Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK PARDIGMA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI NEGARA JEPANG

Oleh

Fatimatuzahroh

190722638017

Paradigma menurut Thomas S. Khun (dalam surajiyo, 2007) suatu asumsi dasar dan
teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi suatu sumber hukum,
metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta
karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma dalam perencanaan pembangunan adalah cara
pandang dan dan asumsi dasar dan teoretis mengenai suatu perencanaan pembangunan. Jepang
merupakan Negara yang berada di wilayah Asia Timur, Jepang berada pada sebelah barat
Samudera Pasifik dan sebelah timur Laut Jepang, bertetangga dengan Republik Rakyat China
dan Korea. Luas Negara Jepang adalah 364.504 km 2 dan merupaakan sebuah Negara kepulauan
(Suryohadiprojo, 1987:1). Sebagai Negara kepulauan Jepang memiliki kesamaan dengan
Negara-negara Asia Tenggara seperti Filiphina dan Indonesia, kondisi geografis yang dimiliki
oleh Jepang ini akan berpengaruh terhadap cara pandang, watak, tabiat, dan kehidupan bangsa
Jepang. Jepang adalh salah satu Negara yang wilayahnya sebagian besar merupakan pegunungan
yaitu sekitar 75% dan dataran berupa 25%, meskipun Negara Jepang memiliki lahanpertanian
yang sempit, Jepang dapat menghasilkan produksi beras sebesar 10 juta ton per tahun
(Suryohadiprojo, 1987:3). Jepng adalah salah satu Negara yang mengalami kekalahan pada
Perang dunia ke II, Amerika dan sekutu mengakhiri perlawanan terakhirnya dengan Jepang
adalah dengan menjatuhkan bom di dua kota besar di Jepang, yaitu pada Kota Hiroshima dan
Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Pada tahun 1945 Jepang berada pada pendudukan
Amerika Serikat (Dasuki, 1983 58-62). Menyerahnya Kaisar Hirohito mengakhiri perang pasifik
dan runtuhya system monarki di Jepang. Pendudukan Amerika Serikat di Jepang terjadi pada
tahun 1945-1952. Dalam pendudukannya maka Amerika Serikat menetapkan beberapa kebijakan
yang antara lain:

1. Menghancurkan militer yang menjadi penyebab perang.

2. Mengadili penjahat-penjahat perang


3. Mebersihkan pemimpin yang terbukti bertanggungjawab untuk politik agresi.

4. Pembayaran ganti rugi perang

5. Penghancuran industry perang dan perampasan alat-alat perang.

6. Pendemokrasian ekonomi, politik, dan pendidikan.

Pemerintah yang menduduki Jepang pada masa itu adalah memberikan kesengsaraan terhadap
masyarakat Jepang, akibatnya akan muncul permasalahan dan kekacauan dalam berbagai bidang
(Dasuki, 1963:63). Permasalahan Jepang mulai teratasi sejak mulainya perang Korea.

Peristiwa perang yang dialami oleh Korea pada tahun 1950-1953 merupakn titik balik
bagi pemerintahan Amerika Serikat untuk mengubah kebijakan di Jepang. Pada saat terjadinya
perang Korea, Jepang dijadikan sebagai Negara penyedia barang-barang yang dibutuhkan untuk
keperluan perang dengan Korea. Perang Korea menyebabkan perubahan penting pada tujuan
kebijakan SCAP(Supreme Command for The Alied Power) yang sebeluumnya focus pada
demiliterisesi berubah menjadi program reindustrialisasi (Tjeng, 1983:363). Perang Korea juga
mempercepat pengembalian kedaulatan Jepang oleh dari Amerika Serikat. Janji amerika Serikat
untuk kemerdekaan dibuktikan dengan lahirnya perjanjian San Fracisco mulai berlaku pada
taggal 28 April 1952), dan sejak saat itu Jepang menerima kedaulatannya sebagai Negara
(Rosidi, 1981 : 23). Dan sejak saat itu juga Jepang mulai memperbaiki system pemerintahannya
sesuai dengan kepribadian bangsa dan memprioritaskan kehidupan harmonis antar bangsa.
Perdana menteri Jepang setelah pendudukan Amerika Serikat adalah Yosihda shigeru (1946-
1954). Pembaruan yang dicetuskan oleh PM Yoshida Shigeru mencakup orientasi pembangunan
ekonomi dan pertahan dalam taraf minimum (Reischauer dan Craigh, 1978:302-303).
Pelaksanaan doktrin Yoshida diemplementasikan dalam pembangunan industry sesuai dengan
kebutuhan pasar global dan kebijakan luar negeri. Doktrin Yoshida tetap dipertahankan oleh
PM . kishi nobusuke (1957-196), dan PM Ikeda Hayanto (1960-1964) merupakan acuan dalam
pembanguna Jepang. Pada tahun 1960-1965 Jepang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat,
pembangunan infrastruktur terus dilakukan dan dikembangkan untuk mendukung industry yang
dijalankan. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh dalam keseimbangan pemerintahan Jepang.
Mulai tahun 2016, Jepang merupakan salah satu Negara yang dapat diperhitungkan oleh
perekonomian dunia, Jepang adalah Negara maju yang berada di kawasan Asia yang bisa
dikatakan sejajar dengan Negara indutri seperti Amerika Serikat. Kemajuan industry Jepang
tidak terlepasa dari sifat orang Jepang yang terkenal ulet dan pantang menyerah untuk
memajukan negaranya. Kemajuan ekonomi Jepang didukung oleh perusahaan-perusahaan
Jepang yang berskala internasional. Perusahaan –perusahaan tersebut berhasil bukan dengan cara
yang mudah akan tetapi dengan melakukan perjuangan yang keras dan menjalani sejarah yang
panjang dan tradisi sejak beabad-abad yang lalu. Perusahaan swasta Zaibatsu sangat berperan
penting dalam pembangunan Jepang dalam pemberian dana yang besar terutama saat Restorasi
Meiji, sehingga Jepang dapat mengejar ketertinggalannya dengan Negara barat.

Restorasi Meiji adalah suatu revolusi kekuasaan yang sukses dalam menggantikan
kekuasaan Bakufu Tokugawa. Restorasi Meiji membuka kesuksesan pembangunan Jepang
menjadi Negara yang kuat dalam system politik pemerintahan, angkatan perang, teknik serta
perekonomian pertanian-perindustria. Jepang yang tertinggal dari Negara barat membuat
restorasi Meiji semakin dipacu untuk melakukan pembangunan ekonom dan industry.
Pembangunan ekonomi dan industry dalam skala besar tentunya akan membutuhkan dana yang
besar, dana –dana yang diperoleh oleh pemerintahan Jepang berasal dari perusahaan-perusahaan
yang handal , satu-satunya cara adalah dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan swasta
atau pemilik modal. Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan oleh Kaisar Meiji memberikan
angina segar kepada para pedagang yang pada saat pemerintahan tokugawa berada di kelas yang
paling rendah, akan tetapi lambat laun akan menjadi bagian penting dalam perkembangan
ekonomi Jepang. Perekonomian Jepang bangkit bukan hanya pada masa Restorasi Meiji saja,
akan tetapi sudah ada sejak masa Tokugawa. Tahun 1809 tumbuh sebuah perkumpulan yang
disebut zaibatsu, pada awalnya zaibatsu hanya pedagang biasa akan tetapi pada masa kaisar
Meiji, yang pada pembangunannya telah berhasil menghubungkan seluruh wilayah Jepang
dengan kereta api, menambah kekuatan keuangan untuk wiraswasta, dan meluaskan industry dan
produk yang lain, kekuatan bidang swasta yang makin meningkat tersebut menjadi dasar
dibentuknya zaibatsu. Zaibatsu adalah tempat yang diperuntukkan untuk orang kaya, orang
pemilik saham, atau pengusaha. Zaibatsu merupakan suatu bisnis tertutup dan hanya dimiliki
oleh keluarga, saham-sahamnya hanya dimiliki dan dijual antar anggota keluarga saja.
Kontribusi dan fungsi zaibatsu dalam perkembangannya mengalami kemajuan yang pesat saat
Kaisar Meiji menetapkan restorasi yang tujuannya adalah mengejar ketertinggalan dari Negara
barat. Pembangunan Jepang difokuskan pada perbaikan ekonomi. Zaibatsu yang mendorong
perekonomian Jepang dan memberikan bantuan dana yang besar membuat restorasi dapat
berjalan dengan baik. Pada masa Kaisar Meiji juga mulai timbul cita-cita agar bangsa Jepang
menjadi bangsa yang kaya, memiliki industry yang semakin maju, dan memiliki angkatan yang
kuat. Semua cita-cita atau keinginan yang dimiliki oleh Negara Jepang pada masa itu tentunya
tidak akan terwujud jika Jepang tidak memiliki hubungan dengan Negara lain karena menjalin
hubungan dengan Negara lain akan dapat membuat peningkatan perekonomian suatu Negara dan
juga suatu Negara dapat mendapatkan barang atau makanan yang tidak dapat ditemui oleh
Negara kalian.

Popularitas Jepang dari berbagai aspek kehidupan oleh banyak Negara sebagai suatu
obyek yang fonumental, hal ini tidak terlepas dari perjalanan historis bangsa Jepang yang orang
ahli dipandang sebagai prototype. Sebagai Negara yang maju, Jepang mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perekonomian di duania, terutama Negara-negara di kawasa asia tenggara. Jepang
memberikan bantuan pembangunan , official development assistance (ODA), untuk Negara-
negara asia tenggara sejak 1954. Kebehasilan Jepang dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi salah satu kekuatan besar untuk mempengaruhi perekonomian di Asia. Jepang
pada masa perang berhasil menguasai beberapa Negara di Asia seperti Korea, China, seta Negara
di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Indonesia. Posisi Jepang sebagai penjajah akan
mempermudah untuk membangun infrastruktur di Negara-negara jajahannya dengann
menggunakan teknoligi dan mengerahkan tenaga ahli yang dimiliki. Pembangunan infrastruktur
bertujuan untuk mempermudah Jepang dalam memperoleh sumber daya alam di Negara-negara
jajahan yang dperlukan untuk industrialisasi. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern dalam pembangunan berbagai infrastruktur pada masa perang dijelaskan secara lengkap
oleh Aaron Stephen More dalam bukunya yang berjudul Constructing East Asia : Technology,
Ideologi, dan Empire In Japan’s Wartime Era, 1931-1945. Constructing East Asia adalah salah
satu buku yang memberiakan pandangan berbeda tentang Jepang pada masa perang terkait
dengan kemajuan teknologi yang dimilikinya. Dengan menggunakan konsep Technological
Imaginary (imajinasi teknologi), Moore menjelskan bagaimana teknologi digunakan untuk
menjalankan sebuah ideology dan kekuasaan. Secara lebih detail Moore menjelaskan dinamika
politik yang yang terjadi alam membentuk imajinasi teknologi yang melibatkan berbagai
kelompok. Moore (2013, 6) beragumen bahwa teknologi Jepang pada masa perang dipahami
tidak hanya sebagai sebuah mesin dan infrastruktur yang modern, tetapi sesuatu yang
mengandung subjektivitas, etika, dan visi. Selain itu teknologi juga mempresentasikan sebuah
pemikiran kreatif, acting, nilai rasionalitas, kerja sama , efisiensi, semangat egaliter, serta tidak
adanya konflik kelas dan etnik. Imajinasi teknologi memberikan panduan bgi aktor sosial dari
birokrat yang merencanakan perekonomian Jepang pada masa perang serta insinyur
merencanakan dan membangun megaproyek infrastruktur di Negara-negara jajahan.

Perekonomian dalam suatu Negara selalu mengalami suatu transformasi ekonomi dari
sector tradisional ke sektor modern. Hanya pada masalahnya waktu yang diperlukan untuk
menjalani proses tersebut berbeda-beda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain.
Hubungan anatara budaya dan pembangunan ekonomi sudah lama menjadi perhatian para ahli.
Dalam pembangunan ekonomi hummilation adalah mendisiplinkan pihak-pihak yang
dipermalukan dengan cara menyerang dan merendahkan pesepsi akan dirinya (self) dan
meninggikan persepsi akan orang lain (other) sebagai lebih baik (Saurette, 2006). Di Jepang
Hummilation di mulai pada masa Restorasi Meiji pada tahun 1868. Kebudayaan Jepang pada
masa tersebut mengalami tanatangan yang besar dari kemunculan budaya barat merupakan
konsekuensi dari dibukanya Jepang, Diawali dari kedatangan pasukan Amerika Serikat yang
dipimpin oleh Komodor Matthew C. Perry, Jepang dipaksa untuk mengakui keunggulan
Amerika Serikat dalam hal ateknologi dan kemajuan. Seiring dengan kedatangan pasukan
komodor Perry, pertanyaan besar mengenai identitas, kapabilitas maupun arah pembangunan
Jepangpun semakin membesar (Cullen, 2003).
Daftar Pustaka

Sarjiati, U. (2017). CONSTRUCTING EAST ASIA: TECHNOLOGY, IDEOLOGY, AND


EMPIRE IN JAPAN’S WARTIME ERA, 1931-1945. Masyarakat Indonesia, 42(1), 127-
137.

Sagena, U. (2005). Pergeseran Model Pembangunan Ekonomi Developmental State


Jepang. Jurnal Sosial-Politika, 6(12).

Hennida, C., Felayati, R. A., Wijayanti, S. H., & Perdana, A. R. (2017). Budaya dan
Pembangunan Ekonomi di Jepang, Korea Selatan dan China. Global Strategis, 10(2),
248-263.

Laksana, H. (2018). Pembangunan Politik Negara Jepang Pasca Perang Dunia II.

Harahap, I. (2019). Ekonomi pembangunan: pendekatan transdisipliner. Perdana Publishing.

Budianto, F. (2015). Anime, Cool Japan, Dan Globalisasi Budaya Populer Jepang. Jurnal Kajian
Wilayah, 6(2), 179-185.

NAMORA RIANY PUSPA, A. S. T. R. I. D. (2017). UPAYA PANASONIC DALAM


MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI JEPANG PADA TAHUN
2011-2016 (Doctoral dissertation, UPN" Veteran" Yogyakarta).

BRILIANTAMA, R. KONTRIBUSI ZAIBATSU DALAM PEMBANGUNAN JEPANG PADA


MASA KAISAR MEIJI TAHUN 1868/1912.

Adji, H. S. (1997). Proses pembangunan ekonomi dalam perspektif historis komparasi antara
Indonesia dan Jepang. Economic Journal of Emerging Markets, 2(3), 324-337.

Ranti, M. F. (2018). Motif Jepang Dalam Pemberian Official Development Assistance (Oda)


Untuk Mendukung Pembangunan Mass Rapid Transit (Mrt) Jakarta Tahun 2006-
2017 (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

Anda mungkin juga menyukai