Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI DEPO-PROVERA

TERHADAP TERJADINYA ABNORMALITAS MENSTRUASI DI


PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ARANTRIWARDHANI
G0006181

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul : Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Depo-provera


terhadap Terjadinya Abnormalitas Menstruasi di Puskesmas Ngoresan
Surakarta

Arantriwardhani, NIM/Semester: G0006181/VIII, Tahun: 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Rabu, Tanggal 24 Maret 2010

Pembimbing Utama
Nama : Slamet Riyadi, dr., M.Kes.
NIP : 196004181992031001 ( _____________________ )
Pembimbing Pendamping
Nama : Prof. Dr. Bhisma Murti, MPH, M.Sc, Ph.D
NIP : 195510211994121001 ( ______________________)
Penguji Utama
Nama : Yulia Lanti Retno Dewi, dr., MSi.
NIP : 196103201992032001 ( _____________________ )
Penguji Pendamping
Nama : Sulistyo Santoso, dr.
NIP : 194511291976121001 ( ______________________)

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan


Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran UNS

Sri Wahjono, dr., M.Kes., DAFK Prof. Dr. AA. Subijanto, dr., M.S.
NIP : 19450824 197310 1 001 NIP : 19481107 197310 1 003
PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 24 Maret 2010

Arantriwardhani
NIM. G0006181
ABSTRAK

ARANTRIWARDHANI. G0006181. 2010. Pengaruh penggunaan kontrasepsi Depo


provera terhadap terjadinya abnormalitas menstruasi di Puskesmas Ngoresan,
Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan : Penggunaan Depo-provera di Indonesia sebesar 46,1% dari semua
jenis kontrasepsi. Sebanyak 25-50% akseptornya berhenti karena keluhan menstruasi
yang tidak normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
kontrasepsi jenis Depo-provera terhadap terjadinya abnormalitas menstruasi.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional. Subjek penelitiannya adalah ibu-ibu di Puskesmas Ngoresan Kota
Surakarta dengan kriteria sehat sistem reproduksinya, berusia 16-45 tahun, tidak
sedang menyusui, tidak memakai kontrasepsi lain sebelumnya. Jumlah sampel dalam
penelitian ini kelompok kontrol sebanyak 30 sampel dan 30 sampel pengguna
kontrasepsi suntik depo-provera. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara fixed
exposure sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan bantuan
wawancara. Data dianalisa dengan uji Chi Kuadrat, dengan menggunakan program
SPSS dan Stata.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Depo provera
dapat meningkatkan risiko terjadinya abnormalitas menstruasi. Persentase kejadian
abnormalitas menstruasi pada akseptor Depo provera sebanyak 100%, sedangkan pada
pengguna kontrasepsi non hormonal sebanyak 33.3%.
Simpulan : Penelitian ini menyimpulkan penggunaan kontrasepsi Depo provera
meningkatkan risiko kejadian abnormalitas menstruasi.

Kata kunci: Depo provera – abnormalitas menstruasi


ABSTRACT

ARANTRIWARDHANI. G0006181. 2010. The Effect of Depo provera


Contraception to The Abnormality of Mentruation at Puskesmas Ngoresan, Surakarta..
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Objective : The acceptor of Depo-provera in Indonesia is about 46,1%. Almost
25-50% desist because of the abnormality of mentruation. The aim of this research is
to know the influence of Depo-provera contraception to the happening of abnormality
menstruation.
Methods : This research is analitic research with cross sectional approach.
The subject of this research are women in Puskesmas Ngoresan-Surakarta who have
the criteria: having normal reproduction system, having age between 16-45 years, not
in suckling condition, doesn't use other contraception before. The number of the
sample is 30 women as control and 30 women as acceptor of depo-provera injection
contracenption. The sampling was done by fixed exposure sampling. This research
applies questionaire and interview. The data was analized by Chi Square test by using
SPSS and Stata program.
Results : The result of this research shows that the usage of Depo provera
can increase the risk of abnormal menstruation. The percentage of abnormal
menstruation in Depo provera acceptor is 100%, while in non hormonal contraception
acceptor is 33,3%.
Conclusion : This research conclude that the Depo provera acceptor can increase
the risk of abnormal menstruation.

Key words : Depo provera – abnormality menstruation


PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Kontrasepsi Depo-provera terhadap Terjadinya Abnormalitas
Menstruasi di Puskesmas Ngoresan Surakarta”. Laporan skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan, bimbingan,
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
atas bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi
ini kepada:
1. Prof.Dr.A.A.Subijanto,dr.,MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta
2. Slamet Riyadi, dr., M.Kes. dan Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, M.Sc, Ph.D selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Yulia Lanti Retno Dewi, dr., MSi. dan Sulistyo Santoso, dr. selaku penguji yang
telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4. Sri Wahjono,dr.,M.Kes,DAFK selaku ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian
Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
5. Ayah, ibu, dan Nyunyut yang telah memberikan semangat dan doa untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabatku Pipik, Tautau, Nia, Nurcah yang telah memberikan semua
bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Semua Mbakku di kost Simpati yang telah menjadi keluarga keduaku,
mendukungku lahir dan batin.
8. Anggota kelompok PBL B4, Inez, Aul, Banu, Beta, Ceza, Deasy, Epol, Pepep,
Hanifah, Darween, semoga silaturahmi kita terus terjaga.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan tenaga, waktu, dorongan dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan untuk perbaikan di masa
datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 24 Maret 2010

Arantriwardhani
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 4
1. Kontrasepsi Depo provera .......................................................................... 4
a. Definisi ................................................................................................... 4
b. Cara Penggunaan ................................................................................... 4
c. Mekanisme Kerja ................................................................................... 5
d. Kelebihan dan Kekurangan ................................................................... 5
e. Kontraindikasi ........................................................................................ 7
2. Menstruasi ................................................................................................... 8
a. Definisi .................................................................................................... 8
b. Abnormalitas Menstruasi ...................................................................... 12
3. Efek Kontrasepsi Depo porvera terhadap Menstruasi .............................. 14
4. Faktor Lain yang Menyebabkan Terjadinya Abnormalitas Menstruasi
pada Wanita ................................................................................................ 15
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 16
C. Hipotesis .......................................................................................................... 16
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 17
C. Subjek Penelitian ........................................................................................... 17
D. Teknik Sampling ............................................................................................ 18
E. Desain Penelitian ............................................................................................. 18
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 19
G. Cara Kerja ....................................................................................................... 19
H. Variabel Penelitian ......................................................................................... 19
I. Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 20
J. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 20
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................................. 22
BAB V. PEMBAHASAN ........................................................................................... 24
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................................ 27
B. Saran .......................................................................................... ................. 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ ..................... 28
LAMPIRAN ................................................................................................................... 30
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Menurut Umur ............................................. 22

Tabel 4.2 Distribusi Sampel Menurut Jenis Gangguan Menstruasi


Menurut Jenisnya ............................................................................. 22

Tabel 4.3 Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Depo provera Terhadap


Risiko Terjadinya Abnormalitas Menstruasi ................................. 23
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Tentang Pengaruh Penggunaan


Kontrasepsi Depo-provera Terhadap Terjadinya
Abnormalitas Menstruasi .............................................................. 16

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Tentang Pengaruh Penggunaan


Kontrasepsi Depo-provera Terhadap Terjadinya
Abnormalitas Menstruasi .............................................................. 18
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Ethical Clearance


Lampiran B. Informed Consent
Lampiran C. Kuesioner penelitian
Lampiran D. Data Primer Hasil Penelitian
Lampiran E. Hasil uji Chi Kuadrat
Lampiran F. Surat izin penelitian dari Fakultas Kedokteran UNS kepada Kepala
Dinas Kesehatan, Surakarta
Lampiran G. Surat izin penelitian dari Kantor Dinas Kesehatan Surakarta kepada
Kepala Puskesmas Ngoresan, Surakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertambahan penduduk dunia pertahunnya mencapai angka 90 juta,

diperkirakan pada tahun 2010 populasi dunia menjadi 7115 juta. Data yang kami

dapat dari BPS (Badan Pusat Statistik) (2009), jumlah penduduk Indonesia pada

tahun 2000 sebesar 200juta jiwa. Populasi dunia yang meningkat tidak sejajar

dengan tersedianya bahan pangan, sehingga masalah makanan dan sosial akan

semakin meningkat (Tjay dan Rahardja, 2002).

Angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih merupakan masalah

utama dalam kesehatan reproduksi di Indonesia yaitu 307 dalam 100.000


kelahiran. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan pelayanan bayi dan ibu hamil.

Juga mencegah kehamilan yang belum direncanakan (Saifuddin, 2006).

Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan

penduduk (Hartanto, 2004). KB merupakan suatu cara yang efektif antara lain

untuk mencegah mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilan risiko

tinggi, juga mengatur jarak kehamilan (Tjay dan Rahardja, 2002). Kehamilan

risiko tinggi antara lain kehamilan pada wanita usia <18 tahun dan >35 tahun,

kehamilan setelah 4 kelahiran, dan kehamilan dengan jarak <2 tahun (Hartanto,

2004).

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan. Ada yang

bersifat sementara dan juga ada yang permanen, yang bersifat sementara

misalnya coitus interuptus, kondom, kontrasepsi suntik, pil oral kombinasi,

implan, IUD (Intra Uterine Devices), dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat

permanen contohnya tubektomi pada seorang wanita dan vasektomi pada

seorang pria (Prawirohardjo, 2005; Hartanto, 2004). Pada tahun 2004, angka

prevalensi pemakaian kontrasepsi di Indonesia adalah 56,71%. Artinya satu

diantara dua pasangan usia subur di Indonesia pada tahun 2004 menggunakan

kontrasepsi (BPS, 2009).

Jutaan wanita di dunia menggunakan Depo-provera sebagai

kontrasepsinya (Connor, 2002). Di Amerika Serikat persentase akseptornya


sebanyak 1,9% dari total wanita yang berumur 15-44 tahun (Khan et. al., 2002).

Sedangkan di Indonesia, kontrasepsi suntik penggunaannya sebesar 46,1% dari

total penggunaan semua jenis kontrasepsi (BPS, 2009).

Depo-provera merupakan kontrasepsi suntik 3 bulanan yang telah dipakai

di berbagai Negara. Dengan angka kegagalan <1 per 100 wanita pertahun,

akseptornya semakin bertambah (Hartanto, 2004). Penggunaannya juga fleksibel

untuk semua perempuan dalam usia reproduksi (Saifuddin, 2006).

Di Indonesia sebanyak 25-50% akseptornya berhenti setelah

menggunakannya selama setahun, keluhan menstruasi yang tidak normal yang

menjadi penyebab utama dari penghentian penggunaan para akseptornya

(Hartanto, 2004).

Berdasarkan dari uraian diatas, peneliti bermaksud untuk mengetahui

pengaruh penggunaan kontrasepsi Depo-provera terhadap terjadinya

abnormalitas menstruasi di Puskesmas Ngoresan Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka didapatkan permasalahan

“Bagaimana pengaruh penggunaan kontrasepsi Depo-provera terhadap

terjadinya abnormalitas menstruasi?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kontrasepsi

jenis Depo-provera terhadap terjadinya abnormalitas menstruasi

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis

Dihasilkan suatu informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan dan

penelitian berikutnya tentang pengaruh penggunaan kontrasepsi Depo-

provera terhadap terjadinya abnormalitas menstruasi

2. Manfaat praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh penggunaan

kontrasepsi Depo-provera terhadap terjadinya abnormalitas menstruasi.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka

1. Kontrasepsi Depo-Provera

a. Definisi

Depo-provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan

untuk tujuan kontrasepsi parenteral (Prawirohardjo, 2005). Kontrasepsi

jenis ini mempunyai efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan

yaitu ≤ 0,3% pada penggunaan di tahun pertama (Khan et. al., 2002).

Kontrasepsi Depo-provera tidak mengandung estrogen, sehingga cocok

digunakan untuk wanita yang mempunyai kontraindikasi absolut

ataupun relatif terhadap penggunaan estrogen. Misalnya pada wanita

dengan kanker payudara, kehamilan, wanita perokok berusia lebih dari

35 tahun, wanita penderita hipertensi, dan wanita penderita migrain

dengan gangguan neurologi. Metode kontrasepsi ini bersifat reversibel,


fertilitas penggunanya dapat kembali lagi setelah penggunaan

dihentikan selama 9 bulan (Fisher dan Black, 2007).

b. Cara Penggunaan

Menurut Hartanto (2004) penggunaan kontrasepsi suntikan

dimulai pada 5-7 hari pertama dari siklus haid. Hormon disuntikkan

secara intramuskuler di daerah gluteus maksimus atau di deltoid

(Mansjoer dkk, 2001). Pada wanita yang gemuk, injeksinya lebih sering

di daerah deltoid, karena di daerah gluteus tumpukan lemaknya lebih

tebal sehingga jarum suntik tidak dapat mencapai intramuskuler (Nash,

2008). Depo-provera disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali dalam 3

bulan (Saifuddin, 2006).

c. Mekanisme Kerja

Depo-provera mengandung progestogen dosis tinggi dan

mekanisme kerjanya yang utama adalah menghambat perkembangan

folikel sehingga menghambat terjadinya ovulasi, lendir serviks menjadi

kental dan membuat endometrium menjadi atrofi sehingga kurang baik

untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi (Nash, 2008; Hartanto,

2004).

d. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihannya antara lain kontrasepsi jenis suntik ini sangat

berguna bagi pasien yang sering lupa minum kontrasepsi oral. Jadi

dapat menjadi alternatif lain (Saifuddin, 2006). Penemuan terbaru


menyebutkan bahwa kontrasepsi depo-provera ini tidak meningkatkan

risiko terjadinya kanker payudara (Kaunitz, 2004). Menurut Hartanto

(2004), pemakaian depo-provera bahkan dapat digunakan sebagai terapi

untuk karsinoma endometrium. Depo-provera dapat digunakan sebagai

terapi efektif endometriosis. Cara kerjanya dengan menekan kerja dari

gonadotropin sehingga konsentrasi estrogen menurun (David et. al.,

2006).

Menurunkan frekuensi kambuhan pada wanita dengan epilepsi

(Nash, 2008). Penggunaan depo-provera dapat memperbaiki kuantitas

ASI (Air Susu Ibu) dan tidak merubah komposisi dari ASI (Hartanto,

2004).

Kontrasepsi ini juga tidak mengganggu kembalinya masa

subur/fertilitas setelah pemakaian dihentikan. Data menunjukkan

bahwa lebih dari 50% mantan akseptor mengalami menstruasi kembali

setelah 6 bulan, dan sekitar 85% setelah 1(satu) tahun. Jika mantan

akseptor mengalami amenorea yang berkepanjangan, dapat diatasi

dengan konsumsi obat-obat yang merangsang ovulasi seperti

Chlomiphene Sitrat (Hartanto, 2004). Keterlambatan kembalinya

fertilitas bukan disebabkan oleh adanya kerusakan atau kelainan pada

organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat

suntikan dari depo atau tempat suntikannya (Saifuddin, 2006).


Kekurangannya antara lain telah diteliti oleh Dhanjal (2008)

bahwa pemakaian depo-provera menunjukkan peningkatan angka

kolesterol total dan LDL (Low-Density Lipoprotein),dan menurunkan

HDL (High-Density Lipoprotein). Penggunaan kontrasepsi jenis ini

pada wanita dewasa berhubungan dengan penurunan densitas mineral

tulang yang progresif pada daerah panggul dan tulang belakang

(Scholes et. al., 2004). Penurunan densitas tulang dikarenakan depo-

provera menurunkan estradiol dalam sirkulasi (Klein, 2005). Penurunan

densitas mineral tulang terbesar terjadi saat 2 tahun pertama

penggunaan kontrasepsi ini, bahkan hal ini meningkatkan juga risiko

fraktur pada wanita postmenopause (Fisher dan Black, 2007).

Efek samping lain berupa resistensi insulin ditunjang dengan

penemuan fakta yaitu meningkatnya jumlah asam lemak bebas disertai

dengan status resisitensi insulin juga intoleransi glukosa. Hilangnya

komponen hormon estrogenik menjadi alasan meningkatnya resiko

komplikasi vaskuler jika kontrasepsi jenis ini digunakan oleh wanita

penderita diabetes (Khan et. al., 2002). Peningkatan berat badan sampai

2-3 kg dalam 1 tahun dan penurunan kolesterol HDL juga dapat terjadi

(Nash, 2008).

e. Kontraindikasi

1) Kehamilan

2) Diabetes (Hartanto, 2004)


3) Migrain

4) Pada wanita yang mengalami gangguan pada system antikoagulasi

darahnya dapat mengakibatkan terbentuknya hematoma di tempat

injeksi

5) Hipertensi

6) Thrombosis

7) Hepatitis (Dhanjal, 2008)

2. Menstruasi

a. Definisi

Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik dalam

uterus, yang disertai dengan pelepasan lapisan endometrium, dan terjadi

di lapisan fungsional endometrium (Prawirohardjo, 2005; Jabbour et.

al., 2005). Hormon steroid ovarium, estradiol, dan progesteron-lah

yang berperan dalam pengaturan pergantian komposisi lapisan

endometrium selama siklus menstruasi (Jabbour et. al., 2005).

Panjang siklus menstruasi rata-rata pada manusia adalah 25-32

hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar

antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42

hari dan tidak teratur, biasanya siklus haidnya tidak berovulasi atau

anovulatori. Lama haid rata-rata antara 3-5 hari. Jumlah darah yang

keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc (Prawirohardjo, 2005).

Tiap menstruasi terdapat 3 masa yang utama, yaitu :


1) Masa menstruasi berlangsung selama 2-8 hari. Pada masa ini lapisan

fungsional endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-

hormon ovarium yang paling rendah.

2) Masa proliferasi sampai hari ke-14. Pada waktu itu endometrium

tumbuh kembali. Sehingga disebut masa proliferasi pada

endometrium.

3) Masa sekresi. Terjadi perubahan dari corpus rubrum menjadi korpus

luteum yang menghasilkan progesteron. Progesteron inilah yang

mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium, mulai bersekresi

dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah ke arah sel-sel

desidua, terutama yang berada diseputar pembuluh arterial. Keadaan

ini memudahkan adanya nidasi (Prawirohardjo, 2005).

Siklus menstruasi normal dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase

folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar

hormone sepanjang siklus menstruasi disebabkan oleh mekanisme

umpan balik antara hormon steroid dan hormon Gonadotropin. Estrogen

menyebabkan umpan balik negativ terhadap FSH (Follicle-Stimulating

Hormone) yang meningkat, sedangkan terhadap LH (Luteinizing

Hormone), estrogen menyebabkan umpan balik negativ jika kadarnya

rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi (Prawirohardjo,

2005).
Pada fase folikular, folikel primordial membesar di bawah

pengaruh umum FSH. Kadar hormon estrogen pada minggu pertama

fase folikuler akan tampak rendah , tetapi kenaikannya mulai terjadi

secara progesif bersamaan dengan pembesaran folikel. Estrogen

mencapai kadar maksimalnya 24 jam sebelum terjadinya LH surge dan

membuat hipofisis menjadi sensitif terhadap GnRH (Gonadotropin-

releasing Hormone). LH dilepaskan sebagai respon terhadap kadar

estrogen yang tinggi ini dengan cara umpan balik positif atau sebagai

respon terhadap penurunan estrogen secara mendadak dari kadar

puncaknya. Kadar progesteron sangat rendah pada fase folikuler.

Puncak kadar LH menandai akhir fase folikuler dan mendahului fase

ovulasi, yaitu 16-18 jam sebelumnya (Granner, 2003).

Pada fase luteal, setelah ovulasi sel granulosa dari folikel yang

mengalami ruptur akan mengadakan luteinisasi dan membentuk korpus

luteum, yaitu sebuah struktur yang segera memulai produksi

progesteron dan estradiol. Puncak kadar estradiol berada di sekitar

pertengahan fase luteal dan kemudian menurun sampai suatu kadar

yang sangat rendah (Granner, 2003).

Hormon utama pada bagian luteal siklus tersebut adalah

progesteron. Progesteron diperlukan untuk menyiapkan dan

mempertahankan endometrium sekretonik yang melaksanakan

pemberian awal nutrisi bagi blastosit implantasi. LH diperlukan untuk


pemeliharaan awal korpus luteum dan hipofisis akan memasok hormon

ini selama sekitar 10 hari. Jika terjadi implantasi (pada hari ke 22-24

dari siklus rata-rata), fungsi LH ini akan diambil alih oleh HCG

(Human Chorionic Gonadotropin), yaitu suatu hormon plasenta yang

sangat menyerupai LH dan dibuat oleh sel sitotropoblas dari embrio

awal yang berimplantasi. HCG merangsang sintesis progesteron lewat

korpus luteum sampai plasenta membuat sejumlah besar hormon steroid

ini (Granner, 2003).

Fase menstruasi, bila tidak terjadi implantasi dan tidak terdapat

HCG, maka korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadi

peristiwa menstruasi. Setelah endometrium meluruh, siklus haid yang

baru akan dimulai lagi (Granner, 2003).

b. Abnormalitas Menstruasi

Abnormalitas menstruasi adalah menstruasi yang tidak sesuai

dengan menstruasi normal dan atau tidak seperti biasanya. Peningkatan

insiden dari terjadinya abnormalitas menstruasi di abad 21,

dihubungkan dengan perubahan gaya hidup. Abnormalitas menstruasi

mempunyai manifestasi klinis antara lain menoragia, dismenorea,

menstruasi yang tidak teratur, oligomenorea, dan amenorea. Angka

kejadian gangguan ini berhubungan erat dengan terganggunya aksis

hipotalamus-pituitary-ovarium (Jabbour et. al., 2005).


Macam-macam abnormalitas menstruasi diantaranya adalah :

1) Hipermenorea / menoragia

Ialah pendarahan pada menstruasi yang lebih banyak dari normal

(lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi uterus,

misalnya adanya mioma uteri. Volume darah menstruasi yang

keluar terlalu banyak dan dapat ditentukan dengan pengukuran

volume darah menstruasi yang keluar yaitu lebih dari 80ml dalam

1(satu) siklus menstruasi (Jabbour et. al., 2005).

2) Hipomenorea

Ialah pendarahan haid yang lebih pendek dan atau kurang dari

biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita,

pada uterus (misalnya : sesudah miomektomi), pada gangguan

endokrin dan lain-lain. Adanya hipomenorea tidak mengganggu

fertilitas (Prawirohardjo, 2005).

3) Polimenorea

Adalah gangguan haid dimana siklus haid lebih pendek dari biasa

(kurang dari 21hari). Pendarahan kurang labih sama atau lebih

banyak dari biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama polimenoragia

atau epimenoragia (Prawirohardjo, 2005).

4) Oligomenorea
Adalah gangguan haid dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari

35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal ini sudah

mulai dinamakan amenorea. Pendarahan pada oligomenorea

biasanya berkurang (Prawirohardjo, 2005).

5) Amenorea

adalah keadaan tidak adanya haid atau sedikitnya 3 bulan berturut-

turut. Gangguan ini dibagi menjadi amenorea primer dan amenorea

sekunder. Amenorea primer bila seorang wanita berumur 18 tahun

ke atas tidak pernah mendapat haid, sedangkan pada amenorea

sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak

mendapat lagi (Prawirohardjo, 2005).

6) Dismenorea

Adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot

uterus. Kejang otot uterus disebabkan oleh jumlah prostaglandin

yang berlebihan pada darah menstruasi, sehingga merangsang

hiperaktivitas uterus. Gejala utamanya adalah nyeri dimulai pada

saat awal menstruasi. Rasa nyeri dapat tumpul atau tajam (Price dan

Wilson, 2005).

3. Efek kontrasepsi depo-provera terhadap menstruasi (David et. al.,

2006; Sarojini dan Murthy, 2005)

a. Amenore

b. Spotting bleeding
c. Menoragia

Masalah pada menstruasi merupakan keluhan yang paling sering

ditemukan dari para akseptor. Keadaan ini juga merupakan alasan para

penggunanya untuk menghentikan penggunaannya sebanyak 30-40%

dalam 1 tahun (Nash, 2008). Insiden yang tertinggi adalah amenorea, hal

ini berhubungan dengan atrofi endometrium. Sebanyak duapertiga

akseptor Depo-provera akan mengalami amenorea. Sebenarnya amenore

memberikan efek yang menguntungkan, karena dapat mengurangi insiden

anemia. Yang perlu diobati secara rutin adalah akseptor dengan menoragia

(Hartanto, 2004).

Depo-provera juga mengakibatkan menstruasi yang tidak teratur,

namun menstruasi yang banyak dan lama terjadi pada 10% dari wanita.

Keadaan ini dapat diterapi dengan memberikan ethinylestradiol atau

dengan Asam Mefenamat (Nash, 2008). Keluhan spotting bleeding akan

berkurang seiring jalannya waktu, namun amenore akan semakin sering

terjadi sesuai dengan lamanya penggunaan (Hartanto, 2004).

4. Faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya abnormalitas

menstruasi pada wanita

Gangguan menstruasi berhubungan dengan gangguan pada aksis

GnRH. Misalnya pada penurunan berat badan yang besar, aktivitas fisik

yang berlebihan, perubahan pada pola tidur dan makan, juga pada wanita
dengan stressor yang besar. Penyakit kronis juga dapat menjadi

penyebabnya, misalnya pada Diabetes Melitus yang tidak terkontrol,

Sindroma Turner, juga pada Disgenesis Gonad. Hiperandrogenisme,

Hiperprolaktinemia, tumor ovarium dan tumor adrenal merupakan contoh

penyebab lainnya (Klein, 2005).

B. Kerangka Pemikiran

Kontrasepsi Depo-provera

Progesteron

Gangguan aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium

amenorea menoragia

Spotting bleeding polimenore


a

oligomenorea hipomenorea

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Tentang Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi


Depo-provera Terhadap Terjadinya Abnormalitas Menstruasi
C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan di atas, hipotesisnya adalah ada pengaruh

penggunaan kontrasepsi Depo-provera terhadap terjadinya abnormalitas

menstruasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey epidemiologik dengan pendekatan

cross sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngoresan Kota Surakarta pada

bulan Januari 2010

C. Subjek Penelitian

1. Subjek pada penelitian ini adalah ibu-ibu di Puskesmas Ngoresan Kota

Surakarta dengan kriteria :

a. Sehat sistem reproduksinya

b. Berusia antara 16-45 tahun

c. Tidak sedang menyusui

d. Tidak memakai kontrasepsi lain sebelumnya

e. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal apapun (bagi kelompok

kontrol)
2. Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah dari ibu-ibu yang

memenuhi kriteria di atas, dimana kelompok kontrol meliputi 30 sampel dan

30 sampel pengguna kontrasepsi suntik depo-provera

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara fixed exposure sampling, yaitu

pencuplikan sampling yang dimulai dengan memilih sampel berdasarkan status

paparan subjek, sedang status penyakit subjek bervariasi mengikuti status paparan

yang sudah “fixed” (Murti, 2006).

Dengan jumlah sampel masing-masing sebanyak 30 orang dari kelompok

pengguna kontrasepsi depo-provera dan kelompok kontrol adalah yang tidak

menggunakan kontrasepsi apapun.

E. Desain Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010

Populasi wanita usia subur Populasi wanita usia subur


pengguna depo-provera pengguna depo-provera di
Puskesmas Ngoresan
Surakarta

sampel

Pengukuran variabel

Analisis data

kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka penelitian tentang pengaruh penggunaan kontrasepsi depo-
provera terhadap terjadinya abnormalitas menstruasi

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan kuesioner dengan bantuan wawancara.

G. Cara Kerja

1. Peneliti didampingi Bidan dari puskesmas Ngoresan mewawancarai subjek

penelitian

2. Peneliti mamberikan kuesioner kepada subjek penelitian untuk diisi

3. Peneliti akan mendampingi subjek penelitian pada waktu pengisian kuesioner

H. Variabel Penelitian

1. Variable bebas : kontrasepsi Depo-provera

2. Variable terikat : abnormalitas menstruasi

3. Variable pengganggu

a. Terkendali

1) Penyakit / keadaan kesehatan

2) Usia

b. Tidak terkendali

Psikis
I. Definisi Operasional Variabel

1. Kontrasepsi Depo-provera

a. Definisi

Adalah suatu metode KB secara hormonal yang hanya berisi progestrin

tanpa estrogen. Digunakan secara injeksi intramuskular setiap 11 sampai 13

minggu.

b. Skala pengukuran : kategorikal

2. Abnormalitas menstruasi

a. Definisi

Adalah menstruasi yang tidak sesuai dengan menstruasi normal dan atau

tidak seperti biasanya. Manifestasi klinis antara lain menoragia, dismenorea,

menstruasi yang tidak teratur, oligomenorea, dan amenorea. Angka kejadian

gangguan ini berhubungan erat dengan terganggunya aksis hipotalamus-

hipofisis-ovarium.

b. Skala pengukuran : kategorikal

J. Teknik Analisis Data

Pengaruh penggunaan kontrasepsi depo-provera terhadap terjadinya

abnormalitas menstruasi diukur menggunakan uji statistik Chi kuadrat dengan CI

95%.
Data akan dianalisis dengan menggunakan tabel kontingensi seperti berikut :

Kontrasepsi depo-provera Kontrasepsi non hormonal


Ya A B
Tidak C D

Uji statistik Chi kuadrat (X²)

N (ad – bc)²
X²= (a+b) (c+d) (a+c) (b+d)

Confidence Interval (CI) 95%

1 ± Z 1 – α/2 /√X²
CI 95% = OR

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di wilayah Puskesmas

Ngoresan, Jebres, Surakarta. Dari penelitian yang telah dilakukan pada 60 responden

yang terdiri dari 30 responden akseptor suntik Depo-provera dan 30 wanita yang

menggunakan kontrasepsi non hormonal, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Karakteristik sampel menurut umur


Variabel n Mean SD
Umur 60 30.8 7.3

Dari tabel 4.1 didapatkan mean dari umur subjek penelitian adalah 30.8.
Tabel 4. 2 Distribusi sampel menurut jenis gangguan menstruasi menurut jenisnya
Jenis gangguan menstruasi n %
Amenore 37 50.7
Dismenore 6 8.2
Spotting bleeding 19 26.0
Menoragia 11 15.1
Total 73 100.0

Dari Tabel 4.2 didapatkan hasil jenis gangguan menstruasi yang paling banyak

ditemukan adalah amenore yaitu sebesar 50.7%. Selanjutnya spotting bleeding

(26.0%), menoragia (15.1%), dan yang paling sedikit adalah dismenore (8.2%).

Tabel 4. 3 Pengaruh penggunaan kontrasepsi depoprovera terhadap risiko terjadinya


gangguan menstruasi.
Jenis Gangguan menstruasi X2 P
Kontrasepsi Ada Tidak ada Total
Depo provera 30 (100%) 0 (0%) 30 (100%) 30.0 <0.001
Hormonal 10 (33.3%) 20 (66.7%) 30 (100%)

Pengaruh penggunaan kontrasepsi Depo provera terhadap risiko terjadinya


gangguan menstruasi ditunjukkan menggunakan program analisis data Stata 7.0
dengan uji Chi Kuadrat dengan CI 95%. Didapatkan hasil X2 sebesar 30.0 dan
p<0.001. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain terdapat
pengaruh yang bermakna penggunaan kontrasepsi Depo provera terhadap terjadinya
abnormalitas menstruasi di Puskesmas Ngoresan, Surakarta.

BAB V

PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan kontrasepsi Depo provera

terhadap terjadinya abnormalitas menstruasi yang telah dilaksanakan di Puskesmas

Ngoresan, Surakarta pada bulan Januari 2010 diperoleh data yaitu sebanyak 30 orang

yang menggunakan kontrasepsi Depo provera mengalami abnormalitas menstruasi,

dan tidak ada akseptor Depo provera yang tidak mengalami abnormalitas menstruasi.

Sedangkan pada pengguna kontrasepsi non hormonal didapatkan 10 orang mengalami

abnormalitas menstruasi, dan 20 orang yang tidak mengalami abnormalitas

menstruasi.

Didapatkan hasil X2 sebesar 30.0 dan p <0.001. Dengan kata lain terdapat

pengaruh yang bermakna penggunaan kontrasepsi Depo provera terhadap terjadinya

abnormalitas menstruasi di Puskesmas Ngoresan, Surakarta.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Nash (2008), bahwa

abnormalitas menstruasi yang dialami oleh akseptor Depo provera merupakan keluhan

yang paling sering terjadi. Abnormalitas menstruasi disebabkan oleh mekanisme dari

hormon progesteron dalam kontrasepsi ini. Dengan adanya hormon progesteron yang

berlebihan dalam aliran darah, akan menghambat perkembangan folikel (Nash, 2008;

Hartanto, 2004).

Pada tabel 4.2 menggambarkan distribusi sampel menurut jenis gangguan

menstruasi yang paling sering terjadi adalah amenore yaitu sebanyak 50.7%, hasil ini

juga serupa dengan hasil penelitian dari David et. al. (2006) yaitu dari 56,5% wanita
akseptor Depo provera akan mengalami amenore. Amenore disebabkan atropi pada

endometrium, sehingga endometrium tidak berfungsi normal (Hartanto, 2004).

Amenore yang terjadi pada subjek penelitian ini adalah amenore sekunder.

Amenore sekunder didefinisikan sebagai tidak terjadinya menstruasi selama 3 bulan

pada wanita dengan riwayat menstruasi yang normal sebelumnya. Beberapa obat-

obatan kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron dosis tinggi seperti Depo

provera dapat menginduksi terjadinya amenore sekunder. Pada amenore sekunder

terjadi gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium, yaitu insufisiensi

produksi, pelepasan, atau pengaturan dalam peningkatan FSH yang menyebabkan LH

surge (lonjakan LH) tidak terjadi. Tanpa terjadinya LH surge, ovulasi tidak akan

terjadi, korpus luteum tidak akan berkembang, progesteron tidak di produksi oleh

ovarium, proliferasi terjadi terus menerus, sehingga menstruasi tidak akan terjadi.

Pada jangka waktu panjang akan mengakibatkan perdarahan uterus disfungsional,

hiperplasi endometrium, dan adenokarsinoma (Simon, 2007).

Tabel 4.1 memberikan gambaran mengenai karakteristik sampel menurut

umur. Dari tabel tersebut dari range umur 16-45 tahun pada 60 orang jumlah subjek

penelitian didapatkan mean sebesar 30.8.

Meskipun peneliti telah mengendalikan faktor risiko abnormalitas menstruasi

selain penggunaan kontrasepsi Depo provera, seperti usia dan penyakit dan keadaan

kesehatan, namun peneliti tidak dapat mengontrol hal-hal yang bersifat psikis dari

masing-masing responden. Karena stress psikologi dapat menginduksi terjadinya


siklus menstruasi yang anovulasi dan juga dapat menghambat siklus menstruasi yang

normal (Centeno et al., 2007)

Faktor pengambilan sampel yang terbatas juga turut mempengaruhi. Penelitian

lapangan senantiasa memiliki kelemahan dalam hal pengendalian variabel yang

berpengaruh akibat terbatasnya jumlah subjek dan alokasi waktu penelitian.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini menyimpulkan penggunaan Depo provera meningkatkan

risiko terjadinya gangguan menstruasi, baik amenore, spotting bleeding,

menoragia, ataupun dismenorea.

B. Saran

1. Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut mengenai efek samping lain pada

penggunaan kontrasepsi hormonal lainnya, karena jumlah akseptornya

yang semakin banyak.

2. Perlunya diberikan penjelasan dan pengetahuan pada para akseptor

kontrasepsi Depo provera bahwa terjadinya abnormalitas menstruasi

merupakan efek samping. Dan amenore merupakan efek samping yang


paling sering terjadi, namun hal tersebut tidak membahayakan pada

tubuhnya juga fertilitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2009a. Penduduk Indonesia menurut provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, dan
2000.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&not
ab=2 (03 Oktober 2009)
_____. 2009b. Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi.
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/331/331/1/3/ (25 Oktober
2009)
_____. 2009c. Contraceptive mix.
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/331/331/1/3/ (25 Oktober
2009).

Centeno M., Sanchez R.L., Cameron J.L., Bethea C.L. 2007. Hypothalamic
expression of serotonin 1A, 2A and 2C receptor and GAD67 mRNA in female
cynomolgus monkeys with different sensitivity to stress. Brain Research. 1142:
1-12

Connor P.D., Tavernier L.A., Thomas S.M., et. al., 2002. Determining risk between
depo-provera use and increased uterine bleeding in obese and overweight
women. JABFP. 15: 7-10

David P.S., Boatwright E.A., Tozer B.S., et. al.. 2006. Hormonal contraception
update. Mayoclinic Proceedings. 81(7):949-955

Dhanjal M.K. 2008. Contraception in women with medical problems. Obstetric


Medicine. 1: 78–87

Fisher W.A., Black A. 2007. Contraception in Canada : A review of method choices,


characteristics, adherence and approaches to counseling. CMAJ. 176(7):953-61.

Granner D.K., 2003. Biokimia Harper. Ed 25. Jakarta : EGC, pp : 574-5

Hartanto H. 2004. Keluarga Berancana dan Kontrasepsi. Ed 1. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan, pp : 22-3, 42-4, 96, 163, 175
Jabbour H.N., Kelly R.W., Fraser H.M., et. al., 2006. Endocrine regulation of
menstruation. Endocrine Reviews. 27(1):17–46

Kaunitz A.M. 2004. Depo-provera and norplant do not increase breast cancer risk.
Contraception. 69:353-60

Khan H.S., Curtis K.M., Marchbanks P.A. 2003. Effects of injectable or implantable
progestin-only contraceptives on insulin-glucose metabolism and diabetes risk.
Diabetes Care. 26:216–225

Klein J.D. 2005. Emergency contraception. Pediatrics. 116:1026–1035

Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3.
Jakarta : Media Aesculapius, p : 363

Murti B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
di Bidang Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, p : 68

Nash E. 2008. Progestogen-only contraception. InnovAiT. 1(7):508-519

Prawirohardjo S. 2005. Ilmu Kandungan. Ed 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, pp :


21, 103-4, 112, 204-5, 534-52

Price S.A. dan Wilson L.M. 2005. Patofisiologi. Ed 6. Jakarta : EGC, p : 1288

Saifuddin A.B., 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Ed 2. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp : 1, mk 41-3

Sarojini N.B., Murthy L. 2005. Why women’s groups oppose injectable


contraceptives. Indian Journal of Medical Ethics. 2(1):27-9

Scholes D., LaCroix A.Z., Ichikawa L.E., 2005. Change in bone mineral density
among adolescent woman using and discontinuing depot medroxyprogesterone
acetate contraception. Arch Pediatri Adolesc Med. 159:139-44

Simon J. A., 2007. Secondary amenorrhea: Uses of progesterone for induction of


bleeding. February 2007 · Vol. 2, No. 7 Suppl: S6-S8

Tjay T. H. dan Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting. Ed 5. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo, p : 669

Anda mungkin juga menyukai