mengapa kita tidak coba menerapkan
keprihatinan terkontrol pada anak-anak kita yang menjelang
remaja (mulai sekolah menengah pertama). Caranya,
dengan hanya memberikan uang saku terbatas serta fasilitas
dasar yang dibutuhkan (tapi tentu dengan batas kewajaran
yang disesuaikan), bukan yang semua mereka inginkan.
Juga ditambah keharusan selalu membiasakan mereka agar
menabung. Semua ini dilakukan agar tujuan membangun
karakter positif dan belajar mengelola uang dengan bijak
sejak dini bisa tercapai.
57
FINANCIAL WISDOM |
58
25
G AYA H I D U P
S
aya mencoba mendefinisikan gaya hidup dalam
konteks keuangan sebagai kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan sebuah keluarga yang memiliki konsekuensi
atau dampak langsung dengan besarnya pengeluaran
bulanan. Sebagai contoh, dalam hal kebutuhan transportasi,
sebuah keluarga bisa memilih gaya hidup bertransportasi di
antara pilihan-pilihan: naik kendaraan umum, naik sepeda
motor, naik taksi, atau naik kendaraan pribadi. Masing-
masing pilihan memiliki konsekuensi besarnya biaya atau
pengeluaran yang berbeda.
Kehidupan modern di kota besar, seperti kota
metropolitan Jakarta dan kota-kota besar lainnya, melahirkan
godaan untuk menerapkan gaya hidup yang “mahal” yang
semakin meningkat. Penawaran berbagai jenis barang
bermerek (branded items), mobil, alat komunkasi mutakhir
(gadget), kuliner, hiburan, dan sebagainya sering menjadi
godaan yang sulit dihindari. Terlebih, budaya pamer serta
tidak percaya diri jika berbeda dengan kebanyakan orang,
masih banyak melekat pada masyarakat.
59
FINANCIAL WISDOM |
60
26
P O R TO F O L I O I N V E S TA S I
D E N G A N S T R AT E G I C
A S S E T A L LO C AT I O N
M
ungkin masih banyak di antara kita yang belum
menggabungkan investasi keuangan, seperti
deposito, obligasi, saham, reksadana, menjadi
suatu kesatuan portofolio investasi. Juga belum banyak
yang menerapkan alokasi aset strategis jangka panjang.
Umumnya, masing-masing jenis aset tersebut masih sering
dinilai berdasarkan nilai absolut secara terpisah atau sendiri-
sendiri, tidak secara persentase terhadap total keseluruhan
aset yang disebut sebagai alokasi aset.
Ambil contoh, jika seorang investor—sebut saja
Andi—memiliki kekayaan investasi sebesar Rp 500 juta.
Kekayaan itu terdiri dari Rp 100 juta di deposito, Rp 150
juta di reksadana pendapatan tetap, dan Rp 250 juta di
reksadana saham.
Andi boleh jadi tidak menyadari bahwa ia telah
memiliki portofolio investasi dengan komposisi alokasi aset.
Persentasenya sebagai berikut: deposito 20%, reksadana
61
FINANCIAL WISDOM |
62
5,6% (deposito) + 30% x 8% (reksadana pendapatan tetap)
+ 50% x 18% (reksadana saham) = 1,12% + 2,4% + 9% =
12,52% rata-rata per tahun.
Ketiga, dengan adanya aset alokasi strategis,
investor akan terbantu dalam mengambil keputusan beli
atau jual. Caranya, memonitor untuk suatu periode tertentu
(6 bulan atau 1 tahun, atau ketika terjadi perubahan pasar
secara signifikan) dengan melihat perubahan yang terjadi
pada komposisi masing-masing aset di atas. Kemudian
melakukan rebalancing untuk mengembalikan posisi
masing-masing jenis aset dengan menjual (aset) yang
telah mengalami keuntungan dan memindahkan ke dalam
(membeli) aset yang berkurang komposisinya.
63
FINANCIAL WISDOM |
64
27
F O R M A S I 4 - 4 - 2 ATAU 4 - 3 - 3
A
nda mungkin mengira saya akan membahas
formasi sepak bola Timnas Indonesia di SEA
Games yang sedang berlangsung. Anda benar,
tapi tidak seluruhnya benar, karena saya hanya mencoba
menganalogikan formasi sebuah tim sepak bola dalam
konteks pengelolaan keuangan keluarga, khususnya untuk
merancang anggaran keluarga.
Tahun 2011 sudah akan berakhir, perusahaan
umumnya sedang atau sudah selesai membuat bujet dan
rencana kerja tahun 2012. Bagaimana dengan urusan
keuangan keluarga di rumah? Perlukah memiliki anggaran
keuangan? Jawabnya perlu. Formasi seperti tim sepak bola
di atas bisa dijadikan acuan untuk menyusun anggaran
keuangan keluarga.
65
FINANCIAL WISDOM |
66
28
PERKENALKAN, NAMA
S AYA I N F L A S I
S
alah satu persoalan keuangan terbesar yang sering
dikeluhkan hampir semua orang adalah biaya hidup
yang terus meningkat. Cobalah kita mengingat-ingat
sejenak, berapa biaya-biaya atau harga-harga kebutuhan
mendasar seperti kebutuhan rumah tangga, rumah,
pendidikan, sepeda motor, mobil, sebelum krisis ekonomi
tahun 1997. Lalu, bandingkan dengan biaya atau harga
kebutuhan yang sama tahun lalu.
Harga mobil baru sejenis minibus yang paling
banyak digunakan masyarakat, misalnya, tahun 1995
masih seharga Rp 40 jutaan. Kini harganya melambung di
kisaran Rp 200 jutaan, atau naik menjadi lima kali lipat. Jika
menghitung kenaikan per tahun, rata-rata kenaikan harga
adalah sekitar 11% per tahun.
Tak cuma mobil. Harga rumah dengan luas, tipe,
dan lokasi yang sama, serta biaya pendidikan, semuanya
mengalami kenaikan yang kurang lebih sama, atau bahkan
lebih tinggi. Salah satu penyebab terus meningkatnya
harga-harga barang dan kebutuhan adalah adanya faktor
67
FINANCIAL WISDOM |
68
Namun, dengan memperkenalkan adanya inflasi beserta
dampaknya, justru diharapkan akan menyadarkan kita
untuk mempersiapkan masa depan dengan lebih baik.
Jika ada pepatah “tak kenal maka tak sayang”,
mengenali dan memahami inflasi menjadi perlu, tapi bukan
untuk menyayangi inflasi, tapi demi menyayangi kehidupan
yang harus kita jalani kelak. Semoga perkenalan dengan
inflasi ini menjadi pembuka jalan ikhtiar kita agar lebih
serius mempersiapkan masa depan.
69
FINANCIAL WISDOM |
70
29
K E T E R B U K A A N P E N G E LO L A A N
K E UA N G A N K E LUA R G A
S
ekarang ini zamannya keterbukaan. Istilah kerennya:
transparansi. Pemerintah, perusahaan, organisasi
politik, pendidikan, sosial, keagamaan, profesi, alumni,
dan masih banyak organisasi lain dituntut melakukan
keterbukaan, terutama dalam masalah keuangan.
Mengapa transparansi keuangan menjadi
penting? Karena uang sering menjadi sumber manipulasi,
korupsi dan sejenisnya yang akan merugikan organisasi
dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat.
Adanya transparansi keuangan disertai tertib administrasi
akan mengurangi risiko terjadinya manipulasi, korupsi, dan
menumbuhkan kepercayaan para stakeholders organisasi
tersebut.
Bagaimana dengan pengelolaan keuangan dalam
rumah tangga? Perlukah keterbukaan dalam masalah
keuangan keluarga, antara suami istri, bahkan dengan
anggota keluarga (anak-anak) jika diperlukan? Mungkin
sebagian dari Anda menjawab “perlu”, sebagian lain
menjawab “tidak perlu”, dan ada pula yang menjawab
71
FINANCIAL WISDOM |
72
Masalah keuangan juga merupakan masalah yang
sensitif dalam sebuah keluarga, terlebih jika suami
maupun istri masih harus menanggung biaya kehidupan
orang tua masing-masing atau keluarga lain. Dalam hal ini
keterbukaan menjadi semakin diperlukan.
Keterbukaan akan mudah dilakukan jika sudah
dibiasakan sejak awal pernikahan. Hal tersebut akan
membantu pasangan suami- istri mengatasi persoalan
keuangan keluarga yang dihadapi bersama. Pasangan
yang tidak membiasakan keterbukaan sejak awal
pernikahannya akan lebih sulit menerapkan di kemudian
hari. Bahkan, timbulnya persoalan keuangan keluarga yang
sulit dipecahkan, boleh jadi berawal karena tidak adanya
keterbukaan.
73
FINANCIAL WISDOM |
74
30
M E WA R I S K A N P E R U S A H A A N
B
anyak pebisnis yang memiliki usaha keluarga tak
pernah berpikir menjual perusahaannya. Mereka
ingin mempertahankan kepemilikan lalu mewariskan
ke generasi penerus atau keturunannya.
Kalaupun perusahaan tersebut kelak membutuhkan
dana untuk berekspansi, dengan menjual sebagian
saham kepada publik, umumnya, saham mayoritas tetap
dipertahankan. Masuk akal, mengingat membangun usaha
dan perusahaan memerlukan perjuangan dan pengorbanan
luar biasa besar.
Lalu, bagaimana jika kita tidak memiliki usaha,
sementara memiliki keinginan mewariskan anak kita
suatu aset yang bisa menjadi modal mereka di kemudian
hari? Mengapa perlu mewariskan aset? Bukankah cukup
membekali anak-anak kita dengan pendidikan? Betul,
pendidikan adalah bekal dan warisan paling berharga.
Namun, jika kita sebagai orangtua mampu membekali dan
mewariskan pendidikan dan aset, mengapa tidak? Lalu aset
apa yang bisa menjadi pilihan untuk diwariskan?
75
FINANCIAL WISDOM |
76
misalnya 12 % per tahun, cicilan investasi kita Rp 24 juta
per tahun (Rp 2 juta per bulan) selama 25 tahun, akan
menghasilkan total aset Rp 3,58 miliar.
Aset sebesar ini merupakan aset warisan yang tidak
kecil dan bisa menjadi modal anak atau cucu kita kelak. Sama
halnya dengan mengelola usaha atau berinvestasi dalam
aset lain yang memiliki risiko, investasi melalui reksadana
saham juga memiliki risiko yang perlu dipahami, sehingga
kita bisa memanfaatkan secara optimal serta paham dan
bisa mengelola risiko yang mungkin timbul.
77
FINANCIAL WISDOM |
78
31
B
agi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar,
rekreasi sudah hampir menjadi suatu kebutuhan
utama. Padatnya kesibukan dan beban pekerjaan,
sering menimbulkan kelelahan fisik maupun jiwa dan
kadang menimbulkan stres, membutuhkan penyegaran
sebagai katup pelepasan. Tak heran, masyarakat selalu
menunggu akhir pekan untuk melakukan aktivitas rekreasi.
Bahkan, aura kegembiraan akhir pekan sudah terasa ketika
hari Jumat tiba: TGiF (Thanks God it’s Friday).
Melakukan rekreasi, sebagai salah satu kebutuhan
utama, menjadi tidak masalah, ketika penghasilan keluarga
mampu memenuhi anggaran pengeluaran yang sudah
direncanakan. Juga disiplin dalam pelaksanaannya serta
tidak mengabaikan prioritas anggaran lain, seperti anggaran
kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak, serta tabungan
untuk persiapan kebutuhan masa depan. Urusan rekreasi
bisa menjadi masalah, ketika tidak ada perencanaan
anggaran dan keluarga memaksakan diri melakukan rekreasi
yang dibiayai oleh fasilitas utang, misalnya kartu kredit.
79
FINANCIAL WISDOM |
80
rekreasi yang menyenangkan, menyehatkan, mendidik, dan
membawa manfaat.
Karena itu, pikirkanlah baik-baik pemanfaatan
sumber dana serta waktu akhir pekan yang merupakan
golden time bagi seluruh keluarga berinteraksi. Sebuah
keluarga dapat mengisi akhir pekan dengan kegiatan
rekreasi yang memenuhi kriteria 4-M, yakni menyenangkan,
menyehatkan, mendidik, dan manfaat.
81
FINANCIAL WISDOM |
82
32
AWA L YA N G B A I K
S
alah satu kebutuhan finansial masa depan bagi
keluarga yang memiliki anak adalah mempersiapkan
biaya pernikahan. Rangkaian acara pernikahan bisa
dibuat sederhana, bisa juga begitu mewah, tergantung
motivasi orang tua maupun sang calon pengantin.
Kebutuhan biaya juga bisa sangat bervariasi. Mulai
dari jutaan rupiah, puluhan juta, hingga ratusan juta rupiah,
dan bahkan bisa mencapai miliaran rupiah. Semuanya sah-
sah saja, tergantung kemampuan finansial suatu keluarga.
Bagi keluarga atau calon pengantin yang merencanakan
hajatan pernikahan, kisah di bawah ini mungkin bisa menjadi
bahan perenungan, sekaligus menjadi alternatif pilihan,
seperti apa hajatan pernikahan yang akan dilakukan.
83
FINANCIAL WISDOM |
84
Sang ibu tak kuat menahan haru, mengusap air
mata yang mulai menetes di pipinya. Ia pun bersyukur karena
langkah kecilnya beberapa tahun lalu, yakni membawa
sang anak ke panti asuhan untuk belajar berempati dan
memahami realitas kehidupan, kini berbuah sudah. Sang
anak bukan hanya belajar berempati, melainkan juga telah
sanggup berpikir dan menentukan pilihan, apa yang baik
dan benar untuk mengawali kehidupannya.
85
FINANCIAL WISDOM |
86
33
R E F L E K S I A K H I R TA H U N
B
agi orang-orang yang sibuk, waktu terasa berjalan
begitu cepat. Tanpa terasa, kita sudah ada di
pengujung tahun 2011 dan sebentar lagi akan
memasuki tahun baru 2012. Di pengujung tahun ini, ada
baiknya kita melakukan evaluasi dan refleksi (becermin) diri,
atas apa-apa yang sudah dilakukan dan dicapai sepanjang
tahun 2011. Mudah-mudahan, pencapaian itu bisa menjadi
pelajaran untuk berbagai perbaikan yang perlu dilakukan di
tahun 2012 nanti. Apa yang perlu dievaluasi dalam masalah
keuangan keluarga di rumah?
Banyak hal berkaitan, langsung atau tidak
langsung, dengan permasalahan keuangan keluarga.
Boleh dibilang, hampir tidak ada aktivitas yang dilakukan
tanpa membutuhkan sumber dana. Walau tidak semua
aktivitas dan permasalahan perlu dievaluasi, kita bisa
memprioritaskan beberapa permasalahan yang berkaitan
dengan keuangan untuk mendapatkan perhatian dalam
evaluasi dan refleksi akhir tahun ini.
87
FINANCIAL WISDOM |
tindak kejahatan.
Kedua, apakah kita sudah memenuhi kewajiban
kepada agama (seperti zakat) dan kewajiban kepada negara
(seperti pajak) atas penghasilan dan harta yang kita peroleh?
Dua hal di atas sangat penting karena akan berkaitan
dengan “kebersihan” penghasilan dan harta yang akan kita
pergunakan. Harta yang berasal dari sumber yang tidak
halal dan harta yang belum dibersihkan akan menjauhkan
kita, istri, dan anak-anak kita dari keberkahan hidup, baik di
dunia maupun di akhirat.
Ketiga, apakah penggunaan harta sudah wajar
sesuai dengan kebutuhan yang membawa manfaat atau
masih ada pemborosan dan kesia-siaan yang seharusnya
tidak perlu terjadi. Terkadang, tanpa sadar, karena tidak ada
perencanaan, penggunaan dana bisa di luar kendali dan
digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Keempat, jika kita masih memiliki kelebihan
kemampuan finansial, sudahkah kita membantu keluarga,
terutama orang tua, jika memang masih memerlukan
bantuan, lingkungan terdekat, dan pihak-pihak di sekitar
yang memerlukan perhatian dan bantuan finansial dari
kita.
Kelima, apakah anggaran tabungan atau investasi
untuk persiapan kebutuhan finansial masa depan sudah
dilaksanakan sesuai dengan rencana, termasuk memonitor
perkembangan akumulasi hasil investasinya. Langkah ini
untuk memastikan bahwa perkembangan dana untuk tujuan
finansial masa depan kita masih sesuai dengan rencana awal
dan dapat memenuhi kebutuhan pada waktunya kelak.
Keenam, apakah sudah dibuat rencana anggaran
untuk penghasilan, pengeluaran, serta investasi untuk
88
tahun depan.
89
FINANCIAL WISDOM |
90
34
R E S O LU S I 2 012
S
elamat tahun baru 2012. Semoga di tahun ini
segalanya lebih baik dari sebelumnya. Jika di akhir
2011 kita sudah melakukan refleksi dan mengevaluasi
atas pencapaian dan kegagalan serta mengambil pelajaran
dari apa yang telah dilakukan, saatnya kita melihat ke depan,
membuat resolusi dengan mencanangkan apa yang ingin
kita capai sepanjang 2012.
Perlukah kita memiliki resolusi di tahun ini? Ada
beberapa manfaat ketika kita menetapkan resolusi di awal
tahun. Pertama, resolusi merupakan penetapan suatu tujuan
secara spesifik. Kedua, adanya tujuan spesifik, seseorang bisa
merencanakan apa yang harus diupayakan untuk meraih
tujuan tersebut. Ketiga, tujuan dan rencana memberikan
motivasi dan semangat bekerja. Keempat, di akhir tahun
kita bisa mengevaluasi lebih mudah, apakah realisasi sesuai
atau menyimpang dengan rencana kerja, apakah target
dan tujuan tercapai atau tidak, sehingga akan ada proses
perbaikan terus-menerus.
91
FINANCIAL WISDOM |
92
hanya akan menjadi butir-butir tulisan tanpa makna di atas
secarik kertas, ketika tidak ada ikhtiar untuk merealisasikan.
Karena itu, tidak cukup hanya memiliki resolusi, pastikan
ada action kita untuk menuntaskan.
93
FINANCIAL WISDOM |
94
35
T E R B ATA S D A N
T I D A K T E R B ATA S
D
alam beberapa kesempatan sebagai pembicara pada
pelatihan atau seminar, saya sering mengajukan
pertanyaan berikut: Dalam hal keuangan, khususnya
bicara masalah penghasilan dan pengeluaran, mana di
antara keduanya yang terbatas dan tidak terbatas?
Sejauh ini, dalam semua kesempatan tersebut,
sebagian besar peserta selalu menjawab begini: yang
terbatas adalah penghasilan dan yang tidak terbatas
adalah pengeluaran. Hanya sebagian kecil peserta
menjawab sebaliknya: penghasilanlah yang tidak terbatas
dan pengeluaranlah yang terbatas. Sebelum meneruskan
membaca, coba Anda tolong jawab, apa jawaban Anda?
96
36
MENGAJARI ANAK
B E R I N V E S TA S I
S
ebagian dari kita tentu pernah mendengar nama
Warren Buffet, seorang investor legendaris yang
sering disebut investor paling sukses hingga saat ini. Ia
meraih kesuksesan tersebut tidak secara instan, ada proses
panjang yang berawal sejak usianya sangat dini. Ia sejak
kecil sudah senang berdagang, menjual permen karet dan
minuman ringan, serta pertama kali berinvestasi membeli
saham perusahaan pada usia 11 tahun.
Apa yang kita bisa pelajari dari perjalanan hidup
seorang Warren Buffet? Bisakah kita “mengondisikan” anak
kita belajar memahami uang dan belajar berinvestasi sejak
dini? Mengapa tidak?
98
37
TO LO K U K U R K I N E R J A
I N V E S TA S I
B
agi masyarakat awam, tentu banyak yang bingung,
untuk apa pergerakan indeks saham, seperti Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa efek yang
diumumkan setiap hari. Masih banyak masyarakat yang
hanya mengenal deposito sebagai satu-satunya instrumen
investasi finansial, karena tidak paham apa dan bagaimana
berinvestasi di saham atau obligasi, dua instrumen dasar di
pasar modal.
Memang, ada beberapa kendala investasi di kedua
instrumen tersebut, seperti kemampuan menganalisis
perusahaan, akses informasi perusahaan dan pergerakan
harga, dana besar untuk membeli saham dari berbagai
sektor (untuk diversifikasi/mengurangi risiko).
reksadana saham.
Bagi Anda yang memiliki reksadana, khususnya
reksadana saham, tentu ingin tahu apakah kinerja reksadana
itu baik atau tidak. Apakah manajer investasi (MI) mengelola
portofolio dengan baik. IHSG bisa menjadi tolok ukur kinerja
pasar (market benchmark) untuk mengevaluasi kinerja
MI dan reksadana. Pergerakan IHSG untuk suatu periode
tertentu mencerminkan kinerja rata-rata dari seluruh saham
yang tercatat dan diperdagangkan di bursa efek. Ambil
contoh, jika kinerja suatu reksadana saham (dihitung dari
pergerakan nilai aktiva bersih per unit atau NAB/unit) naik
15%, sementara IHSG naik 25%, kinerja MI dan keuntungan
yang Anda peroleh “kalah” dengan rata-rata kinerja pasar
saham.
100
pengelola investasi Anda.
101
FINANCIAL WISDOM |
102
38
B I AYA P E N D I D I K A N
YA N G " M E L A N G I T "
H
ampir semua orangtua sepakat, warisan terbaik bagi
buah hati adalah pendidikan. Namun, membekali
anak-anak kita dengan pendidikan tinggi yang
baik, juga bukan perkara mudah dan murah. Untuk bisa
lulus sarjana S-1 saja, kebutuhan biaya mencapai ratusan
juta rupiah. Belum lagi kenaikan per tahunnya yang bisa
melampaui tingkat inflasi. Bagaimana mengakalinya?
Orangtua zaman sekarang sudah harus menyadari
bahwa biaya pendidikan ini sudah harus dipikirkan dan
dipersiapkan sejak anak lahir. Jika Anda belum melakukan,
lakukan sedini mungkin dan lakukan sekarang juga,
jangan menunggu. Orangtua harus sudah memperkirakan
berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk setiap jenjang
pendidikan yang akan dilalui sang anak. Termasuk
memperkirakan tingkat kenaikan per tahun. Jangan lupa
bahwa komponen biaya yang harus diperkirakan termasuk
biaya hidup dan biaya terkait lainnya.
103
FINANCIAL WISDOM |
104
39
HEDONISME DAN
T R A G E D I T U G U TA N I
S
embilan orang tewas dalam tabrakan maut di Tugu
Tani, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu adalah sebuah
tragedi. Hedonisme boleh jadi merupakan salah satu
penyebab kecelakaan tersebut. Sang tersangka diduga lelah,
setelah berpesta-pora semalam suntuk, berpindah-pindah
dari satu pesta ke pesta lain dan tidak ketinggalan berpesta
narkoba. Begitu berita yang ramai dilaporkan di media.
Sepertinya kita mesti lebih berhati-hati dalam
mendidik anak-anak kita. Terlebih, lingkungan saat ini sarat
dengan budaya dan gaya hidup hedonis, yang berorientasi
pada kesenangan. Budaya dan gaya hidup hedonis jualah
yang melahirkan budaya “instan”—untuk meraih kesuksesan
semu melalui jalan pintas dan tanpa perjuangan—serta
menjadi benih merebaknya budaya korupsi.
106
40
M A N A J E M E N U TA N G
H
ingga kini, seluruh masyarakat dunia masih
menanti penyelesaian krisis utang yang sedang
melanda kawasan Eropa. Khususnya bagaimana
negara-negara di kawasan ini mengatasi ketidakmampuan
beberapa negara Eropa dalam membayar utang mereka
yang sudah menggunung.
Indonesia boleh sedikit berbangga dalam hal yang
satu ini. Hingga akhir tahun lalu, rasio total utang negara kita
terhadap produk domestik bruto alias PDB “hanya” sekitar
25%. Sementara itu, negara-negara yang sedang dilanda
krisis utang di Benua Biru tersebut, rasio utang terhadap
PDB sudah mencapai lebih dari 100%.
107
FINANCIAL WISDOM |
108
41
BONUS TIME!
B
ulan ini atau bulan depan, karyawan berharap-harap
cemas menanti pembayaran bonus atas kinerja
selama 2011. Memang, tidak semua perusahaan
memiliki kebijakan memberikan bonus kepada karyawan.
Bagi perusahaan yang memiliki kebijakan bonus bagi
karyawan, umumnya mengaitkan pembayaran bonus
dengan kinerja perusahaan.
Bagi banyak karyawan, bonus yang dikaitkan
kinerja atau prestasi kerja, bisa menjadi motivasi untuk
bekerja sebaik mungkin. Pada saat bersamaan, bonus
menjadi sumber dana yang selalu dinanti untuk menutupi
kebutuhan hidup yang terus meningkat atau berinvestasi
untuk mempersiapkan kebutuhan masa depan.
109
FINANCIAL WISDOM |
110
42
MENGHINDARI
I N V E S TA S I B O D O N G
K
etika tingkat suku bunga deposito perbankan sudah
semakin rendah, tidak sedikit investor yang berusaha
mencari alternatif investasi yang memberikan hasil
yang lebih tinggi dari deposito. Tidak sedikit pula investor
termakan bujuk rayu tawaran investasi yang menjanjikan
hasil menggiurkan. Namun, bukannya mendapatkan
keuntungan, modal investasi yang mereka tanamkan pun
bisa raib tak jelas rimbanya. Itulah investasi bodong yang
harus kita waspadai dan hindari.
111
FINANCIAL WISDOM |
112
43
K A PA N M E R E A L I S A S I K A N
KEUNTUNGAN?
B
anyak investor saham, obligasi, reksadana saham,
reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap,
sering bingung ketika memperoleh keuntungan.
Ada beberapa pertanyaan. Misalnya, apakah saatnya
menjual saham/obligasi atau unit reksadana? Apakah
dijual seluruhnya atau sebagian? Kalau sudah dijual lalu
diinvestasikan ke mana?
Biasanya, kebingungan ini muncul ketika investor
berinvestasi dengan orientasi jangka pendek dan hanya
melihat sisi satu jenis instrumen investasi. Biasanya investor
jenis ini menargetkan tingkat hasil investasi tertentu di
periode tertentu untuk mengambil keputusan jual atau
merealisasikan keuntungan, misalnya 5% dalam sebulan.
114
keputusan beli atau jual. Selamat mencoba.
115
FINANCIAL WISDOM |
116
44
P E R S E P S I I N V E S TA S I
M
asih banyak masyarakat yang cukup “ngeri”, ketika
mendengar kata investasi. Sebab, investasi sering
diasosiasikan dengan istilah-istilah yang seolah
sulit dipahami.
Investasi di pasar modal, misalnya, seperti saham
atau obligasi, kadang dianggap sulit dipahami dan
dipersepsikan sebagai investasi berisiko. Itu sebabnya,
mengapa masih banyak masyarakat yang hingga kini hanya
mengandalkan investasi “tradisional”, seperti properti (tanah
dan bangunan) dan emas, di luar deposito. Salahkah bila
sebagian besar masyarakat masih mengandalkan investasi
tradisional? Tentu tidak, karena hidup adalah pilihan.
117
FINANCIAL WISDOM |
118
45
M E N C I P TA K A N G E N E R A S I
D A R I K E LUA R G A
I
ndonesia dengan populasi penduduknya yang
mencapai sekitar 240 juta, sangat membutuhkan
banyak pengusaha untuk menciptakan dan menambah
lapangan pekerjaan. Sayangnya, banyak lulusan perguruan
tinggi yang masih berorientasi menjadi pegawai daripada
menjadi pengusaha.
Hal ini tidak lepas dari budaya yang diciptakan di
rumah. Selama ini, para orangtua tidak mendorong anak-
anak mereka menjadi pengusaha, tapi sebagai karyawan
atau pegawai biasa. Mungkin ada baiknya kita memulai
mendidik dan membiasakan anak-anak kita agar memiliki
orientasi dan jiwa sebagai seorang pengusaha di masa
mendatang.
120
46
I N V E S TA S I K E C E R D A S A N
M
ungkin sebagian besar dari kita hampir selalu
mengasosiasikan investasi dengan uang, harta,
aset, atau kekayaan lain yang bersifat materi.
Sebenarnya, ada hal yang lebih penting dibandingkan
dengan investasi yang bersifat materi, yakni investasi
kecerdasan.
Secara tidak sadar, ketika menekuni bangku
sekolah, mulai taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi, kita sedang melakukan investasi dalam diri pribadi,
yakni investasi untuk membangun kecerdasan, keahlian,
karakter, dan kebiasaan. Hasil dari investasi tersebut sudah
bisa kita “panen” saat ini, dengan memiliki pekerjaan dan
penghasilan.
121
FINANCIAL WISDOM |
122
47
ATA S I K E N A I K A N B B M
DENGAN "BBM"
A
nda pakai BBM apa? Jika pertanyaan ini ditanyakan
seseorang kepada Anda, di tengah suasana hiruk-
pikuk naik tidaknya BBM beberapa waktu lalu,
Anda mungkin akan menjawab: premium atau solar atau
pertamax.
BBM yang merupakan akronim bahan bakar minyak
ini bisa juga digunakan untuk akronim bujet—belanja—
menabung. Apa kaitan BBM dengan “BBM”? BBM yang
pertama menyadarkan kepada kita adanya ketidakpastian
dalam hidup dan pengeluaran akan lebih sering meningkat
daripada menurun.
Kenaikan harga BBM hampir pasti menaikkan
harga-harga kebutuhan hidup. “BBM” kedua menyadarkan
bahwa di tengah ketidakpastian dan kenaikan biaya-biaya
hidup, sejatinya kita semua perlu memiliki perencanaan
dalam mengelola keuangan keluarga.
124
48
I N V E S TA S I U N T U K P E N S I U N
A
da beberapa kesalahan persepsi tentang kapan dan
bagaimana sebaiknya persiapan pensiun dilakukan.
Pensiun umumnya diartikan sebagai masa seorang
pegawai/karyawan memasuki usia pensiun (di Indonesia
umumnya 55 tahun) dan terpaksa diberhentikan dari
pekerjaan. Pengusaha atau pekerja mandiri umumnya tidak
mengenal pensiun.
Bagi para karyawan, pensiun boleh jadi sesuatu
yang menakutkan karena dua hal, kehilangan pekerjaan
dan kehilangan sebagian besar penghasilan, secara
bersamaan. Jika kita sudah mengetahui aturan perusahaan
mengharuskan usia 55 tahun kita pensiun, umur berapa
sebaiknya kita mulai mempersiapkan pensiun dan apa yang
harus dipersiapkan?
125
FINANCIAL WISDOM |
126
49
B E L A J A R B A N YA K H A L
DARI PENSIUN
P
ekan lalu, kita membahas secara singkat paling tidak
ada empat investasi menghadapi masa pensiun:
investasi finansial, investasi aktivitas, investasi
kesehatan (jiwa, raga, spiritual), dan investasi pertemanan.
Mungkin sebelumnya kita tidak terpikir, untuk perkara
pensiun saja, begitu banyak yang harus dipersiapkan.
Persiapan pensiun, memang memberikan banyak pelajaran
hidup, jika kita serius ingin sejahtera di masa tua.
127
FINANCIAL WISDOM |
128
50
B E R A K H I R N YA UA N G
MUKA RINGAN
C
ukup DP Rp 500.000, Anda sudah bisa membawa
pulang sepeda motor baru”. Begitu tulisan besar
pada spanduk di beberapa lokasi atau iklan di media
yang membuat penjualan sepeda motor meroket dalam
beberapa tahun terakhir. Tapi itu dulu. Kini Bank Indonesia
(BI) dan Kementerian Keuangan mengeluarkan peraturan
baru dengan mematok uang muka alias down payment
(DP) minimal pembiayaan kendaraan bermotor roda dua
dan empat antara 20%–30%.
Tentu, peraturan tersebut terbit bukan tanpa alasan.
BI dan Kementerian Keuangan pasti sudah menganalisis dan
punya alasan kuat. Salah satunya adalah menghindari risiko
meningkatnya non-performing loan (NPL) alias kredit macet
di perbankan dan perusahaan pembiayaan. Satu langkah
bijaksana, walau selalu ada dampak dari setiap kebijakan.
130
T E N TA N G P E N U L I S
132
t ”Miracle of Love, Dengan Lupus Menuju Tuhan”,
Femmeline (2008) dan Gramedia (2010).
t ”Sensasi Golf – Investing in Golf”, Gramedia, 2009.
133
FINANCIAL WISDOM |
134