Anda di halaman 1dari 10

Razak & Kamaruddin p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI


BANGUN RUANG SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MINASATENE

THE EFFECT OF STUDENTS’ SCIENTIFIC ATTITUDE IN LEARNING RESULTS OF


STUDENTS’ GEOMETRY CLASS VIII SMP NEGERI 3 MINASATANE

Firdha Razak1 dan Rahmat Kamaruddin2


1 Pendidikan Matematika, STKIP Andi Matappa Pangkep

Jl. Andi Mauraga No 70, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia
firdarazak@yahoo.com

Pendidikan Matematika, STKIP Andi Matappa Pangkep


2

Jl. Andi Mauraga No 70, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia

Abstrak
Matematika adalah pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, dalam belajar lebih banyak siswa
pasif, sehingga sikap ilmiah siswa kurang berkembang, sehingga hasil belajar siswa cenderung
menurun. Sehingga guru matematika selalu berusaha mengembangkan metode pembelajaran
untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa, yang berdampak pada hasil belajar siswa. Pernyataan
tersebut menarik peneliti untuk mengambil isu studi kelas VIII SMP Negeri 3 Minasatene.
Populasi yang diambil adalah kelas VIII SMP Negeri 3 Minasatene, dengan sampel penelitian kelas
VIIIA sebanyak 27 siswa. Teknik pengumpulan data sikap ilmiah dengan menggunakan kuesioner
dan lembar observasi sedangkan hasil belajar dengan menggunakan uji. Analisis data
menggunakan regresi linier sederhana. Signifikansi koefisien regresi dan model regresi kelinearan
didapatkan pengaruh sikap ilmiah (X) terhadap hasil belajar (Y), menurut persamaan regresi Y =
0,0109 + 0.138X. Untuk menguji koefisien signifikansi regresi yang diperoleh t hitung 5.197 diatas
tabel 2.02 maka Ho ditolak yang berarti koefisien regresi signifikan. Uji kelinearan diperoleh
Fhitung 26,801 di atas Ftabel 4,08, dan signifikan 0,00 <0,05, maka Ho ditolak yang berarti pada
hubungan linier dari sikap ilmiah dan hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh
sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Minasatene.
Kata Kunci: Sikap Ilmiah, Hasil Belajar.
Abstract
Mathematics is a lesson that is less interested by students, in learning more passive students, so
that students' scientific attitude is less developed, resulting in student learning outcomes that
tend to decline. So that the math teacher always tries to develop the learning method to improve
the students' scientific attitude, which impact on student learning outcomes. The statement
attracted researchers to take the issue is the influence of scientific attitudes toward the results of
student learning VIII grade SMP Negeri 3 Minasatene. Population taken is class VIII SMP Negeri 3
Minasatene, with research sample class VIIIA counted 27 students. Technique of collecting
scientific attitude data by using questionnaire and observation sheet while study result by using
test. Data analysis using simple linear regression. The significance of regression coefficient and
linearity regression model got the influence of scientific attitude (X) on learning result (Y),
according to regression equation Y = 0,0109 + 0,138X. To test the coefficient significance
regression obtained t arithmetic 5,177 above table is 2.02 then Ho rejected which means
significant regression coefficient. Linearity test obtained Fcount 26,801 above Ftabel 4,08, and
significant 0,00 <0,05, hence Ho is rejected which means on linear relationship of scientific
attitude and learning result. So it can be concluded there is influence of scientific attitude toward
student learning result of class VIII SMP Negeri 3 Minasatene.
Keyword: Scientific Attitude, Learning Outcome.

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 133


Razak & Kamaruddin http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

I. PENDAHULUAN Minasatene, bahwa permasalahan kurang


Matematika merupakan dasar dari minat belajar siswa masih sering terjadi.
pelajaran-pelajaran yang lain, seperti Sikap ilmiah siswa masih menunjukkan
ekonomi, bahasa Indonesia, sejarah, kurang kearah positif seperti siswa
olahraga, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan terkadang masih menunggu perintah guru,
dalam penerapaannya, pelajaran-pelajaran kurang disertai rasa keingintahuan, dan
tersebut sering menggunakan unsur kekritisan siswa dalam belajar matematika.
matematika, seperti bilangan, nilai hitung, Siswapun terkadang kurang jujur kepada
dan sebagainya. Namun, pandangan siswa guru, sehingga kurang adanya keluwesan
secara umum mengenai pelajaran dalam kegiatan belajar. Hasil belajar yang
matematika, bahwa matematika diperoleh siswa masih kurang dengan nilai
merupakan pelajaran yang susah rata-ratanya adalah 64.
dimengerti dan kurang diamati, Dari latar belakang inilah penulis
dikarenakan anggapan siswa terhadap perlukan mengadakan penelitian di SMP
pelajaran matematika dengan rumus yang Negeri 3 Minasatene yang didalamnya
cukup beragam dan rumit, serta meneliti tentang pengaruh sikap ilmiah
kurangnya rasa keingintahuan dan kurang siswa terhadap hasil belajar pada meteri
kritisnya siswa dalam mempelajari bangun ruang kelas VIII SMP Negeri 3
matematika. Ini mengakibatkan siswa Minasatene.
kurang pasif dalam belajar matematika. Beberapa ahli memberikan batasan
Kurangnya rasa ingin tahu dan kekritisan definisi tentang belajar. Menurut Daryanto
yang terdapat dalam diri siswa, dan dalam bukunya Belajar dan Mengajar
kecenderungan siswa belajar hanya (2010:2) “belajar adalah suatu proses
dengan menghafal rumus saja tanpa usaha yang dilakukan seseorang untuk
mengetahui dari mana rumus tersebut memperoleh suatu perubahan tingkah
diperoleh, serta sikap siswa yang laku yang baru secara keseluruhan,
terkadang kurang jujur dalam belajar, ini sebagai hasil pengalamannya sendiri
kurang bisa mendorong sikap ilmiah siswa dalam interaksi dengan lingkungannya”.
kearah positif yang berakibat hasil belajar Menurut Aunurrahman dalam bukunya
siswa yang cenderung menurun begitu Belajar dan Pembelajaran berpendapat
pula di SMP Negeri 3 Minasatene. bahwa “belajar merupakan suatu aktivitas
Terkadang sikap ilmiah siswa menunjukkan pada diri seseorang yang disadari atau
kurang kearah positif sehingga guru disengaja, bagian dari proses untuk
matematika sekolah berusaha untuk memaksimalkan bakat yang dimiliki
mengembangkan metode pembelajaran seseorang”.
guna meningkatkan sikap ilmiah siswa. Selanjutnya, menurut Isriani Handini
Berdasarkan informasi guru dalam bukunya Strategi Belajar
matematika di kelas VIII SMP Negeri 3 Pembelajaran Terpadu (2012 : 4) “belajar

134 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Razak & Kamaruddin p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

pada dasarnya berbicara tentang tingkah Sedangkan menurut Mudzakkir, yang


laku seseorang berubah sebagi akibat dikutip oleh Ahmad dan Joko Sutrisno
pengalaman yang berasal dari lingkungan”. (2006: 115) berpendapat mengenai faktor-
Dari beberapa pendapat para ahli faktor penyebab kesulitan belajar
tentang pengertian belajar disimpulkan digolongkan menjadi dua, yaitu:
bahwa belajar merupakan suatu proses a. Faktor Intern (faktor dari dalam diri
perubahan tingkah laku untuk manusia) meliputi:
memperoleh kepandaian dari suatu yang 1. Faktor fisiologi
dikerjakan. 2. Faktor psikologi
Belajar pada setiap akhir pembelajaran. b. Faktor Ekstern (faktor dari luar diri
Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan manusia) meliputi:
untuk melihat penguasaan siswa dalam 1. Faktor-faktor non social
menerima materi pelajaran”. 2. Faktor-faktor social
Hasil belajar merupakan kemapuan Menurut Gagne “sikap adalah suatu
yang dimiliki seseorang sebagai proses kondisi internal. Sikap mempengaruhi
belajar, ataupun merupakan penguasaan pilihan untuk bertindak. Kecenderungan
pengetahuan keterampilan yang untuk memilik obyek terdapat pada diri
dikembangkan oleh mata pelalajaran, yang pembelajar, bukan kinerja spesifik.”
biasanya ditunjukkan adalah nilai tes Sikap dalam hal ini adalah suatu
matematika yang diberikan guru sebagai kombinasi, informasi, dan emosi yang
hasil penguasaan pengetahuan dan dihasilkan di dalam predisposisi untuk
keterampilan. merespon orang, kelompok, gagasan,
Menurut psikologi pendidikan yaitu peristiwa, atau obyek tertentu secara
Gagne dalam bukunya Condition Learning menyenangkan atau tidak menyenangkan.
yang dikutip Miftahul Huda (2011:15), Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang
bahwa kondisi belajar sangat menerima pendapat orang lain dengan
mempengaruhi perbuatan belajar, baik dan benar yang tidak mengenal putus
diantaranya: asa serta dengan ketekunan juga dengan
a. Kondisi belajar intern keterbukaan.
1. Kematangan belajar Orang yang berkecimpun dalam ilmu
2. Belajar untuk belajar alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang
3. Kemampuan belajar antara lain adalah: (1) jujur, (2) terbuka,
4. Kumpulan presepsi dan pengertian (3) toleran, (4). Skeptic, (5) optimis, (6)
dasar pemberani, dan (7) kreatif.
b. Kondisi belajar ekstern Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang
1. Kontinguitas menerima pendapat orang lain dengan
2. Latihan baik dan benar yang tidak mengenal putus
3. Penguatan asa serta dengan ketekunan juga

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 135


Razak & Kamaruddin http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan Dalam hal ini variabel bebas (X) adalah
sikap yang harus ada pada diri seseorang sikap ilmiah siswa SMP kelas VIII,
ilmuwan atau akademisi ketika sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah belajar SMP kelas VIII pada mata pelajaran
untuk dapat melalui proses penelitian yang matematika materi bangun ruang.
baik dan hasil yang baik pula. Rumusan di Adapun desain penelitiannya adalah
atas diartikan bahwa sikap mengandung sebagai berikut:
tiga komponen yaitu komponen kognitif,
komponen afektif dan komponen
psikomotorik sikap selalu berkenaan
dengan suatu objek dan sikap terhadap
Gambar 1. Bagan Desain Penelitian.
objek ini disertai dengan perasaan positif Keterangan:
atau negatif. X: Pembelajaran sikap ilmiah siswa terhadap hasil
Secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar pada materi bangun ruang
Y: Hasil belajar siswa
sikap adalah suatu kesiapan yang
senantiasa cenderung untuk berperilaku
Populasi penelitian ini adalah siswa
atau bereaksi dengan cara tertentu
kelas VIII di SMP Negeri 3 Minasatene
bilamana dihadapkan dengan suatu
pada tahun ajaran 2016/2017, yang
masalah atau objek.
berjumlah 54 orang siswa, yang terdiri dari
kelas VIII A 27 orang dan kelas B 27 Orang.
II. METODE
Sampel diambil dari populasi dengan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
teknik random sampling. Hal ini dilakukan
Negeri 3 Minasatene yang dilaksanan pada
karena didalam SMP Negeri 3 Minasatene
semester ganjil. Pada tanggal 5 April – 8
tidak mengenal kelas unggulan atau
April. Subjek penelitian ini adalah siswa
favorit, maka setiapa unit populasi
kelas VIII-A SMP Negeri 3 Minasatene yang
berpeluang sama untuk dipilih. Data
berjumlaah 27 orang.
diasumsikan homogen. Peneliti mengambil
Jenis penelitian ini adalah Eksperimen,
sampel untuk kelas ujicoba satu kelas,
yang bertujuan untuk mengetahui apakah
sebanyak 27 siswa, yaitu kelas B.
ada pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil
Untuk memperoleh data mengenai
belajar siswa. Pendekatan yang digunakan
sikap ilmiah siswa peneliti mengambil data
dalam penelitian ini adalah pendekatan
melalui observasi dan angket. Peneliti
kuantitatif, karena peneliti ingin
menggunakan dua cara tersebut agar
mendapatkan informasi lebih mendalam
kelemahan antara angket dan observasi
berupa data-data numerik terhadap hasil
saling menutupi untuk memperoleh data
penelitian yang dilakukan kemudian
yang lebih baik.
menguraikan kesimpulan yang didapat
setelah penelitian.

136 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Razak & Kamaruddin p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

Hasil belajar matematika tentang Skor Nilai Kriteria


materi bangun ruang yang diukur dengan A 5 Sangat Sesuai
B 4 Sesuai
menggunakan tes. C 3 Cukup Sesuai
Ada beberapa prosedur dalam D 2 Kurang Sesuai
penelitian ini, yaitu: E 1 Tidak Sesuai

1. Perencanaan, meliputi perumusan


Teknik analisis data menggunakan
tujuan, penentuan variabel.
bantuan software statistik yaitu Statistical
2. Penulisan butir soal, atau item
Product and Service Solution (SPSS).
kuesioner, penyusunan skala.
a. Uji Normalitas
3. Penyuntingan, melengkapi dengan
Sebelum mengadakan penelitian,
pedoman mengerjakan, surat
peneliti terlebih dahulu menguji
pengantar, kunci jawaban, dan lain-
Normalitas. Uji normalitas ini dilakukan
lain yang diperlukan.
agar pengujian hipotesis dan pembuatan
4. Uji coba penganalisaan hasil, analisis
selang kepercayaan dapat dilakukan.
item, melihat pola jawaban,
Untuk Normalitas peneliti menggunakan
peninjauan saran-saran.
chi-kuadrat, dengan rumus sebagai
Fase penskoran angket dan observasi
berikut:
peneliti menggunakan interval 1-5. Khusus 𝑖𝑂−𝑖𝐸
𝑋 2 = ∑𝑘𝑖=1 (𝑆 ) (1)
untuk angket di dalam penskorannya 𝐸𝑙

antara positif dan negatif berbeda, untuk Keterangan:


aturan yang positif penskoran X2 = harga Chi-kuadrat
multiplecoicenya adalah : a (1), b (2), c (3), iO = frekuensi hasil pengamatan
d (4), e (5), sedangkan untuk aturan yang iE = frekuensi yang diharapkan
negatif penskoran multiplecoicenya adalah Perhitungan ini dikonsultasikan dengan
: a (5), b(4), c(3), d (2), dan e (1). X2tabel, jika harga X2hitung X2 < X2tabel dengan
Lembar observasi di dalam taraf signifikan 5% berarti berasal dari
penskorannya berbeda dengan angket populasi yang berdistribusi normal.
sesuai dengan sistem penilaiannya. Untuk b. Analisis Regresi
item menurut Arifin penilaian a (5) sangat Analisis Regresi dilakukan untuk
sesuai, b (4) sesuai, c (3) cukup sesuai, d mengetahui hubungan antara variabel
(2) kurang sesuai, e (1) tidak sesuai. Skor terikat (Y) dengan variabel bebas (X), maka
sikap ilmiah siswa dapat diperoleh dengan untuk mengetahui adakah pengaruh
jumlah skor angket ditambah dengan skor antara sikap ilmiah terhadap hasil belajar,
angket dibagi dua. dalam hal ini peneliti menggunakan regresi
Berikut tabel Kriteria Penentuan Hasil linier sederhana. Pengolahan data diatas
Observasi: menggunakan program SPSS. Model
persamaan regresi linier sederhana
Tabel 1. adalah:
Kriteria Penentuan Hasil Observasi

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 137


Razak & Kamaruddin http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

𝑌ˆ = 𝑎 + 𝐵𝑥 (2) ruang siswa kelas VIII SMP Negeri 3


Keterangan: Minasatene dengan menguji normalitas.
Y = hasil belajar siswa kelas VIII SMP Dengan taraf kepercayaan 5%, diuji
Negeri 3 Minasatene dengan menggunakan perbandingan
X = sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP statistik 2 dengan 2 hitung tabel X X. Dari
Negeri3 Minasatene perhitungan melalui SPSS diperoleh bahwa
c. Uji Korelasi 2 = 10,476 hitung X dan 2 = 41,337 tabel X.
Uji korelasi ini digunakan untuk Berdasarkan kriteria jika 22 hitung tabel X
mengetahui apakah kedua variabel (sikap < X, maka Ho diterima, jadi dapat
ilmiah dan hasil belajar) ada hubungan diperoleh kesimpulan bahwa data berasal
atau tidak. dari distribusi normal, hal tersebut juga
Hipotesis: ditunjukkan dalam signifikansinya yang
Ho: Tidak ada hubungan antara sikap menunjukkan 0,999, yang mana lebih dari
ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas VIII 0,05.
SMP Negeri 3 Minasatene. Setelah data uji normalitas, selanjutnya
Ha: ada hubungan antara sikap ilmiah dianalisis menggunakan analisis regresi
dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP linier sederhana. Adapun data hasil
Negeri Minasatene. penelitian untuk penguasaan sikap ilmiah
Untuk mengetahui apakah dua variabel (X) dan kemampuan menyelesaikan soal
ada hubungan yang independen atau bangun ruang (Y) adalah sebagai berikut:
tidak, maka diperlukan pengujian
independen, dan hipotesis yang harus diuji Tabel 2.
Daftar Nilai Akhir Pengaruh Sikap Ilmiah (X) Dan
adalah: Bangun Ruang (Y)
Ho = P = O No Kode X Y
Ho = P ≠ O 1 A-1 82 77
2 A-2 75 75
taraf kepercayaan yang dipakai adalah α = 3 A-3 80 75
5%. 4 A-4 75 80
Untuk pengujian diatas, jika sampel 5 A-5 80 87
6 A-6 95 85
acak berdistribusi normal bervariabel dua 7 A-7 75 75
itu berukuran n dan memiliki korelasi r, 8 A-8 90 80
maka menggunakan statistik t. 9 A-9 80 90
10 A-10 80 80
11 A-11 80 85
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 12 A-12 85 75
A. Hasil Penelitian 13 A-13 85 75
14 A-14 85 80
Pada bagian ini akan dibahas hasil 15 A-15 80 80
penelitian mengenai pengaruh sikap ilmiah 16 A-16 90 90
siswa terhadap hasil belajar materi bangun 17 A-17 80 75
18 A-18 75 80
19 A-19 80 70

138 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Razak & Kamaruddin p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

20 A-20 75 80 siswa dipengaruhi oleh sikap ilmiah,


21 A-21 80 80
dengan sisanya 59,9 % dipengaruhi oleh
22 A-22 85 75
23 A-23 75 70 sebab-sebab lain.
24 A-24 80 75 3. Uji Koefisien Korelasi
25 A-25 85 75
Perhitungan korelasi antara sikap ilmiah
26 A-26 85 75
27 A-27 85 85 dan hasil belajar diperoleh hasil koefisien
korelasinya adalah 0,633-1,00. Hal ini
Beberapa langkah yang dilakukan menunjukkan hubungan cukup kuat
dalam analisis regresi linier sederhana ini, diantara sikap ilmiah siswa dan hasil
yaitu sebagai berikut: belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3
1. Menentukan Persamaan Regresi Minasatene. Arah hubungan yang
Linier Sederhana. diperoleh adalah positif (tidak ada tanda
Adapun hasil analisis regresi linier negatif pada angka 0,633) yang
sederhana nilai akhir penguasaan konsep menunjukkan semakin besar sikap ilmiah
sikap ilmiah (X) dan kemampuan yang dimiliki siswa semakin meningkat
menyelesaikan soal bangun ruang (Y) pula hasil belajar siswa yang diperoleh.
adalah sebagai berikut: Demikian untuk sebaliknya, pengujian
Y = 2.497 + 0,94 X (3) statistik yang menggunakan koefisien
Dari persamaan regresi diatas, dapat korelasi dalam menentukan ada atau
diartikan bahwa jika nilai penguasaan tidaknya hubungan antara sikap ilmiah dan
konsep operasi bentuk aljabar bertambah hasil belajar siswa untuk t hitungnya
1, maka nilai kemampuan menyelesaikan diperoleh 5,177, sedangkan t tabelnya
soal bangun ruang akan bertambah 0,94. 2,02. Disini terlihat jelas bahwa t tabel
Sedangkan apabila tidak memiliki nilainya kurang dari t hitungnya, begitu
penguasaan konsep sikap ilmiah, maka pula tingkat signifikan koefisien korelasi
kemampuan menyelesaikan soal bangun adalah 0,0 jauh dibawah taraf kepercayaan
ruang akan bertambah 2,497. yaitu 0.05. dari perhitungan perbandingan
2. Statistik Deskriptif statistik hitungnya dan tingkat signifikan
Di dalam anailis regresi perhitungannya koefisien korelasinya menunjukkan bahwa
menggunakan SPSS, dengan sampel hipotesis diterima, yang artinya ada
sebanyak 27 siswa, diperoleh rata-rata hubungan antara sikap ilmiah siswa
skor sikap ilmiah siswa 81,37 dengan dengan hasil belajar kelas VIII SMP Negeri
simpangan baku untuk sikap ilmiah siswa 3 Minasatene.
1,13999. Rata-rata hasil belajar adalah 78, 4. Uji Keberartian Koefisien Regresi
sedangkan simpangan baku hasil belajar Dari perhitungan SPSS inidapat dilihat
adalah 78, sedangkan simpangan baku koefisiennya menyatakan bahwa nilai B
hasil belajar adalah 6,63601. Dalam hal ini konstanta 0,94 yang menyatakan bahwa
menujukkan bahwa 40,1% hasil belajar jika sikap ilmiah siswa diabaikan, maka

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 139


Razak & Kamaruddin http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

rata-rata hasil belajar siswa adalah 0,138. Selanjutnya untuk mencari uji kelinieran
Nilai B sikap ilmiah siswa menunjukkan regresi menggunakan tingkat kepercayaan
0,94 dimana menyatakan bahwa setiap 5% dengan menggunakan statistik Kriteria
skor sikap ilmiah siswa meningkat I, maka Penolakan, yang dari perhitungannya
rata-rata hasil belajar siswa akan terlihat bahwa F hitung nilainya lebih dari
meningkat 0,94. Untuk menguji F tabel (26,801 > 4,04) serta signifikansi
keberartian koefisien regresi dalam dibawah 0,05 (0,00 < 0,05), maka
perhitungan SPSS menggunakan statistik t. Hipotesis ditolak, yang artinya terdapat
hipotesis pengujian sebagai berikut: hubungan secara linier antara sikap ilmiah
Ho: Koefisien regresi tidak berarti siswa dengan hasil belajar.
(signifikan)
H1: Koefisien regresi berarti (signifikan) B. Pembahasan
Taraf pengambilan kepercayaan adalah Penelitian yang dilakukan peneliti untuk
5%. Dengan pengambilan keputusan mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah
membandingkan statistik thitung dengan siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
statistik ttabel. SMP Negeri 3 Minasatene yang telah diuji
Perhitungan koefisien konstanta, keberartian, model regresinya dan
diperoleh t hitung 5, 177, pada derajat korelasinya menunjukkan bahwa ada
kebebasan N-2 = 27 – 2 = 25, dengan pengaruh sikap ilmiah siswa dengan hasil
tingkat signifikan kepercayaan adalah 5% belajar dari siswa kelas VIII. Pengaruh yang
sehingga diperoleh t tabelnya adalah 2,02. terjadi antara sikap ilmiah dengan hasil
Sedangkan berdasarkan probabilitasnya belajar ini menunjukkan bahwa ada
diperoleh bahwa perhitungan pengaruh yang terjadi antara sikap ilmiah
signifikannya adalah 0,000. Oleh dengan hasil belajar ini menunjukkan
dikarenakan t hitung konstanta lebih dari t pengaruh yang cukup kuat dengan saling
tabel, dan probabilitasnya jauh dibawah mempengaruhi, dimana sikap ilmiah siswa
0,05, maka Ho diterima yang artinya mempengaruhi hasil belajar, ataupun
koefisien regresi signifikan untuk sebaliknya. Jadi semakin tinggi sikap ilmiah
konstantanya. siswa semakin tinggi pula hasil belajar
5. Uji Kelinieran Model Regresi siswa. Begitu pula sebaliknya semakin
Melalui perhitungan dengan SPSS rendah sikap ilmiah siswa hasil belajar
diperoleh hasil jumlah kuadrat regresinya siswa semakin menurun pula.
adalah 21,336, sedangkan jumlah kuadrat Besarnya pengaruh sikap ilmiah
sisanya adalah 31,843. Sehingga jumlah terhadap hasil belajar dapat dilihat dari
kuadrat totalnya adalah 53,179, rataan koefisien korelasinya dan R2 sebesar 40%
kuadrat regresinya adalah 21,336, dan sikap ilmiah mempengaruhi hasil belajar,
rataan kuadrat residunya adalah 0,79655. sedang 60% lainnya adalah komponen
pendukung lainnya, khususnya dalam

140 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018


Razak & Kamaruddin p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

mata pelajaran matematika. Hal tersebut pekerjaannya. Dengan demikian siswa


dapat terjadi, dikarenakan sikap ilmiah selalu kesempatan untuk mengembangkan
yang terdapat pada diri siswa merupakan sikap ilmiahnya. Hal tersebut sangat
sikap yang tidak dipaksakan seseorang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam
untuk bertindak dalam mempelajari mengerjakan soal khususnya meteri
sesuatu melainkan muncul dari diri siswa bangun ruang yang cukup signifikan.
itu sendiri, sehingga mendorong siswa Jadi semakin tinggi sikap ilmiah siswa
untuk mencapai tujuan belajar yaitu hasil dalam belajar matematika, maka hasil
yang tinggi dan maksimal. belajar matematika semakin baik pula.
Sikap ilmiah siswa yang berasal dari Sebaliknya semakin rendah sikap ilmiah
keingintahuan siswa, kejujuran siswa, serta siswa dalam belajar, maka hasil belajar
sikap kekritisan dalam mempelajari suatu siswa semakin menurun.
pelajaran, khususnya pelajaran
matematika menjadikan siswa dalam IV. PENUTUP
belajar matematika akan bersungguh- Berdasarkann kejian teori dari
sungguh tanpa ada paksaan dari pihak lain. penelitian yang telah dilaksanakan untuk
Karena sikap ilmiah siswa inilah yang membahas sikap ilmiah terhadap hasil
menjadikan siswa akan menyenangi belajar dalam materi bangun ruang pada
pelajaran, sehingga hasil belajar yang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Minasatene
diperoleh siswa akan baik. Jadi dalam hal dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Ada
ini belajar matematika, seorang guru tidak pengaruh yang positif sikap ilmiah
boleh memaksakan kehendaknya kepada terhadap hasil belajar dalam materi
siswa, tetapi guru membantu siswa untuk bangun ruang kelas VIII SMP Negeri 3
menentukan sikap ilmiah yang terdapat Minasatene; dan 2) Besar pengaruh sikap
dalam diri siswa, serta mengembangkan ilmiah terhadap hasil belajar dalam materi
sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa. bangun ruang dengan rataan kuadrat
Dengan demikian siswa akan leluasa dalam regresinya 21,366 sedangkan jumlah
belajar, khususnya dalam pembelajaran kuadrat sisanya adalah 31,843 sehingga
matematika. kuadrattotalnya adalah 53,179 dengan
SMP Negeri 3 Minasatene dalam fungsi tafsiran Y = 2.497 + 0,94 X.
pembelajaran matematika guru selalu
memberikan kepercayaan kepada siswa DAFTAR PUSTAKA
untuk mengembangkan idenya dalam Ainurrahman. 2006. Belajar Dan
menemukan sebuah rumus, guru juga Pembelajaran: Direktorat Jenderal
mengajak siswa untuk selalu bersikap jujur Pendidikan Tinggi Departemen
kepada siswa dalam mengerjakan ulangan Pendidikan dan Kebudayaan.
ataupun ujian, serta mengajarkan siswa Bandung: Alfabeta.
untuk selalu mengevaluasi hasil

Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 141


Razak & Kamaruddin http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa

Amin, Suyitno. 2012. Penilaian Ilmiah Surabaya: PT Fajar Interpratama


dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Mandiri.
Jurnal Pelangi Ilmu.
Anwar, Herson. 2009. Penilaian Ilmiah RIWAYAT HIDUP PENULIS
dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Firdha Razak, S.Pd. M.Pd.
Jurnal Pelangi Ilmu. Lahir di Pangkajene, 22 Mei
Anni, Catharina Tri. 2005. Psikologi Gabar 1989. Staf pengajar di STKIP
Pendidikan. Semarang: UPTK MKK Foto Andi Matappa Pangkep.
Penulis Studi : S1 Pendidikan
UNNES. Matematika di STKIP Andi
Pertama
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Matappa, Pangkep tahun
2007 dan lulus tahun 2011; S2
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Pendidikan Matematika di
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Universitas Negeri Makassar pada tahun 2012
Bandung: Yrama Widya. dan lulus tahun 2014. Tahun 2017 mendapat
Hibah Penelitian Dosen Pemula dari Ristekdikti
Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan dengan Judul “Analisis Tingkat Berpikir Siswa
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Berdasarkan Teori Van Hiele pada Materi Pokok
Cipta. Dimensi Tiga Ditinjau dari Gaya Kognitif Kelas XII
SMA Negeri 1 Pangkajene”. Tahun 2017 menjadi
Handini, Isriani. 2012. Strategi Belajar pembicara/penyaji makalah dalam pertemuan
Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Ilmiah Seminar Nasional Universitas
Cokroaminoto Palopo dan pertemuan ilmiah
Familia.
Seminar Internasional “2nd ICSMTR 2017”
Huda, Miftahul. 2011. Condition of
Learning. Surabaya: . Rahmat Kamaruddin, S.Pd. M.Pd.
Irianto, Agus. 2013. Statistik Konsep Dasar Lahir di Sinjai, 29 Juni 1986.
Aplikasi dan Penerapannya. Jakarta: Staf pengajar di STKIP Andi
Mudzakar, Ahmad dan Jiko Sutrisno. 2009. Matappa Pangkep. Studi :
S1 Pendidikan Matematika di
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Universitas Negeri Makassar,
Setia. tahun 2005 dan lulus tahun
2009; S2 Pendidikan
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran
Matematika di Universitas
Dengan Problem Based Learning. Negeri Makassar pada tahun 2011 dan lulus tahun
Jakarta. 2013. Tahun 2017 mendapat Hibah Penelitian
Dosen Pemula dari Ristekdikti dengan Judul
Sudjana. 2011. Metode Statistik. Bandung: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Tarsito Matematika Materi Geometri Berbasis Teori
Sukino. 2006. Matematika untuk SMP Belajar Van Hiele untuk Pengembangan
Pendidikan Karakter”. Tahun 2017 menjadi
Kelas VIII. Jakarta: Erlangga pembicara/penyaji makalah dalam pertemuan
Sukino. 2006. Matematika untuk SMP Ilmiah Seminar Nasional Universitas
Cokroaminoto Palopo dan pertemuan ilmiah
Kelas XI. Jakarta: Erlangga Seminar Internasional “2nd ICSMTR 2017”.
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.

142 Jurnal “Mosharafa”, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai